PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI OPERASI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)

PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI OPERASI
DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek
Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)
THE IMPACT OF GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION, OPERATION
DIVERSIFICATION AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM OF
ERANING MANAGEMENT
(Empirical Study at Manufacturing Company listed in Indonesia Stock
Exchange, Australia Stock Exchange and Singapore Stock Exchange 2014)

Oleh
RAKA WINANDRA
20120420091

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015

PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI OPERASI
DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek
Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)
THE IMPACT OF GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION, OPERATION
DIVERSIFICATION AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM OF
ERANING MANAGEMENT
(Empirical Study at Manufacturing Company listed in Indonesia Stock
Exchange, Australia Stock Exchange and Singapore Stock Exchange 2014)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh
RAKA WINANDRA
20120420091

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

i

SKRIPSI
PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI
OPERASI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek
Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)

THE IMPACT OF GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION, OPERATION
DIVERSIFICATION AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM OF
ERANING MANAGEMENT
(Empirical Study at Manufacturing Company listed in Indonesia Stock
Exchange, Australia Stock Exchange and Singapore Stock Exchange 2014)

Diajukan oleh

RAKA WINANDRA

20120420091

TelahdisetujuiDosenPembimbing
Pembimbing

Dr. EviRahmawati, M.Acc.,Ak.,C.A.
NIK: 1977 08 04 2001 04 143 080

Tanggal: 05 Agustus 2016

i

SKRIPSI
PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI
OPERASI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek
Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)
Diajukan oleh


RAKA WINANDRA
20120420426
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 16 AGUSTUS 2016
Yang terdiri dari

Dr. EviRahmawati, M.Acc.,Ak.,C.A.
Ketua Tim Penguji

Barbara Gunawan, S.E., M.Si., Akt.
Anggota Tim Penguji

Sigit Arie Wibowo, S.E.,M.Acc.,Ak.,CA
Anggota Tim Penguji

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si.
NIK: 19660604199202143016

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,
Nama: Raka Winandra
Nomor Mahasiswa: 20120420091
Menyatakan
DIVERSIFIKASI

bahwa

skripsi

GEOGRAFIS,


ini

dengan

judul:

DIVERSIFIKASI

“PENGARUH

OPERASI

DAN

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN
LABA (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,
Australia dan Singapura)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
maka saya bersedia dibatalkan.

Yogyakarta, 05 Agustus 2016

Raka Winandra
NIM. 20120420091

iv

ii

MOTTO

“Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada
Kemudahan”
(Q.S. Al-Inshirah: 6)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(QS. Al Mujadalah: 11)
“Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan
berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah
cara gembira menuju kegagalan.
(Mario Teguh)
“Jadilah manusia paling baik disisi Allah. Jadilah manusia
paling buruk dalam pandangan dirimu sendiri. Dan
jadilah manusia biasa dihadapan orang lain”
(Ali Bin Abu Thalib)

“HIDUPLAH SEPERTI POHON KAYU YANG LEBAT
BUAHNYA; HIDUP DI TEPI JALAN DAN DILEMPARI ORANG
DENGAN BATU, TETAPI DIBAlAS DENGAN BUAH”
(ABU BAKAR SIBLI)


Y

Y


Y

R

TAKUT MENGHADAPI TANTANGAN; DAN SAYA PERCAYA
PADA DIRI SAYA SENDIRI
(MUHAMMAD ALI)

v

PERSEMBAHAN

Untuk Kalian Yang Tersayang

MAMAH & PAPAH
Maidha Asra & Aswin Aziz

ADIK - ADIKKU
Yuke Winaldha Fiscaranie & Keyra Bhenazia


ii

THANKS TO...
1. Allah SWT yang senantiasa selalu membimbing disetiap langkah dan
melancarkan urusan hamba. Semoga hamba berada dijalanMu dan terus
tumbuh menjadi lebih baik lagi.

2. Papah dan mamah makasih banyak udah doain abang dan selalu
semangatin abang selalu kasih perhatian dan selalu sayang sama abang
makasih ya papah mamah abang sayang kalian sehat selalu dan lancar
rejeki.

3. Adik – adikku tersayang yang selalu menanti abang nya pulang dan doain
abang makasih yah sukses buat adik – adikku sehat selalu.
4. Bu Evi selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih selalu membimbing
dengan penuh kesabaran memberikan masukan selama proses
penyelesaian skripsi ini. Sukses selalu buat ibu dan keluarga.
5. Semua Dosen Prodi Akuntansi yang luar biasa (Pak Yaya, Pak Ahim, Pak
Rudi, Pak Suryo, Pak Wahyu, Pak Andan, Pak Emile, Pak Afrizal, Pak Hafiz,

Bu Harjanti, Bu Evi, Bu Peni, Bu Barbara, Bu Ietje, Bu Erni, Bu Caesar, Mas
Ilham, Mbak Kiki).. terima kasih ya sudah bersedia berbagi ilmu selama ini..
sukses buat semua.
6. Seluruh staf TU makasih sudah meperlancar urusan administrasinya
makasih pak, buk, mas dan mba sukses dan sehat selalu.
7. Seluruh keluarga timnas FE UMY dan timku AMC (afad, adit, arip, aji, hasby,
hendra, rian, rifqi, alwi, angga, agung, rayyi, apri, ali) makasih udah sering
semangatin dan meledek saya haha tapi gapapa yg penting seru sukses
buat kalian.
8. Buat temen temen ku yg ada di MY TOWN CILEGON, BANTEN (reno, argha,
tedi, inal, danu, agung, dicky, mamot, rendi, heppy, ade, arsyl, dodot,
bagus, putra, alex, arip, bagas, fafang, cino, isal, ipan, cokin, lukman, tile,
acil, ncun, alcut, mas bay dll) thanks for semangatnya dan oa kalian
SUKSES!!!!!.
9. Rekan-rekan seangkatan akuntansi 2012 yang ga bisa disebut satu per satu.
Kalian luar biasa.
10. Buat Wulida Roziana Wijayanti terimakasih sudah nyemangatin aku
bantuin aku marahin aku bawelin aku untuk kelarin skripsi ini banyak deh
bantuan dari kamu makasih banget banget banget(tak terhingga) lope lope
deh hehe.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, rahmat, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul

“Pengaruh

Diversifikasi

Geografis,

Diversifikasi

Operasi

dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Australia dan Singapura)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis
mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi
organisasi/perusahaan yang mana dapat digunakan sebagai masukan dalam
menentukan kebijakan perusahaan, sebagai bahan informasi dalam proses
pertimbangan dan pengembalian keputusan investasi dan memberikan ide
pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Kedua orang tuaku yang dengan penuh kasih sayang memberikan semangat dan
nasehat dalam penulisan skripsi ini.

ii

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk,
bimbingan, dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.
3. Ibu Dr. Evi Rahmawati, M.Acc.,Ak.,C.A yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis
ini.
4. Ibu Barbara Gunawan, SE, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang membimbing penulis selama menempuh
studi.
6. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang membantu dalam penulisan ini.
7. Sahabat-sahabat dan teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan
dukungan, bantuan, kemudahan, dan semangat kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 05 Agustus 2016

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... i
INTISARI ...................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LatarBelakangPenelitian ...................................................................... 1
B. BatasanMasalah .................................................................................... 6
C. RumusanMasalahPenelitian ................................................................. 6
D. TujuanPenelitian................................................................................... 7
E. ManfaatPenelitian................................................................................. .7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
A. LandasanTeori ...................................................................................... 9
B. PenelitianTerdahulu ............................................................................. 16
C. PenurunanHipotesis ............................................................................. 17
D. Model Penelitian .................................................................................. 25
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 28
A. ObjekPenelitian .................................................................................... 28
B. Jenis Data ............................................................................................. 28
C. TeknikPengambilanSampel.................................................................. 28
D. TeknikPengumpulan Data ................................................................... 29
E. DefinisiOperasionalVariabel ................................................................ 29

ii

F. MetodeAnalisis Data ............................................................................ 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 40
A. GambaranUmumObyekPenelitian ....................................................... 40
B. UjiKualitasInstrumendanData ............................................................. 41
C. UjiAsumsiKlasik .................................................................................. 45
D. UjiHipotesis ......................................................................................... 54
E. Pembahasan (Intrepretasi) .................................................................... 68
BAB V. SIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN ........................... 78
1. Simpulan .............................................................................................. 78
2. Saran .................................................................................................. 79
3. Keterbatasan ......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

DAFTAR TABEL
TABEL 4.1

JUMLAH PERUSAHAAN SAMPEL DI INDONESIA ......... 40

TABEL 4.2

JUMLAH PERUSAHAAN SAMPEL DI AUSTRALIA ........ 41

TABEL 4.3

JUMLAH PERUSAHAAN SAMPEL DI SINGAPURA ........ 41

TABEL 4.4

STATISTIK DESKRIPTIF DI INDONESIA .......................... 42

TABEL 4.5

STATISTIK DESKRIPTIF DI AUSTRALIA ......................... 43

TABEL 4.6

STATISTIK DESKRIPTIF DI SINGAPURA ......................... 44

TABEL 4.7

HASIL UJI NORMALITAS DI INDONESIA ........................ 45

TABEL 4.8

HASIL UJI NORMALITAS DI AUSTRALIA ....................... 46

TABEL 4.9

HASIL UJI NORMALITAS DI SINGAPURA ....................... 47

TABEL 4.10 HASIL UJI AUTOKORELASI DI INDONESIA .................... 47
TABEL 4.11 HASIL UJI AUTOKORELASI DI AUSTRALIA ................... 48
TABEL 4.12 HASIL UJI AUTOKORELASI DI SINGAPURA ................... 48
TABEL 4.13 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS DI INDONESIA ........ 49
TABEL 4.14 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS DI AUSTRALIA ....... 50
TABEL 4.15 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS DI SINGAPURA ...... 51
TABEL 4.16 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS DI INDONESIA .... 52
TABEL 4.17 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS DI AUSTRALIA ... 53
TABEL 4.18 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS DI SINGAPURA ... 54
TABEL 4.19 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI DI INDONESIA .. 55
TABEL 4.20 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI DI AUSTRALIA . 55
TABEL 4.21 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI DI SINGAPURA 56
TABEL 4.22 HASIL UJI NILAI F DI INDONESIA .................................... 56
TABEL 4.23 HASIL UJI NILAI F DI AUSTRALIA ................................... 57

ii

TABEL 4.24 HASIL UJI NILAI F DI SINGAPURA ................................... 57
TABEL 4.25 HASIL UJI NILAI t DI INDONESIA ..................................... 58
TABEL 4.26 HASIL UJI NILAI t DI AUSTRALIA .................................... 60
TABEL 4.27 HASIL UJI NILAI t DI SINGAPURA .................................... 61
TABEL 4.28 HASIL UJI BEDA t DI INDONESIA ..................................... 63
TABEL 4.29 HASIL UJI BEDA t DI AUSTRALIA .................................... 64
TABEL 4.30 HASIL UJI BEDA t DI SINGAPURA .................................... 64

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 MODEL PENELITIAN ........................................................... 26
GAMBAR 1.3 MODEL PENELITIAN ........................................................... 26
GAMBAR 1.3 MODEL PENELITIAN ........................................................... 26
GAMBAR 1.4 MODEL PENELITIAN ........................................................... 26
GAMBAR 1.5 MODEL PENELITIAN ........................................................... 27

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Daftarperusahaan Indonesia

Lampiran 2.

Daftarperusahaan Australia

Lampiran 3.

Daftarperusahaan Singapura

Lampiran 4.

Hasilsampling perusahaan Indonesia

Lampiran 5.

Hasilsampling perusahaan Australia

Lampiran 6.

Hasilsampling perusahaan Singapura

Lampiran 7.

Hasilujiasumsiklasikdanujihopotesis Indonesia, Australia dan
Singapura

ii

ABSTRACT
This study aimed to verify the influence of geographic diversification, operation
diversification and corporate governance mechanisms to earnings management on
Manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2014. The variables tested
in this study consisted the geographic diversification, operation diversification, institutional
ownership and audit committee.
This study using purposive sampling method in determining the number of samples used,
obtained 69 Indonesia manufacturing companies, 57 manufacturing companies in Australia and
61 manufacturing companies in Singapore. Test performed include : descriptive statistics,
classical assumptions, regression, F test, t test, chow test and coefficient of determination. Result
of the study : 1) the geographic diversification positively affects to earnings management in
Indonesia, Australia and Singapore. 2) the operation diversification positively affects to earnings
management in Indonesia. 3) the operation diversification negatively affects to earnings
management in Australia and Singapore. 4) the institutional ownership did not affects to
earnings management in Indonesia, Australia and Singapore. 5) the audit committee did not
affects to earnings management in Indonesia, Australia and Singapore. 6) there are differences
in the practice level of earnings management in Indonesia, Australia and Singapore. 7) there are
differences effect of geographic diversification, operation diversification and corporate
governance mechanisms on earnings management between Indonesia-Australia and IndonesiaSingapore. 8) there are not differences effect of geographic diversification, operation
diversification and corporate governance mechanisms on earnings management between
Australia-Singapore.
Keywords : Geographic diversification, operation diversification, institutional ownership, audit
committee and earnings management.

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi
dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Austalia dan Bursa Efek Singapura periode
2014. Variabel yang di uji dalam penelitian ini terdiri dari diversifikasi geografis, diversifikasi
operasi, kepemilikan institusional dan komite audit.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel
yang digunakan, diperoleh 69 perusahaan manufaktur Indonesia, 57 perusahaan manufaktur
Australia dan 61 perusahaan manufaktur Singapura. Pengujian yang dilakukan antara lain :
statistic deskriptif, asumsi klasik, regresi berganda, F test, t test, chow test dan koefisien
determinasi.
Hasil penelitian : 1) Diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba di
Indonesia, Australia dan Singapura, 2) Diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap
manajemen laba di Indonesia, 3) Diversifikasi operasi berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba di Australia dan Singapura, 4) Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba di Indonesia, Australia dan Singapura, 5) Komite audit tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba di Indonesia, Australia dan Singapura, 6) Terdapat perbedaan tingkat
praktik manajemen laba di Indonesia, Australia dan Singapura, 7) Terdapat perbedaan pengaruh
diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan mekanisme corporate governance terhadap
manajemen laba di Indonesia dan Australia serta Indonesia dan Singapura, 8) Tidak terdapat
perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan mekanisme corporate
governance terhadap manajemen laba di Australia dan Singapura.
Kata kunci :

Diversifikasi geografis, diversifikasi operasi, kepemilikan institusional, komite
audit dan manajemen laba

