SYEKH YUSUF DAN (HASRAT) PERJALANAN HAJI KE PUNCAK BAWA KARAENG SYEKH YUSUF AND (DESIRE) PILGRIMAGE TO PUNCAK BAWA KARAENG
Daftar Pustaka
kedatangan Liyan Islam. Baik subjek dan Liyan bersepakat
Bracher, Mark. (2009). Jacques Lacan, Diskursus, mengatasi lack-nya satu sama lain. Namun,
dan Perubahan Sosial: Pengantar Kritik kedamaian itu tidak berlangsung lama. Sebagai
Budaya Psikoanalisis. Jalasutra: Yogyakarta. penguasa kerajaan Gowa, subjek (Sang Karaeng)
Chodjim, Achmad. (2002). Syekh Siti Jenar merasa tak mendapatkan pemuasan dari Liyan Makna-Kematian, Jakarta: Serambi. Islam, karena ketaksanggupan pemenuhan
tersebut, subjek mengetahui bahwa Liyan Islam Chittick, William C. (2011). The Sufi Path of juga lack.
Love: The Spiritual Teaching of Rumi , terj. M. Sadat Ismail dan Achmad
Kedua, hasrat yang mendorong subjek Nidjam. Yogyakarta: Qalam. Yusuf ke Bawa Karaeng disebabkan oleh
pertemuannya dengan Datu Ri Panggentungang. Deal, William E & Beal, Timothy K. (2005). Yusuf kemudian diajak olehnya melakukan
Theory for Religious Studies . New York – perjalanan untuk menemukan pengetahuan lewat
London: Routledge. alliungi panggisengang
Fink, Bruce. (1995). The Lacanian Subject: Jadi, lewat Yusuf, Datu Ri Panggentungang Between Language and Jouissance . New diberitahukan oleh fantasi, lokasi objek
di tanah Makassar-Bugis.
Jersey: Princeton University Press. hasratnya. Lebih lanjut, perjalanan tersebut
mempertemukan mereka dengan Wali di Puncak Lacan, Jacques. (2005). ĒCRITS, transleted by Bawa Karaeng. Dari situlah Yusuf dipertemukan
Bruce Fink in collaboration with Hēloȉse dengan objek a kecilnya, kemudian mendorong
Fink and Russell Grigg. New York. Datu’ Ri Panggentungang untuk mengubah fantasi
London: W.W. Norton & Compan. anaklitik pasifnya menjadi fantasi anaklitik aktif,
Morgan, Silas M. (2009). “Lacan, language and supaya bisa tetap dilihat oleh Liyan sebagai
the self: A postmodern vision of objek hasratnya.
spirituality .” Student Symposium of Hal di atas disebut gejala (symptom)
Science and Spirituality: Zygon Center (ketidaksadaran) st di mana subjek telah for Religion and Science, 1 Annual
Symposium Papers. Diunduh dari http:// zygoncenter.org/wp-content/uploads/
apa yang di hadapan mereka dan apa yang di symposium01_Morgan. pdf?c19f2d pada belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
24 November 2012.
sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan
Pabbajah, Mustaqim. (2010). Medan Kontestasi bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara
Masyarakat Lokal (Kajian Terhadap keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar, (Surat
Keberadaan Komunitas Haji Bawakaraeng Di Al-Baqarah, 255). Lihat juga, Dan sungguh, Kami
Sulawesi Selatan), Tesis, Program Studi telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang Agama dan Lintas Budaya Universitas dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya, (Surat Qaf, 16). Gadjah Mada, Yogyakarta.
Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18 No. 2 Tahun 2016 183
Safri. (2002). Tradisi-Naik Haji di Gunung Bawa bilang (untuk membedakannya dengan huruf Karaeng Kec. Tinggimoncong Kab. Gowa
lontara jangang-jangang (burung) dan huruf 1987-2002, Skripsi Sarjana, Fakultas
lontara yang berbentuk walasuji atau segi empat Ekonomi dan Ilmu Sosial, pada pend.
belah ketupat).
Ilmu Sejarah UNM, Makassar. Maqam : Berasal dari bahasa Arab yang berarti
Sinrilik Syekh Yusuf Al-Makassary (Tuanta tempat. Dalam tarekat khalwatiyah Syekh Yusuf, Salamaka) diunduh dari http://rasyajustice.
juga berarti sebagai tingkatan laku seseorang blogspot.com/2012/03/sinrilik-syekh-yusuf-
dalam melewati salik.
al-makassary.html yang diunggah oleh Nama-Sang-Ayah : Menunjuk pada penanda Rasya Yudistira pada 24 November utama, Islam-Sang-Yusuf, yang dipakai sebagai 2012. hukum berbahasa di tatanan simbolik, yang
Thurston, Luke. (2004). James Joyce and The menjadi pedoman (berfungsi sebagai pemberi Problem of Psychoanalysis, New York:
perintah dan larangan) bagi subjek untuk Cambridge University Press.
