Sebab-Sebab PERKAWINAN BAGI MEREKA YANG BELUM MEMENUHI PERSYARATAN DALAM PASAL 7 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN | Handoko | LEX CERTA 615 2034 1 SM

Handoko - Perkawinan Bagi Mereka Yang Belum Memenuhi Persyaratan Dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 2015 Jurnal Lex Certa, Vol. 1 No. 1 1-18 Page 10 sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewaji- ban mana berlaku terus mes- kipun perkawinan antara ke- dua orang tua putus. 19 Pernikahan di bawah umur memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi yang melakukannya baik pria atau- pun wanita, dan dalam berba- gai aspek seperti kesehatan, psikologi, dan mental. Walau- pun pernikahan di bawah umur ini memiliki dampak positif, namun dibandingkan dengan faktor negatifnya ten- tu sangat tidak seimbang. Ba- yangan malam pertama yang indah tentu nantinya akan sa- ngat tidak bermanfaat jika ke- depan hanya ada kekhawa- tiran dan tidak bahagia.

3. Sebab-Sebab

Terjadinya Perkawinan Di Bawah Umur Banyak faktor yang me- nyebabkan mengapa perkawi- nan di bawah umur itu terjadi. Faktor-faktor yang mempe- ngaruhi perkawinan di bawah umur adalah sebagai berikut: 1. Faktor Ekonomi Sebagian besar masyara- kat Indonesia yang hidup di pedesaan berniat me- ngawinkan anak-anaknya yang masih di bawah umur dengan alasan orang tuanya sudah tidak mam- pu lagi memenuhi kebutu- han hidup anak-anaknya. Keadaan demikian pada umumnya juga dirasakan 19 MR Martiman Prodjohamidjojo, Op.,Cit, hlm. 84. oleh anak-anak yang me- ngalaminya. Oleh karena itu, mereka melakukan perkawinan di bawah u- mur hanya karena keter- paksaan dan tidak ingin melihat kedua orang tua- nya menderita dalam me- menuhi kebutuhan hidup keluarganya yang setiap hari selalu mengalami ke- kurangan. 2. Faktor Lingkungan Manusia secara alamiah akan mengalami peruba- han baik dari segi fisik maupun mentalnya. Sejak seseorang lahir, terjalin suatu hubungan antara manusia tersebut dengan orang-orang yang berada di sekitrnya. Ia kemudian berhubungan dengan o- rang tua dan anggota ke- luarga lainnya. Setelah ia mulai belajar, ia berhubu- ngan pula dengan tetang- ganya. Kemudian ia dapat bermain diluar pagar ru- mahnya, hubungan pun semakin meluas, dan sam- pailah ia kemudian diteri- ma pada lingkungan di- mana anggota masyara- katnya berada. 20 3. Faktor Pendidikan Pendidikan juga meru- pakan salah satu faktor penting penting sebagai penyebab terjadinya per- kawinan di bawah umur. Hal ini terbukti bahwa semakin tinggi pendidi- 20 E.Mustafa A.F. Islam Membina Keluarga dan Hukum di Indonesia , cet. 1. Handoko - Perkawinan Bagi Mereka Yang Belum Memenuhi Persyaratan Dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 2015 Jurnal Lex Certa, Vol. 1 No. 1 1-18 Page 11 kan seseorang, semakin lebih dewasa cara berpikir seseorang yang memutus- kan untuk melangsungkan perkawinan. Apabila pen- didikan anak-anak dan orang tua “rendah” maka secara otomatis mereka akan kurang memahami pr-insip-prinsip didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per- kawinan mengenai pen- tingnya faktor “kedewa- saan” bagi seseorang agar dapat melangsungkan per- kawinan. 4. Faktor Psikologis Perkembangan kehidupan manusia senantiasa dipe- ngaruhi oleh proses bela- jar yang memiliki arti memperbaiki perilaku melalui suatu latiha-lati- han, pengalaman maupun interaksi dengan lingku- ngan. 4 Dispensasi Usia Kawin Menurut Kamus Hu- kum: 21 “Dispensasi adalah pe- nyimpangan atau pengecualian dari suatu peraturan”. Mengenai Dispensasi Usia Kawin diatur secara tegas dalam Pasal 7 Un- dang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata me- ngatur Dispensasi Usia Kawin, yaitu pasal 29 yang berbunyi: “Seorang jejaka yang belum mencapai umur genap dela- 21 R.Subekti dan R.Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Jakarta, PT. Pradnya Paramitha,1996, hlm. 36. pan belas tahun, seperti pun seorang gadis yang belum mencapai umur genap lima belas tahun, tak diperboleh- kan mengikat dirinya dalam perkawinan. Sementara itu dalam hal adanya alasan- alasan yang penting. Presiden berkuasa meniadakan lara- ngan ini dengan memberikan dispensasi”. 22 Contoh kasus penetapan dispensasi nikah pada putusan Nomor: 0066Pdt.P2010PA.JS, dijelaskan bahwa dalam Un- dang-Undang Perkawinan telah mengatur masalah batas umur seseorang dapat melangsungkan perkawinan yaitu untuk pria berumur 19 sembilan belas ta- hun dan pihak wanita 16 enam belas tahun, akan tetapi di dalam ketentuan undang-undang tersebut adanya penyimpangan terhadap ketentuan usia kawin yang dapat dimintakan oleh ke- dua orang tua pihak pria maupun pihak wanita untuk mengajukan permohonan dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain. Pada kasus ini yang me- ngajukan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agam Ja- karta Selatan yaitu orang tua pi- hak laki-laki. Diajukannya per- mohonan dispensasi nikah terse- but disebabkan karena calon mempelai laki-laki belum men- capai syarat untuk melangsung- kan pernikahan yaitu 19 tahun, sedangkan calon mempelai laki- laki tersebut telah melakukan hubungan badan di luar nikah 22 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, OP.,Cit., Pasal 29. Handoko - Perkawinan Bagi Mereka Yang Belum Memenuhi Persyaratan Dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 2015 Jurnal Lex Certa, Vol. 1 No. 1 1-18 Page 12 sehingga mengakibatkan keha- milan pada wanita yang dipaca- rinya dan usia kandungan telah menginjak usia 6 bulan. Agar bayi yang dilahirkan dikemudian hari sebagai anak sah, maka ke- dua orang tua pihak laki-laki dan perempuan sepakat untuk me- ngawinkan dengan cara melaku- kan upaya permohonan dispen- sasi nikah. Berdasarkan penetapan pengadilan agama, hakim me- ngabulkan permohonan dan me- netapkan memberi izin dispen- sasi nikah kepada anak pemohon untuk menikahkan dengan calon isteri anak pemohon. Selain itu, hakim pengadilan agama juga memerintahkan kepada Kantor Urusan Agama KUA Kecama- tan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan untuk menikahkan anak pemohon dengan calon isterinya. Beberapa hal yang men- jadi pertimbangan Majelis Ha- kim Pengadilan Agama menga- bulkan permohonan dispensasi nikah tersebut antara lain: 1. Calon suami. 2. Anak pemohon sebagai calon suami menyatakan sangat mencintai calon isterinya dan tidak mau dipisahkan. 3. Sudah ada kesiapan untuk menjadi seorang suami dan sudah bekerja sehingga mampu untuk menafkahi is- terinya. 4. Calon isteri. 5. Calon isteri mencintai dan tidak mau dipisahkan dengan calon suaminya karena sudah hamil 6 bulan. 6. Calon isteri akan menikah atas dasar suka sama suka dan tidak ada paksaan. Selain pertimbangan tersebut, hakim mempertim- bangkan pula bahwa anak pe- mohon dengan calon isterinya sudah hamil 6 bulan dan hu- bungan mereka sudah demi- kian eratnya sehingga orang tua mereka kawatir kalau ti- dak segera dinikahkan akan terjadi pelanggaran hukum agama yang berkepanjangan serta menimbulkan kemasla- hatan kebaikan sesuai de- ngan kaidah fikihiyah dalam kitab Al Asbah Wa Al Nad- hlir. Walaupun anak pemo- hon masih kurang umurnya dari 19 sembilan belas ta- hun yaitu berumur 18 dela- pan belas tahun, namun ma- jelis hakim berpendapat kare- na sudah bekerja serta sudah mempunyai penghasilan sen- diri, sehingga secara biologis sudah cukup dewasa dan apa- bila menikah dapat memberi- kan nafkah kepada isterinya sehingga tidak akan meng- ganggu kesehatan isteri mau- pun anak yang akan dilahir- kannya. Berdasarkan pertim- bangan-pertimbangan terse- but, hakim Pengadilan Aga- ma Jakarta Selatan mengabul- kan permohonan dispensasi nikah orang tua pemohon dan menyatakan anak pemohon dapat melangsungkan perka- Handoko - Perkawinan Bagi Mereka Yang Belum Memenuhi Persyaratan Dalam Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 2015 Jurnal Lex Certa, Vol. 1 No. 1 1-18 Page 13 winan dengan calon isteri- nya. 23

5. Dampak Dan Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Berdasarkan