TA : Sistem Kontrol Charger Handphone Otomatis Berbasis Android.

(1)

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

SISTEM KONTROL CHARGER HANDPHONE OTOMATIS BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Komputer Fakultas

Teknologi dan Informatika

Oleh :

TANGGUH SUSILO PRAYOGO 11.41020.0006


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SYARAT ... ii

MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Battery ... 5

2.2 Temperature ... 8


(3)

2.4 Bluetooth HC-05 ... 10

2.5 Arduino Pro Mini ... 13

2.6 Indicator Lamp... 14

2.7 Relay ... 15

2.8 Charger ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Model Pengembangan ... 18

3.2 Prosedur Penelitian ... 18

3.3 Rancang Penelitian... 19

3.4 Prosedur Evaluasi... 21

3.4.1 Desain dan Uji Coba ... 21

3.4.2 Evaluasi ... 21

3.5 Percangan Perangkat Keras ... 21

3.5.1 Perancangan Mikrokontroller ... 22

3.5.2 Perancangan Relay ... 23

3.5.3 Perancangan Rangkaian Module Bluetooth ... 24

3.5.4 Perancangan Mekanik Alat ... 25

3.6 Aplikasi Handphone Android ... 25

3.7 Perancangan Perangkat Lunak ... 27

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN ... 29

4.1 Pengujian Aplikasi Android Studio ... 29

4.1.1 Tujuan Pengujian ... 29

4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan ... 29


(4)

4.1.4 Hasil Pengujian ... 30

4.2 Pengujian Arduino Pro Mini ... 30

4.2.1 Tujuan Pengujian ... 30

4.2.2 Alat Yang Dibutuhkan ... 31

4.2.3 Prosedur Pengujian ... 31

4.2.4 Hasil Pengujian ... 31

4.3 Pengujian Rangkaian Module Bluetooth ... 32

4.3.1 Komunikasi Serial ... 34

4.4 Pengujian Sensor Suhu ... 35

4.4.1 Tujuan Pengujian ... 35

4.4.2 Alat Yang Dibutuhkan ... 35

4.4.3 Prosedur Pengujian... 35

4.4.4 Hasil Pengujian ... 35

4.4.5 Hasil Pengujian Suhu Pemutus Otomatis ... 36

4.5 Pengujian Kapasitas Battery ... 37

4.5.1 Tujuan Pengujian ... 37

4.6 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem ... 38

BAB V PENUTUP ... 40

5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 43


(5)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu alat yang digunakan untuk menyampaikan data atau informasi baik secara lisan maupun tertulis adalah handphone. Handphone sudah menjadi kebutuhan umum, tidak terbatas pada usia pemakai. Handphone layaknya sebuah alat elektronik pasti membutuhkan energi listrik untuk bekerja. Energi tersebut didapatkan dari battery yang ada di dalam handphone. Energi listrik yang tersimpan di dalam battery bisa berkurang, sehingga dalam batas tertentu handphone tidak bisa digunakan.

Handphone pada umumnya mengkonsumsi daya yang cukup banyak sehingga daya battery akan cepat habis. Hal ini mengharuskan pengguna harus sering sekali melakukan pengisian. Dalam kenyataanya pengguna sering sekali lalai dalam memantau persentase daya battery sehingga membiarkan battery tetap di charging meski sudah dalam keadaan penuh, hal ini akan menyebabkan kerusakan dan berkurangnya ketahanan pada battery. Terdapat juga penggunaan charger yang bukan seharusnya, misalnya penggunaan charger yang over current dengan tujuan agar proses charging lebih cepat, misalnya seharusnya 1 Ampere digantikan dengan 2 Ampere sehingga handphone akan mengalami kenaikan temperature begitu pun dengan battery. Dua hal ini akan menyebabkan kerusakan pada handphone dan battery.

Ada juga salah satu penyebab utama mengapa handphone android cepat panas, yaitu penggunaan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama. Bermain game, walaupun tanpa


(6)

adanya aplikasi lain yang berjalan, dapat menjadi penyebab panas pada handphone android jika pengguna memainkan game tersebut dalam waktu yang lumayan lama. Solusi untuk permasalah ini adalah tentunya menghentikan sementara penggunaan handphone tersebut. Membiarkan handphone beristirahat dulu hingga beberapa jam. Dalam kasus ini, panas dari handphone adalah merupakan sinyal yang diberikan handphone kepada pengguna bahwa ia membutuhkan istirahat, karena jika diteruskan maka dapat saja terjadi kerusakan pada handphone.

Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah smart charger yang dapat memutus dan menghubungkan supplay listrik ke charger sesuai dengan kebutuhan dan referensi suhu sehingga dapat mengatasi kerusakan battery handphone yang disebabkan oleh pengisian dan charger yang tidak sesuai

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas di dapat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pemutusan tegangan terhadap charger handphone?

2. Bagaimana sinkronisasi antara hardware charger dengan aplikasi android yang dibuat?

3. Bagaimana proses pemutusan aliran listrik saat suhu pada battery melebihi batas normal?

1.3 Batasan Masalah

Terdapat beberapa batasan masalah, maka penelitian ini hanya ditentukan pada ruang lingkup tertentu antara lain:


(7)

1. Satu alat hanya di gunakan untuk satu charger.

2. Komunikasi charger dengan handphone menggunakan aplikasi android dengan komunikasi media Bluetooth.

3. Bluetooth hanya dapat diaktifkan secara manual oleh user ketika akan membuka aplikasi.

1.4Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat sebuah Smart charger yang dapat memutus dan menghubungkan beban secara efisien dan efektif.

2. Penghematan dan meningkatkan life time battery.

3. Memberi solusi lain terhadap sesuatu yang tidak diinginkan seperti terjadinya kerusakan pada battery handphone dikarenakan panas yang ber lebihan.

1.5Manfaat

1. Dapat mengatur kapasitas battery sesuai keperluan pengguna.

2. Memudahkan bagi pengguna untuk memantau dan mengatur dalam satuan derajat celcius yang diinginkan.

3. Smart charger dapat memutuskan suplay listrik jika level battery dan temperature battery handphone telah memenuhi batas yang ditentukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan Tugas Akhir ini secara garis besar tersusun dari 5 (lima) bab, yaitu diuraikan sebagai berikut:


(8)

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan,manfaat,dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan, yaitu mengenai Battery, Temperature, Android, Bluetooth, Arduino, Indicator lamp, Relay, Charger. 3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas tentang blok diagram sistem serta metode yang digunakan dalam pembuatan rancang bangun. Perancangan dilakukan dengan melakukan perancangan pengaturan suhu dan battery handphone melalui android yang meliputi pembuatan algoritma bagaimana jalannya alat pembuatan desain alat, pengaturan fungsi-fungsi dalam alat, pengaturan program alat. Kemudian dilanjutkan dengan perancangan perangkat keras, yaitu perancangan yang berhubungan dengan Arduino.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pengujian masing-masing komponen pendukung dalam pembuatan alat dan aplikasi yang nantinya hasil dari pengujian masing-masing komponen akan menentukan apakah aplikasi dan perangkat keras bekerja dengan baik. Selain itu data dari pengujian aplikasi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan nilai-nilai data pada sistem keseluruhan.Kemudian akan dibahas dari hasil pengujian perancangan seluruh sistem yang nantinya dapat diperoleh hasil nilai-nilai kondisi yang tepat agar sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan ide perancangan.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah serta saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya.


(9)

LANDASAN TEORI

2.1 Battery

Battery adalah perangkat yang mengandung sel listrik yang dapat menyimpan energi yang dapat di konversi menjadi daya. Battery menghasilkan listrik melalui proses kimia. Battery atau akkumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan efisiennya yang tinggi. Yang dimaksud dengan reaksi kimia reversible adalah di dalam battery dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses pengisian) dengan cara proses regenerasi dari eltroda-elektroda yang dipakai yaitu,dengan melewatkan arus listrik dalam arah polaritas yang berlawanan di dalam sel.

Battery terdiri dari dua jenis yaitu, battery primer dan battery sekunder. Battery primer merupakan battery yang hanya dapat di pergunakan sekali pemakaian saja dan tidak dapat di isi ulang. Hal ini terjadi karena reaksi kimia material aktifnya tidak dapat di kembalikan. Sedangkan battery sekunder dapat di isi ulang,karena material aktifnya di dalam dapat di putar kembali. Kelebihan dari pada battery sekunder adalah harganya lebih efisien untuk penggunaan jangka waktu yang panjang.


(10)

1. Li-Ion (Lithium Ion)

Gambar 2.1 Battery Lithium-Ion

Battery jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan pada laptop, tablet, dan smartphone karena ringan, harganya ekonomis, mampu menyimpan energi listrik yang lumayan besar, zat berbahaya pada battery jenis ini bisa dikatakan hampir tidak ada, namun battery ini mudah meledak terutama jika di beri api, oleh karena itu jika battery Li-Ion sudah rusak jangan dibuang di tempat sampah dan jangan di bakar.

Tabel 2.1 Spesifikasi Battery Lithium-Ion

Jenis Sekunder

Reaksi Kimia Bervariasi,tergantung pada elektrolit Suhu Operasional 40 F untuk 1400 F (-200 C sampai 600 C) Direkomendasikan Teleponseluler,Komputasi mobile TeganganAwal 3,6 dan 7,2

Kapasitas Bervariasi (umumnya sampai dua kali kapasitas battery seluler Ni-CD)

Tingkat Discharger Datar

Recharge Hidup 300-400 siklusuntuk 100%

PengisianSuhu 320 F untuk 1400 F (00 C Sampai 600 C) Penyimpanan Hidup Kehilangan kurang dari 0,1% per bulan Suhu Penyimpanan -40 F untuk 1400 F (-200 C sampai 600 C) Penyimpanan

Pembuangan


(11)

Catatan Lainnya 1. Biasanya dirancang untuk di isi ulang di perangkat bukan di charger eksternal 2. Pembangunan kimia battery membatasi

untuk persegi panjang

3. Lebih ringan dari battery sekunder berbasis nikel (Ni-Cd dan NiMH)

2. Li-Po (Lithium-Ion Polymer)

Gambar 2.2 Lithium Polymer

Battery Li-Po adalah singkatan dari Lithium Polymer, battery ini bersifat cair (liquid), menggunakan elektrolit polimer yang padat, dan mampu menghantarkan daya lebih cepat dari jenis battery ini adalah hasil pengembangan dari Lithium Ion.Battery Li-Po ini disebut sebagai battery ramah lingkungan.

Tabel 2.2 Spesifikasi Battery Lithium-Ion Polymer

Jenis Sekunder

Reaksi Kimia Bervariasi,tergantung pada elektrolit Suhu Operasional Peningkatan pada suhu rendah dan tinggi Direkomendasikan Telepon seluler,Komputasi mobile Tegangan Awal 3,6 dan 7,2


(12)

Lithium-Ion Tingkat Discharge Datar

Recharge Hidup 300-400 Siklus

Pengisian Suhu 320 F untuk 1400 F (00 C sampai 600 C) Penyimpanan Hidup Kehilangan kurang dari 0,1% per bulan Suhu Penyimpanan -40 F untuk 1400 F (-200 C sampai 600 C) Pembuangan Dapat di daurulang

Catatan Lain 1. Biasanya dirancang untuk di isi ulang di perangkat bukan di charge eksternal 2. Lebih ringan dari battery sekunder berbasis

nikel dengan (Ni-Cd dan NiMH) 3. Dapat di buat berbagai bentuk

2.2 Temperature

Temperature adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran temperatur. Tujuan pengukuran temperatur adalah untuk :

1. Mencegah kerusakan pada alat-alat tersebut

2. Mendapatkan mutu produksi/kondisi operasi yang di inginkan 3. Pengontrolan jalannya proses

2.3 Android

Menurut Nasruddin Safaat h (Pemrograman aplikasi mobile smartphone dan tablet PC berbasis android 2012:1) android adalah sebuah sistem operasi pada smartphone yang bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi Linux. Android bisa digunakan oleh setiap orang yang ingin menggunakannya pada perangkat mereka. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, di bentuklah


(13)

Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak,dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

Gambar 2.3 Layar Depan Android a.Kelebihan Android

1. Multitasking – Mampu membuka beberapa aplikasi sekaligus tanpa harus menutup salah satunya.

2. Kemudahan dalam Notifikasi – Setiap ada SMS, Email, atau bahkan artikel terbaru dari RSS Reader, akan selalu muncul notifikasi di Home Screen Ponsel Android, Lampu LED Indikator juga akan berkedip-kedip, sehingga akan terlewatkan satu SMS, Email, dan Misscall.

3. Akses Mudah terhadap Ribuan Aplikasi Android lewat Google Android App Market Kalau pengguna gemar install aplikasi ataupun games, lewat Google Android App Market


(14)

pengguna bisa download berbagai aplikasi dengan gratis. Ada banyak ribuan aplikasi dan games yang siap untuk di download di ponsel Android.

4. Pilihan Ponsel yang beranekaragam – Bicara ponsel Android, akan terasa berbeda dengan iOS, jika iOS hanya terbatas pada iPhone dari Apple, maka Android tersedia di ponsel dari berbagai produsen, mulai dari Sony Ericsson, Motorola, HTC sampai Samsung. b.Kelemahan Android

1. Koneksi internet yang terus menerus, kebanyakan ponsel berbasis sistem ini memerlukan koneksi internet yang terus menerus aktif. Koneksi internet GPRS selalu aktif setiap waktu, itu artinya pengguna harus siap berlangganan paket GPRS yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Iklan – Aplikasi di ponsel android memang bisa didapatkan dengan mudah dan gratis, namun konsekuensinya di setiap aplikasi tersebut, akan selalu iklan yang terpampang, bisa itu bagian atas atau bawah aplikasi.

2.4 Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensi radio 2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti PDA, laptop, handphone, dan lain-lain . Salah satu hasil contoh Module Bluetooth yang paling banyak digunakan adalah tipe HC-05. Module Bluetooth HC-05 merupakan salah satu Module Bluetooth HC-05 yang dapat ditemukan dipasaran dengan harga yang relatif murah. Module Bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor memiliki fungsi yang berbeda - beda. Untuk gambar Module Bluetooth HC-05 dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini:


(15)

Gambar 2.4 Module Bluetooth HC-05

Module Bluetooth HC-05 dengan supply tegangan sebesar 3,3 V ke pin 12 module Bluetooth sebagai VCC. Pin 1 pada Module Bluetooth sebagai transmitter. kemudian pin 2 pada Bluetooth sebagai receiver. Berikut merupakan konfigurasi pin Bluetoooth HC-05 ditunjukkan pada gambar 2.5 dibawah ini:

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin HC-05

Berikut merupakan Bluetooth-to-Serial-Module HC-05 dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini:


(16)

Gambar 2.6 Bluetooth-to-Serial-Module HC-05

Konfigurasi pin Module Bluetooth HC-05 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini : Tabel 2.3 Konfigurasi pin Module Bluetooth HC-05

Module Bluetooth HC-05 merupakan Module Bluetooth yang bisa menjadi slave ataupun master hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi untuk melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang melakukan pairing ke Module Bluetooth HC-05. Untuk mengeset perangkat Bluetooth dibutuhkan perintah-perintah AT Command yang mana perintah AT Command tersebut akan di respon oleh perangkat Bluetooth jika module


(17)

Bluetooth tidak dalam keadaan terkoneksi dengan perangkat lain. Tabel 2.4 dibawah adalah table AT Command Module Bluetooth HC-05. Keterangan AT Command Module Bluetooth HC-05 dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4 AT Command Module Bluetooth HC-05

2.5 Arduino Pro Mini

Arduino Pro Mini dibuat dengan desain yang minimalis. Board ini memiliki tegangan 5V dan menjalankan boot loader dengan frekunsi Kristal 16 MHz, dengan bentuk yang ramping sehingga mudah digunakan dalam proyek kecil. Arduino Pro Mini tidak terdapat Pin Header yang tersambung dengan konektor board. Alat dapat di solder dengan menggunakan Header Pin untuk mengoneksikan pada konektor sesuai kebutuhan. Arduino seri Pro ini dibuat untuk pengguna yang memahami keterbatasan kurangnya konektor dari USB ke board. Arduino Pro mini sudah tersedia DC Jack, lebih baik tidak digunakan. Board ini terhubung langsung ke FTDI dan didukung auto-reset. Arduino Pro Mini juga bekerja dengan kabel FTDI tetapi kabel FTDI tidak membawa pin DTR sehingga fitur auto-reset tidak akan bekerja.

Spesifikasi

1. ATmega328 running at 16MHz external resonator

2. USB connection off board 3. 5V regulator


(18)

4. Max 150mA output

5. Reverse polarity protected 6. DC input 5V up to 12V 7. Analog Pins: 8

8. Digital I/Os: 14

Gambar 2.7 Bentuk Fisik Arduino Pro mini 2.6 Indicator lamp

Light Emitting Diode atau lebih dikenal dengan nama lampu led adalah lampu indikator yang terpasang diperangkat elektronik yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronik. Misalnya pada sebuah laptop atau perangkat komputer pasti anda temui lampu led power dan led indikator, atau dalam monitor terdapat juga lampu led power dan power saving dan masih banyak lagi. Lampu led terbuat dari plastik mika dan dioda semi-konduktor dapat menyala jika dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC atau setara dengan aliran battery pada senter). Lampu led mempunyai Bermacam-macam warna dan bentuk, karena disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya.


