Analisis jaringan komunikasi dalam masyarakat tradisional kampung naga: Kasus dalam usahatani padi
1
.
*.
>
.
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
OLEH:
ABDUL AZIZ
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
ABSTRAK
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
1
.
I
I
I
~
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
1I
I
I
-
ABDUL AZIZ. Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional
Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi. Dibimbing oleh RICHARD W.E.
LUMINTANG, M.D. DJAMALUDIN, dan BUD1 SUHARJO.
Masyarakat Kampung Naga merupakan satu-satunya tipe masyarakat tradisional
yang masih ada di Kabupaten Tasikmalaya. Usahatani padi yang merupakan mata
pencaharian pokok masyarakat Kampung Naga memperlihatkan suatu model
usahatani yang masih tradisional. Norma masyarakat setempat memegang peranan
yang cukup kuat di dalam mengatur perilaku dan kehidupan masyarakat Kampung
Naga, terrnasuk di dalam menyikapi hal-ha1 yang berkaitan dengan inovasi pertanian.
Dalam penelitian ini dipelajari strukur jaringan komunikasi dalam usahatani padi,
sikap petani terhadap inovasi pertanian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlibatan petani di dalam jaringan komunikasi pertanian.
Metode untuk mengetahui jaringan komunikasi digunakan pendekatan sosiometri
yang didasarkan pada penemuan "siapa berinteraksi dengan siapa", kemudian
dianalisis dengan menggunakan matrik dan indeks sosiometri serta analisis jaringan
komunikasi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani dalam
jaringan komunikasi dianalisis dengan menggunakan analisis lintas (path analysis).
Jaringan komunikasi dalam usahatani padi pada masyarakat tradisional kampung
Naga terdiri dari delapan klik yang masing-masing memiliki pola komunikasi
cenderung tertutup dan membentuk jaringan personal yang saling mengunci
(interlocking). Derajat keterbukaan klik berkisar dari 0,06 % sampai dengan 0,7 %.
Derajat koneksi individu mulai dari 0 sampai dengan 9,8 % dan derajat integrasi
individu berkisar dari 0 sampai dengan 26,4 %. Dalam jaringan terdapat 3 orang
opinion leader yang bertindak sebagai star, 4 orang liaison, 18 orang bridge, 3 orang
isolated, dan 2 pasangan dyad.
Sikap masyarakat kampung Naga terhadap inovasi pertanian, secara umum
dapat disimpulkan cenderung negatif. Sikap positif hanya ditujukan terhadap
penggunaan pupuk buatan, dalam arti mendukung penggunaan inovasi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis lintas, faktor-faktor yang berpengaruh langsung secara
nyata dengan keterlibatan petmi di dalam jaringan komunikasi pertanian adalah: usia,
perilaku komunikasi, tingkat kekosmopolitan, status sosial, dan sikap terhadap
inovasi pertanian. Kelima peubah ini menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
jaringan komunikasi berdasarkan derajat koneksi individu.
Enam peubah bebas lainnya tidak menunjukan adanya pengaruh langsung
terhadap derajat koneksi individu dalam jaringan kornunikasi. Walaupun demikian,
dari keenam peubah tersebut diantaranya terdapat tiga peubah yang secara tidak
langsung berpengaruh terhadap derajat koneksi individu, yaitu lamanya menempuh
pendidikan formal, keterdedd~anmedia massa dan sikap terhadap norma-norma
masyarakat setempat.
1
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul
ANALISIS JARINGAN KOFvIUNIKASI DALAM MASYARAKAT
TRADISIONAL KAMPUNG NAGA: KASUS DALAM USAHATANI PAD1
Adalah benar rnerupakan hasil harya sendiri dan belun~pernah dipublikasikan.
Semua surnber dan informasi yiing digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
Bogor, Agustus 2002
KMP 99501
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
ABDUL AZIZ
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
Judul Tesis
: Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional
Nama
NRP
Program Studi
: Abdul Aziz
: 99501
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Ir. Richard W. E. Lurnintann. MSEA
Ketua
Ir. M. D. Djamaludin, M.Sc
Anggota
Dr. Ir. Budi Suhario, MS
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
u
Dr. Ir. Hi. Aida Vitayala S. Hubeis, MS
Tanggal Lulus : 27 Agustus 2002
I
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 18 Juni 1965
I
I
merupakan anak kedua dari pasangan Momon Suherman dan Ocah Roslah.
--
I
Pendidikan dasar ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah LinggawangiSingaparna lulus, tahun 1979. Pada tahun 1982 lulus dari SMP Muallimin
I
Linggawangi - Singaparna, dan selanjutnya lulus dari SMA Negeri 7 Bandung pada
tahun 1985. Tahun 1985-1986 diterima sebagai mahasiswa undangan (PMDK) IKIP
I
\
Bandung pada Jurusan Pendidikan Matematika Program D-3. Tahun 1986
I
1
I
I
melanjutkan pendidikan S-1 di pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Jurusan Ilmu
I
I
Penerangan (Manajemen Komunikasi) dan lulus pada tanggal 10 Juli 1993.
1
Wilayah X dpk pada Universitas Islam Riau, Pekanbaru, pada Fakultas Ilmu Sosial
1
dan Ilmu Politik. Pada tahun 1999 penulis memperoleh kesempatan melanjutkan
1
Sejak tahun 1994 hingga sekarang penulis bekerja sebagai dosen Kopertis
I
I
I
I
I
I
~~
pendidikan S-2 pada Program Studi ~omunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan Program Pascasarjana Isntitut Pertanian Bogor, dengan sponsor BPPS
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional EU.
Tahun 1999 penulis menikah dengan Ir. Edrya Titin Tripuri dan dikarunia satu
orang putri dan satu orang putra, yaitu Nafisa Salsabila Aziz dan Aufarrifqy
Muthahhari Aziz.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahrnat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2001 ini ialah jaringan komunikasi
pertanian, dengan judul Analisis Jaringan Komunikasi pada Masyarakat Tradisional
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Kasus dalam Sistem Usahatani Padi.
Terima kasih dan penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Richard W.E. Lurnintang,
MSEA, Bapak Ir. M.D. Djamaludin, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Budi Suhardjo, MS
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Ateng selaku wakil kuncen kampung Naga dan Bapak Unus
selaku Kepala Desa Neglasari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya.
Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ketua RT 01 dusun
Naga yaitu, Bapak Dedi yang telah banyak membantu penulis di dalam
mengumpulkan infonnasi dan data yang sangat diperlukan. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada teman-teman seperti Agus, Iwan, Mamat, Hano, Kazi, ~ k t i ,
Yeni, Linda, Jamilah, Andre dan yang lainnya --karena keterbatasan ruang tidak
mungkin untuk disebutkan satu persatu di sini, atas segala dorongannya sehingga
penulis tetap semangat menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah SWT
membalas semua arnal kebaikan yang telah kita lakukan. Akhirnya, ucapan terima
kasih juga talc lupa disampaikan kepada istri tercinta, Edrya Titin Tri Putri, serta
kedua orang tua atas segala motivasi, doa, ketabahan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2002
Abdul Aziz
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................
. . ix
.
.
.
.
.
DAFTAR GAMBAR ..................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar belakang .......................................................................
Perwnusan Masalah .................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................
Kegunaan Penelitian
1
5
6
6
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi ...................................................
Pengertian Jaringan Komunikasi ..................................................
Analisis Jaringan Komunikasi .....................................................
Model dan Struktur Jaringan Komunikasi .......................................
Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi ...............................
Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi .......................................
Diseminasi Informasi ...............................................................
Sikap: Pengertian. Ciri-ciri dan Fungsinya .......................................
Masyarakat Tradisional ............................................................
KERANGKA PEMIKIRAN ..........................................................
Hipotesis ..............................................................................
Diagram Lintas ......................................................................
METODOLOGI PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel ..........................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
Populasi dan Contoh ................................................................
Teknik Pengurnpulan Data .........................................................
Validitas da Reliabilitas Instnunen ................................................
Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umurn Wilayah Penelitian ...............................................
1. Lokasi dan Komuniaksi .......................................................
2 . Lingkungan Fisik ...............................................................
3. Struktur Masyarakat ............................................................
28
31
31
4 . Mata Pencaharian ................................................................
5. Adat Kepercayaan. Pandangan Hidup dan Nilai Budaya ...................
Profil Responden ......................................................................
Sikap Responden terhadap Inovasi Pertanian .....................................
Sikap terhadap Norma-norma Masyarakat ........................................
Analisis Jaringan Komunikasi Petani Kampung Naga ...........................
Keterkaitan antar Faktor yang Mempengaruhi Derajat Koneksi Individu .....
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
56
57
69
78
85
87
111
131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 133
LAMPIRAN
.............................................................................. 138
DAFTAR TABEL
.
,
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
.-
.
27
28
29
30
Halaman
Definisi konseptual dan pengukuran struktur komunikasi ...................
36
Jumlah media massa yang ada di Kampung Naga ...........................
49.
55
..............
Keadaan penduduk karnpung Naga sampai akhir tahun 200 1
Ketentuan-ketentuan adat orang Naga yang berhubungan dengan sistem
usahatani padi .....................................................................
68
Usia responden ....................................................................
69
Pendidikan formal responden ................................................... -70
Luas sawah responden ...........................................................
73
Pendapatan responden dalam satu musim panen terakhir ...................
74
76
Perilaku komunikasi responden .....I ..........................................
79
Sikap responden terhadap inovasi pertanian ..................................
Klasifikasi jenis padi lokal yang biasa ditanarn petani Kampung Naga ...
81
83
Hubungan usia dengan sikap terhadap inovasi pertanian ....................
Sebaran derajat koneksi individu ................................................91
Sebaran derajat integrasi individ ................................................
93
Analisis jaringan komunikasi klik 1 ...........................................
95
Analisis jaringan komunikasi klik 2 ...........................................
96
99
Analisis jaringan komunikasi klik 3 ...........................................
Analisis jaringan komunikasi klik 4 ........................................... 101
Analisis jaringan komunikasi klik 5 ........................................... 103
Analisis jaringan komunikasi klik 6 ........................................... 105
Analisis jaringan komunikasi klik 7 ........................................... 106
Analisis jaringan komunikasi klik 8 ........................................... 108
Rekapitulasi analisis jaringan komunikasi pada level klik .................. 108
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi derajat koneksi individu ....................................... 116
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peuball yang
mempengaruhi sikap terhadap inovasi pertanian ............................. 119
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi tingkat kosmopolitan .......................................... 121
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
123
mempengaruhi perilaku kolmunikasi ..........................................
