11
struktur. Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja  beton  yang  dibuat.  Kinerja  beton  ini  harus  disesuaikan  dengan  kelas  dan
mutu  beton  yang  dibuat
.
Sehingga  dalam  penggunaannya  dapat  disesuaikan dengan  bangunan  ataupun  kontruksi  yang  akan  dibangun  untuk  mendapatkan
hasil yang memuaskan dan sesuai dengan dibutuhkan [6].
2.3.   Beton Ringan
Didalam      bidang    ilmu    teknologi      beton    dikenal    adanya    istilah beton  ringan
lightweight      concrete
.    Pembuatan  beton  ringan  dengan pemakaian  aggregat  ringan  dimulai  sejak  munculnya  aggregat  ringan  yang
dibuat  dari  proses  pembakaran
sha le
dan
cla ys
pada  tahun  1917  oleh
S.J. Ha yde
.  Pemakaian  beton ringan  pertama  kali  diperkenalkan  di  Amerika  pada Perang  Dunia  I  1917  oleh perusahaan
Emergency   Fleet   Building
,   dengan memakai   aggregate
expa nded sha le
,  dan   dipakai  untuk   konstruksi   kapal serta  perahu.  Beton  ringan  bertulang tersebut  mempunyai  kekuatan  34,47  Mpa
dan berat isi 1760 kgm3. Sejak   tahun   1950-an beton  ringan  telah   dipakai pada  struktur  gedung
bertingkat,  lantai  kendaraan  pada  jembatan  dan  beton  precast,  dan  lain-lain. Ada   beberapa   cara  untuk   memproduksi   beton   ringan  tetapi  itu   semuanya
hanya  tergantung  pada  adanya  rongga  udara  dalam  aggregat,  atau pembuatan  rongga  udara  dalam  beton,  diantaranya  ada  beberapa  cara
pembuatannya,  yaitu dapat  dilakukan  dengan 3 cara pembuatan: 1.
Beton  ringan  dengan  bahan  batuan  yang  berongga  atau  agregat ringan  buatan  yang  digunakan  juga  sebagai  pengganti  agregat
dasarkerikil.  Beton  ini  memakai  aggregat  ringan  yang  mempunyai berat  jenis  yang  rendah    berkisar  1400  kgm
3
-2000  kgm
3
akibat agregat kasar yang ber sifat
porous
.  Agr egat yang dipakai   bera sal dari  ala m,  proses  pembakaran,  hasil  produksi  industri  serta  bahan-
bahan  organik  lainnya.  Berdasarkan  aggregate  beton  ringan  ini  dapat dikelompokkan  menjadi 2 yaitu:
a. Beton ringan-total
All-Lightweight Concrete
Campuran  beton dengan menggunakan agregat ringan butiran halus  maupun kasar.
12
b. Beton Ringan Pasir
Sa nd-Lightweight Concrete
. Untuk memperoleh kekuatan  beton   yang lebih baik,   agregat  halus  diganti
dengan pasir alam sedangkan agregat kasar merupakan  agregat ringan. Beton  ringan  dapat  dibagi  lagi  dalam  tiga  golongan  berdasarkan  tingkat
kepadatan  dan  kekuatan  beton  yang  dihasilkan  dan  berdasarkan  jenis  agregat ringan yang dipakai, beton ringan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Beton insulasi
insulating  concrete
Beton   ringan dengan berat
density
antara 300 kgm
3
- 800  kgm
3
dan  berkekuatan  tekan  berkisar  0,5-6,89  MPa,  yang  biasanya dipakai  sebagai  beton  penahan  panas  insulasi  panas  disebut  juga
low  density  concrete
.    Beton  ini  banyak  digunakan  untuk  keperluan insulasi,  karena  mempunyai  kemampuan  konduktivitas  panas  yang
rendah,  serta  untuk  peredam  suara.    Jenis  agregat  yang  biasa digunakan  adalah
Perlite
dan
Vermiculite
. 2.
Beton ringan dengan kekuatan sedang
Modera te  Strength  Concrete
Beton  ringan  dengan berat
density
antara  800 kgm
3
-  1440  kgm
3
, yang  biasanya  dipakai  sebagai  beton  struktur  ringan  atau  sebagai
pengisi
fill  concrete
.  Beton  ini  terbuat  dari  agregat  ringan  buatan seperti:  terak
sla g
,  abu  terbang
fly  a sh
,  lempung,  batu  sabak
sla te
,  batu  serpih
sha le
,  dan  agregat  ringan  alami,  seperti
pumice
,
skoria
, dan
tufa
. Beton ini biasanya memiliki kekuatan  tekan berkisar  5  - 17 Mpa.
3. Beton  Struktural
Structura l  Concr ete
Beton  ringan  dengan  berat
density
antara 1440 kgm
3
-1850 kgm
3
yang dapat dipakai sebagai beton struktural jika bersifat mekanik kuat tekan dapat memenuhi
syarat  pada  umur  28  hari  mempunyai  kuat  tekan  berkisar    17,24 Mpa.    Untuk  mencapai  kekuatan  sebesar  itu,  beton  ini  dapat
memakai  agregat  kasar  seperti
expa nded  shale,  cla ys,  slate,
dan
slag
. 4.
