Pengertian Kepariwisataan Penanganan boarding pada PT. Prathita Titian Nusantara Di Bandara Internasional Minangkabau

10 diantara mereka menggunakan waktu luangnya untuk melakukan perjalanan wisata dalam negeri atau luar negeri. Meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata menuntut pula peningkatan pelayanan Biro Perjalanan Umum, Tour Operator, dan Agen Perjalanan. Dengan kata lain diperlukan peningkatan pelayanan pengatur perjalanan wisata yang lebih baik pula dan semuannya ini akhirnya sangat tergantung pula pada pada sumber daya manusia yang professional yang mengelolanya. Sampai dengan bulan Oktober tahun 1994 saja jumlah usaha perjalanan wisata sudah meningkat 1.663, yang terdiri dari 968 Biro Perjalanan Wisata, 410 Cabang Biro Perjalanan Wisata, dan 285 Agen Perjalanan yang hanya melayani penjualan tiket saja. Jumlah ini secara kuantitatif relative cukup banyak, tetapi secara kualitatif dirasakan sekali kekurangnya.

2.2. Pengertian Kepariwisataan

11 Sebelum mengakaji lebih lanjut mengenai pariwisata dan memperkirakan pengaruhnya terhadap perekonomian, lingkungan fisik dan sosial, maka terlebih dulu dibuat defenisi yang tepat mengenai kepariwisataan. Frechtling 1976 :59 bahwa defenisi-defenisi untuk kepariwisataan haruslah memenuhi criteria sebagai berikut: 1. Harus diskrit dan tidak meragukan serta harus jelas mendefenisikan tentang suatu aktivitas atau suatu entity suatu aktivitas atau entity yang berbeda dari suatu aktivitas atau entity lainnya. Yakni harus tidak ada keraguan mengenai apa yang mencakup atau tidak mencakup dalam suatu kategori. 2. Mempermudah pengukuran yang konsisten dan obyektif. 3. Pembuatan defenisi harus mengacu pada penelitian-penelitian terpenting mengenai perjalanan wisata dan penggunaan bahasa sehari-hari untuk mempermudah perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan hasil penelitian. Prinsip-prinsip diatas kurang mendapat perhatian dalam penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan hingga dewasa ini. Dalam kenyataan jumlah defenisi mengenai kepariwisataan yang sekarang ini ada hamper sama banyaknya dengan jumlah pengkajian fenomena kepariwisataan yang telah dilakukan oleh Frechtling, ditemukan empat puluh tiga defenisi yang berbeda untuk tiga istilah yaitu traveler, tourist dan visitor. Penemuan tersebut diatas menunjukkan kurangnya koordinasi dalam penelitian-penelitian mengenai perjalanan dan hal ini menghambat perbandingan-perbandingan antara data penelitian perjalanan. Hal ini sangat fundamental dalam penelitian dampak-dampak yang timbul oleh kepariwisataan adalah unsur utama dari kepariwisataan itu sendiri, yakni tourist wisatawan. Tourist berasal dari kata tour yang menurut kamus Webster Internasional mengandung arti suatu perjalanan dimana pelaku perjalanan tersebut akan kembali ketitik start; suatu perjalanan yang melingkar yang biasanya dilakukan untuk bisnis, bersenang- 12 senang, pendidikan dan selama perjalanan tersebut akan dikunjungi beberapa tempat dan untuk melakukan perjalanan tersebut biasanya terlebih dahulu telah dibuat rencana perjalanan. Menurut Oxford English Dictionary 1933: 190 defenisi dari tourist adalah yang melakukan perjalanan, terutama yang melakukannya untuk rekreasi; orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan dan kebudayaan, orang yang mengunjungi sejumlah tempat untuk melihat-lihat obyek-obyek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal-hal lain dengan tujuan yang sama. Frechtling 1976: 60 analisisnya mengenai defenisi-defenisi tersebut diatas telah menyusun empat kriteria dasar yang dipergunakan dalam perumusan defenisi, yaitu: 1. Tujuan perjalanan 2. Modal transportasi 3. Lama tinggal di tempat tujuan 4. Jarak perjalanan. Telah disepakati secara umum bahwa dua kriteria yang disebutkan pertama diatas tidak cukup untuk defenisi-defenisi komtemporer yang praktis. Oleh karena itu perhatian telah di konsentrasikan pada dua criteria yang disebutkan terakhir. Lama tinggal length of stay merupakan salah satu unsur utama dalam defenisi tourist yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang mengharuskan bahwa lamanya tinggal wisatawan ditempat tujuan adalah lebih dari 24 jam dan kurang dari 12 bulan.

2.3. Prasarana dan Sarana Kepariwisataan