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi keterdedahan media massa .................................
125
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
128
mempengaruhi sikap terhadap norma-norma masyarakat ...................
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi pendapatan petani .............................................
129
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan kerangka pemikiran analisis jaringan komunikasi dalam sistem
usahatani padi ........................................................................
28
2. Diagram lintas antar peubah yang mempengaruhi derajat koneksi individu
dalam jaringan komunikasi ........................................................ 3 1
3.
Sosiogram jaringan komunikasi dalam sistem usahatani padi pada
kmasyarakat tradisional Kampung Naga ........................................
89
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Tabel status pilihan individu .....................................................
138
2 . Tabel derajat koneksi dan integrasi individu ..................................
141
3 . Diagram lintas antar faktor yang mempengaruhi derajat koneksi individu
dalarn jaringan komunikasi ......................................................
144
4 . Matriks hasil analisis regresi linear masing-masing model ..................
145
5. Matriks hasil uji korelasi antara peubah usia dengan sikap terhadap
inovasi pertanian ..................................................................
152
6. Foto kondisi lokasi penelitian ...................................................
153
PENDAHULUAN
.
Latar Belakang
%
Sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia, Bangsa Indonesia sekarang ini sedang
membangun yang mengarah kepada pembangunan suatu masyarakat modem yang
terbuka. Membina masyarakat modern yang terbuka, martabat manusia harus
senantiasa dijunjung tinggi serta dihargainya hak-hak asasi, demi tercapainya
keadilan. Oleh karena itu, di dalam pembangunan masyarakat modern yang terbuka,
perubahan sosial harus diselenggarakan secara damai, tidak lagi diketengahkan
prinsip pertentangan kelas, paharn, ras dan sebagainya, melainkan yang perlu
diketengahkan di sini adalah prinsip "Community Development" yang hendak
mengubah masyarakat secara tertib, serasi, bertahap dan bertingkat.
Perubahan secara darnai dalam rnernbina rnasyarakat yang terbuka adalah
penting, karena perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modem sering
menimbulkan ketegangan yang dapat menyebabkar! disorganisasi serta disintegrasi
masyarakat dan kebudayaan.
Salah satu upaya dalam pembangunan y a ~ gbertujjuan untuk memperbaiki
kesejahteraan dan taraf hidup masyamkat desa, adalah melalui pembangunan
pertanian. Upaya itu diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jurnlah
produksi pertanian melalui pengenalan teknologi baru. Pengenalan teknologi
pertanian di Indonesia, yang dilaksanakan melalui intensifikasi pertanian pangan,
mulai diperkenalkan tahun 1960-an yang populer dikenal sebagai program "Revolusi
Hijau". Intensifikasi pertanian pangan ini menekankan pada pentingnya peningkatan
produksi dengan menerapkan teknologi baru yang lebih maju daripada yang sudah
1
dikenal oleh para petani tradisional (Tjondronegoro 1990).
Salah satu upaya pengenalan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan
I
I
prakarsa dan peran serta masyarakat pedesaan tersebut adalah dengan membentuk
-
I
kelompok tani dan kelompok atau organisasi sosial lainnya. Nilai-nilai yang ada
I
I
dalam suatu kelompok atau organisasi di masyarakat pedesaan tenvujud dalam
I
hubungan yang akrab dan sepenanggungan di antara anggota, serta musyawarah dan
I
mufakat di dalam mengambil keputusan. Di samping itu, ikatan kebersamaan yang
I
I
I
menimbulkan sense of belonging, sense of participation, sense of responsibility,
I
keterbukaan dalam kepemimpinan, dan ikatan kepercayaan serta tradisi, merupakan
nilai-nilai positif lainnya yang dapat mengokohkan hubungan dalam kelompok.
1
I
Di tengah derasnya arus upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan --khususnya
I
I
masyarakat petani kecil-- ke arah taraf kehidupan yang maju, modern, dan mandiri,
I
I
masyarakat Kampung Naga merupakan satu potret komuniti yang justru seolah tak
I
peduli dengan modernisasi. Bahkan sebaliknya dikenal sebagai masyarakat yang
I
1
~I
sangat kuat di dalam mempertahankan tradisi warisan leluhurnya.
I
Namun walaupun dikategorikan sebagai masyarakat adat yang kuat
mempertahankan tradisi, masyarakat Karnpung Naga bukan merupakan tipe suatu
I
masyarakat yang statis dan primitif. Ketradisionalan masyarakat Kampung Naga
I
I
I
tidak berarti menggambarkan keterisolasiannya dari dunia luar baik dari aspek
I
I
I
I
I
geografis, sosial, maupun budaya. Di samping merupakan daerah terbuka untuk
dikunjungi, banyak di antara masyarakat Kampung Naga yang selalu keluar masuk
kampung seperti untuk keperluan berdagang dan keperluan-keperluan lainnya.
Bahkan ada di antaranya yang --karena exogami-- migrasi dan menetap di desa lain.
Narnun uniknya, walaupun sudah tinggal di desa lain, tetapi masih terikat oleh tali
temali tradisi sanaga dan secara rutin akan senantiasa menghadiri perayaan-perayaan
ritual yang selalu dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.
Kampung Naga memang cukup unik, karena ternyata roda kehidupan
masyarakatnya tidak hanya terikat secara formal terhadap instansi pemerintah daerah
setempat, melainkan juga terikat secara informal terhadap ikatan tradisi leluhur.
Kedua ha1 tersebut mampu berjalan harmonis dan seirama dalam mengatur hari demi
hari kehidupan masyarakat Kampung Naga.
Kesediaan masyarakat Kampung Naga menempatkan diri dan berpijak pada
ketentuan formal yang turut menata kehidupan, merupakan suatu adaptasi positif
dalam upaya mewujudkan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun
'
demikian, kondisi tersebut tidak mengubah wajah asli mereka yang sarat dengan
nuansa tradisional. Berbagai dimensi kehidupan yang terkait erat dengan adat istiadat
(tradisi) diatur secara informal dalam suatu sistem kemasyarakatan yang bersifat lokal
.
di bawah pengaruh pemangku adat yang kharismatis yang disebut kuncen.
Walaupun masyarakat kampung Naga boleh dikatakan tidak tertutup bagi dunia
luar, tetapi sendi-sendi kehidupan kesehariannya mencerrninkan suatu komuniti yang
seolah-olah tidak pernah tersentuh oleh peradaban lain. Kenyataan ini lebih terlihat
lagi ketika mengamati lebih jauh aktivitas masyarakat di dalam mengelola usahatani
padi yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat kampung Naga. Inovasi
pertanian yang dianggap merupakan solusi terbaik di dalam mengatasi ketertinggalan
masyarakat pedesaan, sepertinya tidak mampu menyelinap untuk merubah corak
perilaku bertani orang Naga.
.
$
Berdasarkan pengamatan sewaktu pra survei, teknologi pertanian di Kampung
Naga relatif masih sangat sederhana dan bersifat tradisional. Kesederhanaan ini
> .
tercermin dari alat-alat yang digunakan untuk mengolah sawah atau lahan pertanian.
Peralatan pertanian tersebut di antaranya berupa cangkul, garu, gasrok dan teplak.
Adapun sifat tradisional itu sendiri tampak dari sistem pengetahuan pertanian yang
diterapkan yang hingga kini masih merupakan cara lama yang diwariskan secara
turun temurun dari leluhur sanaga. Misalnya, perhitungan-perhitungan yang
dihubungkan dengan perjalanan bulan dan bintang untuk menghasilkan padi yang
baik, ketaatan terhadap ketentuan adat (tradisi) yang berupa pantangan-pantangan dan
anjuran-anjuran adat di dalam mengelola usahatani padi, bahkan sifat tradisional ini
lebih terlihat lagi dari pelestarian jenis padi yang ditnnam yakni jenis padi tradisional
(varietas lokal) yang disebut pare gede yang ditanam secara turun temurun.
Realita kehidupan masyarakat kampung Naga sepeni diuraikan di atas, tentunya
bukan disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui adanya pembaharuan-
pembaharuan yang terjadi di sekitarnya. Saat ini bahkan media massa elektronik
sudah menjadi bagian kehidupan orang Naga, sehingga tidak ada alasan untuk tidak
sampainya inforrnasi baru tersebut ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di
samping itu, secara insidental penyuluhan pertanian juga tetap dilaksanakan
meskipun hanya menyentuh segelintar tokoh masyarakat. Lalu kemanakah inforrnasi
tersebut diteruskan, dan mengapa tidak sampai pada tahap penerapan? Misteri dibalik
pertanyaan seperti inilah yang akan dicoba dijawab di dalam penelitian ini.
1
Melihat fenomena seperti yang diuraikan di atas, mengukuhkan betapa
pentingnya peranan komunikasi di dalam penyebarluasan informasi baru yang
--
~
~
sifatnya membangun. Oleh karena itu penelitian tentang struktur jaringan komunikasi
di antara warga masyarakat Kampung Naga dalam kaitannya dengan diseminasi
i
informasi pertanian, merupakan ha1 yang sangat penting untuk dilakukan, terutama
1
dalam rangka mengidentifikasi strukur jaringan komunikasi yang terjadi, sikap dan
iI
perilaku masyarakat ketika dihadapkan kepada suatu inovasi, mengidentifikasi faktor-
~
faktor yang turut mempengaruhi penerimaan atau penolakan suatu inovasi, serta
~
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani di dalam jaringan
I
komunikasi pertanian.
I
1
Bertitik tolak dari fenomena tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: "Bagaimanastruktur jaringan komunikasi pertanian yang terbentuk
di dalam masyarakat tradisional Kampung Naga, khususnya di dalam pengelolaan
usahatani padi? "
I
Masalah tersebut menyangkut persoalan yang lebih rinci sebagai berikut:
I
1. Bagaimana struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi pada masyarakat
tradisional Kampung Naga?
2. Bagaimana sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap
I
i
1
1
informasi dan tehologi baru pertanian?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di dalarn
jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional K m p m g
Naga?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi
pada
masyarakat tradisional Karnpung Naga,
2. Mempelajari sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap
informasi dan teknologi baru pertanian, dan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di
dalam jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional
Kampung Naga.
Kegunaan Peneltian
Kegunaan atau manfaat penelitian ini bisa dilihat secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmiah untuk
penelitian lebih lanjut mengenai struktur jaringan komunikasi dalam proses
.
a,
\
.
'
diseminasi informasi baik informasi yang berhubungan dengan pertanian, maupun
informasi lainnya yang ada di masyarakat pedesaan.
2. Sedangkan secara praktis, walaupun penelitian ini tidak bermaksud untuk
menghasilkan resep perumusan suatu kebijakan, akan tetapi sedikitnya diharapkan
dapat membantu para perumus kebijakan dengan memberikan informasi tentang
pola atau struktur jaringan komunikasi dalam proses diseminasi informasi di
kalangan warga masyarakat pedesaan, dan informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat desa di dalam jaringan komunikasi
informasi pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris
berasal dari kata latin communis yang berarti "sama". Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana
2000:41). Dengan demikian, berkomunikasi artinya menyamakan makna atau
pengertian dengan rekan komunikasi kita.
Menurut DeVito, komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan
untuk melakukan umpan balik (DeVito 1997:23). Berdasarkan definisi ini maka dapat
dirinci bahwa komunikasi itu terdiri dari unsur-unsur: komunikator (orang yang
pertama menyampaikan pesan), pesan, gangguan, komunikan (orang yang menerima
pesan), efek, feedback (umpan balik), dan konteks. Sedangkan satu lagi unsur lain
yang belum tercakup dalam definisi DeVito adalah saluran (channel) atau media.
Mengenai model komunikasi itu sendiri, model-model komunikasi ymg paling
awal didasarkan pada suatu situasi komunikasi dua orang atau komunikasi diadik.
Suatu sumber komunikasi mengirimkan pesan melalui sebuah saluran kepada seorang
penerima. Model komunikasi seperti ini disebut juga sebagai model linear satu arah. .
Model komunikasi linear telah mendominasi pandangan orang tentang proses
komunikasi sampai tahun 1960-an (Gonzalez 1993:go).
8
.
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, teori-teori dan model
komunikasi juga mengalami perkembangan. Teori-teori komunikasi lama dianggap
telah usang dan diakui tidak lagi mencerminkan realitas serta tidak terbukti berhasil
diterapkan dalam strategi komunikasi khususnya di negara-negara dunia ketiga.
Kemudian muncullah teori-teori d m model komunikasi baru yang lebih relevan
dalam menjawab permasalahan dan fenomena-fenomena yang ada.
~
Kelemahan model linear adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai suatu proses
1
yang pasif dan mekanistis, bergerak satu arah dari sumber ke penerima pesan.
Sumber dianggap sebagai pihak yang aktif sementara penerima dianggap pasif
(McQuail dan Windahl 1981:11).
I
.,
I
I
.
Dalam pandangan model linear, inforrnasi hanyalah merupakan substansi fisik
I
dan individu-individu di dalarn pikirannya terpisah-terpisah sehingga: 1) aha
1
kecenderungan melihat obyek-obyek komunikasi terlalu sederhana dan mengabaikan
~
konteks di mana obyek tadi berada; 2) ada kecenderungan menganggap bahwa fungsi
~
utama komunikasi adalah persuasi, d m mengabaikan fungsi-fungsi lain seperti
I
I
pengertian bersama, kesepakatan bersama, dan tindakan bersama; 3) terlalu
memusatkan pada efek psikologis dengan menganggap bahwa keberadaan individu-
I
1
individu secara terpisah, sehingga kurang memperhatikan efek sosial dan hubungan
I
individu-individu lainnya dalarn jaringan sosial (Rogers dan Kincaid 1981).
I
I
~
Setelah model komunikasi linear satu arah dianggap usang, kini model komunikasi
I
yang menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang interaktif dua arah di
I
1
antara partisipan mulai berkembang dan lebih diterima. Berlo (1960) menganggap
I
komunikasi di antara partisipan-partisipan ini sebagai transceivers, karena keduanya
I
I
I
I
I
--
8
mengirim dan menerima pesan (Gonzalez 1993:90). Konsep komunikasi yang
demikian menjelaskan kepada kita bahwa proses komunikasi sebenarnya merupakan
proses pertukaran pesan atau informasi di antara partisipan (Severin dan Tankard
1979, diacu dalam Setyanto 1993:15). Dengan demikian, komunikasi adalah proses
pertukaran pesan atau informasi yang terus menerus. Setiap pesan merupakan
1
akumulasi dari pesan-pesan sebelumnya yang akhirnya akan menimbulkan kesamaan
I
pengertian di antara partisipan. Gonzalez (1993) menjelaskan bahwa dalarn
I
I
komunikasi terdapat transaksi atau saling tukar informasi di antara partisipan, yang
dengan caranya sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhnya
pengertian. Dalarn proses kol~lunikasi yang demikian, nlaka peran sumber dan
I
--
-
penerima saling berganti-ganti dalarn pertukaran yesan yang terus menerus (Rogers
dan Agarwala-Rogers 1976).
I
Model konvergen memandang komunikasi antar manusia bersifat dinamis,
I
I
~
berulang terhadap waktu yang dicirikan oleh saling menjadi penyebab lebih dari
I
sekedar penyebab yang satu arah dan mekanistis, dan menekankan pada hubungan-
~
~
hubungan antar partisipan yang saling bergantung satu sama lain (Setiawan 1983 ).
I
1
Model komunikasi konvergen mengarah kepada suatu perspektif hubungan
I
I
I
komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh karenanya hubungan-
I
hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan yang interaktif. Dengan
kata lain, interaksi komunikasi antar manusia (individu) dalam suatu sistem sosial
I
~
akan membentuk suatu jaringan komunikasi. Proses pertukaran pesan yang
merupakan inti dari aktivitas komunikasi inilah yang memungkinkan suatu informasi
I
dapat terdiseminasikan melalui jaringan-jaringan komunuikasi yang terjadi.
Pengertian Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memaharni perilaku manusia adaiah dengan mengamati atau
memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses
komunikasi interpersonal (Setiawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami
hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi.
Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam
suatu jaringan komunikasi (Nan Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993:17).
Sedangkan pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu
jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang
dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Begitu pula Hanneman dan McEver
(diacu dalarn Djamali 1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah
pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Knoke
dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang
secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa
(diacu dalam Setyanto 1993:17).
Sementara itu Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat
jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang
dapat diidentifikasi sebagai pertukaran inforrnasi yang dialami seseorang di dalam
sistem sosialnya (Berger dan Chaffee 1987:239). Selanjutnya Feldman dan Arnold
(1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi
formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang
8.
.
disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi (diacu dalam Djamali
1999: 12). Sajogyo mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan
,
komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran
komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa (Sajogyo dan Sajogyo 1996:11).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian
jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan penelitian ini, yaitu suatu
rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai
akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut,
sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu.
Analisis Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan dari penelitian
yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi
konvergens. Masalah-masalah pokok yang ditanyakan oleh peneliti komunikasi
berubah dari "apa efek komunikasi?" kepada apa yang dilakukan manusia dalam
berkomunikasi (Setiawan 1983).
Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi
merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam
suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan
menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih
lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan
komunikasi adalah untuk memahami gambaran urnurn mengenai interaksi manusia
dalam suatu sistem. Struktur kolnunikasi adalah susurlan dari unsur-unsur komunikasi
yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus kornunikasi dalam suatu sistem
(Rogers dan Kincaid 1981:177).
Beberapa ha1 yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu: (1)
mengidentifikasi klik dalam sutau sistem; (2) mengidentifikasi peranan khusus
seseorang dalam jaringan misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated; dan, (3)
$.
mengukur berbagai indikator (indeks) s .
membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehinga konfigurasi masuknya atau
keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur
interaksi yang diciptakan.
Selanjutnya, Rogers dan Kincaid (198 1:135) membedakan pola atau model
jaringan komunikasi ke dalarn Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network)
dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network). Model
jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang memusat
(interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu jaringan
personal yang menyebar (radial) mempunyai derajas integrasi yang rendah, namun
mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya Rogers dan
Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi interlocking
terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap
lingkungannya.
Senada dengan Rogers dan Kincaid, Epstein (diacu dalam Setyanto, 1993:22),
menyebutkan bahwa tipologi jaringan sosial ini ada yang bersifat Close-knit atau
jaringan sosial yang bersifat rapat dan ada jaringan sosial yang bersifat Loose-knit
atau jaringan sosial yang bersifat longgar atau terbuka.
Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan
komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur
jaringan komunikasi yang terjaili dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito
(1997:345), ada lima struktur jaringan komunikasi kclompok, yang juga akan relevan
di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di tirigkat klik. Kelima struktur
--
--
tersebut adalah: struktur lingknran, struktur r o d ~ struktur
,
Y, struktur rantai, dan
struktur semua saluran.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama.
Struktur roda mempunyai pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Struktur Y
relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Struktur rantai sama dengan struktur
lingkaran, kecuali orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu
orang saja. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sarna dengan struktur
lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan
yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi
Karakteristik individu akan sangat menentukan atau mempengaruhi perilaku
komunikasinya. Karakteristik individu ialah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
seorang individu yang ditarnpilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindak
terhadap lingkungannya (Nelly 1988:12).
Menurut Lionberger, karakteristik individu merupakan aspek personal seseorang
yang meliputi: umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologisnya. Sedangkan McLeod
dan O'Keefe Jr. (1972) mengemukakan bahwa variabel demografi seperti jenis
kelarnin, umur dan status sosial merupakan indikator yang digunakan untuk
menerangkan perilaku komunikasi (Lionberger 1960; McLeod dan O'Keefe 1972,
diacu dalam Saleh 1988 :20).
Slainet (1978) memerinci bahwa ada perbedaan karakteristik individu yang turut
mempengaruhi cepat lambatnya proses adopsi, yang meliputi: umur, pendidikan,
status sosial ekonomi, pola hubungan (lokalit vs kosmopolit), keberanian mengarnbil
resiko, sikap terhadap perubahan, motivasi berkarya, aspirasi, fatalisme, dan
diagnotisme.
Perilaku komunikasi di sini dimaksudkan adalah aktivitas individu masyarakat
dalam mencari informasi dan memilih saluran komunikasi yang tersedia dalam
kaitannya dengan diseminasi inforrnasi pertanian. Apabila dihubungkan dengan
karakteristik individu, Rogers (1983) rnengatakan bahwa orang-orang ymg dikenal
inovatif dan kosmopolit lebih banyak menggunakan saluran komunikasi media
massa, sedangkan mereka yang kurang inovatif banyak menggunakan saluran
komunikasi interpersonal.
Di masyarakat pedesaan, pada dasarnya pengaruh media massa tidaklah begitu
kuat. Apalagi di masyarakat tradisional seperti Kampung Naga yang memiliki media
massa sangat terbatas. Seperti dikatakan De Fleur dan Rokeach (1975), di samping
16
media massa masih ada pengaruh lain pada khalayak yang sifatnya interpersonal.
Sumber pengaruh ini menurut Tubbs dan Moss (1 996) biasanya berasal dari orang-orang
yang dikenal sebagai pemuka pendapat atau opinion leaders, yang tidak lain adalah
para pemimpin atau pemuka masyarakat yang melalui hubungan personal sehari-harinya
dapat mempengaruhi orang lain dalam pembuatan keputusan dan pembentukan opini.
Hasil penelitian Rogers di Ohio mengungkapkan, bahwa sumber infonnasi
mengenai praktek-praktek baru pertanian didominasi oleh majalah pertanian. Ini
karena desa-desa di Ohio tergolong desa yang maju. Tetapi meskipun demikian,
ternyata sumber informasi terbesar kedua adalah melalui hubungan personal dengan
tetangga, mengungguli sumber informasi lain seperti pertemuan dengan penyuluh,
radio dan televisi (Rogers, 1960:406).
Berlo (1960) berpendapat bahwa orang dari kelas sosial yang berbeda akan
berkomunikasi secara berbeda pula. Menurut Rogers (1983) terdapat hubungan antara
karakteristik personal anggota sistem sosial seperti keinovatifan dan kekosmopolitan
dan karakteristik individu lainnya seperti norma sistem dan sifat-sifat inovasi dengan
penggunaan saluran komunikasi. Beberapa penelitian yang ada juga memperlihatkan
bahwa karakteristik individu mempenganthi penggunaan saluran komunikasi yang
dipilih sebagai sumber informasi. Wardhani (1994) dan Istina (1998) dalarn hasil
penelitiannya memperlihatkan l~ahwaprofil petani, yakni umur, pendapatan, luas
lahan yang dimiliki, jumlah talzggungan keluarga, pxtisipasi dalarn kelompok dan
jarak ke sumber informasi berhubungan dengan upaya memperoleh informasi melalui
.-
saluran komunikasi interpersonal maupun media massa.
Beberapa penelitian lain mcnunjukkan bahwa tingkat. pendidikan seseorang akan
sangat mempengaruhi tingkat pemahaman, perubzhan sikap, dan perubahan perilaku
mereka terhadap informasi-informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun
melalui media massa ( Witjaksono 1990).
Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi
Mengenai keterkaitan antara adopsi inovasi dengan jaringan komunikasi, banyak
penelitian yang telah membuktikan bahwa ada hubungan positif antara keterlibatan
seseorang dalam jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi mereka. Rogers
d m Kincaid (1981) menemukan bahwa ibu-ibu yang terikat dalam suatu jaringan
komunikasi, terutama keanggotaannya dalam perkumpulan ibu-ibu, banyak
mengadopsi cara-cara berkeluarga berencana. Sedangkan ibu-ibu lain yang tidak
terikat dalam jaringan komunikasi itu, hanya sedikit yang mengadopsi.
Penelitian Carlson mengenai adopsi ide-ide baru dalam bidang pendidikan di
berbagai sekolah, menemukan bahwa para kepala sekolah yang terlibat dalam
jaringan persahabatan lebih inovatif daripada yang tidak terlibat di dalarn kelompok
persahabatan tersebut. Begitu pula Coleman, Katz dan Manzel menemukan adanya
perbedaan tingkat pengadopsian para dokter terhadap obat-obat baru di antara mereka
yang terlibat dalam jaringan komunikasi. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa
obat baru tersebut lebih cepat terdiseminasi di kalangan dokter-dokter yang terlibat
dalam jaringan komuniaksi (Nan Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993:32-33).
Peneltian Guimaraes (1972) pada 20 desa di Brasil menunjukkan bukti bahwa
keterlibatan seseorang di dalam jaringan komunikasi berhubungan dengan
keinovatifan mereka di dalain pertanian (diacu dalam Rogers dan Kincaid, 1981:228).
.
$
Lin dan Burt 1975 (diacu dalam dalam Rogers dan Kincaid 1981) menjelaskan bahwa
para ibu Rumah Tangga di Elsavador yang mempunyai derajat keterhubungan
individual yang tinggi dengan jaringan pedesaan, mereka sangat inovatif dalam
mengadopsi inovasi kesehatan dan Keluarga Berencana.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara
keterlibatan individu dalam suatu jaringan komunikasi dengan adopsi
mereka
terhadap suatu inovasi. Setiawan (1983) juga mengatakan bila terjadi perubahan
perilaku pada suatu kelompok inengenai suatu ha1 yang dianjurkan, para partisipan
yang mempunyai hubungan-hubungan komunikasi dalam kelompok tersebut akan
menunjukkan penerimaan yang besar daripada yang tidak terlibat dalarn hubungan-
..
hubungan komunikasi. Hal ini disebabkan ltarena terjadinya proses belajar sosial
(social learning process), sepcrti dikatakan Bandura (diacu dalam Rogers 1983)
bahwa orang akan lebih cepat menerima pemahaman baru dari orang-orang yang
mereka kenal sebelumnya melalui proses peniruan (modelling).
Yadav (diacu dalarn Rogers dan Kincaid 1981:257) menemukan bahwa desa-desa
yang mempunyai tingkat inovasi tinggi di bidang pertanian, ternyata tingkat
keterhubungan dalam struktur ltomunikasinya juga tinggi.
Adanya derajat keterhubungan atau keterlibatan dan luasnya jaringan antar
individu yang berbeda-beda akan menyebabkan adanya berbagai istilah dalam
analisis jaringan komunikasi, yang menunjukkan perbedaan peranan pada masingmasing anggota jaringan komunikasi. Peranan-peranan tersebut antara lain yang
disebut Star (over chosen), y&ni salah seorang individu dalarn suatu jaringan
komunikasi yang menerima sc.jumlah besar pilihan oieh anggota-anggota lainnya
,.
dalam sistem tersebut. Seorang individu yang berperan sebagai star adalah mereka
yang merupakan opinion leader atau pemuka pendapat (Setyanto 1993:35). Opinion
leader adalah derajat di mana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap
individu lainnya dalarn merubah sikap dan perilaku secara informal sesuai dengan
cara-cara yang diinginkannya (Rogers dan Shoemaker 1971:199).
Penelitian Ustik (1982) menemukan bahwa desa yang berhasil dalam pelaksanaan
keluarga berencana memiliki lebih banyak individu-individu yang mempunyai
jaringan komunikasi personal luas, lebih banyak memiliki pemuka pendapat (opinion
leader) dan memiliki lebih banyak penghubung antar klik, yakni Eiason dan bridge
(diacu dalam Setyanto 1993:36).
Diseminasi Informasi
Istilah untuk penyebarluasan informasi, sering juga digunakan kata diseminasi
informasi. Diseminasi berasal dari kata dissemination yang berarti penyebaran,
--
penebaran atau penaburan. Diseminasi informasi merupakan dua kata yang sudah
dianggap baku dalam literatur-literatur Komunikasi Pembangunan yang maksudnya
adalah suatu proses penyebaran inforrnasi di dalarn suatu sistem sosial. Havelock
(1971:42) menggambarkan suatu model interaksi sosial dari diseminasi yang
menekankan kepada aspek difwsi yaitu pengukuran pergerakan pesan dari orang ke
orang (person toperson) dan dari sistem ke sistem.
Informasi, menurut Fisher (1986) adalah konsep yang benar-benar khas bagi
pembahasan komunikasi manusia. Dalam uraiannya, Fisher membagi informasi ke
dalam tiga istilah pembahasan. Pertama, penggunaan istilah informasi secara non
ilmiah, yaitu menunjukkan fakta atau data yang dapat diperoleh selama tindak
--
komunikasi. Dalam ha1 ini informasi dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik
yang dapat dipindahkan dari suatu titik ke suatu titik yang lain, dari seseorang kepada
seseorang yang lain. Informasi bukan semacam peristiwa, tetapi merupakan wujud
material secara konseptual karena kehadirannya yang terbentang sepanjang waktu.
Penggunaan yang kedua dari istilah informasi, menunjukkan makna data.
Informasi dalam ha1 ini merupakan masalah penafsiran atau memberikan makna pada
data. Penggunaan ketiga dari istilah informasi berasal langsung dari teori informasi
yang semula dikembangkan oleh Shannon dan Weaver. Teori informasi menganggap
informasi sebagai jurnlah ketidakpastian yang dapat diukur. Dengan kata lain, di sini
informasi hanyalah suatu kuantitas pereduksian pilihan yang dapat diukur dan tidak
memiliki semacam "makna" (Fisher 1986:421-422). Informasi diukur dalam artian
"berapa banyak" ketidakpastian dapat dihilangkan. Informasi merupakan unsur dasar
dalam komunikasi (Kincaid dan Schramm 1987:6). Bagi sistem sosial, informasi
merupakan energi. Apabila komunikasi terjadi dalam sistem sosial, maka individu
terlibat dalam pengolahan informasi (Fisher 1986:284).
Menurut Sunarjo (1995: 152), informasi pada dasarnya berupa tanda-tanda atau
kode-kode pesan yang dikirim ke satu jurusan dari pengirim kepada penerima
(komunikator kepada komunikan). Sedangkan menurut Effendy (1989:177),
informasi adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah
orang yang baginya merupakan ha1 yang baru diketahuinya. Dengan demikian,
informasi pertanian maksudnya adalah suatu pesan atau sejumlah pesan yang berisi
berbagai ha1 mengenai pertanian, yang disam
.
