Blood Bicchemistry Profile of Pregnant Women Consumed Fortified Cookies with Iron (Fe), Folic Acid, Vitamin A, Vitamin C, Zinc (Zn), and Iodine

PROFIL BIOKIMIA DARAH IBU HAMIL
YANG DIBERI "COOKIES" DIFORTIFIKASI
ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN A, VITAMIN C,
ZAT SENG, DAN ZAT IODIUM

Oleh:
KESUMA SAYUTI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
2002

ABSTRACT
KESUMA SAYUTI. Blood Bicchemistry Profile of Pregnant Women Consumed
Fortified Cookies with Iron (Fe), Folic Acid, Vitamin A, Vitamin C, Zinc (Zn),
and Iodine. Supervised by SUDJANA SIBARANI, DEDDY MUCHTADI,
HARDINSYAH, and DADANG SUKANDAR.
The aim of this study was to analyze the effect of fortified cookies on blood
biochemistry profile of pregnant women. For this purposed, an experimental
study design was applied among 269 physically healthy pregnant women in
Leuwiliang and Cibungbulang, Bogor for four treatment groups (I, 11, 111, IV) and

control group (V), which given one type of formula cookies for each. The five
type of formula are: (1) formula A, was fortified with Fe, folic acid, vitamin A
and vitamin C; (2) formula B, was fortified with Fe, folic acid, vitamin A ,
vitamin C, and Zn; (3) formula C, was fortified with Fe, folic acid, vitamin A,
vitamin C, and iodium; (4) formula D, was fortified with Fe, folic acid, vitamin A
, vitamin C, Zn, and iodium; (5) formula E, was not fortified (control). The
different formula were given to different group of women every two days during
gestation period.
Data on blood biochemistry profile (Hb, ferritin, folic acid, vitamin A, Zinc,
and fiee T4 serum), body weight, food intake were collected before and after
intervention, and socioeconomic. 109 samples were screen out in the analysis to
the final samples consist of 33, 32, 32, 31, 32 for group I, 11, III, IV, V,
respectively.
The result showed that the concentration of Hb and folic acid serum of
pregnant women consumed fortified cookies (FG) were significantly different
from that consumed not fortified cookies (NFG). The concentration of serum
ferritin, vitamin A, Zn, and fiee T4 of pregnant women consumed FG were not
significantly different fiom NFG.
The change in Hb was influenced by initial Hb, the duration of intervention
and formula A; for ferritin serum was influenced by initial ferritin serum; for folic

acid serum was influenced by initial folic serum, formula B, formula C, and
formula D; for vitamin A was influenced by initial vitamin A serum; for Zn serum
was influenced by initial Zn serum; and for free T4 was influenced by initial T4
serum and B formula.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul:
Profil Biokimia Darah Ibu Hamil yang diberi "Cookies" yang di
fortifikasi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, zat seng dan zat
iodium.
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Bogor, Agustus 2002

Kesurna Sayuti

97508 1

PROFIL BIOKIMIA DARAH IBU HAMIL

YANG DIBERI "COOKIES" DIFORTIFIKASI
ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN A, VITAMIN C,
ZAT SENG, DAN ZAT IODIUM

Oleh:
KESUMA SAYUTI

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
2002

Judul Disertasi:

Profil Biokimia Darah Ibu Hamil yang diberi "Cookies" di
fortifikasi Zat Besi, Asam folat, Vitamin A, Vitamin C, Zat

Seng, dan Zat Iodium.
: Kesuma Sayuti
Nama
NRP
: 975081
Program Studi : Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Menyetujui:

Ketua

Prof. Dr. Ir. Deddv Muchtadi, MS
Anggota

Dr. Ir.

. Hardinsyah, MS
Anggota

Dr. Ir. Dadane ~ u k a n s c .
. . ..

. .
Anggota

. ..

,

Mengetahui:

2. Ketua Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MSc

Tanggal Lulus : 13 Agustus 2002

u*

Program Pascasarjana


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang pada tanggal 28 April 1961, sebagai anak
kedua dari enam bersaudara, dari pasangan Prof. Dr. Azinar Sayuti, MA dengan
Nurkamar, BA (alm).

Menikah dengan Drs.Effendi pada tahun 1985, dan

dikarunia seorang putri Farah Soraya Effendi yang lahir pada tahun 1986, siswa
kelas 3, SMU negeri 1 Padang.
Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Andalas - Padang, lulus tahun 1984. Tahun 1985
diterima menjadi Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian, Universitas Andalas,
Padang hingga sekarang.
Pada tahun 1989 melanjutkan pendidikan S2, di Jurusan Gizi Masyarakat dan
Surnberdaya

Keluarga (GMSK), Fakultas Pertanian, IPB dan berhasil

diselesaikan pada tahun 1992. Pada tahun 1997 melanjutkan pendidikan S3 pada

jurusan yang sama di IPB.

PRAKATA

Disertasi ini merupakan akhir dari perjalanan panjang dan penuh dengan
tantangan, sejak mengikuti perkuliahan, penulisan proporsal, hingga pelaksanaan
penelitian dan penulisan laporan. Semua ini dapat terlaksana berkat rahmat dan
karunia dari Allah subhanallah wataala.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis sampaikan penghargaan
dan rasa terirnakasih kepada Prof. Dr. Ir.Sudjana Sibarani, Msc., sebagai ketua
komisi pembimbing, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian disertasi
ini. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, M.S, sebagai anggota komisi pembimbing
yang dengan sabar membimbing penulis dan senantiasa memberi semangat; Dr.
Ir. HAM. Hardinsyah, M.S. sebagai anggota komisi pembimbing yang begitu
berjasa dengan mengikut sertakan penulis dalam satu tim penelitian payung yang
beliau pimpin bertema "Dampak Suplemen Biskuit Multi Gizi pada Turnbuh
Kembang Anak yang Dilahirkan" sehingga disertasi ini dapat terwujud ; dan Dr.
Ir. Dadang Sukandar, Msc yang tidak pernah bosan membimbing penulis, sebagai
anggota komisi pembimbing.
Kepada pimpinan Universitas Andalas Padang yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk mengikuti program doktor di Institut Pertanian Bogor,
dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan beasiswa
BPPS, penulis ucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudari.Tien Herawati,
SP , Dini Suprihatin, SP, dan Aslis Wirdahayati, MSi, atas segala bantuan yang
diberikan selarna penelitian ini. Terima kasih yang sama juga penulis sampaikan

kepada Bapak dan Ibu anggota tim peneliti yang tergabung dalam penelitian
1

payung Multi Gizi, atas kerjasama dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

I

Ucapan terima kasih penulis sarnpaikan kepada Ibu DR. Mien Karmin

I

Mahrnud yang sangat membantu penulis dalam menyediakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM), baik hasil penelitian yang beliau lakukan maupun

DKBM dari berbagai surnber lainnya.
Kepada sahabat-sahabat, Dr. Ir. Rina Yenrina, MS; Ir. Novelina, MS , Ir.
Rini B, serta Bapak dan Ibu keluarga besar Universitas Andalas, Padang , baik
yang sedang menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor maupun yang
berada di Universitas Andalas, khususnya Fakultas Pertanian, penulis ucapkan
terima kasih atas dorongan semangat dan segala bantuan yang pernah diberikan.
I

Atas dukungan doa dan dorongan semangat, dari papa, mama (alm), kakak,

dr. Kemala Sayuti, spm dan suami, dan adik-adik tercinta; Dra. Irda Sayuti, MSi
dan suami; Ardi Sayuti, SE, d m istri; dr. Meutia Sayuti d m suami; serta Budiman

I

Sayuti, SE, dan istri) kuucapkan terima kasih. Teristimewa pada suarni, berkat
dorongan dan pengorbanan yang tiada tara serta anakku tercinta yang mengikuti
I

ke Bogor dengan segala suka dan duka sampai akhirnya perjalanan tahap ini

berakhir. Semoga tulisan ini menjadi kebanggaan kita sekeluarga.

Bogor, Agustus 2002
Penulis

DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................xi

..................................................................................xii
...
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xi11
DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN ...................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Manfaat Penelitian ................................................................................


1
1
4
5

TI. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

Kehamilan ............................................................................................... 6
Masalah Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil .................................................. 8
Pencernaan. Penyerapan .Transportasi. dan Fungsi Zat Gizi .................. 13
Interaksi Beberapa Zat Gizi ..................................................................... 41

m.KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ....................................47

47
Kerangka Pemikiran .............................................................................
Hipotesis ...............................................................................................50
Batasan Operasional .............................................................................
51

IV. METODE ...............................................................................................54

"Cookies" .........................................................................................54
Komposisi "Cookies" .............................................................
54
Pembuatan "Cookies" ............................................................. 55
Penelitian Epidemiologi ........................................................................58
Rancangan. Ibu hamil. Waktu dan Tempat ............................. 58
Distribusi "Cookies" ............................................................... 62
Pengumpulan dan Pengukuran Data ........................................ 63
Pengelolaan dan Pengendalian Kualitas Data .......................... 66
Pengolahan dan Analisis Data ...............................................67

V . HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
71
Keadaan Sosial Ekonomi. Kesehatan. Kehamilan dan Konsumsi
Ibu Hamil ..............................................................................................71
Karakteristik Sosial Ekonomi Wilayah ....................................71
Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu hamil ..................................74
Riwayat Kehamilan ................................................................78
80
Kesehatan .................................................................................
Konsumsi "Cookies". Lama Intervensi dan Tingkat
Kepatuhan ................................................................................ 81
Konsumsi Zat Gizi Selain "Cookies" .....................................83
Pengaruh "Cookies" terhadap Profil Biokimia Darah Ibu Hamil ........ 86
Kadar Hemoglobin (Hb) darah ................................................ 87

Kadar Feritin Serum .................................................................100
Kadar Asam Folat Serum .........................................................109
Kadar Vitamin A Serum ..........................................................117
Kadar Seng (Zn) Serum ...........................................................126
Kadar T4 (Tiroksin) Bebas Serum ........................................ 135

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................144
DAFTAR PUSTAKA

.................................................................................
150

DAFTAR TABEL
Halaman

..................

51

.....................................

54

......

55

.........

56

3.1

Jenis fortifikan yang ditambahkan pada "cookies"

4.1

Komposisi bahan baku "cookies"

4.2

Jumlah fortifikan yang ditambahkan dalam 100 g "cookies"

4.3

Jumlah flavour yang ditarnbahkan dalam 100 g "cookies"

4.4

Sebaran ibu hamil menurut posko

.....................................

63

4.5

Jenis data. fi-ekuensipengurnpulan dan pengukuran....................

64

4.6

Definisi peubah Dummy ..................................................................

69

4.7

Jenis peubah respon dan kovariat .......................................

70

5.1

Sebaran tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Leuwiliang
........................
dan Cibungbulang ................................

72

Sebaran tenaga pelayanan kesehatan di Kecamatan Leuwiliang
dan Kecamatan Cibungbulang ...........................................

72

Sebaran penduduk menurut jenis pekerjaan di Kecamatan
Leuwiliang dan Kecamatan Cibungbulang ............................

73

Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan
Leuwiliang dan Kecamatan Cibungbulang............................

73

Sebaran ibu hamil menurut besar keluarga dan deskriptif statistik
besar keluarga pada berbagai kelompok intervensi ..................

74

Sebaran ibu hamil dan suami menurut urnur dan deskriptif
statistik umur pada berbagai kelompok intervensi ..................

75

Sebaran ibu hamil dan suarni menurut tingkat pendidikan dan
deskriptif statistik tingkat pendidikan pada berbagai kelompok
intervensi....................................................................

76

Sebaran ibu hamil menurut tingkat pendapatan keluarga dan
deskriptif statistik tingkat pendapatan keluarga pada berbagai
kelompok intervensi.......................................................

77

5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7

5.8

Sebaran ibu hamil menurut fiekuensi kehamilan dan deskriptif
statistik fiekuensi kehamilan pada berbagai kelompok intervensi
Sebaran ibu hamil menurut jarak kehamilan terakhir dan deskriptif
statistik jarak kehamilan pada berbagai kelompok
intervensi ..........................................................................
Sebaran ibu hamil menurut usia kehamilan awal intervensi dan
deskriptif statistik pada berbagai kelompok intervensi ..............
Persentase ibu hamil menurut keluhan kesehatan pada berbagai
kelompok intervensi ............................................................
Komposisi "cookies" yang dikonsumsi ibu hamil dalam 83 g ......
Sebaran ibu hamil menurut lama intervensi dan deskriptif statistik
lama intervensi pada berbagai kelompok ..............................
Sebaran ibu hamil menurut tingkat kepatuhan dan deskriptif
statistik pada berbagai kelompok intervensi ...........................
Kandungan Fe elemental suplemen

....................................

Komposisi beberapa suplemen yang dikonsumsi ibu hamil

.........

Rata-rata tingkat konsumsi zat gizi (%) ibu hamil ....................
Sebaran ibu hamil menurut kadar Hb dan deskriptif statistik kadar
Hb pada berbagai kelompok intervensi ...............................
Koefisien regresi peubah yang diduga berpengaruh terhadap
perubahan Hb ibu hamil.. ................................................
Sebaran ibu hamil menurut kadar feritin serum dan deskriptif
statistik kadar feritin serum pada berbagai kelompok intervensi ...
Koefisien regresi peubah respon yang diduga berpengaruh
terhadap perubahan kadar feritin ibu hamil ............................
Sebaran ibu hamil menurut kadar asam folat serum dan deskriptif
statistik kadar asam folat pada berbagai kelompok intervensi ......
Koefisien regresi peubah respon yang diduga berpengaruh
terhadap perubahan kadar folat ibu hamil ...........................
Sebaran ibu hamil menurut kadar vitamin A dan deskriptif
statistik kadar vitamin A pada berbagai kelompok intervensi ......

Koefisien regresi peubah respon yang diduga berpengaruh
terhadap perubahan kadar vitamin A ibu hamil .......................
Sebaran ibu hamil menurut kadar seng dan deskriptif statistik
kadar seng pada berbagai kelompok intervensi .......................
Koefisien regresi peubah respon yang diduga berpengaruh
terhadap perubahan kadar seng serum ibu hamil ......................
Sebaran ibu hamil menurut kadar T4 bebas serum dan deskriptif
statistik kadar T4 bebas serum pada berbagai kelompok intervensi
Koefisien regresi peubah respon yang diduga berpengaruh
terhadap perubahan kadar T4 bebas serum ibu hamil ...............

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1

Diagram villus saluran pencernaan manusia

..........................

19

3.1

Kerangka operasional hubungan konsumsi pangan dan "cookies"
yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral dengan profil
biokimia darah ............................................................,

48

4.1

Prosedur pembuatan "cookies" ..........................................

57

4.2

Skema penarikan ibu hamil dan kelompok intervensi ................

61

5.1

"Cookies" yang dikonsumsi ibu hamil .................................

82

5.2

Perubahan volume darah selama kehamilan yang normal.. ..........

87

5.3

Diagram batang proporsi ibu hamil menurut kadar Hb pada
berbagai kelompok sebelum (pre) dan setelah intervensi (post) ....

89

Diagram batang rata-rata Hb sebelum (1) dan setelah intervensi
(2) menurut kelompok intervensi ............................. .........

90

Diagram batang proporsi ibu harnil menurut kadar feritin serum
sebelum (pre) dan setelah intervensi (post) ............................

101

Diagram batang rata-rata feritin serum sebelum (1) dan setelah
intervensi (2) menurut kelompok intervensi ...........................

103

Diagram batang proporsi ibu hamil menurut kadar asam folat
sebelumbre) dan setelah intervensi (post) ............................

110

Diagram batang rata-rata asam folat serum sebelum (1) dan
setelah intervensi (2) menurut kelompok intervensi.. ............... ..

111

Diagram batang proporsi ibu hamil menurut kadar vitamin A
sebelum (pre) dan setelah intervensi (post) ......... .................

119

Diagram batang rata-rata vitamin A serum sebelum (1) dan
setelah intervensi (2) menurut kelompok intervensi.. ...............

120

5.1 1 Diagram batang proporsi ibu hamil menurut kadar seng serum
sebelum (pre) dan setelah intervensi (post) .............................

128

5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10

5.12

.

.

Diagram batang rata-rata seng serum sebelum (1) dan setelah
intervensi (2) menurut kelompok intervensi.. ..........................

129

5.13

5.14

Diagram batang proporsi ibu hamil menurut kadar T4 bebas serum
sebelum @re) dan setelah intervensi (post) .............................

136

Diagram batang rata-rata T4 bebas serum sebelum (1) dan setelah
intervensi (2) menurut kelompok intervensi...........................

137

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1.

Karakteristik sosial ekonomi keluarga

...................................

163

2.

Kebiasaan pengeluaran rumah tangga (proxy pendapatan) ..........

164

3.

Recall konsumsi ibu hamil

................................................
Monitoring ibu hamil (mingguan) .......................................

165

4.

166

Hasil analisis uji beda (t test) jumlah konsumsi pangan ibu hamil
pada trimester yang sama .................................................

167

6.

Hasil analisis sidik ragam karakteristik ibu hamil.. ....................

168

7.

Hasil analisis sidik ragam
tingkat konsumsi zat gizi selain
"cookies" ibu hamil.. .......................................................

169

Hasil analisis sidik ragam profil biokimia darah ibu hamil sebelum
intervensi antara kelima kelompok (kelompok yang diberi
"cookies" dengan formula yang berbeda) ..............................

170

Hasil analisis uji beda (t test) biokimia darah ibu hamil sebelum,
setelah intervensi dan perubahan setelah intervensi antara
kelompok yang diberi "cookies" yang di fortifikasi (1) dengan
kelompok yang diberi "cookies" tanpa fortifikasi (2) .................

171

Hasil analisis uji beda berpasangan profil biokimia darah ibu hamil
sebelum (1) dan setelah intervensi (2) ....................................

172

5.

8.

9.

10
11.

Prosedur pengambilan dan penanganan contoh darah ibu hamil

.....

173

12

Prosedur pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sianmet .........

175

13

Prosedur penetapan feritin serum dengan metode Spektrofotometer
Elissa.. ........................................................................

176

Prosedur penetapan asam folat serum dengan metoda
Spektrofotometer Elissa ...................................................

177

Prosedur penetapan T 4 bebas serum dengan metoda
spektrofotometer Elissa ....................................................

179

14
15.

...................

16

Prosedur Penetapan Zn Serum dengan metoda AAS

17

Prosedur Penetapan Vitamin A serum dengan metoda HPLC .......

181

182

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas
surnberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat
prenatal, karena ; (1) penelitian telah membuktikan bahwa perkembangan otak
dimulai pada masa utero dan meningkat pesat pada trimester kedua dan ketiga
kehamilan (Dhopeswarkar, 1983); (2) bayi yang lahir dari ibu yang menderita
defisiensi zat gizi mempunyai risiko yang lebih besar mengalami BBLR (berat
badan lahir rendah). Bayi dengan BBLR mempunyai risiko yang lebih besar
meninggal pada usia 1 tahun, dan kalaupun mampu bertahan mempunyai risiko
yang lebih besar menderita penyakit degeneratif pada usia yang relatif muda
dibandingkan bayi lahir dengan berat normal (Barker, 1993). Oleh karena itu
penanggulangan masalah gizi hanya pada anak balita dan usia sekolah dianggap
terlarnbat dan kurang efisien.
Angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Indonesia mencapai 373 per
100.000 kelahiran hidup, yang tertinggi dikawasan Asia Tenggara. Tingginya
angka kematian tersebut sebagai akibat tingginya masalah gizi pada ibu hamil.
Beberapa masalah gizi yang sering dijurnpai di Indonesia seperti

anemia

sebanyak 51 % (2,6 juta) pada ibu hamil, defisiensi iodiurn 23-28 % (1,3 juta)
pada anak sekolah, serta sekitar 50% wanita remaja (calon ibu hamil) yang
mengalami defisiensi seng (Jalal dan Sumali, 1998).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor oleh tim GMSK pada tahun 1998, sekitar 80% ibu hamil

menderita defisiensi seng dan 60% defisiensi vitamin A yang rata-rata vitamin A
plasma sebanyak 3,l pg retinoltdl (Effendi et al., 1998).
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa penyebab utama anemia adalah
karena defisiensi besi. Anemia defisiensi besi disamping disebabkan rendahnya
asupan besi, tetapi juga dapat terjadi defisien vitamin C yang penting dalam
penyerapan besi (Weigel et al, 1992). Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat
berakibat; berat bayi lahir rendah, perdarahan , partus lama, infeksi setelah lahir
dan disfungsi otak (Viteri, 1994).
Pada ibu hamil disamping defisiensi besi, defisiensi asam folat sangat sering
terjadi dimana sepertiga ibu hamil didunia menderita defisiensi folat. Pengaruh
utama defisiensi asam folat pada ibu hamil adalah retardasi pertumbuhan janin
(Rosso, 1990). Trugo et al. (1996), menemukan bahwa suplementasi folat dan
besi meningkatkan kadar folat eritrosit secara nyata.
Suharno dan Muhilal (1996), juga telah membuktikan bahwa suplementasi
besi dan vitamin A secara bersama-sama dapat m e n d a n prevalensi anemia
pada ibu hamil lebih besar dibandingkan jika hanya memberikan suplementasi
besi saja. Mercy et al. (1994), telah pula membuktikan bahwa besi dan vitamin A
juga bemanfaat untuk mendorong pertambahan berat badan selama kehamilan.
Keterlibatan seng dalam metabolisme dianggap esensial untuk semua
kehidupan (WHO, 1996).

Seng memainkan peran dalam pertumbuhan dan

perkembangan (Neto et al., 1995), insiden retardasi pertumbuhan pada ibu yang
beresiko melahirkan BBLR dapat diturunkan dengan suplemen seng (Simmer et
al., 1995). Peran mineral ini dihubungkan dengan struktur enzim untuk berbagai
proses metabolisme (Neto et al., 1995). Menurut Mc. Clain dan Kasarskis (1985)

sekitar 200 metaloenzim membutuhkan seng dalam proses metabolisme asam
nukleat dan protein serta pembentukan membran.
Defisiensi iodium pada ibu hamil mengakibatkan retardasi mental pada fetal
(Brody, 1994), meningkatnya insiden aborsi, dan "lahir mati" (WHO, 1996).
Penelitian yang dilakukan oleh Meyer (1998), telah membuktikan bahwa baik
defisiensi maupun kelebihan iodium pada kuda betina mempengaruhi
perkembangan embrio dan fetal. Versloot et al. (1997), membuktikan produksi
hormon tiroid berkurang selama tikus hamil defisien iodium pada tingkat marginal
dan mempunyai pengaruh negatif terhadap perkembangan fetal khususnya
perkembangan otak. Hal ini disebabkan pengambilan iodium oleh fetal dari tubuh
ibu yang defisien iodium pada tingkat marginal turun 50%.
Belum banyak studi suplementasi zat gizi mikro yang dilakukan untuk
mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia. Sampai saat ini ada beberapa
penelitian yang telah dipublikasikan antara lain : (I), penelitian tentang
suplementasi Fe dan vitamin A pada ibu hamil yang anemia di Jawa Barat
(Suharno dan Muhilal, 1996); (2), penelitian tentang pengaruh suplementasi Fe
secara harian dibandingkan pemberian mingguan pada ibu hamil di Indonesia(
Ridwan et al., 1996). Zat gizi mikro pada kedua penelitian ini diberikan dalam
bentuk kapsul atau tablet. Intervensi zat gizi mikro terutama fortifikasi telah
diidentifikasi oleh World Bank, paling efektif dari semua intervensi kesehatan
(Darton-Hill, 1998).
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK), Institut
Pertanian Bogor telah mengembangkan makanan formula yang difortifikasi
dengan vitamin (asam folat vitamin A, dan vitamin C) dan mineral (Fe, Zn, dan

I), yang berbentuk "cookies".

Sebahagian dari penelitian ini merupakan bagian

dari studi yang dirancang oleh tim GMSK-IPB, berupa studi epidemi~logi
intervensi pada ibu hamil dengan judul

"

Dampak Formula Multigizi terhadap

Tumbuh Kembang Bayi yang Dilahirkan".

Tuiuan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian "cookies" yang difortifikasi dengan besi (Fe), asam folat, vitamin A,
vitamin C, seng (Zn) dan iodium (I) terhadap profil biokimia darah ibu hamil.
Untuk menjawab tujuan utama maka tujuan utama ini diurai dan ditunjang oleh
beberapa sub-tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari karakteristik sosial ekonomi keluarga dan riwayat kehamilan ibu

hamil yang berpartisipasi pada

penelitian di Kecarnatan Leuwiliang dan

Cibungbulang.
2. Menganalisis perubahan Hb darah, feritin serum, folat serum, vitamin A

serum, seng (Zn) serum dan T4 bebas serum pada ibu hamil yang diberi
"cookies" yang difortifikasi dengan zat besi (Fe), asam folat, vitamin A,
vitamin C, zat seng (Zn) dan zat iodium (I).
3. Mempelajari faktor yang diduga mempengaruhi perubahan biokimia darah
(Hb darah, feritin serum, folat serum, vitamin A serum, seng (Zn) serum dan
T4 bebas serum), meliputi status gizi dan kesehatan serta konsumsi zat gizi
ibu hamil yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang manfaat
"cookies" yang difortifikasi zat besi (Fe), asam folat, vitamin A, vitamin C, zat
seng (Zn) dan zat iodium (I) pada ibu hamil, dalam upaya untuk peningkatan
kualitas kehamilan ibu. Di samping itu juga memberikan sumbangan yang berarti
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalarn peran
fortifikasi zat gizi mikro untuk peningkatan status gizi dan kesehatan ibu hamil.

11. TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan
Kehamilan didahului oleh terjadinya proses konsepsi yaitu pertemuan antara
sel telur dan sel sperma, kemudian terjadi nidasi yaitu menempelnya hasil
konsepsi pada rahim, tempat dimana janin tumbuh dan berkembang (Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran, 1983). Oleh
karena waktu yang tepat terjadinya nidasi tidak diketahui, maka masa gestasi
yang tepatpun tidak diketahui. Ada beberapa metode dapat digunakan untuk
mengestimasi masa gestasi dengan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah hukum "Naegle". Menentukan
saat persalinan menurut hukurn Naegele adalah berdasarkan hari pertama haid
terakhir, tanggalnya ditambah 7, bulannya dikurangi 3, dan tahunnya ditambah 1
(Kochenour, 1994).
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai kelahiran antara 279 hari
sampai 282 hari, dihitung dari hari pertarna haid terakhir (Kochenour, 1994), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan
mature atau aterm (lahir cukup bulan). Kehamilan lebih 43 minggu disebut
kehamilan post mature, sedangkan kehamilan antara 28

-

36 minggu disebut

kehamilan preterm atau lahir kurang bulan (Wiknjosastro et al., 1992).
Kehamilan dibagi dalam 3 tahap, yaitu: (1) trimester pertama (0 - 12
minggu), tahap ini merupakan masa penyesuaian ibu terhadap kehamilan, terjadi
perubahan hormonal dan emosi yang berakibat pada penurunan selera makan.
Pada tahap ini pertumbuhan janin berlangsung larnbat sehingga kebutuhan gizi ibu
pada masa ini relatif kecil. Rata-rata peningkatan BB ibu hamil pada trimester I

di Bogor adalah 1,O kg (Husaini dan Husaini, 1985) ; (2) trimester kedua (12 - 28
minggu), pada masa ini pertumbuhan janin berlangsung cepat. Selera makan
mulai meningkat. Husaini dan Husaini

(1985) menemukan bahwa rata-rata

pertambahan berat badan ibu hamil di Bogor sebesar 4,4 kg ; dan (3) trimester
ketiga ( 28 - 40 minggu), pada tahap ketiga ini pertumbuhan bayi tidak secepat
trimester II, namun lebih cepat dari trimester I. Rata-rata penambahan berat badan
ibu hamil di Bogor pada trimester III adalah 3,8 kg (Husaini, dan Husaini, 1985).
Sebaliknya Pudjiadi (1990) menyatakan bahwa pertambahan berat badan ibu
hamil paling besar pada trimester III, dari pada trimester I..
Dalam trimester pertama organ tubuh mulai dibentuk, sedangkan dalam
trimester kedua organ-organ tersebut telah dibentuk tetapi belurn sempurna dan
viabilitas janin masih disangsikan. Pembentukan organ janin sempurna pada
trimester ketiga. Bila hasil konsepsi dikeluarkan pada kehamilan di bawah umur
20 minggu, disebut abortus (keguguran), di bawah 36 minggu disebut persalinan
prematur, persalinan yang normal adalah pada usia kehamilan antara 38 - 40
minggu (Wiknjosastro et al. 1992).
Di samping dibagi tiga trimester, kehamilan juga dikelompokan menurut ciriciri kematangan fetus, yaitu : (1) masa organogenesis, pada masa ini mulai
terbentuk organ tubuh, biasanya dimulai usia kehamilan 8 - 12 minggu; (2) masa
fetal, usia kehamilan 16 - 24 minggu ukuran fetus semakin panjang dan organ
semakin jelas; (3) masa perinatal, adalah dimulai usia kehamilan 28 minggu,

ukuran fetus semakin panjang dan organ-organ semakin jelas (Wiknjosastro et al.
1992).

Masalah Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil
Keadaan gizi dan kesehatan penduduk Indonesia masih ditandai oleh
berbagai masalah yang perlu ditangani secara baik, seperti status gizi dan
kesehatan ibu hamil serta bayi yang masih memprihatinkan. Keadaan ini jelas
akan berdampak pada pembangunan.

Ketidak mampuan dalam mengatasi

masalah yang dihadapi ibu hamil dan bayi akan mempengaruhi manusia Indonesia
sebagai modal utama pembangunan.
Di negara-negara industri, kira-kira 4-7% bayi lahir dengan berat badan
rendah (De Sanjose dan Roman, 1991). Angka ini relatif kecil dibandingkan
dengan di Indonesia. Tingginya angka berat badan lahir rendah akan berdarnpak
pada angka kematian bayi. Angka berat badan lahir rendah dan angka kematian
bayi di Indonesia masih tinggi yaitu masing-masing 14% dan 90 per 1000 bayi
kelahiran hidup ( Buku Repelita VI, 1994).
Tingginya angka berat badan lahir rendah merupakan manifestasi keadaan
gizi masyarakat yang buruk yang dapat mengakibatkan gangguan terutama pada
bayi menyebabkan gangguan kecerdasan yang tidak bisa dipulihkan. Oleh karena
itu akhir-akhir ini pemerintah dan lembaga kesehatan internasional menaruh
perhatian yang tinggi pada pengentasan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil
sedini mungkin agar "reproduksi sosial" melahirkan sumberdaya manusia yang
berkualitas (UNICEF, 1997).
Hambatan perturnbuhan janin pada hampir 50% kasus disebabkan gizi ibu
yang buruk yang ditandai oleh rendahnya pertambahan berat badan ibu hamil dan
berat badan ibu sebelum hamil. Sebanyak 30% ibu harnil di Asia Tenggara dan
10-20% dibagian lain, mempunyai postur tubuh pendek dan berat badan yang

rendah, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang
dari 2500 gram. Keadaan ini disebabkan pendeknya periode kehamilan (kurang
dari 37 minggu) atau gangguan pertumbuhan intrauterin (janin kecil dengan umur
kehamilan cukup (Norton, 1994).
Gangguan pertumbuhan intrauterin dapat terjadi pada ibu yang menderita
preeklamsia yang parah yang melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari
2000 gram bahkan setelah kehamilan diperpanjang (Jaffm dan Hayworth 1992).

Di negara berkembang gangguan pertumbuhan intraruterin (Intra Uterine Growth
Retardation) menjadi penyebab utama BBLR, sedangkan dinegara maju terjadi
karena prematur (Norton, 1994).
Selama kehamilan, prevalensi anemia meningkat dari trimester pertama ke
trimester ketiga, keadaan ini terjadi karena volume plasma ibu meningkat sebagai
akibat adanya reaksi fisiologi yang normal pada ibu hamil. Meskipun massa sel
darah merah juga meningkat selama kehamilan, tetapi peningkatannya tidak
sejalan dengan peningkatan volume plasma (Ladipo, 2000). Banyak penelitian
membuktikan bahwa anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko melahirkan bayi
dengan BBLR (Scholl and Hediger, 1994).
Bayi dengan BBLR memiliki kesempatan kecil untuk bertahan dan ketika
bertahan mereka mudah terkena penyakit, retardasi pertumbuhan dan gangguan
perkembangan mental (Norton, 1994). Chase yang dikutip oleh Husaini dan
Husaini (1 985) menyatakan bayi yang dilahirkan dengan BBLR mempunyai
kemungkinan meninggal sebelum umur 1 th atau risiko kematiannya 17 kali lebih
besar dari bayi yang dilahirkan dengan berat normal.

