luar. Invulsi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil, yang disebabkan oleh proses antitoksis
dimana zat protein dinding pecah, diabsorbsi dan dibuang melalui air seni. Sedangkan pada endomentrium menjadi
luka dengan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan. Luka ini akan mengecil hingga sembuh
dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka, mulai dari pinggir dan dasar luka,
pembuluh darah uterus yang saat hamil dan membesar akan mengecil kembali karena tidak dipergunakan
lagi,dinding perut melonggar dan elastisitasnya berkurang akibat peregangan dalam waktu lama Rustam M, 1998.
E. Manifestasi KlinikTanda Dan Gejala Sectio Caesarea
1. Perubahan Fisik a. Sistem Reproduksi
Uterus Involusi : Kembalinya uterus ke kondisi normal
setelah hamil. Proses ini dipercepat oleh rangsangan
pada puting
susu. Lochea, Komposisi Jaringan endometrial, darah
dan limfe. Tahap
a. Rubra merah : 1-3 hari b. sanguinolenta : 3-7 hari
b. Serosa pink kecoklatan : setelah 2 minggu post partum
c. Alba kuning-putih : Lochea terus keluar sampai 3 minggu.Bau normal
seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
Siklus Menstruasi, Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu tidak
menyusui akan kembali ke siklus normal. Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi pada bulan ke 3 atau lebih.
Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 sd minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat,
dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Serviks Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi
untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam
2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
Vagina Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali
mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi
mukus normal dengan ovulasi.
Perineum • Episiotomi, Penyembuhan dalam 2 minggu.
• Laserasi TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan sd otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal TK III: Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rectal
b. Payudara Payudara membesar karena vaskularisasi dan
engorgement bengkak karena peningkatan prolaktin pada hari I-III. Pada payudara yang tidak disusui,
engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak
menyusui akan mengecil pada 1-2 hari.
c. Sistem Endokrin Hormon Plasenta,HCG - pada minggu ke-3 post
partum, progesteron plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus
menstruasi.
Hormon pituitary, Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun sampai tidak ada
pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler Tanda-tanda vital,Tekanan darah sama saat bersalin,
suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
Volume darah ,Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu Persalinan normal :
200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 xmenit, keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu
post partum.
f. Sistem Gastrointestinal Mobilitas lambung menurun sehingga timbul
konstipasi.
- Nafsu makan kembali normal. - Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
g. Sistem Urinaria Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus
urinarius terjadi karena trauma. Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
Fungsi kembali normal dalam 4 minggu. h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali
normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
F. PENGKAJIAN SECTIO CAESAREA
1. Sirkulasi 2. Integritas ego
3. Makanancairan 4. Pernapasan
5. Keamanan G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d pengalaman pembedahan dan hasil tidak
dapat diperkirakan 2. Nyeri akut b.d insisi, flatus dan mobilitas
3.
Resti infeksi b.d destruksi pertahanan terhadap bakteri, perdarahan
4.
Resiko ketidakseimbangan nutrisi b.d peningkatan kebutuhan untuk penyembuhan luka, penurunan masukan
sekunder akibat nyeri, mual, muntah
5.
Defisit perawatan diri b.d Penurunan kemampuan ADL adanya nyeri pada masa incisi
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Ansietas b.d pengalaman pembedahan dan hasil tidak
dapat diperkirakan
Tujuan : a. Ansietas berkurang setelah diberikan perawatan
dengan Kriteria hasil
Tidak menunjukkan traumatik pada saat
membicarakan pembedahan Tidak tampak gelisah
Tidak merasa takut untuk dilakukan pembedahan yang sama
Pasien merasa tenang Rencana
Kaji tingkat kecemasan ibu R. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa
ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan
medikamentosa
Jelaskan mekanisme proses persalinan R. Pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptive
Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
Beri support system pada ibu R. ibu dapat mempunyai motivasi untuk
menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
Lakukan pendekatan diri pada pasien R supaya pasien merasa nyaman
Yakinkan bahwa pembedahan merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh untuk menyelamatkan
bayi dan ibu. R agar klien mengerti manfaat di SC
Diagnosa 2 :
Gangguan rasa nyaman ; nyeri b.d insisi, flatus dan mobilitas
Tujuan : Nyeri dapat berkurang setelah perawatan 3x 8 jam
Kriteria : Pasien tidak mengeluh nyerimengatakan bahwa nyeri
sudah berkurang Rencana
lakukan pengkajian nyeri R Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan
dengan skala maupun deskripsi. lakukan managemen nyeri
R untuk mengurangi rasa nyaman nyeri obs. TTV
R mengetahui keadaan umum px Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
R Pengurangan persepsi nyeri.
Kolaborasi pemberian analgetika. R Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan
dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luasspesifik.
Kolaborasi pemberian analgetika. R Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan
dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luasspesifik.
berikan linkungan yang tenang dan nyaman R mengurangi rasa nyeri dengan cara pengalihan
jelaskan tentang sifat nyeri dan kapan nyeri akan berkuranghilang
R informasi dapat membantu mengurangi tingkat nyeri akibat kecemasan
Diagnosa 3 :
Resiko infeksi b.d destruksi pertahanan terhadap bakteri,luka post operasi, perdarahan
Tujuan : Pasien merasa tenang dan infeksi tidak terjadi setelah
perawatan selama 24 jam pertama Kriteria hasil :
Menunjukkan kondisi luka yang jauh dari kategori infeksi
Albumin dalam keadaan normal Suhu tubuh pasien dalam keadaan normal, tidak
demam Rencana
a.Kaji kondisi keluarandischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R Perubahan yang terjadi pada dischart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang
lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
b.Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.
c.Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart. R Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui
dischart. d.Lakukan perawatan luka.
R Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
e.Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.
R Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa
nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
Diagnosa 4 Resiko ketidaksaeimbangan nutrisi b.d peningkatan
kebutuhan tubuh untuk penyembuhan luka, penurunan masukan sekunder akibat nyeri, mual, muntah
Tujuan : tidak terjadi perubahan status nutrisi
Kriteria : klien mau makan yang cukup
penyembuhan luka baik
Rencana kaji status nutrisi secara continue selama perawatan
tiap hari, perhatikan tingkat energi, kondisi, kulit, kuku, rambut, rongga mulut
tekankan pentingnya trasnsisi pada pemberian makan per oral dengan tepat
beri waktu mengunyah, menelan, beri sosialisasi dan bantuan makan sesuai dengan indikasi
berikan penjelasan pentingnya kebutuhan ntrisi ibu
Diagnosa 5 : Deficit perawatan diri b.d Penurunan kemampuan ADL
karena adanya nyeri pada daerah incise Tujuan :
perawatan diri klien terpenuhi Kriteria hasil :
klien tampak bersih
klien tidak bau badan Rencana
beri penjelasan
tentang pentingnya
kebersihanperawatan diri bantu klien dalam melakukan perawatan
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SECTIO CAESAREA
Tes Laboraturium Hemoglobin atau hematokrit HBHt untuk mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
Leukosit WBC mengidentifikasi adanya infeksi
Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
Urinalisiskultur urine Pemeriksaan elektrolit
J. PENATALAKSANAAN MEDIS SECTIO CAESAREA
Penatalaksanaan medis dengan cairan IV sesuai indikasi. Anestesia; regional atau general
Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. Pemberian oksitosin sesuai indikasi.
Tanda vital per protokol ruangan pemulihan Persiapan kulit pembedahan abdomen
Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kateter foley
K. KOMPLIKASI SECTIO CAESAREA Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah