III.10 PROGNOSA
Angka survival dalam 5 tahun berkisar 55-85
12
. Angka survival kumulatif dalam
10 dan 15 tahun setelah operasi berkisar 68 dan 59. Angka survival setelah reseksi total lebih baik dibanding setelah reseksi subtotal. Penurunan komplikasi neurologi, endokrin dan
optalmologi dapt meningkatkan outcome pada penderita kraniofaringioma. Penderita dewasa memiliki angka rekurensi yang lebih rendah 20 dibanding anak-
anak 30. Apabila tumor diangkat keseluruhan angka rekurensinya kurang dari 20 sedangkan reseksi subtotal, angka rekurensinya mencapai 60. Untuk tumor-tumor yang di
radiasi post operatif dapat mengurangi angka rekurensinya sampai 30. Kebanyakan rekurensi terjadi selama 3 tahun pertama sesudah terapi.
4
4
IV. DISKUSI KASUS
Pada kasus ini telah dirawat seorang wanita S, 26 tahun, didiagnosa menderita suatu tumor intrakranial berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan utama berupa nyeri kepala. Keluhan ini telah
dialami os sejak ± 1 tahun yang lalu dan memberat dalam 6 bulan ini. Nyeri dirasakan os pada seluruh kepala. Nyeri tidak berkurang dengan obat-obatan, serta bertambah berat jika
batuk, bersin, dan berbaring. Penglihatan semakin berkurang sejak 2 bulan ini. Selain itu os juga sudah tidak menstruasi selama 3 bulan. Riwayat muntah menyembur dijumpai. Os
menstruasi pertama sejak umur 12 tahun. Dari pemeriksaan neurologis dijumpai visus OD 160 dan OS 360, papil edema dan
Parese N.VI dextra. Saat masuk os didiagnosa banding dengan abses serebri dan stroke hemorragik
berdasarkan adanya tanda-tanda suatu proses desak ruang. Abses serebri disingkirkan berdasarkan dari perjalanan penyakit tidak dijumpai tanda-tanda infeksi dan pada
pemeriksaan Head CT-scan tidak dijumpai gambaran hipodens dikelilingi oleh cincin dengan densitas meningkat. Stroke hemorragik disingkirkan karena perjalanan penyakit yang lambat
dan tidak dijumpai gambaran perdarahan pada Head CT-scan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pemeriksaan Head CT-scan tanpa kontras dijumpai suprasellar tumor dengan hydrocephalus. Craniopharingioma?
Pada gambaran MRI brain dengan kontras tampak tumor suprasellar dengan hydrocephalus. Kemungkinan craniopharyngioma.
Pada kasus ini os dikonsulkan ke bagian bedah saraf dan didiagnosa banding dengan suatu prolaktinoma dan kraniofaringioma serta dianjurkan untuk suatu tindakan operasi
disertai biospi dan pemasangan shunt. Secara umum tindakan reseksi total menjadi pilihan terapi utama pada kasus kraniofaringioma.
1
V. PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosa pasien ini sudah benar?
2. Apakah penanganan yang diberikan sudah sesuai pada pasien ini?
VI. KESIMPULAN
1. Diagnosa kraniofarignioma pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anmnese, pemeriksaan
neurologis, dan pemeriksaan penunjang. 2.
Gambaran klinis yang utama pada tumor kraniofaringioma adalah tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, gangguan penglihatan, disfungsi endokrin.
3. Terapi pilihan untuk kraniofaringioma adalah operasi ditambah radioterapi
VII. SARAN