Wajah Palsu

Wajah Palsu

Walaupun para evolusionis tidak berhasil menemukan bukti ilmiah untuk mendukung teori mereka, mereka sangat berhasil dalam satu hal: propaganda. Unsur paling penting dari propaganda ini adalah gambar- gambar palsu dan bentuk tiruan yang dikenal dengan “rekonstruksi”.

R hidup berdasarkan satu potong tulang

ekonstruksi dapat diartikan sebagai membuat lukisan atau membangun model makhluk

yang ditemukan dalam penggalian. “Manusia-manusia kera” yang kita lihat di koran, majalah atau film semuanya adalah rekonstruksi.

Yang perlu dicermati di sini adalah seberapa ilmiahkah gambar-gambar tersebut. Oleh karena fosil biasanya ditemukan dalam keadaan tidak tersusun dan tidak lengkap, rekaan apa pun yang didasarkan padanya kemungkinan besar hanyalah hasil khayalan. Pada kenyataannya, rekonstruksi yang dibuat para evolusionis berdasarkan pada sisa-sisa fosil, telah dipersiapkan dengan tepat sesuai dengan tujuan evolusi.

Di sini, kita harus mencermati satu hal penting: pengkajian berdasarkan sisa-sisa tulang tidak dapat mengungkap “jaringan Sketsa para evo lusio nis lunak” dari makhluk hidup yang telah mati. Rambut, kulit, hidung,

melukiskan makhluk

telinga, bibir, atau ciri-ciri muka yang lain dari makhluk hidup khay alan, bahkan tidak dapat ditentukan dari peninggalan tulang- hing g a ling kung an

kehidupan

belulangnya. Bagi pendukung gigih evolusi, masyarakatnya. Lukisan untuk merancang makhluk hidup khayalan ini tidak didasarkan

pada bukti apa pun

dengan membentuk jaringan-jaringan lunak

melainkan hanyalah

sebagaimana yang ia inginkan sebag ai alat

pro paganda.

sangatlah mudah. Earnest A.

62 Menyibak Tabir Evolusi

TIGA WAJAH

Co nto h terkenal lain hasil khay alan

ZINJANTHROPUS

para evo lusio nis adalah skandal

Para evo lusio nis telah

“ Manusia Nebraska”. Skandal ini

melang kah terlalu jauh

dibuat pada tahun 1922 berdasarkan

dalam membuat g ambar

sebuah g ig i g eraham y ang ditemukan

khay alan hing g a mereka

di Nebraska, Amerika Serikat. Tanpa

berani membuat gambar-

bukti tambahan selain g ig i ini, para

g ambar wajah berbeda dari

evo lusio nis membuat dan

satu teng ko rak y ang sama.

meny ebarluaskan g ambar khay alan

Tig a g ambar reko nstruksi

Manusia Nebraska dan “ istrinya”. Pada

berbeda y ang dibuat untuk

tahun 1929 terung kap bahwa g ig i

sebuah fo sil y ang diberi

tersebut terny ata berasal dari seeko r

nama Australo pithe cus

babi liar.

ro bustus ( Zinjanthro pus) ini adalah salah satu co nto hnya.

Lukisan Mauric e Wilso n

Munc ul di Sunday Times,

Lukisan N. Parker. Natio nal Geo g raphic ,

5 April 1964

September 1960

Hooton dari Harvard University, menerangkan hal ini sebagai berikut:

Usaha untuk mengembalikan jaringan lunak adalah pekerjaan yang sungguh lebih berbahaya. Bibir, mata, telinga dan ujung hidung tidak meninggalkan petunjuk pada bagian-bagian tulang yang berada di bawahnya. Dengan alat bantu yang sama, anda dapat menyerupakan tengkorak Neanderthaloid dengan ciri-ciri simpanse atau wajah seorang filsuf. Seluruh restorasi jenis-jenis manusia purba ini memiliki sangat sedikit nilai ilmiah, itupun kalau ada, dan kemungkinan besar hanya akan menyesatkan masyarakat… Jadi janganlah percaya pada rekonstruksi. 62

Evolusionis menghidupkan kembali makhluk hidup yang hanya ada dalam

khayalan mereka dengan metoda “rekonstruksi” dan menyebarluaskannya kepada masyarakat sebagai “nenek moyang mereka”. Ketika mereka tidak mampu menemukan makhluk “setengah manusia setengah kera” dalam catatan fosil, mereka memilih membohongi masyarakat dengan membuat gambar-gambar palsu.

HATI- HATI DENGAN JARINGAN LUNAK!

Jaring an lunak seperti mata, hidung , teling a, kulit, dan rambut tidak mening g alkan petunjuk apa pun dalam c atatan fo sil. Tetapi, para evo lusio nis membentuk jaring an ini sekehendak mereka dalam reko nstruksi y ang mereka buat di beng kel kerja mereka, dan meng hasilkan makhluk “ separuh kera- separuh manusia” sebag aimana y ang kita lihat ini.

