Pekerjaan Beton Bertulang LPSE Kabupaten Banggai Kepulauan Spek bangunan Pasar

Spesifikasi Teknik Bangunan

9. Pasangan Batu Gunung Batu Kali

9.1 Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali gunung yang dibuat untuk pondasi di bawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar. 9.2 Material a. Batu kali gunung yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos serta mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 25 cm. b. Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 Pc dan 5 pasir, terkecuali ditentukan lainnya. c. Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran lainnya 9.3 Pelaksanaan a. Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan terlebih dahulu harus diberi urugan pasir dan batu kosong di bawahnya. b. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan ukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar. c. Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi – sisi batu kali saling bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi dengan specie adukan .

10. Pekerjaan Beton Bertulang

10.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan pada sloof, kolom, balok, lantai, plat lantai, tangga meja beton, ring balok dan lain-lain sebagaimana tercantum dalam gambar dengan memakai adukan specie 1 bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil. 10.2 Bahan – Bahan Material Bahan-bahanMaterial yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut : a. Agregat Agregat harus terdiri dari gradasi halus dan kasar dan harus sesuai dengan persyaratan, dalam ketentuan beton penyimpanannya harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang merusak. b. SemenPortland Cement PC. Semen yang digunakan harus bermutu baik, tidak berbatu dibawa atau diangkut ke lokasi pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk saja. c. Besi Tulangan 1. Besi untuk tulanganbesi beton yang akan dipergunakan harus bersih dan bebas dari karat yang dapat merusak penyimpanan besi supaya menghindari terjadinya kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie minyak. 2. Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. Spesifikasi Teknik Bangunan d. Bekesting. Bahan cetakan beton bekesting menggunakan papan terentang kayu kls II atau multipleks dan beton 57 cm. e. A i r Air yang digunakan untuk pengecoran harus bersih dalam arti tidak mengandung Lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. f. Beton Dekking 1. Beton Dekking atau ganjalan beton harus dibuat dari campuran 1 bagian PC : 2 bagian pasir, dicetak dalam persegi panjang lengkap dengan tali kawatnya. Setelah mengeras dan mengering harus direndam dalam air. 2. Ketebalan beton dekking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang sebanyak 3 buah dalam tiap-tiap 1 m². 10.3 Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan kontraktor diwajibkan untuk memeriksa tulangan agar tepat pada posisinya. Selain itu, bekesting alat pengaduk beton molen dan alat pengangkut adukan sudah harus bersih dari segala macam kotoran. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari DireksiPengawas Lapangan. b. Dimensi semua beton tertera pada gambar rencana dan detailnya. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran, kontraktor diwajibkan untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada DireksiPengawas Lapangan. c. Besar diameter tulangan minimal harus sesuai dengan ketentuan gambar dan jika suatu diameter tulangan tidak terdapat dipasaran, kontraktor diwajibkan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan DireksiPengawas Lapangan. d. Sisi-sisi papan bekesting harus cukup rata dan rapat sehingga waktu pengecoran dilaksanakan tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam bekesting harus disiram dan dibersihkan dari segala macam kotoran. e. Pengecoran pada suatu bagian dari pekerjaan harus dikerjakan tanpa berhenti tidak putus kecuali atas persetujuan DireksiPengawas lapangan. f. Apabila karena suatu hal pengecoran beton terpaksa diputuskan sebelum selesai, maka sebelum dilanjutkan harus dikasarkan dan disiram dengan air semen atau Bonding Agent sebelum pengecoran dilanjutkan. g. Bekesting hanya diperbolehkan untuk dibongkar setelah beton telah mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971, sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan. h. Ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam syarat-syarat teknik ini, dipakai peraturan sebagaimana yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat. 11. Pekerjaan Plesteran. 11.1 Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi semua plesteran dan acian dinding bata, beton dan lain-lainnya sebagaimana dinyatakan dalam gambar. Spesifikasi Teknik Bangunan 11.2 Material a. Pasir yang akan digunakan harus pasir ayak, bebas dari segala macam kotoran, tidak mengandung lumpur, tanah dan garam. b. Semen yang digunakan harus baru, tidak terdapat bagian yang mengeras membatu dan dalam kemasan yang asli dari pabriknya. c. Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur, garam dan bahan kimia lainnya. 11.3 Pelaksanaan a. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, semua bidang yang akan diplester harus terlebih dahulu disiram ait hingga jenuh, dan sisa-sisanya harus dikeruk sedalam ± 1 cm. b. Untuk semua plesteran dinding biasa menggunakan adukan 1 bagian PC : 5 bagian pasir. c. Plesteran kedap air transram ndipasang setinggi 30 cm dari lantai, plesteran beton dan dinding bagian dalam septictank menggunakan adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir. d. Tebal plesteran dinding ditentukan ± 1,5 cm dan dikerjakan dengan lurus dan rata, bidang-bidang yang retakberombak harus dibongkar dan diperbaiki. e. Semua bidang plesteran harus diaci dengan menggunakan 1 bagian PC : 7 bagian kapur mil teraso, terkecuali pada plesteran kaki pondasi dan beton digunakan air semen.

12. Pekerjaan Kayu