*.
>
.
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
OLEH:
ABDUL AZIZ
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
ABSTRAK
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
1
.
I
I
I
~
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
1I
I
I
-
ABDUL AZIZ. Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional
Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi. Dibimbing oleh RICHARD W.E.
LUMINTANG, M.D. DJAMALUDIN, dan BUD1 SUHARJO.
Masyarakat Kampung Naga merupakan satu-satunya tipe masyarakat tradisional
yang masih ada di Kabupaten Tasikmalaya. Usahatani padi yang merupakan mata
pencaharian pokok masyarakat Kampung Naga memperlihatkan suatu model
usahatani yang masih tradisional. Norma masyarakat setempat memegang peranan
yang cukup kuat di dalam mengatur perilaku dan kehidupan masyarakat Kampung
Naga, terrnasuk di dalam menyikapi hal-ha1 yang berkaitan dengan inovasi pertanian.
Dalam penelitian ini dipelajari strukur jaringan komunikasi dalam usahatani padi,
sikap petani terhadap inovasi pertanian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlibatan petani di dalam jaringan komunikasi pertanian.
Metode untuk mengetahui jaringan komunikasi digunakan pendekatan sosiometri
yang didasarkan pada penemuan "siapa berinteraksi dengan siapa", kemudian
dianalisis dengan menggunakan matrik dan indeks sosiometri serta analisis jaringan
komunikasi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani dalam
jaringan komunikasi dianalisis dengan menggunakan analisis lintas (path analysis).
Jaringan komunikasi dalam usahatani padi pada masyarakat tradisional kampung
Naga terdiri dari delapan klik yang masing-masing memiliki pola komunikasi
cenderung tertutup dan membentuk jaringan personal yang saling mengunci
(interlocking). Derajat keterbukaan klik berkisar dari 0,06 % sampai dengan 0,7 %.
Derajat koneksi individu mulai dari 0 sampai dengan 9,8 % dan derajat integrasi
individu berkisar dari 0 sampai dengan 26,4 %. Dalam jaringan terdapat 3 orang
opinion leader yang bertindak sebagai star, 4 orang liaison, 18 orang bridge, 3 orang
isolated, dan 2 pasangan dyad.
Sikap masyarakat kampung Naga terhadap inovasi pertanian, secara umum
dapat disimpulkan cenderung negatif. Sikap positif hanya ditujukan terhadap
penggunaan pupuk buatan, dalam arti mendukung penggunaan inovasi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis lintas, faktor-faktor yang berpengaruh langsung secara
nyata dengan keterlibatan petmi di dalam jaringan komunikasi pertanian adalah: usia,
perilaku komunikasi, tingkat kekosmopolitan, status sosial, dan sikap terhadap
inovasi pertanian. Kelima peubah ini menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
jaringan komunikasi berdasarkan derajat koneksi individu.
Enam peubah bebas lainnya tidak menunjukan adanya pengaruh langsung
terhadap derajat koneksi individu dalam jaringan kornunikasi. Walaupun demikian,
dari keenam peubah tersebut diantaranya terdapat tiga peubah yang secara tidak
langsung berpengaruh terhadap derajat koneksi individu, yaitu lamanya menempuh
pendidikan formal, keterdedd~anmedia massa dan sikap terhadap norma-norma
masyarakat setempat.
1
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul
ANALISIS JARINGAN KOFvIUNIKASI DALAM MASYARAKAT
TRADISIONAL KAMPUNG NAGA: KASUS DALAM USAHATANI PAD1
Adalah benar rnerupakan hasil harya sendiri dan belun~pernah dipublikasikan.
Semua surnber dan informasi yiing digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
Bogor, Agustus 2002
KMP 99501
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
ABDUL AZIZ
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
Judul Tesis
: Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional
Nama
NRP
Program Studi
: Abdul Aziz
: 99501
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Ir. Richard W. E. Lurnintann. MSEA
Ketua
Ir. M. D. Djamaludin, M.Sc
Anggota
Dr. Ir. Budi Suhario, MS
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
u
Dr. Ir. Hi. Aida Vitayala S. Hubeis, MS
Tanggal Lulus : 27 Agustus 2002
I
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 18 Juni 1965
I
I
merupakan anak kedua dari pasangan Momon Suherman dan Ocah Roslah.
--
I
Pendidikan dasar ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah LinggawangiSingaparna lulus, tahun 1979. Pada tahun 1982 lulus dari SMP Muallimin
I
Linggawangi - Singaparna, dan selanjutnya lulus dari SMA Negeri 7 Bandung pada
tahun 1985. Tahun 1985-1986 diterima sebagai mahasiswa undangan (PMDK) IKIP
I
\
Bandung pada Jurusan Pendidikan Matematika Program D-3. Tahun 1986
I
1
I
I
melanjutkan pendidikan S-1 di pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Jurusan Ilmu
I
I
Penerangan (Manajemen Komunikasi) dan lulus pada tanggal 10 Juli 1993.
1
Wilayah X dpk pada Universitas Islam Riau, Pekanbaru, pada Fakultas Ilmu Sosial
1
dan Ilmu Politik. Pada tahun 1999 penulis memperoleh kesempatan melanjutkan
1
Sejak tahun 1994 hingga sekarang penulis bekerja sebagai dosen Kopertis
I
I
I
I
I
I
~~
pendidikan S-2 pada Program Studi ~omunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan Program Pascasarjana Isntitut Pertanian Bogor, dengan sponsor BPPS
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional EU.
Tahun 1999 penulis menikah dengan Ir. Edrya Titin Tripuri dan dikarunia satu
orang putri dan satu orang putra, yaitu Nafisa Salsabila Aziz dan Aufarrifqy
Muthahhari Aziz.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahrnat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2001 ini ialah jaringan komunikasi
pertanian, dengan judul Analisis Jaringan Komunikasi pada Masyarakat Tradisional
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Kasus dalam Sistem Usahatani Padi.
Terima kasih dan penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Richard W.E. Lurnintang,
MSEA, Bapak Ir. M.D. Djamaludin, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Budi Suhardjo, MS
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Ateng selaku wakil kuncen kampung Naga dan Bapak Unus
selaku Kepala Desa Neglasari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya.
Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ketua RT 01 dusun
Naga yaitu, Bapak Dedi yang telah banyak membantu penulis di dalam
mengumpulkan infonnasi dan data yang sangat diperlukan. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada teman-teman seperti Agus, Iwan, Mamat, Hano, Kazi, ~ k t i ,
Yeni, Linda, Jamilah, Andre dan yang lainnya --karena keterbatasan ruang tidak
mungkin untuk disebutkan satu persatu di sini, atas segala dorongannya sehingga
penulis tetap semangat menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah SWT
membalas semua arnal kebaikan yang telah kita lakukan. Akhirnya, ucapan terima
kasih juga talc lupa disampaikan kepada istri tercinta, Edrya Titin Tri Putri, serta
kedua orang tua atas segala motivasi, doa, ketabahan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2002
Abdul Aziz
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................
. . ix
.
.
.
.
.
DAFTAR GAMBAR ..................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar belakang .......................................................................
Perwnusan Masalah .................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................
Kegunaan Penelitian
1
5
6
6
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi ...................................................
Pengertian Jaringan Komunikasi ..................................................
Analisis Jaringan Komunikasi .....................................................
Model dan Struktur Jaringan Komunikasi .......................................
Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi ...............................
Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi .......................................
Diseminasi Informasi ...............................................................
Sikap: Pengertian. Ciri-ciri dan Fungsinya .......................................
Masyarakat Tradisional ............................................................
KERANGKA PEMIKIRAN ..........................................................
Hipotesis ..............................................................................
Diagram Lintas ......................................................................
METODOLOGI PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel ..........................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
Populasi dan Contoh ................................................................
Teknik Pengurnpulan Data .........................................................
Validitas da Reliabilitas Instnunen ................................................
Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umurn Wilayah Penelitian ...............................................
1. Lokasi dan Komuniaksi .......................................................
2 . Lingkungan Fisik ...............................................................
3. Struktur Masyarakat ............................................................
28
31
31
4 . Mata Pencaharian ................................................................
5. Adat Kepercayaan. Pandangan Hidup dan Nilai Budaya ...................
Profil Responden ......................................................................
Sikap Responden terhadap Inovasi Pertanian .....................................
Sikap terhadap Norma-norma Masyarakat ........................................
Analisis Jaringan Komunikasi Petani Kampung Naga ...........................
Keterkaitan antar Faktor yang Mempengaruhi Derajat Koneksi Individu .....
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
56
57
69
78
85
87
111
131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 133
LAMPIRAN
.............................................................................. 138
DAFTAR TABEL
.
,
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
.-
.
27
28
29
30
Halaman
Definisi konseptual dan pengukuran struktur komunikasi ...................
36
Jumlah media massa yang ada di Kampung Naga ...........................
49.
55
..............
Keadaan penduduk karnpung Naga sampai akhir tahun 200 1
Ketentuan-ketentuan adat orang Naga yang berhubungan dengan sistem
usahatani padi .....................................................................
68
Usia responden ....................................................................
69
Pendidikan formal responden ................................................... -70
Luas sawah responden ...........................................................
73
Pendapatan responden dalam satu musim panen terakhir ...................
74
76
Perilaku komunikasi responden .....I ..........................................
79
Sikap responden terhadap inovasi pertanian ..................................
Klasifikasi jenis padi lokal yang biasa ditanarn petani Kampung Naga ...
81
83
Hubungan usia dengan sikap terhadap inovasi pertanian ....................
Sebaran derajat koneksi individu ................................................91
Sebaran derajat integrasi individ ................................................
93
Analisis jaringan komunikasi klik 1 ...........................................
95
Analisis jaringan komunikasi klik 2 ...........................................
96
99
Analisis jaringan komunikasi klik 3 ...........................................
Analisis jaringan komunikasi klik 4 ........................................... 101
Analisis jaringan komunikasi klik 5 ........................................... 103
Analisis jaringan komunikasi klik 6 ........................................... 105
Analisis jaringan komunikasi klik 7 ........................................... 106
Analisis jaringan komunikasi klik 8 ........................................... 108
Rekapitulasi analisis jaringan komunikasi pada level klik .................. 108
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi derajat koneksi individu ....................................... 116
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peuball yang
mempengaruhi sikap terhadap inovasi pertanian ............................. 119
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi tingkat kosmopolitan .......................................... 121
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
123
mempengaruhi perilaku kolmunikasi ..........................................