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Persaingan bisinis antar perusahaan yang semakin ketat menuntut untuk mengambangkan
perusahaannya agar tetap bisa bertahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta
meningkatkan diversifikasi produk (multioperasional). Pada decade akhir, peningkatan jumlah
perusahaan dan pasar yang berkembang mendorong perusahaan untuk memperluas
jaringannya sampai ke luar negeri (multinasional).
Diversifikasi merupakan suatu bentuk pengembangan segmen baik secara bisnis maupun
geografis maupun memperluas market share yang ada atau mengembangkan berbagai produk
yang beraneka ragam. Penerapan diversifikasi salah satunya bertujuan untuk memaksimalkan
ukuran dan keragaman usaha sehingga pemilik dapat memperoleh tingkat keuntungan yang
tinggi dari beberapa segmen usaha yang dimiliki. Diversifikasi dapat dilakukan pada usaha
yang terkait dengan usaha inti maupun usaha yang tidak terkait dengan usaha inti (Verawati,
2012). Dengan penerapan diversifikasi inilah, diharapkan jika salah satu segmen usaha
mengalami penurunan atau kerugian, maka kerugian tersebut dapat tertutupi oleh keuntungan
yang diperoleh dari segmen usaha yang lain.
Pada saat perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi secara internasional, maka operasi
perusahaan tersebut secara alami menjadi lebih beraneka segi. Konsisten dengan kompleksitas
yang meningkat, penelitian sebelumnya memberikan bukti bahwa ekspansi pada pasar

internasional meningkatkan kompleksitas informasi yang diproses untuk investor, manajer
dan analis keuangan (Thomas, 2005).
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, selain bertujuan untuk memaksimalkan ukuran dan
keragaman perusahaan seharusnya diversifikasi juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan mengurangi risiko perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan melakukan diversifikasi,
maka perusahaan akan memiliki struktur organisasi yang lebih kompleks, tingkat transparansi
yang lebih rendah dan meningkatkan kompleksitas informasi yang diproses oleh investor dan
analis keuangan (El Mehdi dan Seboui, 2011). Menurut teori keagenan, kondisi yang seperti
ini akan menciptakan keadaan yang mendukung bagi manajer untuk melakukan manajemen
laba.
Indraswari (2010) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu cara dalam
menyajikan informasi laba kepada publik yang sudah disesuaikan dengan interest atau
kepentingan dari pihak manajer itu sendiri atau menguntungkan perusahaan. Manajemen laba
dapat bersifat efisien, artinya manajemen laba dilakukan untuk meningkatkan keinformatifan laba
dalam mengkomunikasikan informasi, namun pengelolaan laba juga dapat bersifat oportunis yaitu
untuk memaksimalkan kepentingan manajemen (Jiraporn et. al, 2008).
Fenomena manajemen laba yang dihadapi oleh para praktisi dan akademisi menjadi
permasalahan yang cukup serius. Alasannya, manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya
perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia (Sulistyanto, 2008).
Akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan
ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral (Verawati, 2012).

Di Indonesia sendiri, tingkat manajemen laba emiten masih relatif tinggi. Leuz et al. (2003)
menghitung skor agregat manajemen laba (the aggregate earnings management score) dari 31
negara dengan tahun pengamatan 1990-1999. Semakin besar skor yang dimiliki menandakan

semakin besar tingkat manajemen laba. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki tingkat manajemen laba yang paling besar bila dibandingkan negara-negara di Asia,
seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Penelitian yang meneliti hubungan antara diversifikasi perusahaan dengan manajemen laba
masih terhitung sedikit dengan hasil yang beragam. Jiraporn et al. (2005) tidak menemukan
adanya pengaruh antara diversifikasi perusahaan dengan manajemen laba. Sedangkan penelitian
yang dilakukan El Mehdi dan Seboui (2011) menunjukkan bahwa diversifikasi secara geografis
meningkatkan menajemen laba, namun diversifikasi secara industri mengurangi manajemen laba.
Satu-satunya penelitian di Indonesia yang meneliti hubungan diversifikasi dan manajemen laba
yang penulis temukan adalah penelitian Indraswari (2010) yang meneliti perusahaan-perusahaan
Asia yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE). Hasil penelitian tersebut menunjukkan
diversifikasi perusahaan meningkatkan manajemen laba.

Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan
akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas
perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett et al, 2006). Beberapa kasus yang terjadi di
Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan
keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi dalam
pelaporan keuangan.
Dengan melihat beberapa contoh kasus tersebut, sangat relevan bila ditarik suatu
pertanyaan yang berhubungan dengan efektivitas penerapan corporate governance. Corporate
governanace merupakan salah satu elemen kunci umtuk meningkatkan efesiensi ekonomis,
yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para
pemegang saham dan stakeholders lainnya. Selain itu, corporate governance juga

memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran perusahaan dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja manajemen.
Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat
diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan
(alignment) berbagai kepentingan tersebut.

Pertama, dengan memperbesar kepemilikan

saham oleh investor institusional. Investor institusional merupakan pihak yang dapat
memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar sangat mempengaruhi laba, sehingga
motivasi manajer untuk mengatur laba menjadi berkurang.
Kedua, dengan komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan komisaris
terutama yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal,
dan sistem pelaporan keuangan. Xie et al. (2001) dan Lin et al. (2009) menemukan bahwa
jumlah pertemuan komite audit berhubungan negatif dengan manajemen laba. Lin et al.
(2009) menyatakan bahwa komite audit perlu secara aktif melakukan pekerjaan dengan
mengambil bagian dalam pertemuan komite audit.
Eksistensi Akuntansi dalam Islam kaitannya dengan prinsip bermuamalah temasuk
didalamnya yang berkaitan dengan jual beli, utang piutang, dan sewa menyewa telah
dijelaskan dalam surat al-Baqrah ayat 282. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa telah adanya
perintah melakukan sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran,
kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang memiliki hubungan muamalah.
Dalam bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability. Firman Allah :
[1] “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan, hendaklah seorang penulis
diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan, janganlah penulis enggan menuliskannya

sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis dan hendaklah orang
yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari utangnya. Jika yang
berutang itu orang lemah akalnya atau lemh (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan saksikanlah dengan
dua orang saksi daro orang-orang lelaki (diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kami ridai, supaya jika
seseorang lupa, maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu,
baik kecil maupun besar, sampai batas waktu pembayarannya. Yang demukian itu lebih adil di
sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat dengan tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu) kecuali jika muamalah itu
perdagangan tunai yang kamujalankan diantara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu (jika)
kamu tidak menuliskannya. Dan saksikanlah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis
dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan apada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Penulis mengambil penelitian di Indonesia, Australia dan Singapura karena Indonesia dan
Singapura ada dalam satu lingkup ASEAN sedangkan Australia merupakan negara maju yang
secara geografis letaknya tidak begitu jauh dan masih memiliki culture yang tidak jauh
berbeda dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia dan Singapura. Selain itu masih
sedikit penelitian yang meneliti serta hasil penelitian terdahulu beragam tentang pengaruh
diversifikasi dan mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba di negara

lain seperti Indonesia, Australia dan Singapura. Hanya sedikit penelitian yang dilakukan di
negara lain seperti Singapura dan Australia.
Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian yang dilakukan oleh Indraswari (2010)
dan Agustia (2013), yang menenliti tentang manajemen laba. Jika dalam penelitian Indraswari
(2010) objek penelitiannya adalah perusahaan Go Public di Indonesia tahun 2006-2008,
sedangkan penelitian ini objek penelitian yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur di
Indonesia, Filipina dan Singapura tahun 2014.
Berdasarkan latar belakang tersebut serta pendapat dalam penelitian terdahulu maka
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Diversifikasi Geografis,
Diversifikasi Operasi dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen
Laba” (Kajian Komparatif Perusahaan Manufaktur Indonesia, Australia dan Singapura
tahun 2014).
B. Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance yang akan
di teliti mencakup kepemilikan institusional dan komite audit.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Atas dasar latar belakang dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka rumusan masalah
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba di
Indonesia, Australia dan Singapura?
2. Apakah diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba di Indonesia,
Australia dan Singapura?

3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
Indonesia, Australia dan Singapura?
4. Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di Indonesia,
Australia dan Singapura?
5. Apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba antara Indonesia dan Australia?
6. Apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba antara Indonesia dan Singapura?
7. Apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba antara Australia dan Singapura?
8. Apakah terdapat perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadapa manajemen laba di Indonesia dan Australia?
9. Apakah terdapat perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadapa manajemen laba di Indonesia dan
Singapura?
10. Apakah terdapat perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadapa manajemen laba di Australia dan Singapura?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk menguji pengaruh diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap
manajemen laba di Indonesia, Australia dan Singapura.
2. Untuk menguji pengaruh diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap manajemen
laba di Indonesia, Australia dan Singapura.
3. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba di Indonesia, Australia dan Singapura.

4. Untuk menguji pengaruh komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
Indonesia, Australia dan Singapura.
5. Untuk menguji perbedaan praktik manajemen laba antara Indonesia dan Australia.
6. Untuk menguji perbedaan praktik manajemen laba antara Indonesia dan Singapura.
7. Untuk menguji perbedaan praktik manajemen laba antara Australia dan Singapura.
8. Untuk menguji perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di Indonesia dan Australia.
9. Untuk menguji perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di Indonesia dan Singapura.
10. Untuk menguji perbedaan pengaruh diversifikasi geografis, diversifikasi operasi dan
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di Australia dan Singapura.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Teoritis
Pembaca dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan
dengan praktik manajemen laba pada suatu perusahaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti diversifikasi geografis, diversifikasi operasi, kepemilikan
institusional dan komite audit.
2. Praktis
1. Bagi investor, dapat memberikan masukan dan menjadi acuan dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan agar dapat membuat
laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga perusahaan

dapat

melaporkan

laporan

keuangan

tersebut

kepada

pihak-pihak

yang

berkepentingan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga tidak menyesatkan dalam
pengambilan keputusan bagi para pemakai dan dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan apakah perlu dilakukan
manajemen laba.
3. Bagi penelitian yang akan datang, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan dan
referensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang untuk menyempurnakan
penelitian yang sudah ada.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Agency Theory
Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak
yang memberi wewenang (principal) yaitu investor atau pemegang saham
dengan pihak yang menerima wewenang (agency) yaitu manajer dalam
bentuk kontrak kerjasama. Pemilik memberi perintah kepada agen untuk
melakukan suatu jasa atas nama pemilik dan memberi wewenang kepada
agen untuk membuat keputusan yang terbaik (Belkoui, 2001).
Asumsi keorganisasian mengasumsikan adanya asymetry information
antara agent dan principal. Sehingga principal membutuhkan sumber
informasi yang dapat dipercaya dan dapat menggambarkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Semetara tujuan dari teori agensi adalah
untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir
cost sebagai dampak informasi yang tidak simetris dan kondisi
ketidakpastian.
Dengan demikian teori keagenan dapat digunakan untuk menjelaskan
mengenai hubungan kontraktual antara agen dan prinsipal, yang dalam hal
ini agen bertindak sebagai seorang manajer, dan prinsipal adalah para
pemilik modal dalam perusahaan. Agen mempunyai tanggung jawab

secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik. Namun,
tanpa dipungkiri bahwa terkadang hak pengendalian yang dimiliki oleh
agen selaku manajer sangat dimungkinkan untuk diselewengkan dan dapat
menimbulkan masalah keagenan yang dapat diartikan dengan sulitnya
investor untuk memperoleh keyakinan bahwa dana yang mereka
investasikan dikelola dengan semestinya oleh manajer. Manajer memiliki
kewenangan untuk mengelola perusahaan dan demikian manajerpun
memiliki hak dalam mengelola dana investor (Ujiyantho dan Pramuka,
2007). Peran teori keagenan dalam penelitian ini adalah untuk memahami
konsep dari strategi diversifikasi perusahaan baik secara geografis maupun
operasi dan struktur kepemilikan.
2. Signalling Theory
Signalling Theory merupakan indikator dari informasi laporan
keuangan yang memberikan sinyal kepada para pengguna laporan
keuangan. Sinyal tersebut dapat memberikan sinyal baik (good news)
maupun sinyal buruk (bad news). Kedua sinyal tersebut dapat dilihat
melalui total return tahunan pada suatu perusahaan karena return tahunan
merupakan indikator yang diberikan oleh perusahaan kepada para investor.
Berkualitas atau tidaknya keputusan dari investor dipengaruhi oleh
kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor, terutama karena kelompok ini berada dalam kondisi
yang paling besar ketidakpastiannya. Informasi yang didapatkan akan

digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi, kredit dan
keputusan sejenis.
Manajer dapat memberi sinyal atas informasi yang lebih banyak
mengenai prospek dan kinerja perusahaan kepada investor dengan
mencatat akrual diskresioner. Apabila kinerja dan prospek perusahaan
adalah baik, manajemen dapat memberi sinyal dengan mencatat akrual
diskresioner positif untuk menunjukan bahwa laba periode kini serta yang
akan datang lebih baik dari pada yang diimplikasikan oleh laba nondiskresioner periode kini. Namun sebaliknya, apabila kinerja dan prospek
perusahaan buruk, manajemen memberikan sinyal dengan mencatat akrual
diskresioner negatif.
3. Manajemen Laba
Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya yang
disengaja oleh manajer untuk mempengaruhi informasi-informasi dalam
laporan keuangan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen laba merupakan perwujudan
perilaku oportunistik manajemen. Manajer dapat memperoleh keuntungan
bagi dirinya sendiri dengan memanfaatkan ketidaktahuan orang lain
mengenai informasi perusahaan dan menyebabkan keputusan yang diambil
oleh pemakai laporan keuangan menjadi tidak tepat.
Ada perbedaan yang mendasar antara praktisi dan akademisi dalam
memandang manajemen laba. Secara umum para praktisi, yaitu seperti
investor, pemerintah, asosiasi profesi, dan pelaku ekonomi lainnya

menganggap manajemen laba sebagai kecurangan manajerial. Alasannya,
aktivitas rekayasa manajerial ini dilakukan untuk menyesatkan dan
merugikan pihak lain yang menggunakan laporan keuangan sebagai
sumber informasi untuk mengetahui segala sesuatu mengenai perusahaan.
Sementara akademisi, termasuk para peneliti, menilai manajemen laba
bukan sebagai kecurangan, sebab aktivitas rekayasa manajerial ini pada
dasarnya merupakan dampak dari luasnya prinsip akuntansi yang
berterima umum.
4. Diversifikasi Geografis
Segmen

