Impedansi Masukan Pola Radiasi

16 diantara yang satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkannya dilakukan dengan berbagai cara, seperti quadrature hybrid atau phase shifter. Selain itu, untuk dapat memperoleh beda fasa sebesar 90 dapat dilakukan dengan cara mengatur saluran c atu sehingga selisihnya sebesar λ4. Selain dengan pencatuan ganda, polarisasi melingkar juga dapat dibangkitkan dengan menggunakan pencatuan tunggal. Pada umumnya patch dengan saluran tunggal akan menghasilkan polarisasi linier. Untuk menghasilkan polarisasi melingkar maka perlu dibangkitkan dua mode arus yang tegak lurus dengan amplitude yang sama dan berbeda phase 90 , maka polarisasi melingkar akan di dapat [8].

2.3.9 Impedansi Masukan

Impedansi masukan adalah perbandigan tegangan terhadap arus pada terminal atau perbandingan dari komponen-komponen bersesuaian dari medan elektrik terhadap medan magnetic pada suatu titik [10]. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh antena lain atau objek yang ada disekitarnya, tetapi pada umumnya sebuah antena diasumsikan sudah terisolasi. Secara matematis impedansi masukan dapat dirumuskan pada persamaan 2.21 sebagai berikut [1] : Z in = R in + j X in Ω 2.21 dimana : Z in = impedansi masukan R in = tahanan terminal antena X in = reaktansi masukan Dari persamaan Z in tersebut, komponen yang diharapkan adalah daya real R in yang menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. Komponen imajiner X in mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan pada medan dekat antena. Adapun Z in untuk antena mikrostrip patch segiempat untuk nilai VSWR ≤ 2 dapat dirumuskan pada persamaan 2.22 sebagai berikut [10] : Universitas Sumatera Utara 17 2 2 1 90         W L Z r r in   ohm 2.22

2.3.10 Pola Radiasi

Pola radiasi merupakan fungsi matematika atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat radiasi tersebut meliputi kerapatan fluks, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Pola radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh dan ditunjukkan sebuah fungsi koordinat direksional. Parameter pola radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh dan ditunjukkan sebuah fungsi koordinat direksional. Parameter pola radiasi terdiri dari main lobe, side lobe, HPBW Half Power Beamwidth, FNBW First Null Beamwidth , SLL Side Lobe Level, dan FBR Front to Back Ratio seperti terlihat pada Gambar 2.4 dibawah ini [1]. Gambar 2.4 Pola Radiasi Antena [11] Defenisi dari istilah – istilah parameter pola radiasi adalah sebagai berikut [1] : a Major Lobe Major lobe disebut juga main lobe didefenisikan sebagai radiation lobe yang berisi arah radiasi maksimum. Major lobe merupakan daerah pancaran terbesar sehingga dapat menentukan arah radiasi dan mempunyai daya yang besar. b Side Lobe Side Lobe terdiri dari : 1. first side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat dengan main lobe. Universitas Sumatera Utara 18 2. second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah first side lobe. 3. back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan dengan main lobe. c Half Power Beamwidth HPBW Half Power Beamwidth adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titik titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama. d First Null Beamwidth FNBW First Null Beamwidth adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol. e Side Lobe Level SLL Side Lobe Level adalah perbandingan antara first lobe dan main lobe. Side Lobe Level menyatakan besar dari side lobe. f Front to Back Ratio FBR Front to Back Ratio adalah perbandingan antara main lobe terhadap back lobe. Semakin besar sudut yang membentuk main lobe-nya maka keterarahan antena semakin kecil, sedangkan lobe-lobe kecil didekat main lobe yang disebut minor lobe merupakan berkas radiasi yang tidak terarah dan sebenarnya tidak dibutuhkan [1].

2.3.11 Keterarahan Directivity