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi keterdedahan media massa .................................
125
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
128
mempengaruhi sikap terhadap norma-norma masyarakat ...................
Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
mempengaruhi pendapatan petani .............................................
129
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan kerangka pemikiran analisis jaringan komunikasi dalam sistem
usahatani padi ........................................................................
28
2. Diagram lintas antar peubah yang mempengaruhi derajat koneksi individu
dalam jaringan komunikasi ........................................................ 3 1
3.
Sosiogram jaringan komunikasi dalam sistem usahatani padi pada
kmasyarakat tradisional Kampung Naga ........................................
89
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Tabel status pilihan individu .....................................................
138
2 . Tabel derajat koneksi dan integrasi individu ..................................
141
3 . Diagram lintas antar faktor yang mempengaruhi derajat koneksi individu
dalarn jaringan komunikasi ......................................................
144
4 . Matriks hasil analisis regresi linear masing-masing model ..................
145
5. Matriks hasil uji korelasi antara peubah usia dengan sikap terhadap
inovasi pertanian ..................................................................
152
6. Foto kondisi lokasi penelitian ...................................................
153
PENDAHULUAN
.
Latar Belakang
%
Sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia, Bangsa Indonesia sekarang ini sedang
membangun yang mengarah kepada pembangunan suatu masyarakat modem yang
terbuka. Membina masyarakat modern yang terbuka, martabat manusia harus
senantiasa dijunjung tinggi serta dihargainya hak-hak asasi, demi tercapainya
keadilan. Oleh karena itu, di dalam pembangunan masyarakat modern yang terbuka,
perubahan sosial harus diselenggarakan secara damai, tidak lagi diketengahkan
prinsip pertentangan kelas, paharn, ras dan sebagainya, melainkan yang perlu
diketengahkan di sini adalah prinsip "Community Development" yang hendak
mengubah masyarakat secara tertib, serasi, bertahap dan bertingkat.
Perubahan secara darnai dalam rnernbina rnasyarakat yang terbuka adalah
penting, karena perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modem sering
menimbulkan ketegangan yang dapat menyebabkar! disorganisasi serta disintegrasi
masyarakat dan kebudayaan.
Salah satu upaya dalam pembangunan y a ~ gbertujjuan untuk memperbaiki
kesejahteraan dan taraf hidup masyamkat desa, adalah melalui pembangunan
pertanian. Upaya itu diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jurnlah
produksi pertanian melalui pengenalan teknologi baru. Pengenalan teknologi
pertanian di Indonesia, yang dilaksanakan melalui intensifikasi pertanian pangan,
mulai diperkenalkan tahun 1960-an yang populer dikenal sebagai program "Revolusi
Hijau". Intensifikasi pertanian pangan ini menekankan pada pentingnya peningkatan
produksi dengan menerapkan teknologi baru yang lebih maju daripada yang sudah
1
dikenal oleh para petani tradisional (Tjondronegoro 1990).
Salah satu upaya pengenalan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan
I
I
prakarsa dan peran serta masyarakat pedesaan tersebut adalah dengan membentuk
-
I
kelompok tani dan kelompok atau organisasi sosial lainnya. Nilai-nilai yang ada
I
I
dalam suatu kelompok atau organisasi di masyarakat pedesaan tenvujud dalam
I
hubungan yang akrab dan sepenanggungan di antara anggota, serta musyawarah dan
I
mufakat di dalam mengambil keputusan. Di samping itu, ikatan kebersamaan yang
I
I
I
menimbulkan sense of belonging, sense of participation, sense of responsibility,
I
keterbukaan dalam kepemimpinan, dan ikatan kepercayaan serta tradisi, merupakan
nilai-nilai positif lainnya yang dapat mengokohkan hubungan dalam kelompok.
1
I
Di tengah derasnya arus upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan --khususnya
I
I
masyarakat petani kecil-- ke arah taraf kehidupan yang maju, modern, dan mandiri,
I
I
masyarakat Kampung Naga merupakan satu potret komuniti yang justru seolah tak
I
peduli dengan modernisasi. Bahkan sebaliknya dikenal sebagai masyarakat yang
I
1
~I
sangat kuat di dalam mempertahankan tradisi warisan leluhurnya.
I
Namun walaupun dikategorikan sebagai masyarakat adat yang kuat
mempertahankan tradisi, masyarakat Karnpung Naga bukan merupakan tipe suatu
I
masyarakat yang statis dan primitif. Ketradisionalan masyarakat Kampung Naga
I
I
I
tidak berarti menggambarkan keterisolasiannya dari dunia luar baik dari aspek
I
I
I
I
I
geografis, sosial, maupun budaya. Di samping merupakan daerah terbuka untuk
dikunjungi, banyak di antara masyarakat Kampung Naga yang selalu keluar masuk
kampung seperti untuk keperluan berdagang dan keperluan-keperluan lainnya.
Bahkan ada di antaranya yang --karena exogami-- migrasi dan menetap di desa lain.
Narnun uniknya, walaupun sudah tinggal di desa lain, tetapi masih terikat oleh tali
temali tradisi sanaga dan secara rutin akan senantiasa menghadiri perayaan-perayaan
ritual yang selalu dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.
Kampung Naga memang cukup unik, karena ternyata roda kehidupan
masyarakatnya tidak hanya terikat secara formal terhadap instansi pemerintah daerah
setempat, melainkan juga terikat secara informal terhadap ikatan tradisi leluhur.
Kedua ha1 tersebut mampu berjalan harmonis dan seirama dalam mengatur hari demi
hari kehidupan masyarakat Kampung Naga.
Kesediaan masyarakat Kampung Naga menempatkan diri dan berpijak pada
ketentuan formal yang turut menata kehidupan, merupakan suatu adaptasi positif
dalam upaya mewujudkan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun
'
demikian, kondisi tersebut tidak mengubah wajah asli mereka yang sarat dengan
nuansa tradisional. Berbagai dimensi kehidupan yang terkait erat dengan adat istiadat
(tradisi) diatur secara informal dalam suatu sistem kemasyarakatan yang bersifat lokal
.
di bawah pengaruh pemangku adat yang kharismatis yang disebut kuncen.
Walaupun masyarakat kampung Naga boleh dikatakan tidak tertutup bagi dunia
luar, tetapi sendi-sendi kehidupan kesehariannya mencerrninkan suatu komuniti yang
seolah-olah tidak pernah tersentuh oleh peradaban lain. Kenyataan ini lebih terlihat
lagi ketika mengamati lebih jauh aktivitas masyarakat di dalam mengelola usahatani
padi yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat kampung Naga. Inovasi
pertanian yang dianggap merupakan solusi terbaik di dalam mengatasi ketertinggalan
masyarakat pedesaan, sepertinya tidak mampu menyelinap untuk merubah corak
perilaku bertani orang Naga.
.
$
Berdasarkan pengamatan sewaktu pra survei, teknologi pertanian di Kampung
Naga relatif masih sangat sederhana dan bersifat tradisional. Kesederhanaan ini
> .
tercermin dari alat-alat yang digunakan untuk mengolah sawah atau lahan pertanian.
Peralatan pertanian tersebut di antaranya berupa cangkul, garu, gasrok dan teplak.
Adapun sifat tradisional itu sendiri tampak dari sistem pengetahuan pertanian yang
diterapkan yang hingga kini masih merupakan cara lama yang diwariskan secara
turun temurun dari leluhur sanaga. Misalnya, perhitungan-perhitungan yang
dihubungkan dengan perjalanan bulan dan bintang untuk menghasilkan padi yang
baik, ketaatan terhadap ketentuan adat (tradisi) yang berupa pantangan-pantangan dan
anjuran-anjuran adat di dalam mengelola usahatani padi, bahkan sifat tradisional ini
lebih terlihat lagi dari pelestarian jenis padi yang ditnnam yakni jenis padi tradisional
(varietas lokal) yang disebut pare gede yang ditanam secara turun temurun.
Realita kehidupan masyarakat kampung Naga sepeni diuraikan di atas, tentunya
bukan disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui adanya pembaharuan-
pembaharuan yang terjadi di sekitarnya. Saat ini bahkan media massa elektronik
sudah menjadi bagian kehidupan orang Naga, sehingga tidak ada alasan untuk tidak
sampainya inforrnasi baru tersebut ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di
samping itu, secara insidental penyuluhan pertanian juga tetap dilaksanakan
meskipun hanya menyentuh segelintar tokoh masyarakat. Lalu kemanakah inforrnasi
tersebut diteruskan, dan mengapa tidak sampai pada tahap penerapan? Misteri dibalik
pertanyaan seperti inilah yang akan dicoba dijawab di dalam penelitian ini.
1
Melihat fenomena seperti yang diuraikan di atas, mengukuhkan betapa
pentingnya peranan komunikasi di dalam penyebarluasan informasi baru yang
--
~
~
sifatnya membangun. Oleh karena itu penelitian tentang struktur jaringan komunikasi
di antara warga masyarakat Kampung Naga dalam kaitannya dengan diseminasi
i
informasi pertanian, merupakan ha1 yang sangat penting untuk dilakukan, terutama
1
dalam rangka mengidentifikasi strukur jaringan komunikasi yang terjadi, sikap dan
iI
perilaku masyarakat ketika dihadapkan kepada suatu inovasi, mengidentifikasi faktor-
~
faktor yang turut mempengaruhi penerimaan atau penolakan suatu inovasi, serta
~
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani di dalam jaringan
I
komunikasi pertanian.
I
1
Bertitik tolak dari fenomena tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: "Bagaimanastruktur jaringan komunikasi pertanian yang terbentuk
di dalam masyarakat tradisional Kampung Naga, khususnya di dalam pengelolaan
usahatani padi? "
I
Masalah tersebut menyangkut persoalan yang lebih rinci sebagai berikut:
I
1. Bagaimana struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi pada masyarakat
tradisional Kampung Naga?
2. Bagaimana sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap
I
i
1
1
informasi dan tehologi baru pertanian?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di dalarn
jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional K m p m g
Naga?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi
pada
masyarakat tradisional Karnpung Naga,
2. Mempelajari sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap
informasi dan teknologi baru pertanian, dan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di
dalam jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional
Kampung Naga.
Kegunaan Peneltian
Kegunaan atau manfaat penelitian ini bisa dilihat secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmiah untuk
penelitian lebih lanjut mengenai struktur jaringan komunikasi dalam proses
.
a,
\
.
'
diseminasi informasi baik informasi yang berhubungan dengan pertanian, maupun
informasi lainnya yang ada di masyarakat pedesaan.
2. Sedangkan secara praktis, walaupun penelitian ini tidak bermaksud untuk
menghasilkan resep perumusan suatu kebijakan, akan tetapi sedikitnya diharapkan
dapat membantu para perumus kebijakan dengan memberikan informasi tentang
pola atau struktur jaringan komunikasi dalam proses diseminasi informasi di
kalangan warga masyarakat pedesaan, dan informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat desa di dalam jaringan komunikasi
informasi pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris
berasal dari kata latin communis yang berarti "sama". Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana
2000:41). Dengan demikian, berkomunikasi artinya menyamakan makna atau
pengertian dengan rekan komunikasi kita.
Menurut DeVito, komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan
untuk melakukan umpan balik (DeVito 1997:23). Berdasarkan definisi ini maka dapat
dirinci bahwa komunikasi itu terdiri dari unsur-unsur: komunikator (orang yang
pertama menyampaikan pesan), pesan, gangguan, komunikan (orang yang menerima
pesan), efek, feedback (umpan balik), dan konteks. Sedangkan satu lagi unsur lain
yang belum tercakup dalam definisi DeVito adalah saluran (channel) atau media.
Mengenai model komunikasi itu sendiri, model-model komunikasi ymg paling
awal didasarkan pada suatu situasi komunikasi dua orang atau komunikasi diadik.
Suatu sumber komunikasi mengirimkan pesan melalui sebuah saluran kepada seorang
penerima. Model komunikasi seperti ini disebut juga sebagai model linear satu arah. .
Model komunikasi linear telah mendominasi pandangan orang tentang proses
komunikasi sampai tahun 1960-an (Gonzalez 1993:go).
8
.
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, teori-teori dan model
komunikasi juga mengalami perkembangan. Teori-teori komunikasi lama dianggap
telah usang dan diakui tidak lagi mencerminkan realitas serta tidak terbukti berhasil
diterapkan dalam strategi komunikasi khususnya di negara-negara dunia ketiga.
Kemudian muncullah teori-teori d m model komunikasi baru yang lebih relevan
dalam menjawab permasalahan dan fenomena-fenomena yang ada.
~
Kelemahan model linear adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai suatu proses
1
yang pasif dan mekanistis, bergerak satu arah dari sumber ke penerima pesan.
Sumber dianggap sebagai pihak yang aktif sementara penerima dianggap pasif
(McQuail dan Windahl 1981:11).
I
.,
I
I
.
Dalam pandangan model linear, inforrnasi hanyalah merupakan substansi fisik
I
dan individu-individu di dalarn pikirannya terpisah-terpisah sehingga: 1) aha
1
kecenderungan melihat obyek-obyek komunikasi terlalu sederhana dan mengabaikan
~
konteks di mana obyek tadi berada; 2) ada kecenderungan menganggap bahwa fungsi
~
utama komunikasi adalah persuasi, d m mengabaikan fungsi-fungsi lain seperti
I
I
pengertian bersama, kesepakatan bersama, dan tindakan bersama; 3) terlalu
memusatkan pada efek psikologis dengan menganggap bahwa keberadaan individu-
I
1
individu secara terpisah, sehingga kurang memperhatikan efek sosial dan hubungan
I
individu-individu lainnya dalarn jaringan sosial (Rogers dan Kincaid 1981).
I
I
~
Setelah model komunikasi linear satu arah dianggap usang, kini model komunikasi
I
yang menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang interaktif dua arah di
I
1
antara partisipan mulai berkembang dan lebih diterima. Berlo (1960) menganggap
I
komunikasi di antara partisipan-partisipan ini sebagai transceivers, karena keduanya
I
I
I
I
I
--
8
mengirim dan menerima pesan (Gonzalez 1993:90). Konsep komunikasi yang
demikian menjelaskan kepada kita bahwa proses komunikasi sebenarnya merupakan
proses pertukaran pesan atau informasi di antara partisipan (Severin dan Tankard
1979, diacu dalam Setyanto 1993:15). Dengan demikian, komunikasi adalah proses
pertukaran pesan atau informasi yang terus menerus. Setiap pesan merupakan
1
akumulasi dari pesan-pesan sebelumnya yang akhirnya akan menimbulkan kesamaan
I
pengertian di antara partisipan. Gonzalez (1993) menjelaskan bahwa dalarn
I
I
komunikasi terdapat transaksi atau saling tukar informasi di antara partisipan, yang
dengan caranya sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhnya
pengertian. Dalarn proses kol~lunikasi yang demikian, nlaka peran sumber dan
I
--
-
penerima saling berganti-ganti dalarn pertukaran yesan yang terus menerus (Rogers
dan Agarwala-Rogers 1976).
I
Model konvergen memandang komunikasi antar manusia bersifat dinamis,
I
I
~
berulang terhadap waktu yang dicirikan oleh saling menjadi penyebab lebih dari
I
sekedar penyebab yang satu arah dan mekanistis, dan menekankan pada hubungan-
~
~
hubungan antar partisipan yang saling bergantung satu sama lain (Setiawan 1983 ).
I
1
Model komunikasi konvergen mengarah kepada suatu perspektif hubungan
I
I
I
komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh karenanya hubungan-
I
hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan yang interaktif. Dengan
kata lain, interaksi komunikasi antar manusia (individu) dalam suatu sistem sosial
I
~
akan membentuk suatu jaringan komunikasi. Proses pertukaran pesan yang
merupakan inti dari aktivitas komunikasi inilah yang memungkinkan suatu informasi
I
dapat terdiseminasikan melalui jaringan-jaringan komunuikasi yang terjadi.
Pengertian Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memaharni perilaku manusia adaiah dengan mengamati atau
memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses
komunikasi interpersonal (Setiawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami
hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi.
Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam
suatu jaringan komunikasi (Nan Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993:17).
Sedangkan pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu
jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang
dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Begitu pula Hanneman dan McEver
(diacu dalarn Djamali 1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah
pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Knoke
dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang
secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa
(diacu dalam Setyanto 1993:17).
Sementara itu Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat
jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang
dapat diidentifikasi sebagai pertukaran inforrnasi yang dialami seseorang di dalam
sistem sosialnya (Berger dan Chaffee 1987:239). Selanjutnya Feldman dan Arnold
(1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi
formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang
8.
.
disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi (diacu dalam Djamali
1999: 12). Sajogyo mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan
,
komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran
komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa (Sajogyo dan Sajogyo 1996:11).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian
jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan penelitian ini, yaitu suatu
rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai
akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut,
sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu.
Analisis Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan dari penelitian
yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi
konvergens. Masalah-masalah pokok yang ditanyakan oleh peneliti komunikasi
berubah dari "apa efek komunikasi?" kepada apa yang dilakukan manusia dalam
berkomunikasi (Setiawan 1983).
Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi
merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam
suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan
menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih
lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan
komunikasi adalah untuk memahami gambaran urnurn mengenai interaksi manusia
dalam suatu sistem. Struktur kolnunikasi adalah susurlan dari unsur-unsur komunikasi
yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus kornunikasi dalam suatu sistem
(Rogers dan Kincaid 1981:177).
Beberapa ha1 yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu: (1)
mengidentifikasi klik dalam sutau sistem; (2) mengidentifikasi peranan khusus
seseorang dalam jaringan misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated; dan, (3)
$.
mengukur berbagai indikator (indeks) s .
membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehinga konfigurasi masuknya atau
keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur
interaksi yang diciptakan.
Selanjutnya, Rogers dan Kincaid (198 1:135) membedakan pola atau model
jaringan komunikasi ke dalarn Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network)
dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network). Model
jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang memusat
(interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu jaringan
personal yang menyebar (radial) mempunyai derajas integrasi yang rendah, namun
mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya Rogers dan
Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi interlocking
terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap
lingkungannya.
Senada dengan Rogers dan Kincaid, Epstein (diacu dalam Setyanto, 1993:22),
menyebutkan bahwa tipologi jaringan sosial ini ada yang bersifat Close-knit atau
jaringan sosial yang bersifat rapat dan ada jaringan sosial yang bersifat Loose-knit
atau jaringan sosial yang bersifat longgar atau terbuka.
Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan
komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur
jaringan komunikasi yang terjaili dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito
(1997:345), ada lima struktur jaringan komunikasi kclompok, yang juga akan relevan
di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di tirigkat klik. Kelima struktur
--
--
tersebut adalah: struktur lingknran, struktur r o d ~ struktur
,
Y, struktur rantai, dan
struktur semua saluran.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama.
Struktur roda mempunyai pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Struktur Y
relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Struktur rantai sama dengan struktur
lingkaran, kecuali orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu
orang saja. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sarna dengan struktur
lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan
yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi
Karakteristik individu akan sangat menentukan atau mempengaruhi perilaku
komunikasinya. Karakteristik individu ialah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
seorang individu yang ditarnpilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindak
terhadap lingkungannya (Nelly 1988:12).
Menurut Lionberger, karakteristik individu merupakan aspek personal seseorang
yang meliputi: umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologisnya. Sedangkan McLeod
dan O'Keefe Jr. (1972) mengemukakan bahwa variabel demografi seperti jenis
kelarnin, umur dan status sosial merupakan indikator yang digunakan untuk
menerangkan perilaku komunikasi (Lionberger 1960; McLeod dan O'Keefe 1972,
diacu dalam Saleh 1988 :20).
Slainet (1978) memerinci bahwa ada perbedaan karakteristik individu yang turut
mempengaruhi cepat lambatnya proses adopsi, yang meliputi: umur, pendidikan,
status sosial ekonomi, pola hubungan (lokalit vs kosmopolit), keberanian mengarnbil
resiko, sikap terhadap perubahan, motivasi berkarya, aspirasi, fatalisme, dan
diagnotisme.
Perilaku komunikasi di sini dimaksudkan adalah aktivitas individu masyarakat
dalam mencari informasi dan memilih saluran komunikasi yang tersedia dalam
kaitannya dengan diseminasi inforrnasi pertanian. Apabila dihubungkan dengan
karakteristik individu, Rogers (1983) rnengatakan bahwa orang-orang ymg dikenal
inovatif dan kosmopolit lebih banyak menggunakan saluran komunikasi media
massa, sedangkan mereka yang kurang inovatif banyak menggunakan saluran
komunikasi interpersonal.
Di masyarakat pedesaan, pada dasarnya pengaruh media massa tidaklah begitu
kuat. Apalagi di masyarakat tradisional seperti Kampung Naga yang memiliki media
massa sangat terbatas. Seperti dikatakan De Fleur dan Rokeach (1975), di samping
16
media massa masih ada pengaruh lain pada khalayak yang sifatnya interpersonal.
Sumber pengaruh ini menurut Tubbs dan Moss (1 996) biasanya berasal dari orang-orang
yang dikenal sebagai pemuka pendapat atau opinion leaders, yang tidak lain adalah
para pemimpin atau pemuka masyarakat yang melalui hubungan personal sehari-harinya
dapat mempengaruhi orang lain dalam pembuatan keputusan dan pembentukan opini.
Hasil penelitian Rogers di Ohio mengungkapkan, bahwa sumber infonnasi
mengenai praktek-praktek baru pertanian didominasi oleh majalah pertanian. Ini
karena desa-desa di Ohio tergolong desa yang maju. Tetapi meskipun demikian,
ternyata sumber informasi terbesar kedua adalah melalui hubungan personal dengan
tetangga, mengungguli sumber informasi lain seperti pertemuan dengan penyuluh,
radio dan televisi (Rogers, 1960:406).
Berlo (1960) berpendapat bahwa orang dari kelas sosial yang berbeda akan
berkomunikasi secara berbeda pula. Menurut Rogers (1983) terdapat hubungan antara
karakteristik personal anggota sistem sosial seperti keinovatifan dan kekosmopolitan
dan karakteristik individu lainnya seperti norma sistem dan sifat-sifat inovasi dengan
penggunaan saluran komunikasi. Beberapa penelitian yang ada juga memperlihatkan
bahwa karakteristik individu mempenganthi penggunaan saluran komunikasi yang
dipilih sebagai sumber informasi. Wardhani (1994) dan Istina (1998) dalarn hasil
penelitiannya memperlihatkan l~ahwaprofil petani, yakni umur, pendapatan, luas
lahan yang dimiliki, jumlah talzggungan keluarga, pxtisipasi dalarn kelompok dan
jarak ke sumber informasi berhubungan dengan upaya memperoleh informasi melalui
.-
saluran komunikasi interpersonal maupun media massa.
Beberapa penelitian lain mcnunjukkan bahwa tingkat. pendidikan seseorang akan
sangat mempengaruhi tingkat pemahaman, perubzhan sikap, dan perubahan perilaku
mereka terhadap informasi-informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun
melalui media massa ( Witjaksono 1990).
Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi
Mengenai keterkaitan antara adopsi inovasi dengan jaringan komunikasi, banyak
penelitian yang telah membuktikan bahwa ada hubungan positif antara keterlibatan
seseorang dalam jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi mereka. Rogers
d m Kincaid (1981) menemukan bahwa ibu-ibu yang terikat dalam suatu jaringan
komunikasi, terutama keanggotaannya dalam perkumpulan ibu-ibu, banyak
mengadopsi cara-cara berkeluarga berencana. Sedangkan ibu-ibu lain yang tidak
terikat dalam jaringan komunikasi itu, hanya sedikit yang mengadopsi.
Penelitian Carlson mengenai adopsi ide-ide baru dalam bidang pendidikan di
berbagai sekolah, menemukan bahwa para kepala sekolah yang terlibat dalam
jaringan persahabatan lebih inovatif daripada yang tidak terlibat di dalarn kelompok
persahabatan tersebut. Begitu pula Coleman, Katz dan Manzel menemukan adanya
perbedaan tingkat pengadopsian para dokter terhadap obat-obat baru di antara mereka
yang terlibat dalam jaringan komunikasi. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa
obat baru tersebut lebih cepat terdiseminasi di kalangan dokter-dokter yang terlibat
dalam jaringan komuniaksi (Nan Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993:32-33).
Peneltian Guimaraes (1972) pada 20 desa di Brasil menunjukkan bukti bahwa
keterlibatan seseorang di dalam jaringan komunikasi berhubungan dengan
keinovatifan mereka di dalain pertanian (diacu dalam Rogers dan Kincaid, 1981:228).
.
$
Lin dan Burt 1975 (diacu dalam dalam Rogers dan Kincaid 1981) menjelaskan bahwa
para ibu Rumah Tangga di Elsavador yang mempunyai derajat keterhubungan
individual yang tinggi dengan jaringan pedesaan, mereka sangat inovatif dalam
mengadopsi inovasi kesehatan dan Keluarga Berencana.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara
keterlibatan individu dalam suatu jaringan komunikasi dengan adopsi
mereka
terhadap suatu inovasi. Setiawan (1983) juga mengatakan bila terjadi perubahan
perilaku pada suatu kelompok inengenai suatu ha1 yang dianjurkan, para partisipan
yang mempunyai hubungan-hubungan komunikasi dalam kelompok tersebut akan
menunjukkan penerimaan yang besar daripada yang tidak terlibat dalarn hubungan-
..
hubungan komunikasi. Hal ini disebabkan ltarena terjadinya proses belajar sosial
(social learning process), sepcrti dikatakan Bandura (diacu dalam Rogers 1983)
bahwa orang akan lebih cepat menerima pemahaman baru dari orang-orang yang
mereka kenal sebelumnya melalui proses peniruan (modelling).
Yadav (diacu dalarn Rogers dan Kincaid 1981:257) menemukan bahwa desa-desa
yang mempunyai tingkat inovasi tinggi di bidang pertanian, ternyata tingkat
keterhubungan dalam struktur ltomunikasinya juga tinggi.
Adanya derajat keterhubungan atau keterlibatan dan luasnya jaringan antar
individu yang berbeda-beda akan menyebabkan adanya berbagai istilah dalam
analisis jaringan komunikasi, yang menunjukkan perbedaan peranan pada masingmasing anggota jaringan komunikasi. Peranan-peranan tersebut antara lain yang
disebut Star (over chosen), y&ni salah seorang individu dalarn suatu jaringan
komunikasi yang menerima sc.jumlah besar pilihan oieh anggota-anggota lainnya
,.
dalam sistem tersebut. Seorang individu yang berperan sebagai star adalah mereka
yang merupakan opinion leader atau pemuka pendapat (Setyanto 1993:35). Opinion
leader adalah derajat di mana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap
individu lainnya dalarn merubah sikap dan perilaku secara informal sesuai dengan
cara-cara yang diinginkannya (Rogers dan Shoemaker 1971:199).
Penelitian Ustik (1982) menemukan bahwa desa yang berhasil dalam pelaksanaan
keluarga berencana memiliki lebih banyak individu-individu yang mempunyai
jaringan komunikasi personal luas, lebih banyak memiliki pemuka pendapat (opinion
leader) dan memiliki lebih banyak penghubung antar klik, yakni Eiason dan bridge
(diacu dalam Setyanto 1993:36).
Diseminasi Informasi
Istilah untuk penyebarluasan informasi, sering juga digunakan kata diseminasi
informasi. Diseminasi berasal dari kata dissemination yang berarti penyebaran,
--
penebaran atau penaburan. Diseminasi informasi merupakan dua kata yang sudah
dianggap baku dalam literatur-literatur Komunikasi Pembangunan yang maksudnya
adalah suatu proses penyebaran inforrnasi di dalarn suatu sistem sosial. Havelock
(1971:42) menggambarkan suatu model interaksi sosial dari diseminasi yang
menekankan kepada aspek difwsi yaitu pengukuran pergerakan pesan dari orang ke
orang (person toperson) dan dari sistem ke sistem.
Informasi, menurut Fisher (1986) adalah konsep yang benar-benar khas bagi
pembahasan komunikasi manusia. Dalam uraiannya, Fisher membagi informasi ke
dalam tiga istilah pembahasan. Pertama, penggunaan istilah informasi secara non
ilmiah, yaitu menunjukkan fakta atau data yang dapat diperoleh selama tindak
--
komunikasi. Dalam ha1 ini informasi dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik
yang dapat dipindahkan dari suatu titik ke suatu titik yang lain, dari seseorang kepada
seseorang yang lain. Informasi bukan semacam peristiwa, tetapi merupakan wujud
material secara konseptual karena kehadirannya yang terbentang sepanjang waktu.
Penggunaan yang kedua dari istilah informasi, menunjukkan makna data.
Informasi dalam ha1 ini merupakan masalah penafsiran atau memberikan makna pada
data. Penggunaan ketiga dari istilah informasi berasal langsung dari teori informasi
yang semula dikembangkan oleh Shannon dan Weaver. Teori informasi menganggap
informasi sebagai jurnlah ketidakpastian yang dapat diukur. Dengan kata lain, di sini
informasi hanyalah suatu kuantitas pereduksian pilihan yang dapat diukur dan tidak
memiliki semacam "makna" (Fisher 1986:421-422). Informasi diukur dalam artian
"berapa banyak" ketidakpastian dapat dihilangkan. Informasi merupakan unsur dasar
dalam komunikasi (Kincaid dan Schramm 1987:6). Bagi sistem sosial, informasi
merupakan energi. Apabila komunikasi terjadi dalam sistem sosial, maka individu
terlibat dalam pengolahan informasi (Fisher 1986:284).
Menurut Sunarjo (1995: 152), informasi pada dasarnya berupa tanda-tanda atau
kode-kode pesan yang dikirim ke satu jurusan dari pengirim kepada penerima
(komunikator kepada komunikan). Sedangkan menurut Effendy (1989:177),
informasi adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah
orang yang baginya merupakan ha1 yang baru diketahuinya. Dengan demikian,
informasi pertanian maksudnya adalah suatu pesan atau sejumlah pesan yang berisi
berbagai ha1 mengenai pertanian, yang disam