Jika mereka mampu

bertahan, mereka punya resiko yang lebih tinggi terhadap infeksi dan kematian

selarna periode neonatal dan pada masa kanak-kanak. Loss et al. (2002)
melaporkan bayi kembar yang lahir dengan berat badan kurang dari 2000 g, pada
waktu dewasa mempunyai berat badan, tinggi badan, masa tubuh tanpa lemak
lebih rendah , sedangkan lemak dibawah kulit serta lemak perut yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat badan lebih atau sama dengan 3000

Fakta klinik dan eksperimental menunjukan bahwa ada hubungan antara
pertumbuhan fetal dan bayi dengan penyakit diabetes khususnya tipe I1 (Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus), penyakit kardiovascular, dan mungkin
obesitas pada masa berikutnya. Suatu studi menunjukan bahwa bayi BBLR, dan
berat badannya kurang dari 8 kg pada usia 1 th, sebanyak 26% telah terganggu
toleransi glukosanya dan 17 % menderita diabetes ketika usia 64 th, serta harnpir

2 kali lipat meninggal akibat penyakit jantung sebelum usia 65 th dibandingkan
dengan berat badan lebih 4,O kg pada waktu lahir (Barker, 1993).
Data lain juga menunjukan bahwa anak kecil yang lahir pada daerah serba
kekurangan di mana insiden berat badan lahir rendah tinggi menderita kolesterol,
gula darah, insulin darah tidak normal dan tekanan darah tinggi. Secara kolektif
penemuan ini menunjukan bahwa ketidaknormalan vaskuler dan metabolik dapat
menyebabkan penyakit kronis (diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler)
pada masa hidup berikutnya yang dibawa dari masa utero dan selama masa bayi
(Hoet, 1997).
Kebutuhan gizi ibu meningkat selama keharnilan karena terjadi peningkatan
beberapa komponen dari jaringan ibu (seperti cadangan lemak ibu, darah, uterus
dan kelenjar susu) serta komponen janin (janin, ketuban, dan plasenta).

Peningkatan berat total adalah 12,s kg yang terdiri dari peningkatan komponen
ibu sebanyak 7,650 kg, sedangkan komponen janin sebanyak 4,850 kg (Rosso,
1990). Peningkatan berat badan orang Indonesia selama kehamilan diperkirakan
9-10 kg. Peningkatan berat badan ini tidak konstan. Peningkatan berat badan ibu
merupakan ukuran yang paling sensitif dari gizi akut, terdapat bukti epidemiologi
bahwa tidak cukupnya pertambahan berat badan ibu hamil dengan kelahiran
prematur (Wen et al., 1990)
Bayi yang lahir prematur mempunyai berat lahir rendah. Makin besar
pertarnbahan berat badan ibu makin tinggi berat badan bayi lahir, tetapi
korelasinya kurang nyata pada ibu yang lebih gemuk. Pada ibu yang gemuk bayi
mendapatkan zat gizi dari cadangan tubuh ibu, sedangkan pada ibu yang kurus
janin sangat tergantung pada konsumsi ibu selama hamil (Husaini dan Husaini,

1985).
Beberapa faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut:
status gizi sebelum hamil, masukan gizi selama hamil, penyakit kronis yang
diderita ibu hamil, sirkulasi antara rahim dengan ari-ari, usia dan urutan anak
yang dilahirkan, dan jarak dua kehamilan terdahulu.
Berat bayi lahir secara nyata dipengaruhi oleh IMT(1ndeks Massa Tubuh)
sebelum harnil, disamping status sosio-ekonomi dan paritas ibu (Osendarp et al.,
2000). Viteri et al. (1989), menyatakan bahwa status gizi kronis ( berdasarkan
indikator tinggi dan berat menurut tinggi) lebih penting untuk menentukan berat
bayi lahir dari pada pertarnbahan berat dan asupan energi dan protein selama
hamil. Siega-Riz et al. (1996) menyatakan bahwa IMT ibu sebelum hamil < 19,8,
mempunyai kemungkinan 2 kali lebih besar melahirkan prematur, meskipun

pertarnbahan berat badan selama hamil sama dengan ibu yang mempunyai IMT
sebelum hamil normal.
Makin baik masukan zat gizi makin baik pertambahan berat badan ibu hamil,
meskipun pengaruhnya tidak sehebat status gizi sebelum hamil.

Hal ini

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stein et al. (1995) pada suatu
studi cohort pada ibu hamil pada trimester III di Jerman, menunjukan bahwa
deprivasi gizi akut (terhambat asupan zat gizi pada waktu tertentu) mempengaruhi
pertumbuhan fetal hanya sampai ambang batas tertentu, tetapi ukuran bayi lahir
tidak dipengaruhi.
Bila ibu menderita penyakit kronis seperti TBC, cacingan, meskipun masukan
zat gizi cukup, pertambahan berat badan tidak akan sama dengan ibu hamil yang
sehat (Hakimi, 1996). Penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernafasan
atas mempunyai hubungan erat dengan status vitamin dan mineral. Sommer
(1993) menyatakan retinol serum tumn pada berbagai infeksi yang disebabkan
oleh gangguan penyerapan dan meningkatkan utilisasi dan ekskresi. Diare yang
disebabkan gangguan intestinal tak hanya menyebabkan kurang vitamin A tapi
juga Kurang Energi Protein.
Pada ibu usia kurang dari 20 th melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah meningkat dengan meningkatnya jumlah anak, resiko ibu yang mempunyai
anak 3 atau lebih kira-kira dua setengah kali dari pada ibu dengan kehamilan
pertarna, sedangkan pada ibu yang berusia lebih 35 th adalah sebaliknya, dimana
ibu dengan kehamilan pertama mempunyai resiko dua kali dari pada ibu
melahirkan anak kedua atau lebih @e Sanjose dan Roman 1991).

Jarak kehamilan yang terlalu dekat antara kehamilan yang sebelumnya
dengan kehamilan sekarang menyebabkan tidak ada kesempatan tubuh ibu untuk
memperbaiki kekurangan gizi akibat kehamilan sebelumnya maupun akibat
kekurangan gizi pada masa laktasi (Depkes,1989 dan Kochenour, 1994).

Pencernaan , Penyerapan, Transportasi
dan Fungsi Zat Gizi

Zat gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan dalam jumlah relatif banyak.
Pertengahan sarnpai akhir kehamilan janin menimbun cadangan energi yang
memungkinkan pemeliharaan homeostatis mandiri selama berpuasa pada masa
postnatal, sehingga pencernaan ibu tidak hanya untuk kebutuhan sendiri tetapi
secara cepat diambil janin (Peter et al., 1978).
Ketersediaan vitamin dan mineral untuk diabsorbsi berhubungan erat dengan
kelarutannya didalam saluran pencernaan. Daya cerna makanan dan efisiensi
penyerapan dari organ pencernaan dipengaruhi oleh kompleks zat gizi dengan
komponen yang tidak tercerna dan interaksi zat gizi. Menurut Jackson (1997),
banyak faktor yang tidak berhubungan dengan karakteristik bahan makanan yang
mempengaruhi proporsi zat gizi yang diabsorbsi dari makanan dan minurnan,
antara lain: (1) efisiensi pencemaan, (2) konsumsi zat gizi sebelumnya, (3) status
gizi, (4) adanya kerusakan dalam pencernaan dan penyakit, (5) makanan lain yang
dikonsumsi dan (6) perlakuan pemasakan dan pengolahan. Menurut Astuti (1986)
ketersediaan biologis vitamin dan mineral dapat diketahui antara lain dengan
pengukuran kadarnya dalam darah. Potter dan Hotchkiss (1995) menyatakan

umur, jenis kelamin, kesehatan fisiologis, konsurnsi obat-obatan, keanekaragaman
pangan juga dapat mempengaruhi ketersediaan biologis zat gizi seseorang.

Zat Gizi Makro (Karbohidrat, Lemak dan Protein)
Ibu hamil memerlukan energi, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah
yang lebih banyak dari pada ibu yang tidak hamil, karena dibutuhkan bukan saja
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
janin dalam kandungannya (Rosso, 1990). Chow dan Lee (1964) pada penelitian
menggunakan tikus percobaan dan Dwyer dan Stickland (1994) dengan
menggunakan marrnut menunjukan keterbatasan asupan energi maupun protein
pada selama kehamilan mengakibatkan berat bayi lahir rendah.
Fungsi utama karbohidrat dan lemak dalarn tubuh adalah sebagai sumber
energi yang utama. Energi digunakan untuk melakukan kerja mekanik, menjaga
suhu tubuh, biosintesa, pertumbuhan dan h g s i metabolik lainnya. Sedangkan
protein mempunyai h g s i utama sebagai zat yang digunakan untuk membangun
atau membentuk dan mengganti sel-sel yang rusak.
Wanita hamil membutuhkan energi ekstra untuk perkembangan dan
pertumbuhan fetus, plasenta, dan jaringan tubuh ibu sendiri. Basal metabolisme
meningkat disebabkan karena meningkatnya masa dari jaringan yang aktif; yaitu
kardiovaskuler ibu, ginjal, dan kerja sistem pernafasan, serta sintesis jaringan.
Energi dibutuhkan paling besar pada usia kehamilan 10 sampai dengan 30
minggu, pada waktu sejumlah besar lemak ibu disimpan (Institute of Medicine,
1990 dan Kochenour, 1994).

Energi adalah penentu yang utama pada pertambahan berat badan ibu hamil,
meskipun defisiensi zat gizi yang spesifik dapat menghambat pertambahan berat
badan ibu selama keharnilan (Institute of Medicine, 1990 dan Kochenour, 1994).
Tambahan energi bagi ibu hamil di Indonesia menurut Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VI (LIPI, 1998), adalah sebesar 285 Kalori perhari. Dengan
demikian kecukupan energi ibu hamil perhari sekitar 2485 Kalori.
Sumber karbohidrat yang utama dalam makanan adalah polisakarida dan
disakarida yang kemudian dihidrolisis sehingga menjadi monosakarida.
Pencernaan polisakarida dimulai dari mulut yang mengandung a-amilase
dilanjutkan

di lambung oleh asam-asam lambung

.

Sedangkan pencemaan

disakarida terjadi pada usus halus. Tidak seperti a-amilase, aktifitas enzim
disakaridase terdapat dalam mikrovili pada sel mukosa usus. (brush border).
Menurut Pluske et a1 (1996), pencernaan disakarida dan penyerapan
monosakarida maksimum terjadi disepanjang kript intestinal dan poros villus.
Monosakarida menyeberangi dinding usus dan masuk dalam sirkulasi portal dan
langsung dibawa menuju hati. Di hati kemudian dikonversi menjadi turunan
glukosa dan disimpan sebagai glikogen hati., atau dapat dipecah untuk kebutuhan
energi tubuh jika dibutuhkan (Mayes, 1984 dan Groff, et al., 1995).
Enzim esterase dalarn sistem pencernaan berperan dalam pemecahan lemak
dalam makanan dengan memutus ikatan ester pada trigliserida, fosfolipid dan
ester kolesterol. Kebanyakan pencernaan trigliserida terjadi dalam lumen usus
halus meskipun telah dimulai pada lambung.

Agar lemak makanan dapat

dihidrolisis dalarn lambung maka sebelurnnya hams membentuk emulsifikasi
dengan garam empedu. Hasil dari pencernaan sebagian dari lemak yang utama

adalah monogliserida, lysolesitin, kolesterol dan asam lemak, bergabung dalam
garam empedu dan membentuk agregat polimolekul yang bermuatan negatif yang
disebut micelles. Setelah diserap terjadi sintesis kembali sehingga senyawa ini
kembali membentuk ester. ( Guillot et al, 1993). Sedangkan pada asam lemak
bebas rantai pendek secara langsung dibawa kedalam sistem saluran darah, untuk
kemudian berikatan dengan albumin dan dibawa jaringan lain (Groff, et al., 1995).
Pencernaan lemak lebih efisien dilakukan lipase pankreas dalam usus halus
(Armand, et al, 1999).
Resintesa lemak dalam enterosit bersama dengan vitamin larut lemak
dikumpulkan dalam sel endoplasmik retikulum sebagai partikel lemak yang besar.
Dalam endoplasmik retikulum partikel lemak dilapisi protein yang kemudian
diikat oleh

karbohidrat, partikel inilah yang disebut dengan kilomikron.

Kilornikron kemudian dipindahkan ke sel membran dan kemudian masuk dalam
sirkulasi limpatik ( Groff, et al., 1995).
Protein adalah zat gizi makro yang penting bagi manusia. Protein disusun
oleh lebih dari 20 macam asam amino. Dalam tubuh asam amino digunakan
sebagai komponen struktural dan enzim. Oleh karena i t -protein penting untuk
menunjang pertumbuhan. Weijs et a1 (1993) melaporkan suplai protein yang
rendah secara kronis menghambat pertambahan berat badan tikus dibandingkan
dengan yang diberi diet tinggi protein.
Protein juga digunakan sebagai sumber energi, karbon dan nitrogen. Pada
saat tubuh kekurangan sumber energi yang utama protein dapat digunakan sebagai
sumber energi. Nilai energi dalam 1 g protein sekitar 5,5 kkal, hanya 4 kkaVg

yang dapat digunakan selama metabolisme. Bagian yang yang tidak digunakan
dikeluarkan sebagai urea dan komponen lainnya (Institute of Medicine, 1990).
Selma keharnilan dibutuhkan lebih banyak protein, karena dibutuhkan untuk
sintesis jaringan dalam tubuh ibu dan hasil konsepsi (Kochenour, 1994). Asam
amino tertentu seperti histidin, isoleusin, leusin, lysin, metionin+sistein, fenil
alanin+tirosin, treonin, triptopan, dan valin dibutuhkan oleh tubuh tetapi tidak
dapat diproduksi oleh tubuh sehingga hams tersedia dalam jumlah cukup dalam
makanan (National Research Council, 1989).
Asam amino lain seperti arginin dan taurine mempunyai peran fungsional
yang penting sehingga esensial selama perkembagan fetal dan masa bayi pada
feline (hewan seperti kucing) (Sturrnan et al. 1986). Pada ibu hamil terjadi

peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan, serta pertumbuhan fetal
dan plasenta. Keadaan ini mengakibatkan pada meningkatnya kebutuhan protein.
Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, konsumsi protein ibu hamil di
Indonesia adalah sebesar 60 g/hari (LIPI, 1998).
Hidrolisis protein makanan dilakukan oleh campuran enzirn-enzim proteolitik
terutama dikeluarkan oleh eksokrin pankreatik. Eksokrin pankreatik beradaptasi
terhadap sumber protein yang terdapat dalam saluran pencernaan (Valette et al,
1993). Deplesi protein mengakibatkan aktifitas enzim pankreatik menurun kecuali
fosfolipase A2 atau kolesterolesterase (Mohamed-Benkada et al, 1993).
Penyerapan asam amino terjadi disepanjang usus halus dan kemudian dibawa ke
hati. Darragh et a1 (1994), membuktikan penyerapan asam amino lisin dan
metionin tidak terjadi pada proksimal kolon.

Zat Gizi Mikro {besi (Fe), asam folat, vitamin A, vitamin C,

seng (Zn) dan iodium (I))
Zat gizi besi (Fe), asam folat, vitamin A, vitamin C, seng (Zn) dan iodiurn (I)
berguna bagi tubuh untuk perturnbuhan dan perkembangan yang normal.
Kebutuhannya berbeda bagi tiap individu dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain oleh kondisi fisiologi dan jenis kegiatan. Kebutuhan minimum perhari
didefmisikan oleh Herbert dalam Wagner(1988) sebagai kebutuhan dari sumber
luar untuk mempertahankan kenormalan tubuh.

Kenorrnalan didefmisikan

sebagai kondisi sehat, tanpa adanya pengobatan, tanpa adanya hipofungsi
biokimia yang diakibatkan oleh pemberian vitamin yang tidak memadai dan dapat
diperbaiki bila pemberian ditingkatkan.
Zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral terdapat dalam makanan yang
dikonsurnsi. Makanan yang dikonsurnsi tersebut terdapat dalam bentuk yang
tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh, karena itu sebelurn diserap dari
saluran pencernaan mereka hams dipecah menjadi molekul yang lebih kecil,.
Perubahan kimia berhubungan dengan pencernaan dilakukan dengan bantuan
enzim-enzim hidrolase saluran pencernaan.

Enzim-enzim ini mengkatalisis

protein menjadi asam amino, pati menjadi monosakarida dan trigliserida menjadi
monogliserida, gliserol, dan asam lemak.

Vitamin dan mineral

makanan

mengikuti aturan rangkaian ini, misalnya untuk vitamin larut lemak tidak dapat
diserap kecuali bila pencernaan lemak berjalan normal ( Mayes, 1984).
Penyerapan vitamin larut lemak yang optimal seperti P-karoten membutuhkan
sejurnlah lemak (Roodenburg et al., 2000).

Tempat utama pencernaan dan penyerapan terjadi pada saluran panjang yang
disebut usus halus. Usus halus dimulai dari pyloric sphrincter larnbung sampai
ke usus besar. Dengan diameter rata-rata 2,s cm dan panjangnya kira-kira 6,35m.
Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu duodenum , bagian yang lebih pendek yang
panjangnya kira-kira 25 cm yang sering juga disebut usus 12 jari ; kedua adalah
jejunum

panjangnya kira-kira 2,s m; dan ketiga adalah ileum yakni yang

berhubungan langsung dengan usus besar yang panjangnya kira-kira 3,6 m
(Tortora dan Anagnostakos, 1990).

Gambar 2.1. Diagram
villus saluran pencernaan manusia.(Tortora dan
Anagnostakos, 1990)
Oleh karena hampir semua pencernaan dan penyerapan gizi terjadi pada
dinding usus halus, maka struktur dinding usus tersebut telah beradaptasi dengan
untuk fungsi ini. Panjangnya permukaan usus merupakan tempat yang besar

untuk pencernaan makanan dan penyerapannya. Secara garis besar penampang
lintang usus dibagi beberapa bagian yakni, mukosa, sub mukosa, muscularis, dan
lapisan tipis serosa (Gambar 2.1) (Tortora dan Anagnostakos, 1990).
Pada mukosa terdapat tonjolan-tonjolan yang tingginya antara 0,5 - 1 mm
yang disebut villi yang menyebabkan mukosa terlihat seperti beludru. Jurnlah villi
sangat banyak yakni 10 - 40 Imm bujur sangkar. Jurnlah yang sangat banyak ini
tersedia untuk peny

Dokumen yang terkait

Biosintesis Vitamin C Dari Substrat D-Sorbitol Oleh Acetobacter Xylinum Dengan Metode Fermentasi Sistem Batch Culture Teraduk Kontinu

21 128 89

Blood Bicchemistry Profile of Pregnant Women Consumed Fortified Cookies with Iron (Fe), Folic Acid, Vitamin A, Vitamin C, Zinc (Zn), and Iodine

0 9 199

Biscuit Formulation with Fish Meal of King Catfish (Clarias gariepinus), Folic Acid, Vitamin A and Iron (Fe) to Improve the Women's Health During Pregnancy and Breast Feeding {Preliminary Study Used In-vivo Test to Mice (Mus mucuslus)

2 16 185

Biscuit Formulation with Fish Meal of King Catfish , Folic Acid, Vitamin A and Iron (Fe) to Improve the Women's Health During Pregnancy and Breast Feeding {Preliminary Study Used In vivo Test to Mice

2 15 100

Daily versus weekly supplementation with iron, vitamin A, folic acid and vitamin C to improve iron and vitamin A status of female adolescents: Summary of the dissertation

0 3 18

Effects of Vitamin A and Iron Fortifïed Supplementary Food on Vitamin and Iron Status of Rural Preschool Children in Vietnam: Summary of the dissertation

0 2 19

Effect of low-dosage vitamin A and riboflavin on iron-folate supplementation in anaemic pregnant women.

0 0 5

THE RELATION BETWEEN INTAKES OF ENERGY, PROTEIN, IRON (Fe), ZINC (Zn), FOLIC ACID AND VITAMIN A OF PREGNANT MOTHER WITH BIRTH WEIGHT IN WORKING AREA OF LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF PUUWATU KENDARI MUNICIPALITY IN 2017

0 0 12

ASUPAN ASAM FOLAT, VITAMIN B12 DAN VITAMIN C PADA IBU HAMIL DI INDONESIA BERDASARKAN STUDI DIET TOTAL (Intake of folic acid, vitamin B12 and vitamin C among pregnant women in Indonesia based on Total Diet Study)

1 13 10

PENGARUH PEMBERIAN TABLET BESI DAN TABLET BESI PLUS VITAMIN C TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL (Effect of Vitamin C and Tablets Fe on Haemoglobin Levels Against Pregnant Women)

0 0 8