Menyibak Tabir Evolusi 63

Skandal Manusia Piltdown

Tengkorak Manusia Piltdown dikemukakan kepada dunia selama lebih dari 40 tahun sebagai bukti terpenting terjadinya “evolusi manusia”. Akan tetapi, tengkorak ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan ilmiah

terbesar dalam sejarah.

P satu tulang rahang dan satu fragmen tengkorak dalam

ada tahun 1912, seorang dokter terkenal yang juga ilmuwan paleoantropologi amatir, Charles Dawson, menyatakan dirinya telah menemukan

Tengko rak palsu

manusia

sebuah lubang di Piltdown, Inggris. Meskipun tulang

Pilt d o wn yang pernah

rahangnya lebih menyerupai kera, gigi dan tengkoraknya

menyerupai manusia. Spesimen ini diberi nama “Manusia

diperlihatkan

di berbag ai

Piltdwon”. Fosil ini diyakini berumur 500.000 tahun, dan

muse um.

dipamerkan di berbagai museum sebagai bukti nyata evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, banyak artikel ilmiah telah ditulis tentang “Manusia Piltdown”, sejumlah besar penafsiran dan gambar telah dibuat, dan fosil ini diperlihatkan sebagai bukti penting evolusi manusia. Tidak kurang dari 500 tesis doktoral telah ditulis tentang masalah ini. 63

Pada tahun 1949, Kenneth Oakley dari departemen paleontologi British Museum mencoba melakukan “uji fluorin”, sebuah cara uji baru untuk menentukan umur sejumlah fosil kuno. Pengujian dilakukan pada fosil Manusia Piltdown. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selama pengujian, diketahui ternyata tulang rahang Manusia Piltdown tidak mengandung fluorin sedikit pun. Ini menunjukkan tulang tersebut telah

Rahang o rangutan

Po to n g an tengko rak manusia

HINGAR- BINGAR SURAT KABAR EVOLUSIONIS

Perkakas palsu

Segera setelah ditemukannya manusia

yang terbuat

Piltdo wn, bany ak surat kabar y ang

dari batu, yang

memuat berita ini sebag ai judul

SERPIHAN TULANG TENGKORAK

utamany a di halaman muka. Berita Serpihan tulang y ang diletakkan o leh Dawso n ke dalam

dipahat deng an

utama di atas dimuat o leh sebuah lubang Piltdo wn dan kemudian “ ditemukan”. Serpihan ini

pisau lipat.

surat kabar y ang terbit di Lo ndo n kemudian disusun deng an c erdik.

waktu itu.

64 Menyibak Tabir Evolusi 64 Menyibak Tabir Evolusi

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa Manusia Piltdown merupakan penipuan ilmiah terbesar dalam sejarah. Ini adalah tengkorak buatan; tempurungnya berasal dari seorang lelaki yang hidup 500 tahun yang lalu, dan tulang rahangnya adalah milik seekor kera yang belum lama mati! Kemudian gigi-giginya disusun dengan rapi

dan ditambahkan pada rahang tersebut, dan persendi- Fo sil manusia

Piltdo wn palsu

annya diisi agar menyerupai pada manusia. Kemudian

ditampilkan

seluruh bagian ini diwarnai dengan potasium dikromat seperti ini di

media masa

untuk memberinya penampakan kuno.

In g g ris.

Le Gros Clark, salah seorang anggota tim yang mengungkap pemalsuan ini, tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dan mengatakan: “bukti-bukti abrasi tiruan segera tampak di depan

mata. Ini terlihat sangat jelas sehingga perlu dipertanyakan – bagaimana hal ini dapat luput

dari penglihatan sebelumnya?” 64 Ketika kenyataan ini terungkap, “Manusia Piltdown” dengan segera dikeluarkan dari British Museum yang telah

Manusia Piltdo wn merupakan pemalsuan y ang dilakukan

memamerkannya selama lebih dari 40 tahun.

dengan merekatkan rahang

Skandal Piltdown

kera pada teng ko rak manusia.

dengan jelas memperlihat-

kan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan para evolusionis dalam rangka membuktikan teori-teori mereka. Bahkan, skandal ini menunjukkan para evolusionis tidak memiliki penemuan apa pun yang mendukung teori mereka. Karena mereka tidak memiliki bukti apa pun, mereka memilih untuk membuatnya sendiri.

KEBOHONGAN PROFESIONAL

Setelah menyambungkan rahang o rangutan pada teng ko rak manusia, Charles Dawso n ( kiri) meng uburkanny a ke dalam sebuah lubang . Lubang ini kemudian dibo ng kar kembali deng an sepengetahuan Sir Arthur Keith ( tengah) , salah seo rang ilmuwan y ang diseg ani masa itu. Inilah awal mula terjadiny a kisah kebo ho ng an Manusia Piltdo wn

y ang berlang sung selama 40 tahun.

Kebo ho ng an Piltdo wn terung kap melalui uji

f luo rin .

Menyibak Tabir Evolusi 65

Mengapa Evolusi Masih Saja Dipertahankan?

Sejak pertama kali dirumuskan, teori evolusi telah menjadi alat utama bagi indoktrinasi filsafat materialis. Saat ini, mereka yang berusaha keras untuk mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup adalah para pendukung filsafat ini.

M pertanyaan ini:

engapa teori evolusi masih saja dipertahankan kendatipun bukti-bukti nyata yang ada malah menolaknya? Ahli biologi evolusionis Amerika, Michael Walker, membuat pengakuan berikut sebagai jawaban atas

Seseorang akan terpaksa menyimpulkan bahwa banyak ilmuwan dan ahli teknologi menjadi penganut teori Darwin hanya karena teori tersebut dianggap meniadakan Sang Pencipta. 65

Satu-satunya tujuan para pendukung teori ini adalah untuk menyokong filsafat materialis yang mengingkari Allah. Materialisme adalah keyakinan buta yang hanya mengakui keberadaan materi saja dan mengingkari hal- hal di luar materi. Karena para materialis mendapatkan pembenaran ilmiah dari teori evolusi, mereka mempertahankan Darwinisme sejak awal kemunculannya.

Pendiri materialisme dialektik (komunisme), Karl Marx, menulis tentang buku Darwin, The Origin of Species, yang meletakkan landasan bagi teori evolusi, sebagai “buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kami.” 66

Sejak saat itu, semua materialis, dengan kaum Marxis di barisan terdepan, secara buta mempertahankan Darwinisme.

Kendatipun demikian, kebohongan evolusi yang telah mengelabuhi dunia selama 140 tahun terakhir tidak akan berumur panjang. Seorang filsuf Inggris, Malcolm Muggeridge, menyatakan keruntuhan tak terhindarkan dari teori ini:

Saya sendiri yakin bahwa teori evolusi, khususnya hingga batas penerapannya, akan menjadi salah satu lelucon terbesar dalam buku-buku sejarah di masa mendatang. Anak cucu kita akan merasa keheranan bagaimana sebuah hipotesis yang sedemikian sangat rapuh dan meragukan dapat diterima dan begitu sangat mudah dipercaya. 67

HUBUNGANNYA DENGAN MATERIALISME

Filsafat materialisme lahir di tengah- tengah kebudayaan pag anisme Yunani Kuno . Darwinisme meletakkan apa y ang disebut sebag ai landasan ilmiah bag i filsafat ini, y ang dihidupkan kembali di abad ke- 18.

66 Menyibak Tabir Evolusi

DARWINISME DAN RASISME

Ideo lo g i lain y ang ditumbuhkembang kan o leh Darwinisme adalah rasisme. Dalam bukuny a, The Origin o f Spe cie s , Darwin berpendapat bahwa ras kulit putih Ero pa lebih maju dalam evo lusi, sedang kan ras- ras lain masih seting kat deng an kera. Gag asan ini memberikan semac am pembenaran ilmiah bag i para pemikir rasis. Lukisan rasis sebag aimana terlihat di samping , y ang memperlihatkan o rang berkulit hitam dan kera berada pada satu po ho n y ang sama, adalah

c o nto h dari peng aruh Darwinisme di Ing g ris pada abad ke- 19. Warisan rasis Darwinisme memberikan dasar pembenaran ilmiah bag i berag am ideo lo g i seperti Nazisme pada abad ke- 20. Pandang an- pandang an rasis pemimpin Nazi, Ado lf Hitler, didapatkan dari teo ri evo lusi Darwin. Dalam buku kary a Hitler berjudul Me in Kam pf ( Perjuang an Say a) , terdapat sejumlah pandang an y ang terilhami o leh g ag asan Darwin tentang perjuangan untuk mempertahankan hidup.

PERMUSUHAN DARWIN

tang g al 3 Juli 1881, ia

TERHADAP berkata: “ Saya dapat BANGSA TURKI menunjukkan bahwa

perjuang an dalam seleksi Pandang an rasis

alam telah dan masih Charles Darwin

berpeng aruh baik bag i ditujukan kepada

kemajuan peradaban dari bany ak ras

y ang tampakny a manusia, termasuk

cenderung untuk anda bangsa Turki.

akui. Ing atlah bahay a Sebagaimana

y ang dialami bang sa- dikutip dalam

bang sa Ero pa, beberapa sebuah buku

abad lalu ketika berjudul The Life

dikalahkan bang sa Turki, dan betapa bo do hny a and Le tte rs o f Charle s Darwin y ang berisi

jika sekarang masih ada pemikiran seperti ini! kumpulan surat- surat Darwin, ia

Ras- ras Kaukasia y ang lebih beradab telah menjuluki bang sa Turki sebag ai “ ras

meng alahkan bang sa Turki hing g a tak berday a kelas rendah” dan kemudian

dalam perjuang an untuk mempertahankan hidup. memperkirakan bahwa “ ras- ras kelas

