Study of Mercury Pollution at Tatelu Community Minning, North Sulawesi

STUDI PENCEMARAN MERKURI PADA
KAWASAN PENAMBANGAN EMAS RAKYAT
TATELU SULAWESI UTARA

ABRAHAM H.TULAlESSY

SEKOlAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

PERNYATAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Studi Pencemaran Merkun
pada Kawasan Penambangan Rakyat Tatelu, Sulawesi Utara adalah karya saya
sendin dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi
manapun. Sumber informasi atau yang berasal atau yang dikutip dan karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dan penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar Pustaka Acuan di bagian akhir disertasi ini.


Bogar, Agustus 2005

Abraham H. Tulalessy

NRP.985063

ABSTRAK
ABRAHAM H. TULAlESSY. Studi Pencemaran Mer1c:uri pada Kawasan
Penambangan Rakyat Tatelu, Sulawesi Utara. Dibimbing oleh GUNARWAN
SURATMO, M. SRI SAENI dan KOOSWAROHONO MUOIKDJO.
Sulawesi Utara adalah bagian dari pulau Sulawesi yang sangat kaya
dengan sumberoaya alam, khususnya tambang emas. Tambang emas di
Sulawesi Utara telah dilakukan sejak zaman penjajahan sampai saat ini, baik
secara modem maupun tradisional.
Oampak dari penambangan rakyat sangat berbahaya bagi lingkungan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem penambangan rakyat, dampak
penambangan rakyat terhadap kualitas lingkungan dan temadap sosial ekonomi
rakyat.
Hasil dari peneUtian ini diharapkan akan memberikan pola pembangunan
berbasis sumberdaya lekat, strategi penambangan rakyat yang beJ'kelanjutan dan

pemberdayaan masyarakat セォ。ャN@
Penelitian ini menemukan bahwa, tambang rakyat memberikan dampak
yang berbahaya terhadap pencemaran merculi yang ditemukan pada tailing
(55,161 ppm), tanah (2.188 ppm), rumput (1,468 ppm), sedimen (2,599 ppm), air
sungai (0.070 ppm), ikan ( 0.850 ppm) dan pada kerang (2,104 ppm), semuanya
berada diatas ambang batas baku mutu. Pada sosial ekonomi masyarakat,
kehadiran tambang rakyat membelikan dampak yang baik terhadap penerimaan
pendapatan, dimana terjadi peningkatan pendapatan 8,9 kati lebih besar.
Dari penelitian ini disarankan agar dalam penambangan rakyat seharusnya
menggunakan sistern tertutup, serta terdapat dalam suatu kawasan pengolahan
emas secara terpadu.

ABSTRACT
ABRAHAM H. TULALESSY. Study of Mercury Pollution at Tatelu Community
Minning, North Sulawesi. Under the direction of GUNARWAN SURATMO, M. SRI
SAENI and KOOSWARDHONO MUDIKDJO
North Sulawesi is the region in Sulawesi island that is very rich with the
natural resource, especially in the gokf minning. The gold minning in North
Sulawesi has been done since the colonize age until today with the modem
management or the traditional management.

The impact of the community gold minning management are very danger
for the environment. The objectives of this research are knowing the community
gold minning system, the impact of the traditional gold rninning system to the
environment and the social economic of the community.
We hope that the result of this research will give the development system
in based on the local natural resource pattern, the strategic of community gold
minning system for the sustainable development to empowering the community
from their natural resources.
This research finds that the community gokJ minning give big impact to
Mercury pollution in the indicator of tailing (55,161 ppm), soil (2,188 ppm), grass
(1,468 ppm), water (0,070 ppm), sediment (2,599 ppm), fish (0,850 ppm}and
shell (2,104 ppm) and these levels are higher than the standard level. In the
social economic of the community the community gold rninning system give a
good impact for empowering the community economic. for the income increase
8,9 times.
This research ends with suggestion that the community gold rninning
system must use the ck>se system in the production process and the integrated
region for the localization of the production house.

STUDI PENCEMARAN MERKURI PADA

KAWASAN PENAMBANGAN EMAS RAKYAT
TATELU SULAWESI UTARA

ABRAHAM H.TULALESSY

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh getar
Doktor pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Atam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2005

JudulDisertasi

: Studi Pencemaran Merkuri Pada Kawasan Penambangan
Emas Rakyat latelu, Sulawesi utara


Nama

: Abraham H. Tulatessy

NIM

: 985063

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr.lr. F.G. Suratmo MF
Ketua

jセ@
Prof. Dr.lr. K. Mudlkdjo.M.Sc.
Anggota

Prof. Dr.lr. M. Sri Saeni MS.

Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan

,

Dr.lr. Surjono H. Sutjahjo, MS.

Tanggal Ujian

19 Oktober 2005

Tanggal Lulu5: 1

0 NCV 2005

PRAKATA

Puji dan syukur hanya dipanjatkan untuk Allah Yang Maha Kuasa atas
segala kasih dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Penelitian yang dilakukan dengan judul: Studi Pencemaran Merkuri pada
Kawasan Penambangan Rakyat Tatelu. Sulawesi Utara dilaksanakan mulai dan
September 2001 sampai September 2002. Lokasi penelitian ini adalah pada
kawasan penambangan rakyat Tatelu, propinsi Sulawesi Utara.
Dalam melaksanakan penelitian dan penulisan ini penulis telah banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin membertkan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Prot. Dr. Ir. F. G. Suratmo. MF .• selaku ketua komisi pembimbing, Prof. Dr. If.
M. Sri Saeni, MS., dan Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc., selaku
anggota komisi pembimbing atas segala waktunya untuk memberikan
bimbingan dan arahan serta saran kepada penulis.
2. Pimpinan dan

stat Sekolah Pascasarjana IPB serta pimpinan dan stat

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ungkungan. Sekolah
IPB.

p。ウ」セョ@

3. Pimpinan dan Stat Pengelola BPPS DIKTI-IPB atas pemberian beasiswa
kepada penulis.
4. Rektor Universitas Pattimura yang memberikan ijin kepada penulis untuk
dapat mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB.
5. Pemerintah Propinsi Maluku atas pemberian bantuan dana penelitian kepada
penulis.
6. Semua pihak yang terlibat membantu penulis tetapi tidak dapat disebut
namanya satu persatu. baik secara moral maupun matenal
Penulis mengharapkan semoga karya ini dapat bermanfaat kepada
masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan serta pihak lain yang membutuhkannya.

Bogor, Agustus 2005
Abraham H. Tu/alessy

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirtan di Ambon pada tanggal 4 April 1962 anak pertama dan
pasangan Daniel Tulalessy dan Bertha Simon. Pendidikan Sarjana ditempuh

pada Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon pada tahun 1988.
Pendidikan Pascasarjana diselesaikan pada tahun 1998 pada Program Studi
IImu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ungkungan, Program Pascasarjana
IPB Bogor. Pada tahun 1998 penulis me\anjutkan studi pada program Doktor di
program studi yang sarna.
Tahun 1989 -

1991 penulis bekerja sebagai Sarjana Penggerak

Pembangunan Pedesaan di Desa Makariki, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi
Maluku. Tahun 1994 sampai saat ini penulis bekerja sebagai Dosen Tetap pada
Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon.
Pada tahun 1988, penulis menikah dengan Ir Meity Mailoa, Msi, dan telah
dikaruniai 5 orang putra : Nielzev TuLalessy (17 tahun), Chrizevtho Tulalessy (15
tahun), DKln Tulalessy (12 tahun), Pattioo Tulalessy (9 tahun) dan Daniel
Tulalessy (7 tahun).

DAFTAR lSI
Halaman


DAFTAR lABEL

x

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHUlUAN
latar Belakang
... ... ... ... .. . ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ...... .. . ... ... ... .. . .....
Tujuaan Penelitian
... ............ .... .... .. .. .. ..... ........ .. .... ...... ....... .....
Kerangka Pemikiran
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ..
Perumusan Masalah
.......... ........ ...... ...... .... .. ...... .............. . .....
Hipotesis
.. ..... . '" ... .. .... ' " .. ... ............. .. ............. '" ... ... ... .. . ....

... ......... '" ..................... '" ... ... ... .. . ... . .. ... ... .. .
Manfaat Penelruan
Novelty Penelitian
'" ......... '" ... ...... ...... ...... .. .... ...... ... ...... ...... ...
TINJAUAN PUSTAKA
PengeJolaan Sumber Daya Alam
... .. . ... ... ... ... .. ... ... .. . . .. ... ... ... .. ....
Pembangunan Pertambangan
... ..... . .......... ............ ............ .. ....
Pertambangan Rakyat ..... ...... ......... ... ...... .... ...... .. .. .. .... .. ... '" .....
Analisis Mengenai Oampak Lingkungan ......... ... ........ . ... ...... .........
Pencemaran Ungkungan ............... '" ................................. '" ... .
Pencemaran MerKuri (Hg)
.... ...... ..... ........... ' " ... ... . .. ... .. . ... ... ... .. . .

xiii

1

2
2
5
5
6
6

7
8
10
11
12

15

BAHAN DAN METODE
Waktu dan lokasi Penelitian
......... ............ .... .. ...... ... .. . ........ . .....
Bahan dan Alat
............. .. '" ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ...
Rancangan Penelitian
....................................... .. .. "............ .

23
23
23

KEADMN UMUM DAERAH PENELITIAN
Keadaan Umum Pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara
Keadaan Umum lokasi Penelitian
................ ...... ............... .......

28
30

HASll DAN PEMBAHASAN
Profil Pertambangan Rakyat
.......... .. ..................... ... ...... ...........
Tahapan Prosesing Pada Pertambangan Rakyat
.................. ......
Pasca Penambangan
... ..... . ...... ............ ..... . ...... ..... .................
Dampak Sosial Ekonomi Pertambangan Rakyat .................................
Dampak Lingkungan dan Penambangan Rakyat .................................
Hubungan Antar Parameter ..................................................................
Strategi Penanganan Pertambangan Rakyat
.... ............ .. ....................

33
43
47
47

69
80
88

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
..........................................................................................
Saran
......... ..... ................................... ... ..............................................

106

DAFTAR PUSTAKA

107

LAMPIRAN

113

.................... .. .............................................. .. ............... ...... .. .....

106

DAFTAR TABEL
Halaman

1.

Konsentrasi ion-ion logam (mgIL) yang mematikan beberapa biota
pada pemaparan 96 jam
....................................................................

15

2.

Kandungan merkun pada berbagai bahan secara alami

18

3.

Kondisi investasi PMA di bidang pertambangan di Sulawesi Utara

30

4.

Jumlah penduduk Oesa T atelu

32

5.

Pendidikan penduduk Oesa Tatelu

32

6.

Distnbusi penggunaan lahan

32

7.

Kepemilikan lahan

33

8.

Serapan tenaga kerja pada lokasi pertambangan rakyat Tatelu

48

9.

Pendapatan rata-rata setiap bulan dan masyarakat pertambangan
rakyat sebelum dan sesudah ter1ibat di pertambangan rakyat

60

x

DAFTAR GAM BAR
Halaman
4

1.

Kerangka pemikiran

2.

Masuknya zat pencemar ke lingkungan

16

3.

Masuknya logam berat ke dalam tubuh manusia

22

4.

Bagan alir sistem keterkaitan dampak pada pertambangan rakyat

5.

Sumber air untuk pengolahan emas

35

6.

Jarak unit pengolahan emas dengan sungai

36

7.

Jumlah tromol di unit pengolahan emas

37

8.

Jumlah prosesing per hari di unit pengolahan emas

38

9.

Jumlah penambang di unit pengolahan emas

38

10.

Jumlah pekerja tromol di unit pengolahan emas

39

11.

Jumlah pekerja pemecah batuan di unit pengolahan emas

40

12.

Jumlah tailing dam di unit pengolahan emas

41

13.

Konstruksi tailing dam di unit pengolahan emas

42

14.

Sistem pengolahan emas Tatelu

46

15.

Biaya dan persentase biaya untuk tiap jenis pekerjaan per periode
pengolahan pada unit pengolahan emas
. . . . .. . .. . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ..

55

Pendapatan dan persentase pendapatan untuk tiap jenis pekerjaan
per periode pengolahan pada unit pengolahan emas
.. . .. . .. . .. . .. . .

58

Hubungan antara pendapatan pekerja pulangan dengan emas yang
dihasilkan pada setiap periode pengolahan
................... .......... .......

61

Hubungan antara pendapatan pekerja transportasi dengan emas
yang dihasilkan pada setiap periode pengolahan
............................

62

Hubungan antara pendapatan pekerja rempel dengan emas yang
.. ............. ...................
dihasilkan pada setiap periode pengolahan

63

Hubungan antara pendapatan pekerja tromol dengan em as yang
dihasilkan pada setiap periode pengolahan
.....................................

64

Hubungan antara pendapatan pekerja penambang dengan emas
yang dihasilkan setiap periode pengolahan
... " . . .. . .. . .. . .. . ... ... .. . ...

65

16.
17.
18.
19.
20.
21.

xi

Halaman
22.

Hubungan antara pemilik dengan emas yang dihasilkan per periode
pengolahan
.. ............................... ' " ... ... .... .................... .. . ....

66

Hubungan antara penggunaan Hg dengan emas yang dihasilkan
dalam satu periode pengolahan .........................................................

68

24.

Konsentrasi rata-rata Hg di tailing dam

71

25.

Konsentrasi rata-rata Hg di tanah pada berbagai jarak

26.

Konsentrasi rata-rata Hg di rum put pada berbagai jarak

74

27.

Konsentrasi rata-rata Hg di sedimen pada berbagai jarak

75

28.

Konsentrasi rata-rata Hg di air sungai pada berbagai jarak

77

29.

Konsentrasi rata-rata Hg di ikan dan kerang

79

30.

Hubungan antara konsentrasi Hg di unit Pengolahan dengan di
tailing dam
........ ..... ....................................... ...... ...... ...... ..................

81

Hubungan antara konsentrasi Hg di unit pengolahan dengan tanah

82

23.

31.

......................

32. Hubungan antara konsentrasi Hg di tanah dengan di rumput

72

83

33.

Hubungan antara konsentrasi Hg di air sungai dengan di sedimen

84

34.

Hubungan antara konsentrasi Hg di ikan dengan di air muara
sungai Talawaan
............................................. ...............................

86

Hubungan antara konsentrasi Hg di kerang dengan di sedimen pada
muara sungai Talawaan
.................................................................

88

36.

Bagan alir pencemaran Hg di pertambangan rakyat

90

37.

Luas wilayah pertambangan di Sulawesi Utara

91

35.

38. Pola penggunaan air pada unit pengolahan emas secara terbuka

95

39.

Pola penggunaan air pada unit pengolahan emas secara tertutup

85

40.

Sistem pengolahan terpadu

100

41.

Rekomendasi sistem pengolahan tertutup

101

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1.

Kandungan Merkuri/Hg (ppm) dalam tanah

114

2.

Kandungan MerkurilHg (ppm) dalam rumput

114

3.

Kandungan Merkuri/Hg (ppm) dalam tailing dam

115

4.

Kandungan MerkurilHg (ppm) dalam air sungai

115

5.

Kandungan MerkurilHg (ppm) dalam sedimen

116

6.

Kandungan MerkurilHg (ppm) dalam organ dan jaringan ikan

116

7.

Kandungan MerkurilHg (ppm) dalam kerang

117

8.

Penggunaan Merkuri/Hg (gram) dan ー・イッセィ。ョ@
emasJAu selama
empat periode produksi (gram)
.. ........ ........ ...... ................................

118

Rata-rata penggunaan MerkurilHg (gram) dan hasil emas yang
............. ....................
diperoleh pada setiap periode produksi (gram)

119

9.

10. Biaya produksi (Rupiah) pada unit pengolahan emas untuk setiap
................................................................ ........................ ......

120

Pendapatan anggota masyarakat yang terlibat dalam usaha
pertambangan untuk setiap periode
.................................................

121

12.

Distribusi rataan biaya produksi (Rupiah) dan presentasenya

121

13.

Distribusi rataan pendapatan dan persentasenya

..............................

122

14.

Hasil analisis varians kandungan MerkurilHg (ppm) di tanah pada
berbagai jarak
....................... ...................................................... .....

122

Hasil analisis varians kandungan MerkurilHg (ppm) di rumput pada
berbagai jarak
......... ........................... ............. ... ..............................

122

Hasil analisis varians kandungan MerkurilHg (ppm) di tailing dam
pertama dan kedua
........................ ........................... ... ............. .....

122

Hasil analisis varians kandungan MerkurilHg (ppm) di sungai pada
berbagai jarak
............................................................. .....................

123

periode

11.

15.

16.
17.

18. Hasil analisis varians kandungan MerkurilHg (ppn) d seGnen pada
berbagai jarak

19.

................................... ............ ............... ....................

123

HasiJ analisis varians kandungan MerkurilHg (ppm) di ikan pada
berbagai jarak air sungai .................................. ..................................

123

xiii

Halaman
20.

21 .

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

Hasil analisis regresi hubungan kandungan Mer1turilHg (ppm) di
tanah dengan di unit pengolahan emas
... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ......

124

Hasil analisis regresi hubungan kandungan Mer1turilHg (ppm) di
rumput dengan di unit pengolahan emas
......... ......... ......... ........

124

Hasil analisis regresi hubungan kandungan MerkurilHg (ppm) di
tailing dam dengan di unit pengolahan emas ' " .. .... ... ..... .. ..... ' " ...

125

Hasil analisis regresi hubungan kandungan MerkurilHg (ppm) di air
sungai dengan di sedimen .................................................................

125

Hasil ana/isis regresi hubungan kandungan Merkuri/Hg (ppm) di
ikan dengan air di muara sungai Talawaan
. . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

126

Hasil analisis regresi hubungan kandungan MerkurilHg (ppm) di
kerang dengan sedimen di muara sungai Talawaan
........................

126

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan pulangan (Rp) dengan
..... ..... .... .... ... ... .. . ... .. . ... ... .... ..... ...... ... ... ....
hasil emas (gram)

127

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan transportasi (Rp)
dengan hasil emas (gram)
........ . ....... ........ ........................ '" ...

127

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan rempel (Rp) dengan
hasil emas (gram)
......... ................. . ... ... .................. ...... .......

128

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan pekerja tromol (Rp)
dengan hasil emas (gram)
........ ........ " ....... ....................... '" .. .

128

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan penambang (Rp)
dengan hasil emas (gram)
....... .......... .... ......... .. .. ....................

129

Hasil analisis regresi hubungan pendapatan pemilik (Rp) dengan
... ..... . ' " ... ... .... ........ .... ........ '" ... ... ' " ... ... ....
hasil emas (gram)

129

Hasil analisis regresi hubungan penggunaan Hg (gram) dengan
hasil emas (gram)
.. ...... . ................. . ... .... ........ ......................

130

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.18 Tahun 1999 Tentang
..................... ....
Baku Mutu TeLP Zat Pencemar Dalam Limbah

131

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO.82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

133

Peta lokasi penelitian

135

xiv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasiona! merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
ben::esinambungan yang me!iputi se!uruh kehidupan masyarakat bangsa dan
negara untuk me!aksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang terdapat di
dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan pembangunan nasional yaitu melindungi
segenap

bangsa

kesejahteraan

dan

umum,

seluruh

tumpah

mencerdaskan

darah

kehidupan

Indonesia,
bangsa,

memajukan
serta

ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
dan keadilan sosial.
Untuk melaksanakan pembangunan nasional yang berkelanjutan, maka
GBHN 1993 telah memberikan arahan agar pendayagunaan sumberdaya alam
dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai
dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan kesinambungan
lingkungan hidup.
Sektor pertambangan adalah merupakan salah satu sektor yang dapat
dikembangkan dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia asalkan dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab.
Pembangunan sektor pertambangan haruslah diselenggarakan secara terpadu
dengan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah.

Dalam konteks

pembangunan sektor pertambangan secara terpadu ini, maka jelas tungsi dan
peran pertambangan rakyat terutama untuk mewujudkan aspek pemerataan dan
perluasan lapangan kerja di daerah, khususnya pada sektor pertambangan dan
dapat terdistribusi secara layak pada masyarakat luas.
Pada umumnya di Indonesia, para pengusaha pertambangan rakyat masih
menggunakan cara penambangan dan pengelolaan secara tradisional, namun
perhatian dalam melestarikan lingkungan serta penanganan limbahnya masih
sangat rendah.

Daerah Sulawesi Utara sudah dikenal sebagai daerah

penambanQan emas selak !aman penjajahan Belanda pada tahun 1887, dengan
lokasi oertama ditemukannva emas olel1 Helanda 01 LooonQan (Haf)Ono.
maKa DaQ! masvaraKat
セオャ。キ・ウ@

QセIN@

utara penambangan emas DUkantan meruDaKan

hai vana baru. karena oada tahun 1920 Belanda sudah beralln ke daerah iain

2

dalam upaya
Dengan

untuk mencari wilayah yang berpotensi mengandung emas.

berpindahnya

pertambangannya

Belanda

dikuasai

ke

oleh

daerah

masyarakat

lain

maka

setempat

bekas
yang

wilayah
kemudian

melanjutkan usaha penambangan emas ini dengan cara tradisional yaitu dengan
tetap menggunakan merkuri sebagai bahan utama penjerat emas dari batuan
induknya. Usaha ini masih tetap bertahan sampai saat ini. namun berpindah dan
satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan masih tetap menggunakan pola
pemisahan emas yang sarna, maka pencemaran merkuri masih tetap terjadi.

1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sistem pertambangan rakyat
2. Mendeteksi

konsentrasi

merkun

(Hg)

pada

beberapa

parameter

lingkungan
3. Mengetahui perbedaan konsentrasi merkuri (Hg) terhadap jarak dan

sumber pencemar
4. Mengetahui hubungan antar konsentrasi merkuri (Hg) pada beberapa
parameter lingkungan
5. Mengetahui dampak dari penambangan rakyat terhadap pendapatan.

1.3. Kerangka Pemikiran
Dalam

kehidupan

manusia

untuk

mempertahankan

keberlanjutan

htdupnya, mereka akan mengusahakan sumberdaya alam yang berada di
sekitamya. Hal ini sudah
エ・セ。、ゥ@

sejak pertama kali manusia berada di bumi ini.

Bahwa demi kehidupan manusia sumberdaya alam harus dikorbankan adalah
merupakan hal yang biasa, tetapi seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan
oleh manusia terhadap lingkungannya inilah yang harus menjadi pematian
utama.
Sektor pertambangan dalam skala besar maupun keeil, swasta besar
ataupun rakyat keeil tetap saja akan memberikan dampak kepada kerusakan
lingkungan dan akan dapat membahayakan manusia itu sendiri. Pertambangan
rakyatpun tidak dapat temindar dan bahaya yang ditimbulkannya apa lagi dengan
menggunakan bahan berbahaya seperti merkuri (Hg) di dalam proses
produksinya. Pencemaran pada pertambangan emas rakyat ini telah banyak
terjadi seperti yang diltulis oleh Awalina (2001) bahwa sungai di taman nasional

3

Tanjung Puting, Kalimantan Tengah telah banyak yang tercemar logam berat
yang diakibatkan adanya penambangan rakyat. Pada sisi yang lain, rakyatpun
mempunyai hak untuk mempertahankan kehidupannya dengan mengolah alam
di wilayahnya.
Adanya

benturan-benturan

kepentingan

ini,

memper1ihatkan

bahwa

pertambangan emas rakyat harus segera dibenahi dengan baik, untuk itu maka
haruslah ada strategi di dalam pengelolaan pertambangan rakyat secara
tradisional ini akibat pencemaran yang ditimbulkan, sehingga pada satu sisi
kehidupan rakyat dapat dipertahankan dan pada sisi yang lainnya dapat ditekan.
Atas

dasar pertimbangan

ini maka penelitian

ini dilaksanakan

dengan

menggunakan kerangka pemikiran sebagai mana ter1ihat pad a Gambar 1.

4

TambaDC Rakyat

Limba" Calr

1

1

Sumur

Songai

Udara

Tanah daD Rumpot

I
Rantai MakaaaD

I Hg Sedimea I

BgAir

I

t-

Hg Orgaaisme

1

STRATEG1PENGEUDLAAN
RAMAH LINGKUNGAN

Kesejabteraan
Rakyat

Gambar 1. Kerangka pemikiraD.

1
HojaD

Analisis Bg di
Air, Sedimen, TaDah,
Rumput, dan Organisme

PembanguDaD
Berkelanj utaD

Income

UapMerkuri

Limbalt Padat

BgTanab
daD Rampot

5

1.4. Perumusan Masalah
Usaha

pertambangan

merupakan

seldor yang

dapat

memberikan

pemasukan pendapatan dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat,
baik kepada negara, swasta, maupun penambang rakyat, khususnya pada
kawasan-kawasan yang berpotensi mengandung emas asalkan dikelola secara
baik dan bertanggung jawab.
Masyarakat di wilayah Sulawesi Utara sudah sangat terbiasa dengan
usaha pertambangan emas secara tradicional. Cara pengelolaan penambangan
inipun dilakukan dari jaman dahulu dan masih tetap berlangsung sampai saat ini.
Dalam mengekstrasi emasnya mereka menggunakan merkuri (Hg) dan sumber
air pengolahan dari sungai.
Adanya

penggunaan

merkuri

(Hg)

sebagai

bahan

utama

dalam

mengekstrasi ernas, akan sangat memudahkan untuk proses pelepasan merkuri
(Hg) ke alam. Pada sis; lain, Hg merupakan salah satu logam berat yang sangat
beracun dan berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh organisme hidup
terutama manusia (Fardiaz, 1992).
Pada penambangan emas secara tradisional, tidak dapat dihindarkan akan
terjadinya penyebaran log am Hg ke sekitar wilayah penambangan sehingga
pada akhirnya akan terjadi pencemaran Hg. Penambangan tradisionalpun
tentunya melibatkan banyak sekali rakyat yang turut dalam usaha ini yang
merupakan sampingan dan usaha utamanya.
Dengan adanya persoalan seperti ini maka harus diukur seberapa luas
sebaran dampak yang telah ditimbulkan oleh adanya penambangan emas rakyat
ini, dan hal ini akan dideteksi pada komponen lingkungan yang ada disekitar unit
usaha tersebut. Pertimbangan dampak pencemaran merkun dan penambangan
rakyat inilah yang menyebabkan harus dilakukan sebuah penelitian yang
mendeta;l.
1.5. Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah :
1. Penambangan

rakyat

memberikan

dampak

terh ad ap

pencemaran

lingkungan.
2. Perbedaan jarak dari sumber pencemar dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan konsentrasi merkuri (Hg) pada beberapa parameter lingkungan.

6

3. Terdapat korelasi yang nyata antara konsentrasi merkuri (Hg) pada beberapa
parameter yang diukur.

1.6. Manfaat Penelitian
Dari penelitian in; diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut
1. Memperoleh informasi tentang pencemaran merkuri (Hg) pada beberapa
parameter lingkungan akibat adanya penambangan rakyat.
2, Menemukan pola penanggulanggan pencemaran merkuri dari penambangan
emas rakyat,
3. Menjadi bahan kajian ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan dan sumber
informasi bagi instansi terkait dengan persoalan penambangan rakyat.
1.7. Novelty Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang baru dalam hal
pengelolaan pertambangan emas rakyat, dimana sistem pengelolaan yang
selama ini dijalani adalah dengan selalu membuang limbah cair ke sungai,
sehingga akan terjadi pencemaran merKuri ke perairan, sedimen dan organisme,
disamping itu juga terjadi pelepasan merkuri ke udara pada saat terjadinya
pemisahan emas dengan mer1c:uri.
Dengan hasil penelitian ini apabila semuanya dilakukan secrara tertutup
seperti pada gambar 41, maka tidak akan terjadi lagi adanya pelepasan merkuri
ke lingkungan dengan demikian dapat menekan terjadinya pencemaran merkuri
ke lingkungan. Hal ini akan sangat menguntungkan dimana masyarakat dapat
tetap mengelola lahannya untuk kawasan pertambangan dengan meminimalkan
kemungkinan terjadinya pencemaran merkuri yang dihasilkan dari proses
produksi emas.

II. nNJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengelolaan Sumberdaya A'am
Keg iata n

pembangunan

pada

umumnya

adalah

menyangkut

pendayagunaan sumberdaya alam, karena dan sumberdaya alamlah segala
kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Mantaat sumberdaya alam ini bagi manusia
dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung.
Pengertian sumberdaya alam adalah komponen lingkungan alami baik fisik
maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya
dan

meningkatkan

dikatakan

oleh

kesejahteraannya

Soeparmoko

(1997)

(Soerianegara,
bahwa

1977).

sumberdaya

Selanjutnya
alam

perlu

diklasifikasikan karena dengan penggolongan akan lebih mempermudah dalam
merencanakan bagaimana memanfaatkannya dan bagaimana mengelolanya
agar volume sumber daya alam tersebut tidak cepat habis dan lingkungannya
tetap \estan, namun memberikan mantaat sosial yang optimal.
Berdasarkan kemampuannya memperbaharui din, maka sumberdaya alam
digolongkan menjadi : 1}. Sumberdaya alam dapat pulih seperti hutan dan
perikanan, 2). Sumberdaya alam tidak dapat pulih seperti mineral dan gas bumi.
Hal ini karena sumberdaya alam tersebut tidak akan pernah ada lagi setelah
diambil. sehingga diharapkan pengelolaannya secara bertanggung jawab (Mayer
2001).
Arah pembangunan jangka panjang yang digariskan dalam GBHN 1998
menyatakan bahwa bangsa Indonesia menghendaki keselarasan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya, diantara sesama manusia serta manusia
dengan lingkungan alam sekitamya. Dengan demikian, maka keserasian antars
kegiatan

manusia

dengan

ekosistem

yang

mendukungnya

merupakan

pengarahan pembangunan jangka panjang yang harus diikuti.
Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan
lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nUai-nilai
agama, adat istiadat dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat (UU No. 23
Tahun 1997 pasal 9). Sumberdaya alam yang ada sekarang ini sebenamya
merupakan titipan untuk generasi yang akan datang, yang sementara dikuasakan
pada generasi sekarang int Hal ini menyebabkan penanganan yang dilakukan
sekarang ini haruslah benar-benar bertanggung jawab (Budianta, 1998).

8

Secara umum pengelolaan sumberdaya atam dapat didefenisikan sebagai
usaha manusia dalam mengubah ekosistem sumberdaya alam agar manusia
memperoleh

manfaatnya

semaksimal

mungkin

dengan

mengusahakan

kontinuitasnya (Soerianegara, 1977). Tujuan pengekllaan sumberdaya alam
menuM Husein (1994) adalah sebagai berikut: 1}. Tercapainya keselarasan
hubungan

antara

manusia

dengan

lingkungannya,

2).

Terkendalinya

pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, 3). Terwujudnya manusia
Indonesia sebagai pembina lingkungan, 4). Teriaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi
yang akan datang.

2.2. Pembangunan Pertambangan
Falsafah

pembangunan pertambangan pada PJP "

adalah

untuk

mendukung terciptanya perekonomian nasional yang mandiri dan handal melalui
pendayagunaan sumberdaya alam mineral dan energi secara hemat dan optimal
serta befWawasan lingkungan.

Secara umum sasaran sektor pertambangan

selama PJP II adalah:
1. Peningkatan produksi dan diversifikasi.
2. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan energi primer.
3. Terciptanya sistem penambangan yang efisien, produktif dan disertai
penguasaan teknologi.
4. Peningkatan kualitas sumberdaya dan manfaat usaha pertambangan.
5. Peningkatan peran serta masyarakat terutarna melalui wadah koperasi.
6. Meluaskan pembangunan pertambangan melalui daerah khususnya kawasan
timur Indonesia.
7. Tersedianya petayanan infolTTlasi geologi dan sumberdaya mineral.
Klasifikasi bahan galian di Indonesia berdasarkan pad a Undang-undang
Pokok Pertambangan Nomor 11 tahun 1967 dan Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1980 adalah sebagai berikut:
1. Bahan galian strategis disebut pula sebagai bahan galian 90longan A yang
terdiri dan: minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat,
aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium, radium, thorium, bahan
galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, dan timah.
2. Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B yang
terdiri dari : besi, mangan, molibdenum, krom, wolfram, vanadium, titan,

9

bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, pfatina, perak, air raksa, arsen,
antimon, bismuth, serium, kristal kuarsa, kriolit, barit, jodium. brom. khlor dan
belerang.
3. Bahan galian non-strategis dan non-vital disebut pula bahan galian
goklngan C yang terdiri dali : nHm. nitrat, fosfat, garam batu (halit), asbes,
talk, mika, graflt, magnesit, garosit, tawas, oker. batu permata, pasir kuarsa,
kaolin, gipsum, bentonH, tanah serap. batu apung, marmer, batu tulis, batu
kapur, dolomit, kalsit, gran it, andesit. tanah liat dan pasir.
DaJam Undang-undang Pokok Pertambangan Nomor 11 Tahun 1967
dikatakan yang dimaksudkan dengan usaha pertambangan adalah semua usaha
yang dilakukan oleh seseorang atau bad an hukum atau badan usaha unluk
mengambil bahan galian dengan tujuan untuk dimanfaatkan Jebih lanjut bagi
kepentingan manusia. Usaha pertambangan dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Usaha pertambangan penyelidikan umum, merupakan penyelidikan
geologi ataupun geofisika secara umum baik di daratan, perairan ataupun
dari udara dengan maksud untuk membuat peta geologi umum dalam usaha
untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian.
2. Usaha pertambangan eksplorasi, adalah segala usaha penyelidikan
geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti atau lebih seksama
adanya sifat dan letak bahan galian.
3. Usaha pertambangan eksploitaai, adalah usaha pertambangan dengan
maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.
4. Usaha pertambangan pengolahan dan pemumian, adalah pengerjaan
untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkannya dan
memperoleh unsur-unsur yang terdapat dalam bah an galian tersebut.
5. Usaha pertambangan pengangkutan, adalah segala usaha pemindahan
bahan galian dali daerah eksplorasi, eksploitasi atau dan tempat pengolahan
atau pemumian ke tempat lain.
6. Usaha pertambangan penjualan, adalah segala usaha penjualan dan hasil
pengelolaan ataupun pemumian bahan galian.
Peraturan

Pemerintah

Nomor 27

Tahun

1980

ditetapkan

bahwa

pengusahaan pertambangan bahan galian 9010ngan strategis (A) dan bahan
galian vital (8)

diatur dalam Kuasa Pertambangan (KP) yang diatur oleh

Departemen Pertambangan dan Energi. sedangkan untuk bahan galian golongan

10

non-strategis dan non-vital (golongan C) diatur dalam bentuk Surat Ijin
Pertambangan Daerah (SPID) dan diatur oleh Gubemur Kepala Daerah.

2.3. Pertambangan Rakyat
Penambangan yang dikelola oleh rakyat pada umumnya

adalah

pertambangan yang dilakukan dengan tidak mendapatkan izin dan pemenntah,
sehingga disebut oleh pemerintah dengan nama" Pertambangan Emas Tanpa
Izin " atau PETI.
Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) adalah usaha pertambangan yang
dilakukan oleh perseorangan, sekelompok orang atau perusahaan atau yayasan
berbadan hukum yang didalam operasinya tidak memiliki izin dan instansi
pemenntah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. PETI diawali oleh
keberadaan para penambang tradisional, yang kemudian berkembang karena
adanya faldor kemiskinan, keterbatasan lapangan pekerjaan, dan kesempatan
usaha, keterlibatan pihak lain yang bertindak sebagai cukong atau backing,
ketidak harmonisan antara perusahaan dengan masyarakat setempat, serta
knsis ekonomi berkepanjangan yang diikuti oleh penafsiran keliru tentang
reformasi. Oi sisi lain kelemahan dalam penegakan hukum dan perundangundangan yang menganak tirikan pertambangan oleh rakyat, juga ikut
mendorong maraknya PETI (Anonim, 2000).
Apabila dilihat dari karalderistik PETI, maka dapat dikelompokan menjadi :
A. Ditinjau dari pelaku usaha, terdiri atas :
1. Masyarakat setempat
2. Masyarakat pendatang
3. Cukong dan oknum aparat sebagai backing
B. Ditinjau dari teknologi pengolahan terdiri atas:
1. Peralatan sederhana atau tradisional
2. Peralatan semi mekanis atau kombinasi antara peralatan sederhana
dengan peralatan mekanis
3. Peralstan mekanis.
C. Ditinjau dari status lahan, terdiri dari:
1. Lahan milik sendili
2. Lahan milik Negara seperti hutan lindung dan eagar alam
3. Wilayah konsesi perusahaan: Kuasa Pertambangan dan Kontrak Karya.

11

O. Oitinjau dan komoditi atau bahan galian. terdiri atas :
1. Batu bara (goloogan A)

2. Emas dan intan (golongan B)
3. Golongan A dan B lainnya serta hampir seluruh bahan gal ian golongan C
(Anonim.2oo0) .

2.4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Menurut Suratmo (1995) , analisis mengenai dampak lingkungan adalah
suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hal ini
dijelaskan

oleh

Soemarwoto

(1997)

bahwa

anaHsis

mengenai

dampak

lingkungan dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif
terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu
aktivitas pembangunan (proyek) yang sedang direncanakan.
Oampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dan adanya
suatu aktivitas manusia. dapat bersifat posrtif maupun negatif. Pada umumnya
dampak suatu kegiatan pembangunan (proyek) selalu menjadi masalah karena
perubahan yang disebabkan oleh adanya suatu aktivitas pembangunan (proyek)
selalu \ebih besar daripada yang menjadi sasaran untuk proyek itu (Soemarwoto,
1997).
Suratmo (1995) mengatakan bahwa untuk menetapkan adanya suatu
dampak diperlukan 3 tahapan sebagai benkut: 1}. Tahap 1 melakukan identifikasi
dampak yang terjadi pada komponen-komponen lingkungan, 2). Tahap II
pengukuran atau penghitungan dampak yang akan
エ・セ。、ゥ@

pada komponen-

komponen lingkungan tersebut. 3). Tahap III penggabungan beberapa komponen
lingkungan yang sangat berkaitan kemudian dianalisis dan digunakan untuk
menetapkan refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai indikator yang
menjadi gambaran perubahan lingkungan atau dampak lingkungan.
Oampak dan suatu kegiatan pembangunan atau proyek menurut Suratmo
(1995), pada umumnya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak

langsung kepada 3 komponen penting yaitu : 1). Biofisik kimia, 2). Sosial budaya
masyarakat dan 3). Sosial ekonomi masyarakat di daerah proyek tersebut.
Penambangan terbuka menurut Robertson (1996), dampak penting dan
suatu kegiatan penambangan terbuka yang harus diperhatikan adalah aliran air
asam tambang, kolam limbah dan rembesan legam berat ke dalam ali ran air
tanah.

12

2.5. Pencemaran Lingkungan
Pengertian lingkungan berdasarkan pada UU No.23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda.
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dengan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Dikatakan oleh Ismoyo (1995) bahwa lingkungan adalah
semua faktor luar, fisik dan biologis yang secara
terhadap ketahanan hidup. pertumbuhan.

langsung berpengaruh

perl