3.4 Analisis Tabulasi Silang
Tabulasi silang mempunyai maksud untuk mengetahui arah dan ada atau tidak adanya kecenderungan hubungan antar variable, serta derajat hubungan
antar variabel penelitian. Analisis tabullasi silang dilakukan dengan menganalisis hubungan jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan dari sub – sub variabel
independen dan sub variabel dependen. Adapun analisis tabulai silang hubungan antar variabel penelitian dapat dilihat pada tabel – tabel silang berikut ini.
3.4.1 Hubungan antara Kompetensi Penjualan Perorangan dengan
Kesadaran Merek Hubungan antara variabel Kompetensi Penjualan Perorangan dengan
Kesadaran Merek melalui rentang skala dari variabel konstruk dapat dilihat pada tabel silang berikut ini.
Tabel 3. 31
Hubungan antara Kompetensi Penjualan Perorangan dengan Kesadaran Merek
Penjualan Perorangan
Kesadaran Merek Jumlah
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
2 40,0
4 7,8
- 6
5,0
Sedang
2 40,0
32 62,7
17 26,6
51 42,5
Tinggi
1 20,0
15 29,4
47 73,4
63 52,5
Jumlah
5 100
4,2 51
100 42,5
64 100
53,3 120
100
Sumber : data primer yang diolah Berdasarkan data pada Tabel 3.26 menunjukkan sebanyak 64 responden
53,3 menyatakan bahwa kesadaran akan merek adalah tinggi. Sebanyak 47 responden 73,4 dari responden yang mempunyai kesadaran tinggi hal ini
ditimbulkan karena peran dari kompetensi penjualan perorangan adalah tinggi, sebanyak 17 26,6 dari responden yang mempunyai kesadaran tinggi hal ini
ditimbulkan karena peran dari kompetensi penjualan perorangan adalah sedang. Sebanyak 51 responden 42,5 menyatakan bahwa kesadaran akan
merek adalah sedang. Sebanyak 32 responden 62,7 dari responden yang mempunyai kesadaran sedang hal ini ditimbulkan karena peran dari kompetensi
penjualan perorangan adalah juga sedang. Sebanyak 15 29,4 dari responden yang mempunyai kesadaran sedang hal ini ditimbulkan karena peran dari
kopetensi penjualan perorangan adalah tinggi. Sebanyak 4 7,8 dari responden yang mempunyai kesadaran sedang hal ini ditimbulkan karena peran dari
kompetensi penjualan perorangan adalah rendah. Sebanyak 5 responden 4,2 menyatakan bahwa kesadaran akan merek
adalah rendah. Sebanyak 2 responden 40,0 dari responden yang mempunyai kesadaran rendah hal ini ditimbulkan karena peran dari kompetensi penjualan
perorangan adalah juga rendah dan sedang. Sebanyak 1 20,0 dari responden yang mempunyai kesadaran rendah hal ini ditimbulkan karena peran dari
kompetensi penjualan perorangan adalah tinggi. Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran yang
tinggi terhadap merek muncul lebih disebabkan karena kompetensi penjualan perorangan juga tinggi, demikian juga kesadaran yang sedang terhadap merek
muncul lebih disebabkan karena kompetensi penjualan perorangan juga sedang. Adapun kesadaran yang rendah terhadap merek juga muncul lebih disebabkan
karena kompetensi penjualan perorangan yang rendah. Hal ini menunjukkan
peran penting dari kompetensi penjualan perorangan untuk meningkatkan kesadaran merek dari responden konsumen.
3.4.2 Hubungan antara Efektifitas Iklan dengan Kesadaran Merek