KOMUNIKASI BERKALA INSENTIF BAGI PELAPOR

Pelatihan dan pendidikan di atas tidak hanya dilakukan sekali, tetapi dilakukan secara berkala. Pada tahap pertama dilakukan untuk semua jajaran karyawan perusahaan, pada tahun kedua dapat ditingkatkan dengan membahas kasus-kasus yang terjadi tahun sebelumnya dan pelajaran apa yang dapat ditarik dari kasus tersebut serta bagaimana mencegah berulangnya. Program pelatihan ini dapat disatukan dengan program pelatihan etika dan budaya perusahaan atau program kepatuhan lainnya. Pelatihan ini adalah pelatihan wajib bagi seluruh karyawan baru. Untuk anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris baru yang berasal dari luar perusahaan, pengenalan ini harus dimasukkan dalam program induksi mereka.’

2. KOMUNIKASI BERKALA

Komitmen perusahaan untuk menyelenggarakan komunikasi berkala mengenai hasil penerapan program Sistem Pelaporan Pelanggaran SPPWBS akan menentukan dukungan karyawan terhadap program ini, khususnya penciptaan “budaya kejujuran dan keterbukaan”. Kegagalan melakukan komunikasi berkala akan memperkuat kembali “budaya diam”, bahkan dapat lebih kuat karena hilangnya kepercayaan terhadap pimpinan perusahaan. Pelaksanaan komunikasi berkala ini dapat dilakukan antara lain melalui: a. Publikasi berkala tiap tiga atau enam bulan di situs perusahaan dan media internal majalah, newsletter, dll. kegiatan yang dilaksanakan, seperti misalnya pelatihan, jumlah kasus yang telah ditangani dan manfaat yang diperoleh, dlsb; b. Menempatkan FAQ Frequently Asked Questions “pertanyaan yang sering diajukan” pada situs internal perusahaan; c. Penerbitan Buku Panduan WBS bagi Manager dan karyawan; d. Pertemuan berkala dengan Serikat Pekerja dengan agenda penjelasan SPPWBS dan manfaatnya bagi perusahaan. e. Memasukan agenda SPPWBS sebagai salah satu agenda Memasukan agenda SPPWBS sebagai salah satu agenda Management Meeting.

3. INSENTIF BAGI PELAPOR

Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bab III mengatur mengenai bentuk dan besarnya penghargaan yang diberikan. Penghargaan dapat berupa uang atau piagam dan besar premi atau penghargaan berupa uang adalah dua per seribu dua permil dari besarnya kerugian pemerintah yang berhasil dikembalikan. Komite Nasional Kebijakan Governance 26 Perusahaan perlu mempertimbangkan adanya penghargaan bagi pelapor yang besarnya cukup menarik untuk lebih mendorong mereka yang menyaksikan tetapi tidak melaporkan menjadi tertarik untuk melaporkan adanya pelanggaran. Hal ini dapat menjadi percepatan untuk merubah “budaya diam” menjadi “budaya kejujuran dan keterbukaan”.

4. PEMANTAUAN EFEKTIFITAS DAN PERBAIKAN PROGRAM