Model Sistem Manajemen Ahli Pengembangan Agroindustri Hortikultura Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

MODEL SISTEM MANAJEMEN AHLI
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HOP.TiXULTURA
DI KA.BUPATEN CiANJUR, JAWA BA:,AT

Oleh:

ANDREAS NURWIDODO HARTONO
F0349710S

2002

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
BOGOR

Andreas Nurwidodo Hartono. F03497105. Model Sistem Manajemen Ahli
Pengembangan Agroindustri Hortikultura di Kabupaten Cianjur. Di bawah
bimbingan Marimin.
RINGKASAN
Hortikultura merupakan produk pertanian yang terdiri dari buah-buahan,
sayuran, bunga dan tanaman hias. Industri pengolahan hortikultura adalah salah satu

j enis セァイッゥョ、オウエ@
yang berdaya saing kuat dan diharapkan dapat terus berkembang
ュ・ョァセエ@
mdustn pengolahan hortikultura menggunakan sumber daya alam yang
dapat dlperbaharUi. Untuk mengatasi kompleksitas dalam pengembangan
agroindustri hortikultura tersebut diperlukan suatu sistem berbasis komputer yang
dapat membantu pengambil keputusan dalam merumuskan rencana pengembangan
agroindustri hortikultura.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mempelajari faktor-faktor dan
parameter yang berkaitan dengan pengembangan agroindustri hortikultura,
mempelajari konsep dan metodologi Sistem Manajemen Ahli dalam proses
pengambilan keputusiln dan mengembangkannya dalam bentuk model Sistem
Manajemen Ahli untuk pengembangan agroindustri hortikultura. Ruang lingkup
penelitian adalah untuk menentukan komoditas hortikultura unggulan, produk
unggulan, lokasi prospektif, ketersediaan bahan baku, kelayakan finansial serta
perumusan strategi pengembangan agroindustri hortikultura.
Model Sistem Manajemen Ahli ini diimplementasikan dengan menggunakan
bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6. O. dengan Microsoft Access untuk
basis data dan diaplikasikan dalam suatu paket program komputer yang diberi nama
Sistem Manajemen Ahli Pengembangan Agroindustri Hortikultura (SiMPATi 2002).

Model ini terdiri dari enam (6) sub model, yaitu Sub Model Pemilihan Komoditas
Unggulan, Sub Model Pemilihan Produk Unggulan, Sub Model Sistem pakar Lokasi
Agroindustri Unggulan, Sub Model Prakiraan Ketersediaan Bahan Baku, Sub Model
Kelayakan Finansial Agroindustri dan Sub Model Strategi Pengembangan
Agroindustri Hortikultura. Model diverifikasi dengan data yang dikumpulkan dari
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melalui survey lapang, wawancara pakar dan
penelusuran pus taka di kantor statistik dan instansi terkait.
Sub Model Pemilihan Komoditas Unggulan dapat digunakan untuk
menentukan prioritas komoditas pertanian hortikultura unggulan Penentuan bobot
kriteria pemilihan menggunakan metoda Proses Hirarki Analitik (AHP). Sedangkan
penentuan komoditas unggulan dilakukan dengan menggunakan metoda
perbandingan eksponensial (MPE). HasH analisis berupa urutan prioritas komoditas,
yaitu pisang, mangga, jambu biji dan tomat.
Sub Model Pemilihan Prodnk Unggulan dapat digunakan untuk
menentukan prioritas produk yang potensial untuk dikembangkan. Penentuan bobot
kriteria pemilihan menggunakan metoda AHP. Sedangkan penentuan produk
unggulan dilakukan dengan menggunakan metoda MPE. Hasil analisis berupa
urutan prioritas produk, yaitu sale pisang, kripik pisang, sari buah pisang dan tepung
plsang.
digunakan untuk

Sub ,\'wdel Sistem Pakar Lokasi Agroindustri uョァオャセ@
menentukan lokasi yang sesuai untuk lokasi agroindustri unggulan. Sub model ini
mempunyai dua bentuk penggunaan, yaitu konsultasi langsung pengguna dengan
sistem pakar dan penerapan sistem pakar dengan memanfaatkan data lokasi yang
terdapat dalam basis data. Hasil keluaran model adalah kesesuaian lokasi yang

potensial untuk pengembangan agroindustri. Dari 24 kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Cianjur, yang menjadi lokasi unggulan agroindustri sale pisana adalah
Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Sindan; Barang
dan Kecamatan Mande.
Sub Model Prakiraan Ketersediaan Bahan Baku dirancanab untuk
menentukan prakiraan produksi dan konsumsi komoditas pada satuan waktu tertentu
guna menentukan ketersediaan bahan baku yang diinginkan oleh agroindustri yang
akan dikembangkan. Metoda yang digunakan pada sub model ini adalah regresi
linear. Hasil analisis menunjukkan bahwa model yang sesuai adalah Y = 182972 +
95329X dengan koefisien determinasi CR2) = 0,7207. Model dapat memperkirakan
produksi pisang pada tahun 2002 sebesar 659.618 ton dengan nilai prakiraan
konsumsi sebesar 555.982 ton. Dengan kapasitas bahan baku yang dinginkan sebesar
730 ton, maka bahan baku cukup tersedia.
Sub Model Kelayakan Finansial Agroindustri dirancang untuk menilai

