Definisi Etiologi Cara Penularan Klasifikasi Patogenesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi terhadap terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya. 3

2.2 Etiologi

Sarcoptes scabiei var hominis berkembangbiak hanya pada kulit manusia. Sarcoptes scabiei merupakan Arthropoda yang masuk ke dalam kelas Arachnida, sub kelas Acari Acarina, ordo Astigmata dan famili Sarcoptidae. Sarcoptes scabiei merupakan tungau putih, kecil, transparan, berbentuk bulat agak lonjong, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau betina besarnya 2 kali daripada yang jantan. Adapun jenis Sarcoptes scabei var. animalis yang kadang- kadang bisa menulari manusia terutama bagi yang memelihara hewan peliharaan seperti anjing 1,3,4 Gambar 1. Morfologi Sarcoptes scabei. 1

2.3 Cara Penularan

Penularan skabies pada manusia dapat melalui kontak langsung dengan penderita kulit dengan kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Penularan skabies pada manusia juga dapat secara tidak langsung melalui 3 pakaian, handuk, sprai dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita. Jumlah rata-rata tungau pada awal infestasi adalah sekitar lima sampai sepuluh ekor. Tungau S. scabiei hidup dari sampel debu penderita, lantai, furniture dan tempat tidur. 1,3,8

2.4 Klasifikasi

Skabies dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut: 1. Typical scabies sedikit tungau, allergic component prominent 2. Transient scabies allergic component prominent, tungau menghilang dengan cepat 3. Crusted scabies jumlah tungau yang sangat banyak. 5

2.5. Patogenesis

Setelah terjadi perkawinan kopulasi biasanya tungau jantan akan mati, namun kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Setelah tungau betina dibuahi, tungau ini akan membentuk terowongan pada kulit sampai perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum dengan panjangnya 2-3 mm perhari serta bertelur sepanjang terowongan sampai sebanyak 2 atau 4 butir sampai sehari mencapai 40-50 butir. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva tersebut sebagian ada yang tetap tinggal dalam terowongan dan ada yang keluar dari permukaan kulit, kemudian setelah 2-3 hari masuk ke stadium nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Waktu yang diperlukan mulai dari telur menetas sampai menjadi dewasa sekitar 8-12 hari. 3,4 Siklus hidup tungau paling cepat terjadi selama 30 hari dan selama itu juga tungau-tungau tersebut berada dalam epidermis manusia. Tungau yang berpindah ke lapisan kulit teratas memproduksi substansi proteolitik sekresi saliva yang berperan dalam pembuatan terowongan dimana saat itu juga terjadi aktivitas makan dan pelekatan telur pada terowongan tersebut. Tungau-tungau ini memakan jaringan- 4 jaringan yang hancur, namun tidak mencerna darah. Feses Scybala tungau akan ditinggalkan di sepanjang perjalanan tungau menuju ke epidermis dan membentuk lesi linier sepanjang terowongan. 1,6 Gambar 2. Penularan Skabies. 7 Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Sensitisasi terjadi pada penderita yang terkena infeksi scabies 5 pertama kali. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. 3 Apabila terjadi immunocompromised pada host, respon imun yang lemah akan gagal dalam mengontrol penyakit dan megakibatkan invasi tungau yang lebih banyak bahkan dapat menyebabkan crusted scabies. Jumlah tungau pada pasien crusted scabies bisa melebihi 1 juta tungau. 6

2.6 Manfestasi Klinis