Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

UU Dikti pada tanggal 10 Agustus 2012 telah menetapkan pola baru dalam perizinan pendirian PTS dan Penyelenggaraan Prodi PTS. Sebelum UU Dikti ditetapkan, baik izin pendirian PTS maupun izin pembukaan Prodi PTS diterbitkan terlebih dahulu oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, kemudian dalam kurun waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Izin tersebut, PTS wajib untuk meminta akreditasi kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. Setelah UU Dikti ditetapkan, izin pendirian PTS akan diterbitkan apabila proposal pendirian PTS telah memenuhi syarat minimal akreditasi institusi sebagaimana ditetapkan oleh BAN-PT. Demikian pula, izin Penyelenggaraan Prodi pada PTS akan diterbitkan apabila proposal Penyelenggaraan Prodi pada PTS telah memenuhi syarat minimal akreditasi Prodi sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri LAM dari Prodi yang bersangkutan. Dengan demikian, di dalam surat Keputusan Izin Pendirian PTS maupun Izin Penyelenggaraan Prodi pada PTS akan tercantum status akreditasi minimum dari PTS danatau Prodi pada PTS yang bersangkutan. Pengaturan pendirian PTS dapat ditemukan dalam Pasal 60 ayat 2 dan ayat 4 UU Dikti yang menetapkan sebagai berikut:  Ayat 2: PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri .  Ayat 4: Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi standar minimum akreditasi. Sedangkan pengaturan penyelenggaraan Prodi pada PTS dapat ditemukan dalam Pasal 33 ayat 3 dan ayat 5 UU Dikti yang menetapkan sebagai berikut:  Ayat 3: Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri setelah memenuhi persyaratan minimum akreditasi.  Ayat 5: Program Studi mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin penyelenggaraan.

2. Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Sebelum UU Dikti, penerbitan izin pendirian PTS danatau penyelenggaraan Prodi pada PTS didasarkan pada standar yang diatur dalam Kepmendiknas No. 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Setelah UU Dikti diterbitkan, Standar Pendidikan Tinggi Standar Dikti terdiri atas:  Standar Nasional Pendidikan Tinggi SN Dikti sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2104 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, sebagai standar minimum akreditasi perguruan tinggi institusi dan program studi. Dengan demikian, izin pendirian PTS dan izin penyelenggaraan Prodi pada PTS yang disyaratkan harus memenuhi standarsyarat minimum akreditasi berarti harus memenuhi SN Dikti;  Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, yang terdiri atas Standar Bidang Akademik dan Standar Bidang Non Akademik. Standar ini harus melampaui SN Dikti untuk menentukan peringkat akreditasi di atas peringkat akreditasi minimum. Standar ini dapat dipenuhi ketika PTS atau Prodi pada PTS akan meminta reakreditasi di kemudian hari. Pengaturan mengenai Standar Dikti sebagaimana dikemukakan di atas, dapat ditemukan dalam Pasal 54 UU Dikti sebagai berikut: 1 Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. 2 Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. 4 Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dan nonakademik yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

3. Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta