Gardu Mobil Gardu Distribusi

 Instalasi kabel tenaga dan kabel kontrol  Instalasi pembumian  Bangunan fisik gardu. Gambar 2.16 Bagan satu garis gardu tiang tipe cantol Keterangan: 1. Transformator 2. Sirkit akhir 2 fasa 3. Arrester 4. Cut out fused, sakelar beban TR sudah terpasang di dalam transformator. Catatan EL1 - N = 220 Volt EL2 - N = 220 Vol

2.4.5 Gardu Mobil

Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya berupa sebuah mobil diletakkan di atas mobil sehingga dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan tempat yang memerlukan. Karena itu gardu mobil umumnya hanya untuk pemakaian sementara darurat yaitu untuk mengatasi kebutuhan daya yang sifatnya temporer. Universitas Sumatera Utara Secara umum ada dua jenis gardu mobil yaitu gardu mobil jenis pasangan dalam dimana semua peralatan gardu berada di dalam bangunan besi yang mirip gardu besi. Kedua, gardu mobil jenis pasangan luar yaitu gardu yang berada di atas mobil trailer sehingga bentuk fisiknya lebih panjang dan semua peralatan penghubungpemutus, pemisah dan transformator distribusi tampak dari luar. Gardu distribusi jenis trailer ini umumnya berkapasitas lebih besar daripada yang jenis mobil. Universitas Sumatera Utara

BAB III JATUH TEGANGAN DAN RUGI-RUGI PADA DISTRIBUSI PRIMER

Dalam perencanan sistem distribusi seringkali dibantu dengan melakukan pendekatan umum untuk menyederhanakan asumsi tersebut dalam mengembangkan konsep dasar yang kurang jelas dalam kasus-kasus tertentu. Pada penelitian umum, beban pada penyulang diasumsikan seragam dan bentuk geometris teratur, seperti segitiga atau persegi panjang. Sedangkan pada penelitian umumnya tidak langsung dapat diaplikasikan untuk masalah tertentu, misalnya beban-beban dasar untuk persen susut tegangan, kerapatan beban, sistem tegangan dan ukuran area feeder distribusi dan bentuk. Tegangan adalah suatu besaran listrik yang dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik ke beban melalui gardu induk atau gardu distribusi yang perlu mendapat perhatian dari pihak pemasok tenaga listrik karena peralatan-peralatan listrik yang dipakai pelanggan telah didesain pabrikan sesuai dengan tegangan yang telah distandarkan oleh suatu negara. Penurunan tegangan atau kenaikan tegangan sangat berpengaruh pada peralatan-peralatan listrik karena dapat menimbulkan panas berlebih bahkan merusak peralatan listrik tersebut. Jadi kestabilan tegangan yang disuplai sistem tenaga listrik harus dipertahankan. Sesuai SNI Tahun 2000, bahwa kenaikan tegangan di Indonesia yang diijinkan + 5 dan penurunan tegangan yang diijinkan 10 , artinya kalau tegangan standar 220 Volt, kenaikan tegangan diijinkan sebesar 11 Volt menjadi 220 + 5 x 220=Volt 231 Volt dan turunnya tegangan yang diijinkan 22 Volt sehingga menjadi 220- 10 x 220 Volt= 198 Volt.

3.1 Dasar Perhitungan Susut Non-Teknis

Universitas Sumatera Utara