berhubungan dengan orang lain (Liyan). Žĭžek, Slavoj. (2008a). The Plague of Fantasies,
Tu Rie Arana : Yang Maha Berkehandak, yang London: Verso.
mengatur segala tatanan hidup manusia di Bumi. Žĭžek, Slavoj. (2008b). The Sublime Object of
To salamaka ri lino na ri ahera : To = orang, Ideology, London: Verso. salamaka = yang selamat, na = dan, ri = di, lino
= dunia, dan ahera = akhirat. Kalimat ini dapat
GLOSARIUM
berarti, orang yang mendapat keselamatan di dunia Agama Patuntung : Agama nenek moyang
dan di akhirat.
orang Makassar-Bugis (lebih dikenal di daerah Salik : Orang (murid) yang sedang melakukan Kajang, Bulukumba) yang meyakini tempat perjalanan atau latihan dalam mengamalkan bersemayamnya Tu Rie Arana (Yang Maha ingkatan (berdasarkan ajaran atau petunjuk Berkehendak) di Tompo Tikka atau Bawa tarekatnya) dari setiap maqam yang dilewatinya. Karaeng.
Gejala (Symptom) : Menunjuk pada (gejala) Alliungi Pangissengang ri Mangkasara : struktur bahasa yang digunakan oleh subjek. Perjalanan yang dilakukan oleh Syekh Yusuf bersama Datu’ ri Panggentungang dalam rangka Gejaja (Symptom) diartikan sebagai pesan yang
menggunakan penanda (metafora atau metonimi) mencari dan menemukan titik atau pusat yang dipakai subjek berbahasa. pengetahuan yang ada di tanah Makassar.
Yang Imaginer : Rumusan paling terkenal Haji Bawa Karaeng : Jemaat yang sedang Lacan, fase cermin, terjadi di tatanan ini. melakukan salik lewat perjalanan ke Puncak Tatanan ini merupakan tahap paling primordial Bawa Karaeng. yang dialami subjek sebelum bertemu bahasa.
Islam-Sang-Yusuf: Menunjuk pada penanda Tatanan inilah menjadi tahap identifikasi subjek utama, ajaran tarekat khalwatiyah Syekh Yusuf,
ketika berhadapan liyan (ibunya). Di sini untuk yang dijadikan sebagai hukum salik, tuntunan
pertama kalinya subjek mengalami ego dan atau landasan Haji Bawa Karaeng dalam
mengetahui bahwa dirinya bukanlah yang ada melakukan perjalanan ke Puncak Bawa Karaeng.
dalam cermin. Dengan mengetahui hal itu, subjek mengalami frustrasi karena merasakan
Kepanritaan: Kata dasar, panrita = cerdas. Jadi, kekurangan pemenuhan (untuk pertama kalinya ke-panrita-an berarti kecerdasan tertentu yang mengalami lack), selanjutnya membawa subjek dimiliki oleh seseorang. bertemu dengan bahasa (belajar ngomong) untuk
Lack : Diartikan sebagai situasi berkekurangan atau mengatasi hubungannya yang perlahan memudar kekosongan pemenuhan kenikmatan. Kekurangan ini
bersama ibunya.
pula yang terus menerus mendorong subjek mencari dan mengisi situasi berkekurangannya
Yang Real : Tatanan ini disebut juga ketidaksadaran. Di tatanan inilah dibangunnya
lewat objek-objek yang ditemuinya. hasrat lewat fantasi. Fantasi menjadi penyangga
Lontara bilang (Syekh Yusuf) versi Gowa : hasrat yang dibungkus lewat segala sisa-sisa Riwayat perjalanan Syekh Yusuf yang dituliskan
masa lalu, dari yang simbolik dan imajinernya dengan menggunakan huruf lontara bilang-
subjek. Di sanalah sisa-sisa (belum menjadi
Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18 No. 2 Tahun 2016 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18 No. 2 Tahun 2016
tatanan simbolik.
(sebagai penanda utama). Dengan mengikuti Yang Simbolik : Tatanan ini disebut juga yang aturan penyedia objek kenikmatan untuk sadar. Ia meliputi keseluruhan aktivitas berhadapan dengan Liyan, rela mengalami kastrasi keseharian subjek. Di sinilah lokasi di mana (membatasi hasratnya), lalu sisa penanda yang subjek membangun interaksi, mengarahkan mendapat restu dari Nama-Sang-Ayah menjadi hasratnya pada segala macam objek di dalamnya, ungkapan tak-sadar (struktur bahasa) yang
pada Liyan.
Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18 No. 2 Tahun 2016 185
186
Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18 No. 2 Tahun 2016