geografis

(diversifikasi

geografis)

adalah

komponen

perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa
pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki
risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada
komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain (IAI,
2001).
Diversifikasi geografis dapat menjadi strategi yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan perusahaan dalam pasar yang berkembang. Perusahaan
mencoba untuk memasarkan produknya dan memperluas operasinya tidak
hanya pada satu negara. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan
Indonesia yang sudah menerbangkan sayapnya di ranah internasional
untuk tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan lainnya. Walaupun
hal demikian tidak mudah dalam menjalankannya akan tetapi sudah
banyak perusahaan yang mampu mengambil risiko yang tidak kecil yang

mungkin dapat dialami ketika perusahaan mampu menerapkan strategi
diversifikasi geografis.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen
geografis, mencakup kondisi ekonomi dan politik, hubungan antar-operasi
dalam wilayah geografis, kedekatan geografis operasi, dan risiko mata
uang.
5. Diversifikasi Operasi
Diversifikasi operasi adalah komponen perusahaan yang dapat
dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa
individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan
segmen lain (IAI, 2009).
Dalam kondisi pasar saat ini, perusahaan berusaha untuk mendapat
pangsa pasar yang baru dan memperluas pangsa pasar yang ada dengan
memberikan peluang-peluang yang lebih baik sehingga perusahaan tetap
memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Salah satunya dengan melakukan diversifikasi operasi. Bagi perusahaan
yang melakukan diversifikasi operasi (multioperasional), pelaporan
masing-masing segmen operasinya tercantum dalam segment reporting
(Indraswari, 2010).
Produk atau jasa yang memiliki karakteristik risiko dan imbalan yang
berbeda secara signifikan tidak boleh dikelompokkan ke dalam segmen
usaha yang sama. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan

apakah produk termasuk dalam segmen usaha yang sama atau tidak yaitu
meliputi karakteristik produk, karakteristik proses produksi, golongan
pelanggan, metode pendistribusian produk, dan karakteristik iklim
regulasi.
6. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan

institusional

merupakan

kepemilikan

saham

oleh

pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar
negeri serta institusi lainnya pada akhir tahun. Jensen dan Meckling (1976)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang
penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara
manajer dan pemegang saham.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007). Menurut Barnae dan Rubin (2005), bahwa investor
institusional dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif
untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Semakin besar
persentase kepemilikan maka akan semakin besar kekuatan suara dan
dorongan untuk mengawasi manajemen.
7. Komite Audit
Dewan komisaris membentuk komite audit untuk melakukan
pemerikasaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan
fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta
melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan.

Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen. Hal ini
perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani
antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor (Surya
dan Yustiavandana, 2008).
Komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih
anggota dewan komisaris. Amggota komite audit dapat berasal dari
kalangan luar dengan berbagai keahlian, pegalaman dan kualitas lainnya
yang dibutuhkan guna mencapai tujuan komite audit. Komite audit harus
bebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung
jawab kepada dewan komisarais, Hasnati (2003) dalam Surya dan
Yustiavandana (2008).
Pentingnya komite audit dalam suatu perushaan terbuka dikuatkan
dengan ketentuan Surat Edaran Bapepam No.SE-03/OM/2000 dalam
Surya dan Yutiavandana (2008) tentang Komite Audit. Alam ketentuan
tersebut mewajibkan setiap perusahaan public atau emiten untuk memiliki
komite audit. Ketentuan ini menyebutkan bahwa komite audit bertugas
membantu dewan komisaris dengan memberikan pendapat profesional
yang independen untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi
penyimpangan pengelolaan perushaan.

B. Penurunan Hipotesis
1. Diversifikasi Geografis dan Manajemen Laba
Dengan kekompleksan yang dimiliki, kesempatan untuk melakukan
manajemen laba di dalam perusahaan terdiversifikasi juga lebih besar,
karena terdapat kemungkinan dimana pemegang saham tidak memiliki
insentif, sumber daya dan akses informasi yang cukup untuk memantau
tindakan manajer (Warfield et al, 1995). Karena tentu saja akan
memerlukan lebih banyak sumber daya dan keahlian untuk memeriksa
pendapatan yang berasal dari berbagai divisi bisnis dan negara.
Terkait dengan diversifikasi perusahaan secara geografis, Chin et al.
(2009) meneliti manajemen laba di Taiwan dan menemukan bahwa
internasionalisasi perusahaan yang lebih tinggi berhubungan dengan
manajemen laba yang lebih agresif. Dengan peningkatan penyebaran
geografis perusahaan, akan meningkatkan kompleksitas organisasi, dan
kemudian meningkatkan asimetri informasi antara manajer dan investor
(Indraswari 2010).
Berdasarkan alur berfikir tersebut, maka dapat dinyatakan hipotesis
sebagai berikut:
H1a: Diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba
di perusahaan Indonesia.
H1b: Diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba
di perusahaan Australia.

H1c: Diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba
di perusahaan Singapura.
2. Diversifikasi Operasi dan Manajemen Laba
Perusahaan yang terdiversifikasi akan mengalami asimetri informasi
yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang terfokus. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang terdiversifikasi kurang transparan bila
dibandingkan perusahaan yang terfokus (Rodriguez-Perez dan Van
Hemmen, 2010). Thomas (2002) menyatakan sebuah hipotesis, yaitu
hipotesis transparansi yang mengaitkan antara diversifikasi dengan
manajemen laba. Dia menyatakan bahwa perusahaan yang terdiversifikasi
memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi dan kurang
transparan

jika

dibandingkan

dengan

perusahaan

yang

tidak

terdiversifikasi, karena mereka memiliki struktur yang lebih kompleks.
Sependapat dengan El Mehdi dan Seboui (2011) yang menyebutkan
bahwa diversifikasi dapat memperkuat asimetri informasi, menyebabkan
keragaman budaya dan mendorong misalokasi investasi. Hal ini
menyebabkan manajer dapat mengeksploitasi asimetri informasi dengan
melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan penelitian Indraswari
(2010) yang menyatakan bahwa manajemen perusahaan dengan segmen
bisnis yang beragam terbukti melakukan manajemen laba dengan arah
menaikkan laba. Berdasarkan alur berfikir tersebut, maka dapat dinyatakan
hipotesis sebagai berikut:

H2a: Diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba di
perusahaan Indonesia.
H2b: Diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba di
perusahaan Australia.
H2c: Diversifikasi operasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba di
perusahaan Singapura
3. Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba
Menurut Shiller dan Pound (1989) dalam Wedari (2004) menyatakan
bahwa investor institusional mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
melakukan analisis investasi dan memiliki akses informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan investor individual. Perusahaan dengan kepemilikan
institusional

yang

besar

mengindikasikan

kemampuannya

dalam

memonitor manajemen karena semakin besar kepemilikan institusional
maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga
dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan
oleh manajemen.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi
perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost
(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
institusional memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengawasi
tindakan manajemen dibandingkan dengan investor individual. Selain itu,
kepemilikan institusional juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan

pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007).
Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kepemilikan oleh institusi maka akan semakin kecil peluang manajemen
melakukan manipulasi angka-angka dalam bentuk manajemen laba.
Berdasarkan alur berfikir tersebut, maka dapat dinyatakan hipotesis
sebagai berikut:
H3a: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba di perusahaan Indonesia.
H3b: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba di perusahaan Australia.
H3c: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba di perusahaan Singapura.
4. Komite Audit dan Manajemen Laba
Komite audit adalah komite yang dibentuk leh dewan komisaris untuk
melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Selain itu, komite
audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan
komisaris degan pihak manajemen dalaam menangani masalah pengendalian.
Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001 dalam Nasution dan
Setiawan (2007), keanggotaan komite audit. Anggota komite ini yang berasal
dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari
komisaris tersebut meruoakan komisaris independen perusahaan tercatat
sekaligus menjadi ketua.

Komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan
komisaris terutama yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi
perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan (FCGI,
2008). Xie et al. (2001) dan Lin et al. (2009) menemukan bahwa jumlah
pertemuan komite audit berhubungan negatif dengan manajemen laba. Lin
et al. (2009) menyatakan bahwa komite audit perlu secara aktif melakukan
pekerjaan dengan mengambil bagian dalam pertemuan komite audit.
Berdasarkan alur berfikir tersebut, maka dapat dinyatakan hipotesis
sebagai berikut:
H4a: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
perusahaan Indonesia.
H4b: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
perusahaan Australia.
H4c: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
perusahaan Singapura.
5. Praktik Manajemen Laba di Indonesia, Australia dan Singapura
Dalam kontrak antara agent dan principal, seringkali terjadi
penyelewengan pelaporan oleh manajemen dikarenakan adanya asimetri
informasi, hal ini dapat terjadi ketika agent mengetahui informasi internal
perusahaan yang relatif lebih banyak dan cepat dibandingkan principal.
Dengan adanya asimetri ini dapat memberi peluang kepada manajer untuk
memanipulasi laporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan

kekayaan pribadi, salah satu upaya yang ditempuh manajemen dalam
penyelewengan kekuasaan yaitu dengan melakukan manajemen laba.
Di Indonesia sendiri, tingkat manajemen laba emiten masih relatif tinggi.
Leuz et al. (2003) menghitung skor agregat manajemen laba ( the aggregate
earnings management score) dari 31 negara dengan tahun pengamatan 19901999. Semakin besar skor yang dimiliki menandakan semakin besar tingkat
manajemen laba. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
tingkat manajemen laba ya

Dokumen yang terkait

Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia

24 157 108

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

0 14 20

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2012-2014)

4 24 190

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

0 2 19

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Hubungan diversifikasi operasi dan diversifikasi geografis terhadap manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

3 9 141