Di dunia masa mendatang y ang tak lama lag i, rendah tak lama lag i akan termusnahkan

betapa tak terhing g any a jumlah ras- ras kelas di masa mendatang . ” Dalam surat y ang

rendah y ang akan termusnahkan o leh ras- ras kelas ditulis Darwin kepada W. Graham pada

ting g i beradab di seluruh dunia. ” 68

KARL MARX FRIEDRICH ENGELS

Orang pertama yang memahami Friedric h Eng els, sumbangsih besar Darwin

sahabat dekat Karl Marx , terhadap paham materialisme

meng ang g ap teo ri adalah Karl Marx , sang pendiri

evo lusi sebag ai ko munisme. Karl Marx

pendukung utama menunjukkan simpatiny a

paham materialisme. kepada Darwin dengan

Eng els memuji Darwin mempersembahkan

dan Karl Marx sebag ai karya terbesarnya,

dua to ko h y ang sama Das Kapital,

pentingnya: kepada

“ Sebagaimana Darwin Darwin.

menemukan hukum Dalam edisi

evo lusi pada alam bahasa Jerman dari buku

kehidupan, Marx tersebut, y ang ia kirim kepada

pun menemukan Darwin, ia menulis: “ Dari

hukum evo lusi pada seo rang peng ag um setia

sejarah manusia. ” 69

Charles Darwin”.

Menyibak Tabir Evolusi 67

Kebenaran yang Nyata: Penciptaan

Ketika ilmu pengetahuan menghancurkan teori evolusi yang berusaha menjelaskan berbagai bentuk kehidupan sebagai perkembangan yang terjadi secara kebetulan, ini berarti ilmu pengetahuan menunjukkan adanya penciptaan sempurna di alam. Semua makhluk hidup muncul menjadi ada melalui penciptaan oleh Allah.

T rancangan yang terlalu sempurna untuk dapat diterangkan melalui peristiwa

eori evolusi menyatakan bahwa kehidupan adalah hasil karya peristiwa “kebetulan”. Akan tetapi, seluruh bukti ilmiah yang telah diuraikan dalam buku ini menunjukkan ketidakbenarannya. Kehidupan diciptakan dengan

kebetulan. Kepercayaan terhadap peristiwa “kebetulan” ini lahir pada abad ke-19 ketika

terdapat keyakinan bahwa makhluk hidup memiliki struktur sederhana. Kepercayaan ini kemudian terbawa sampai abad ke-20 untuk tujuan ideologis. Namun, kini masyarakat ilmiah mengakui betapa pernyataan ini ternyata tidak masuk akal, dan sejumlah besar ilmuwan mengakui kehidupan sebagai hasil karya Pencipta yang Maha Kuasa. Chandra Wickramashinge menggambarkan kenyataan yang dihadapinya sebagai ilmuwan yang selama bertahun-tahun telah diindoktrinasi untuk percaya pada mitos “kebetulan”:

Sejak menjalani pelatihan pertama kali sebagai seorang ilmuwan, saya sungguh mengalami pencucian otak agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat diselaraskan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penciptaan sengaja. Gagasan ini harus dihilangkan dengan susah payah. Saat ini saya tidak dapat menemukan alasan rasional untuk membantah pandangan yang mengajak kepada Tuhan. Kita terbiasa dengan pikiran yang terbuka; sekarang kita menyadari bahwa satu-satunya jawaban masuk akal tentang kehidupan ini adalah penciptaan –dan bukan

pengaturan secara acak dan kebetulan. 70 Seseorang tidak perlu mengunjungi laboratorium biokimia

atau tempat-tempat penggalian fosil agar dapat melihat

DARI SEL TUNGGAL HINGGA MANUSIA

Penc iptaan manusia dalam rahim seo rang ibu adalah sebuah keajaiban tersendiri. Peny atuan antara sperma dan sel telur meng hasilkan satu sel hidup. Kemudian sel ini membelah dan memperbany ak diri. Sel- sel y ang sedang membelah ini mulai membentuk sel- sel y ang berbeda- beda jenisny a, meng ikuti sebuah perintah rahasia. Sel- sel ini meng alami peny usunan dan peng aturan untuk membentuk tulang , mata, hati, pembuluh darah atau kulit. Setelah melalui pro ses y ang sang at rumit ini, sebuah sel tung g al

pada akhirny a berubah menjadi seo rang manusia sempurna. Allah meny eru manusia ag ar memikirkan penc iptaan ini: “ Hai manusia, apakah yang t e lah me mpe rdayakan kamu ( b e rb uat durhaka) t e rhadap Tuhanmu Yang Maha Pe murah. Yang t e lah me ncipt akan kamu lalu

me nye mpurnakan ke jadianmu dan me njadikan ( susunan t ub uh) mu se imb ang, dalam b e nt uk apa saja yang Dia ke he ndaki, Dia me nyusun t ub uhmu. ” ( QS. Al I nf it haar, 8 2 : 6 -8 )

68 Menyibak Tabir Evolusi

PENCIPTAAN

PENCIPTAAN NYAMUK

UNTA

Ny amuk memiliki sistem

Dalam Alqur’an,

“ peng lihatan ultravio let” y ang

Allah berfirman:

membantuny a menemukan mang sa di

“ Maka apakah

malam hari. Pipa peng isapny a y ang

m e re ka tidak

kec il panjang , y ang dig unakan untuk

m e m pe rhatikan

meng isap darah, merupakan alat

unta bag aim ana

y ang c ukup rumit y ang terdiri atas 6

dia dicip t a ka n ? ”

pisau. Alat ini dileng kapi deng an

( QS. Al-

sekresi c airan khusus g una

Ghaasy iy ah, 8 8 : 1 7 ) . Ketika memperhatikan unta, kita menc eg ah pembekuan darah y ang saksikan bahwa binatang ini dic iptakan sec ara khusus

sedang diisap dan bahkan mampu mematikan sistem saraf untuk ko ndisi g urun pasir. Unta memiliki sistem

manusia. Deng an ranc ang an luar biasa ini, seeko r ny amuk metabo lisme y ang memung kinkanny a hidup tanpa air

menjadi bukti jelas adany a penc iptaan. Allah meny atakan selama berming g u- ming g u, ia memiliki jaring an khusus

dalam Alquran:

y ang melindung i tubuhny a dari pasir y ang panas “ Se sungguhnya Allah t iada se gan me mbuat pe rumpamaan be rupa membakar, dan ia bahkan memiliki sistem alis mata yang

nyamuk at au yang le b ih re ndah dari it u. Adapun o rang -o rang akan melindung i mata mereka dari badai pasir.

yang b e riman, maka me re ka yakin b ahwa pe rumpamaan it u b e nar dari Tuhan me re ka. ” ( QS. Al Baq arah, 2 : 2 6 )

kebenaran yang sangat nyata ini. Siapa pun dapat melihat bukti penciptaan di segenap penjuru dunia mana pun dengan menggunakan hati nurani dan akalnya. Ia dapat dengan mudah menangkap hikmah, ilmu pengetahuan dan kekuasaan tak terbatas dari Penciptanya hanya dengan memikirkan bagaimana ia dapat tumbuh menjadi seorang manusia yang mampu membaca dan memahami baris- baris tulisan ini, padahal awalnya dia hanyalah setetes air (mani).

Tak seorang pun terlahir ke dunia ini secara kebetulan. Allah, Penguasa seluruh alam, menciptakan seluruh jagat raya dan semua manusia. Allah menggambarkan kekuasaan-Nya untuk menciptakan segala sesuatu dalam Alquran, yang diturunkan-Nya sebagai petunjuk bagi manusia:

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al Hajj, 22:73-74)

ILHAM PADA LEBAH

Lebah memperlihatkan kemampuan arsitektural y ang luar biasa. Ruang - ruang heksag o nal pada sarang y ang

mereka bang un, didasarkan pada perhitung an matematis y ang rumit. Mereka meng - g unakan suatu sistem y ang memung kinkan melakukan peny impanan sec ara maksimum deng an peng g unaan bahan baku y ang minimum. Hal menarik dari ruang - ruang heksag o nal ini adalah bahwa para lebah mulai membang unny a dari sejumlah titik y ang berlainan dan bertemu di teng ah- teng ah. Anehny a, tidak dijumpai bentuk c ac at apa pun pada titik sambung ny a. Hal ini menunjukkan bahwa lebah

diperintah o leh suatu pusat tung g al. Allah meny atakan dalam Al qur’an bahwa lebah berperi- laku berdasarkan ilham y ang diberikan- Ny a: “ Dan Tuhanmu me wahyukan ke pada le b ah: “ Buat lah

sarang-sarang di b ukit -b ukit , di po ho n-po ho n kayu, dan di t e mpat -t e mpat yang dibikin manusia.

Ke mudian makanlah dari t iap-t iap ( macam) buah- b uahan dan t e mpuhlah jalan Tuhanmu yang t e lah dimudahkan ( b ag imu) . Dari pe rut le b ah it u ke luar minuman ( madu) yang be rmacam-macam warnanya, di

dalamnya te rdapat o bat yang me nye mbuhklan bagi manusia. Se sung g uhnya pada yang de mikian it u b e nar-

b e nar t e rdapat t anda ( ke b e saran Tuhan) b agi o rang-o rang yang me mikirkan. ” ( QS. An-Nahl, 1 6 : 6 8 -6 9 )

Menyibak Tabir Evolusi 69

Daftar Pustaka:

1) Charles Darwin, The Orig in o f Spec ies: A Fac simile o f the First Editio n, Harvard Unive rsity Pre ss, 1 9 6 4 , hal. 1 8 4 2 ) Sidne y Fo x, Klaus Do se . Mo le c ular Evo lutio n and The Orig in o f Life .

Ne w Yo rk: Marc e l De kke r, 1 9 7 7 . hal. 2 3 4 ) Nature , Vo l 3 8 2 , 1 Aug ust 1 9 9 6 , hal. 4 0 1 3 ) Je f f re y Bad a, “ Orig ins” , Earth, Fe b ruary 1 9 9 8 , hal. 4 0

3 5 ) L. D. Martin, J. D. Ste wart, K. N. Whe tsto ne , The Auk, 4 ) Le slie E. Org e l, “ The Orig in o f Lif e o n Earth” , Sc ie ntif ic Ame ric an,

Vo l 9 8 , 1 9 8 0 , hal. 8 6 .

Vo l 2 7 1 , Oc to b e r 1 9 9 4 , hal. 7 8 3 6 ) A. H. Brush, “ On the Orig in o f Fe athe rs” , Jo urnal o f 5 ) Ple ase se e Harun Yahya, The Evo lutio n De c e it, Ta Ha Pub lishe rs,

Evo lutio nary Bio lo g y, Vo l. 9 , 1 9 9 6 . hal. 1 3 2 . 1 9 9 9 , hal. 9 3

3 7 ) A. H. Brush, “ On the Orig in o f Fe athe rs” , hal. 1 3 1 . 6 ) W. R. Bird, The Orig in o f Spe c ie s Re visite d. Nashville : Tho mas Ne lso n

3 8 ) A. H. Brush, “ On the Orig in o f Fe athe rs” , hal. 1 3 3 . Co . , 1 9 9 1 , hal. 3 0 4

3 9 ) A. H. Brush, “ On the Orig in o f Fe athe rs” , hal. 1 3 1 . 7) J. D. Tho mas, Evo lutio n and Faith. Abile ne , TX, ACU Pre ss, 1988. hal.

4 0 ) “ Pluc king the Fe athe re d Dino saur” , Sc ie nc e , Vo l 2 7 8 , 1 4 No ve mb e r 81-82

1 9 9 7 , hal. 1 2 2 9 .

8 ) Ali De mirso y, Kalýtým ve Evrim ( Inhe ritanc e and Evo lutio n) , Ankara: 4 1 ) Do ug las Palme r, “ Le arning to Fly” , ( Re vie w o f The Orig in o f and Me te ksan Yayýnlarý, 1 9 8 4 , hal. 6 4

Evo lutio n o f Birds b y Alan Fe duc c ia, Yale Unive rsity Pre ss, 1 9 9 6 ) , 9 ) “ Ho yle o n Evo lutio n” , Nature , Vo l 2 9 4 , 1 2 No ve mb e r 1 9 8 1 , hal. 1 0 5

Ne w Sc ie ntist, Vo l 1 5 3 , 1 Marc h 1 9 9 7 , hal. 4 4 . 1 0 ) Fre d Ho yle , Chandra Wic kramasing he , Evo lutio n f ro m Spac e , Ne w

4 2 ) No rman Mac b e th, Darwin Re trie d : An Ap p e al to Re aso n, Bo sto n: Yo rk, Simo n & Sc huste r, 1 9 8 4 , hal. 1 3 0

Gamb it, 1 9 7 1 , hal. 1 0 1 .

1 1 ) Mic hae l De nto n, Evo lutio n: A The o ry in Crisis. Lo ndo n: Burne tt 43) Ro g e r Le win, “ Bo ne s o f Mammals, Anc e sto rs Fle she d Out” , Sc ie nc e , Bo o ks, 1 9 8 5 , hal. 3 5 1

Vo l 2 1 2 , 2 6 June 1 9 8 1 , hal. 1 4 9 2 . 12) Pie rre - P Grassé , Evo lutio n o f Living Org anisms, Ne w Yo rk: Ac ade mic

4 4 ) Ge o rg e Gaylo rd Simp so n, Lif e Be f o re Man, Ne w Yo rk: Time - Lif e Pre ss, 1 9 7 7 , hal. 1 0 3 .

Bo o ks, 1 9 7 2 , hal. 4 2 .

1 3 ) Pie rre - P Grassé , Evo lutio n o f Living Org anisms, hal. 1 0 7 4 5 ) Ric hard E. Le akey, The Making o f Mankind, Mic hae l Jo se ph Limite d, 1 4 ) J. P. Fe rris, C. T. Che n, “ Pho to c he mistry o f Me thane, Nitro g e n, and

Lo ndo n 1 9 8 1 , hal. 4 3

Wate r Mixture As a Mo d e l f o r the Atmo sp he re o f the Primitive 4 6 ) William R Fix, . The Bo ne Pe ddle rs, Mac millan Pub lishing Co mpany: Earth” , Jo urnal o f Ame ric an Che mic al So c ie ty, Vo l 9 7 : 1 1 , 1 9 7 5 ,

Ne w Yo rk, 1 9 8 4 , hal. 1 5 0 - 1 5 3 hal. 2 9 6 4 .