Beton ringan tanpa  pasir
No  Fines  Concrete
adalah beton yang tidak menggunakan  aggregat  halus  pasir  pada  campuran  pastanya  atau
13
sering  disebut  beton  non  pasir,  sehingga  mempunyai  sejumlah  besar pori-pori. Dengan  berat isi berkisar 880-1200 kgm
3
.  Kekuatan beton
no fines
berkisar 7-14 MPa yang dipengaruhi  oleh berat isi beton dan kadar semen. Pemakaian beton tipe ini sangat baik untuk kemampuan
insulasi    dari  struktur,    meskipun    keberadaan    rongga    udara  sangat banyak dan cenderung seragam dapat mengurangi kuat tekan agregat.
5. Beton  ringan  yang  diperoleh  dengan   memasukkan   udara  dalam
adukan  atau  mortar  beton  aerasibeton  busagas.  Dengan  demikian akan  terjadi  pori-pori  udara  berukuran    0,1-1  mm  dalam    betonnya,
dikenal  sebagai    beton  teraerasi,  beton    berongga,    beton  busa  atau beton  gas.  Memiliki  berat  isi  200-1440  kgm
3
dan  biasanya digunakan untuk keperluan insulasi serta beton tahan api [7].
2.4.
Paving Block
Paving  block
atau  bata  beton
concrete  block
merupakan  produk  bahan bangunan  yang  digunakan  sebagai  alternatif  pengerasan  permukaan  jalan  yang
dibuat dari  campuran semen, air dan  agregat  dengan atau tanpa campuran bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton tersebut.
Diantara  berbagai  macam  alternatif  pengerasan  jalan,
paving  block
lebih memiliki  banyak  variasi  baik  dari  segi  bentuk,  ukuran,  warna,  corak  dan  tekstur
permukaan serta dari segi kekuatannya seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Bentuk-bentuk
paving block
SNI-03-0691-1996
14
2.4.1.  Aplikasi Penggunaan
Paving Block Paving block
pada aplikasinya memiliki berbagai warna yang unik, bentuk maupun  tekstur  yang  dapat  dipasang  pada  banyak  ikatan  dan  pola  peletakan.
Dengan memiliki tampilan yang unik,
paving block
memberikan keuntungan yang lebih  dari  segi  bentuknya  dan  kemampuannya  dalam  memberikan  kesan  yang
indah dan menarik pada lingkungan dibandingkan perkerasan lainnya. Pemakaian
paving  block
pada  aplikasinya  sangat  beragam  yaitu  dipakai  pada  jalan lingkungan perumahan, mesjid, lahan parkir, jalan pada taman, halaman sekolah,
dan lain —lain yang memiliki mutu sesuai persyaratan SNI-03-0691-1996 seperti
yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Mutu
Paving Block
Mutu Kuat Tekan
Mpa Kuat Lentur
MPa Tahan Aus
mmmenit Penyerapan
air Rata-
rata Min
Min Rata-rata
Min Maks
A 40
35 6
0,09 0,103
3 B
20 17
5 0,13
0,149 6
C 15
12,5 3
0,16 0,184
8 D
10 8,5
2 0,219
0,251 10
Keterangan tabel: 1.
Mutu A: untuk jalan raya 2.
Mutu B: area parkir kendaraan 3.
Mutu C: pejalan kaki dan kendaraan ringan 4.
Mutu D: taman dan penggunaan lain
Sumber : SNI 03-0691-1996 dan
Indian Standard
15658:2006
Dengan  kemampuannya  pada  ketahanan  termal,  menyerap  bunyi  dan  air,  dan memberikan  kesan  lingkungan  yang  indah  seperti  gambar  2.3,
paving  block
biasanya digunakan pada area pejalan kaki, taman dan bahkan area lalu lintas [9].
15
Gambar 2.3. Aplikasi penggunaaan
paving block
2.4.2. Kelebihan Dan Kelemahan
Paving Block
1. Kelebihan
Paving block
dapat diaplikasikan pada area komersil, kota, perumahan dan bahkan  area  industri.  Alasan  utama  dalam  memilih
paving  block
sebagai pengerasan  jalan  adalah  perawatannya  mudah,  memiliki  bentuk  estetika  yang
menarik,  dan  mudah  dalam  pemasangan  serta  pelepasannya  pada  permukaan jalan. Adapun kelebihan-kelebihan lainnya dari
paving block
anataa lain: a.
Memiliki daya serap air untuk menjaga kesiambangan air tanah. b.
Beratnya lebih ringan daripada pengerasan jalan lainnya. c.
Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar. d.
Memiliki tekstur, warna dan pola yang menarik.
2. Kelemahan
Paving  block
dalam  aplikasinya  pada  jalan  juga  memiliki  beberapa kelemahan  yaitu  mudah  bergelombang  bila  pondasinya  tidak  cukup  kuat    dan
kurang baik untuk kendaraan berkecepatan tinggi, sering terjadi pemasangan yang kurang cocok sehingga  mudah lepas  dari sambungannya dan menghasilkan jalan
yang tidak merata.
16
2.5. Semen