kelayakan agroindustri yang akan dikembangkan dilihat dari aspek finansialnya.
Kriteria kelayakan yang digunakan adalah NPV, B/C Ratio, IRR dan PBP. Hasil dari
sub model ini menunjukkan bahwa untuk umur proyek 10 tahun, agroindustri sale
pisang layak untuk dikembangkan dengan total keuntungan sebelum pajak selama
10 tahun Rp 3.628.260.250. Analisis pada kondisi teIjadi kenaikan harga bahan baku
sebesar 10% atau pada kondisi terjadi penurunan harga jual produk sebesar 10%
menunjukkan agroindustri tersebut masih layak untuk dikembangkan. Sedangkan
analisis pada kondisi teIjadi kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual
produk sebesar masing-masing 10% menunjukkan agroindustri tersebut tidak layak
dikembangkan.
Sub Model Strategi Pengembangan Agroindustri Hortikultura dirancang
untuk menganalisis prioritas faktor-faktor yang berpengaruh, prioritas aktor-aktor
yang berperan, prioritas tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan prioritas alternatif
tindakan yang dapat dilakukan dalam pengembangan agroindustri hortikultura.
Tekuik pengambilan keputusan yang digunakan dalam sub model ini adalah AHP.
Hasil analisis menunjukkan alternatif tindakan yang harus dilakukan terlebih dahulu
yaitu menciptakan suasana yang mendukung tumbuhnya agroindustri baru.

ョ、セ・。ウ@a
nョイキゥセッ、@

Hartono. F03497105. Expert Management System for
HortICulture Agro-mdustry Development in Cianjur District. Under the supervision of
Marimin.
SUMMARY
Horticulture is agricultural product consisting of fruits, vegetables, flowers and
decorative plants. Horticulture processing industry is an agro-industry having strong
competitive power since it is the industry that uses renewable natural resources. To
overcome the complexity in developing horticulture agro-industry, computer based
tools is required, which may help decision maker in formulating horticulture agroindustry development plan.
The objectives of this research are to study the factors and parameters relating to
the horticulture agro-industry development, to study and learn concept and
methodology of Expert Management System in selecting alternative decision and to
design the model of Expert Management System for Horticulture Agro-industry
Development. The scope ofthis research is to design an expert management system for
choosing a prospective commodity, a prospective product and a prospective location of
agro-industry, raw material estimation, financial feasibility and for formulating the
horticulture agro-industry development strategy.
Model of Expert Management System is implemented with the use of Microsoft
Visual Basic 6.0 and named Expert Management System for Horticulture Agro-industry
Development (SiMPATi 2002). The Model consists of six (6) sub-models: prospective

commodity selection, prospective product selection, expert system for agro-industry
location suitability identification, raw material estimation, financial feasibility and
horticulture agro-industry development strategy sub-models. The model was verified by
using data collected from Cianjur District, West Java through field survey, interview
with experts and tracking references available at statistic office and the related
institution.
Prospective commodity selection sub-model can be used to determine the
prospective commodity priority. The Determination of selection criteria quality applies
a method of Analytic Hierarchy Process (ARP). Meanwhile the determination of
prospective commodity is carried out with the use of exponential comparison method
(MPE). The result of this sub-model show list of prospective commodity, they are
banana, mango, larnbo guava and tomato.
Prospective product selection sub-model can be used to determine the
Prospective product· priority. The determination of selection criteria weight uses the
AHP method. Meanwhile the determination of prospective product is made with the use
of MPE method. The result of this sub-model show list of prospective product, they are
sun-dried banana chips, crispy chips, juice banana and banana flour.
Expert system for agro-industry location suitability identification sub-model
can be used to determine the location in accordance with the prospective agro-industry
location. This sub-model has two forms of function, they are consultation in person

with users of expert system and the application of expert system with [Lセ」Zッョ@
data
available in the database. Output of this sub-model is agro-industry locati':;.l sUitability
identification. From 24 sub-districts in Cianjur District, which becomes the J1!"ospective
sun-dried banana chips industry location are Cikalongkulon Sub-District, Karang
Tengah Sub-District, Sindang Barang Sub-District and Mande Sub-District.

Raw material availability identificate sub-model can be used to determine the
estimation of production and commodity consumption. The applied method in this submodel is linear regression. The result of this sub-model show the proper model to
estimate the production is Y = 182972 + 95329X with coefficient determination
(R2) = 0.7207. The estimated banana production in 2002 is 659.618 tons with the
estimated consumption is 555.982 tons. The required raw material for industry is only
730 tons.
Agro-Industry financial feasibility sub-model is designed to process the
financial feasibility of agro-industry using financial feasibility criteria, such as NPV,
B/C Ratio, IRR and PBP. For the 10 years project, the sun-dried banana chips industry
feasible to be developed with the total profit before tax ofRp 3,628,260,250
Horticulture agro-industry development strategy sub-model is designed to
analyze the impact and the rolling factor priority, and other goal priority which will be
achieved and priority at the action alternative priority which can be done in developing

horticulture agro-industry. The applied decision making technique in this sub-model is
AHP. The result of this sub-model show that the reccommended strategy is improving
atmosphere supporting the development of new agro-industry.