4 7 ) Sc ie ntif ic Ame ric an, De c e mb e r 1 9 9 2 15) “ Ne w Evide nc e o n Evo lutio n o f Early Atmo sphe re and Life ” , Bulle tin

4 8 ) So lly Zuc ke rman, Be yo nd The Ivo ry To we r, Ne w Yo rk: To pling e r o f the Ame ric an Me te o ro lo g ic al So c ie ty, Vo l 6 3 , No ve mb e r 1 9 8 2 ,

Pub lic atio ns, 1 9 7 0 , hal. 7 5 - 9 4 . hal. 1 3 2 8 - 1 3 3 0

4 9 ) Charle s E. Oxnard, “ The Plac e o f Australo pithe c ine s in Human 1 6 ) “ Lif e ’s Cruc ib le ” , Earth, Fe b ruary 1 9 9 8 , hal. 3 4

Evo lutio n: Gro unds f o r Do ub t” , Nature , Vo l 2 5 8 , hal. 3 8 9 1 7 ) Co lin Patte rso n, “ Cladistic s” , BBC, Brian Le e k ile Rö po rtaj, Pe te r

5 0 ) Ho lly Smith, Ame ric an Jo urnal o f Physic al Antro p o lo g y, Vo l 9 4 , Franz, 4 Marc h 1 9 8 2 .

1 9 9 4 , hal. 3 0 7 - 3 2 5 .

1 8 ) Pie rre - Paul Grassé , Evo lutio n o f Living Org anisms, Ac ade mic Pre ss, 5 1 ) Fre d Spo o r, Be rnard Wo o d, Frans Zo nne ve ld, “ Implic atio n o f Early Ne w Yo rk, 1 9 7 7 , hal. 8 8

Ho minid Lab ryntine Mo rpho lo g y f o r Evo lutio n o f Human Bipe dal 1 9 ) Charle s Darwin, The Orig in o f Sp e c ie s: A Fac simile o f the First

Lo c o mo tio n” , Nature , Vo l 3 6 9 , 2 3 June 1 9 9 4 , hal. 6 4 5 - 6 4 8 . Editio n, Harvard Unive rsity Pre ss, 1 9 6 4 , hal. 1 8 9

5 2 ) Bo yc e Re nsb e rg e r, The Washing to n Po st, 1 9 No ve mb e r 1 9 8 4 2 0 ) De re k A. Ag e r, “ The Nature o f the Fo ssil Re c o rd ” , Pro c e e d ing s o f

5 3 ) Marvin Lub e no w, Bo ne s o f Co nte ntio n, Grand Rapids, Bake r, 1 9 9 2 , the British Ge o lo g ic al Asso c iatio n, Vo l 8 7 , 1 9 7 6 , hal. 1 3 3

hal. 8 3

2 1 ) Do ug las J. Futuyma, Sc ie nc e o n Trial, Ne w Yo rk: Panthe o n Bo o ks, 5 4 ) Ric hard Le ake y, The Making o f Mankind, Lo ndo n: Sphe re Bo o ks, 1 9 8 3 . hal. 1 9 7

1 9 8 1 , hal. 6 2

2 2 ) Ric hard Mo ne starsky, “ Myste rie s o f the Orie nt” , Disc o ve r, April 5 5 ) Erik Trinkaus, “ Hard Time s Amo ng the Ne and e rthals” , Natural 1 9 9 3 , hal. 4 0

Histo ry, Vo l 8 7 , De c e mb e r 1 9 7 8 , hal. 1 0 ; R. L. Ho llo way, “ The 2 3 ) Ric hard Dawkins, The Blind Watc hmake r, Lo ndo n: W. W. No rto n

Ne and e rthal Brain: What Was Primitive ” , Ame ric an Jo urnal o f 1 9 8 6 , hal. 2 2 9

Physic al Anthro po lo g y Supple me nt, Vo l 1 2 , 1 9 9 1 , hal. 9 4 2 4 ) Charle s Darwin, The Orig in o f Sp e c ie s: A Fac simile o f the First

5 6 ) Alan Walke r, Sc ie nc e, Vo l 2 0 7 , 1 9 8 0 , hal. 1 1 0 3 . Editio n, Harvard Unive rsity Pre ss, 1 9 6 4 , hal. 3 0 2

5 7 ) A. J. Ke lso , Physic al Antro po lo g y, 1 st e d. , Ne w Yo rk: J. B. Lipinc o tt 25) David Raup, “ Co nflic ts Between Darwin and Paleo nto lo g y” , Bulletin,

