16
2.5. Semen
Material  semen  adalah  material  yang  mempunyai  sifat-sifat  adhesif  dan kohesif    yang    diperlukan    untuk    mengikat    agregat-agregat    menjadi    suatu
massa yang  padat  yang  mempunyai  kekuatan  yang  cukup.  Semen  merupakan hasil industri dari paduan bahan baku: batu gampingkapur sebagai bahan utama,
yaitu  bahan  alam  yang  mengandung  senyawa
Calcium  Oksida
CaO,  dan lempungtanah  liat  yaitu  bahan  alam  yang  mengandung  senyawa:  Silika  Oksida
SiO
2
, Alumunium Oksida Al
2
O
3
, Besi Oksida Fe
2
O
3
dan Magnesium Oksida MgO atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk
bubuk  bulk,  tanpa  memandang  proses  pembuatannya,  yang  mengeras  atau membatu pada pencampuran dengan air. Untuk menghasilkan semen, bahan baku
tersebut  dibakar  sampai  meleleh,  sebagian  untuk  membentuk
clinker
nya,  yang kemudian  dihancurkan  dan  ditambah  dengan  gips  gypsum  dalam  jumlah  yang
sesuai. Fungsi    utama    dari    semen    adalah    untuk  mengikat    partikel    agregat
yang  terpisah  sehingga  menjadi  satu  kesatuan.  Bahan  dasar  pembentuk  semen adalah:
1. 3CaO.SiO2   tricalcium silikat disingkat C3S 58 - 69
2. 2CaO.SiO2   dicalcium silikat disingkat C2S 8 - 15
3. 3CaO.Al2O3 tricalcium aluminate disingkat C3A 2 - 15
4. 4CaO.Al2O3.Fe2O3    tetracalcium  alummoferrit  disingkat  C4AF6-
14
Faktor  semen  sangatlah  mempengaruhi  karakteristik  campuran  beton. Kandungan  semen  hidraulis  yang  tinggi  akan  memberikan  banyak  keuntungan,
antara lain dapat membuat campuran mortar menjadi lebih kuat, lebih padat, lebih tahan  air,  lebih  cepat  mengeras,  dan  juga  memberikan  rekatan  yang  lebih  baik.
Kerugiannya  adalah  dengan  cepatnya  campuran  beton  mengeras,  maka  dapat menyebabkan  susut  kering  yang  lebih  tinggi  pula.    Beton  dengan  kandungan
hidrulik rendah akan lebih lemah dan mudah dalam pergerakan.
17
2.6. Pasir
Komposisi  kimia  pasir  dan  keadaan  geologi  mempengaruhi  kualitas  pasir. Gradasi  yang  baik  dari  pasir  juga  memberikan  efek  yang  penting  pada  kelecakan
dan  ketahanan  pada  mortar.  Pasir  dengan  butiran  yang  dangat  halus  tidak  praktis untuk  kelecakannya,  sehingga  harus  ditambahka  semen  untuk  mengisi  rongga
diantara butiran yang sangat halus tersebut untuk mendapatkan kelecakan yang baik, sedangkan  mortar  yang  menggynakan  pasir  dengan  butiran  yang  besar  biasanya
lemah  karena  rongga  antar  butiran  cukup  lebar  sehingga  tegangan  tidak  dapat menyebar  secara  merata.  Faktor  kandungan  air  dalam  agregat  pasir  juga
memegang peranan penting dalam mortar. Pasir dengan kandungan air yang banyak dapat  menambah  watercment  ratio  yang  berakibat  pada  penurunan  kekuatan.  Hal
ini  dikarenakan  air  yang  semula  menempati  rongga  menguap  bersamaan  dengan terjadinya  reaksi  hidrasi  sehingga  terbentuk  rongga  uang  dapat  meningkatkan
porositas  pada
paving  block
.
Paving
yang  kotor  sebaiknya  tidak  digunakan  untuk pembuatan
paving block
sebab dapat mengurangi daya rekat beton.
2.7. Serat TKKS