Co . , 1 9 7 0 , hal. 2 2 1 ; M. D. Le ake y, Olduvai Go rge, Vo l 3 , Camb ridge : Fie ld Muse um o f Natural Histo ry, Vo l 5 0 , January 1 9 7 9 , hal. 2 4

Camb rid g e Unive rsity Pre ss, 1 9 7 1 , hal. 2 7 2 . 2 6 ) Ge rald T. To dd, “ Evo lutio n o f the Lung and the Orig in o f Bo ny

5 8 ) S. J. Go uld, Natural Histo ry, Vo l 8 5 , 1 9 7 6 , hal. 3 0 Fishe s: A Casual Re latio nship” , Ame ric an Zo o lo g ist, Vo l 2 6 , No . 4 ,

5 9 ) Time , 2 3 De c e mb e r 1 9 9 6 1 9 8 0 , hal. 7 5 7

6 0 ) Ruth He nke, “Aufre c ht aus de n Baume n” , Fo c us, Vo l 3 9 , 1 9 9 6 , hal. 2 7 ) R. L. Carro ll, Ve rte b rate Pale o nto lo g y and Evo lutio n, Ne w Yo rk:

178

W. H. Fre e man and Co . 1 9 8 8 , hal. 4 . 6 1 ) Elaine Mo rg an, The Sc ars o f Evo lutio n, Ne w Yo rk: Oxfo rd Unive rsity 2 8 ) Je an- Jac que s Hub lin, The Hamlyn Enc yc lo pæ dia o f Pre histo ric

Pre ss, 1 9 9 4 , hal. 5

Animals, Ne w Yo rk: The Hamlyn Pub lishing Gro up Ltd . , 1 9 8 4 , hal. 6 2 ) Earne st A. Ho o to n, Up Fro m The Ap e , Ne w Yo rk: Mc Millan, 1 9 3 1 , 120

hal. 3 3 2

2 9 ) Jac que s Millo t, “ The Co e lac anth” , Sc ie ntif ic Ame ric an, Vo l 1 9 3 , 6 3 ) Malc o lm Mug g e ridg e , The End o f Christe ndo m, Grand Rapids, De c e mb e r 1 9 5 5 , hal. 3 9

Ee rd mans, 1 9 8 0 , hal. 5 9 . 3 0 ) Bilim ve Te knik ( Sc ie nc e and Te c hno lo g y) , No ve mb e r 1 9 9 8 , No .

6 4 ) Ste phe n Jay Go uld, “ Smith Wo o dward’s Fo lly” , Ne w Sc ie ntist, 5 3 7 2 , hal. 2 1

April 1 9 7 9 , hal. 4 4

3 1 ) Le wis L. Carro ll, “ Pro b le ms o f the Orig in o f Re ptile s” Bio lo g ic al 6 5 ) Mic hae l Walke r, Quadrant, Oc to b e r 1 9 8 2 , hal. 4 4 Re ve iws o f the Camb ridg e Philo so p hic al So c ie ty, Vo l 4 4 . hal. 3 9 3

6 6 ) David Jo raf sky, So vie t Marxism, Natural Sc ie nc e, hal. 1 2 3 2 ) Fo ssils o f Se ymo uria are f o und in Lo we r Pe rmian ro c ks, d ate d at

6 7 ) Malc o lm Mug g e ridg e , The End o f Christe ndo m, Grand Rapids: ab o ut 2 8 0 millio n ye ars. Ho we ve r, the e arlie st kno wn re ptile s

Ee rd mans, 1 9 8 0 , hal. 5 9

Hylo no mus and Pale o thyris are f o und in Lo we r Pe nnsylvanian 6 8 ) Franc is Darwin, The Life and Le tte rs o f Charle s Darwin, vo l 1 . Ne w ro c ks and the Middle Pe nnsylvanian ro c ks, date d at ab o ut 3 1 0 -

Yo rk, D. Ap p le to n and Co mp any, 1 8 8 8 . hal. 2 8 5 - 8 6 3 3 0 millio n ye ars. ( Se e Barb ara J. St ahl, Ve rt e b rat e Hist o ry:

69) Ge rtrude Himme lfarb. Darwin and the Darwinian Re vo lutio n. Chatto Pro b le ms in Evo lutio n, Do ve r, 1 9 8 5 , hal. 2 3 8 - 2 3 9 )

& Windus, Lo ndo n, 1 9 5 9 . hal. 3 4 8 3 3 ) Pat Ship man, “ Bird s d o it. . . Did Dino saurs? ” , Ne w Sc ie ntist, 1

7 0 ) Chandra Wic kramasing he , Inte rvie w in Lo ndo n Daily Expre ss, Fe b ruary 1 9 9 7 , hal. 2 8

Aug ust 1 4 , 1 9 8 1 .

Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari 70 Menyibak Tabir Evolusi apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Baqarah, 2:32)