(19)

Gambar 2.8 Lampu Indikator Led

2.7 Relay

Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.

2. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang


(20)

memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangkat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).

2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet.

3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

2.8 Charger

Charger merupakan alat untuk mengisi battery. misalnya pada battery handphone dan sejenisnya. Melalui charger, energi listrik untuk battery dialirkan, mengingat tidak mungkin listrik secara langsung di tranfer ke battery tanpa alat perantara bernama charger. Jenis charger sendiri bermacam-macam tergantung dengan spesifikasi battery yang digunakan. charger dan battery menjadi dua alat yang tidak terpisahkan. Charger bisa dibeli dan didapatkan dengan harga relatif murah, tapi tentu tergantung pada kualitas dan kebutuhannya. Kualitas charger akan mempengaruhi pada kualitas battery, jika charger yang digunakan berkualitas dengan kata lain mampu mentransfer listrik dengan baik, maka kualitas dan daya tahan battery pun akan ikut terjaga dan sebaliknya jika charger yang digunakan tidak mengirimkan listrik dengan baik, maka bisa berakibat pada kerusakan battery, terutama battery yang dapat diisi ulang, seperti battery lithium dan sejenisnya.


(21)

(22)

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Tujuan dari pengembangan tugas akhir ini adalah pengaturan temperature handphone dan kapasitas daya battery melalui aplikasi android yang mampu memutuskan pengisian jika sudah melebihi batas normal yang telah ditentukan secara otomatis berbasis mikrokontroler Arduino pro mini secara nirkabel. Sistem ini dibuat untuk mempemudah para pengguna handphone android untuk mencegah terjadinya over-charging. Dimana over-charging dapat mengakibatkan kerusakan pada handphone pengguna. Perancangan system ini menggunakan 1 buah mikrokontroler, Arduino sebagai controller. Digunakan komunikasi Bluetooth sebagai penghubung mikrokontroller Arduino.

Pada tugas akhir ini android memiliki peran sebagai monitoring kapasitas battery dan temperature pada handphone android. Apabila kapasitas battery atau temperature handphone telah melebihi set point yang telah di input kan oleh user sebelumnya. Maka android akan mengirimkan sebuah karakter ke Arduino melalui jaringan Bluetooth yang telah terhubung sebelumnya. Karakter yang telah dikirim oleh android kemudian diterima oleh Arduino sebagai perintah untuk menyalakan relay agar dapat mengaktifkan charger.

3.2 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:


(23)

Merupakan langkah yang bertujuan untuk mencari teori sehingga membantu dalam pembuatan sistem. Langkah ini dilakukan dengan metode wawancara pada dosen dan membaca literatur yang berasal dari internet maupun buku-buku yang ada.

2. Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak

Untuk pembuatan perangkat lunak menggunakan software IDE Arduino dan Android studio

3. Pengujian Sistem

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan sistem berjalan dengan sempurna sesuai dengan keinginan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian hardware dan software. Ketika mengalami kesalahan pada pengujian, maka sistem akan diperbaiki sampai berjalan sesuai dengan keinginan.

4. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan ini dilakukan setelah semua prosedur penelitian selesai dilakukan. Pelaporan ini dilakukan secara mendetail agar dapat dijadikan literatur bagi yang ingin mengembangkannya.

3.3 Rancang Penelitian

Berikut merupakan gambar Blok Diagram dan Gambar Rancangan Mekanik pada sistem yang akan dibuat :


(24)

Dari gambar 3.1 dapat diperjelas bahwa fungsi dari sensor temperature untuk mendeteksi dan mengatur suhu handphone, fungsi dari sensor battery untuk mendeteksi dan mengatur set point apakah pengisian daya battery telah memenuhi kapasitas melalui aplikasi android. Jika kedua sensor sudah di set point maka lampu indikator akan menyala melalui Bluetooth sebagai media penghubung. Seluruh sensor merupakan komponen input dari mikrokontroler yang merupakan kendali kontrol yang nantinya mengontrol kerja dari relay untuk memutus arus listrik atau memberi tegangan.

DESAIN MEKANIK KESELURUHAN

Gambar 3.2 Rancangan Mekanik

Pada Gambar 3.2 Rancangan mekanik alat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Komunikasi antara handphone dan charger menggunakan komunikasi Bluetooth dengan dilengkai kode unik sehingga tidak ada device lain yang dapat terhubung pada perangkat Bluetooth.

2. Aplikasi android digunakan untuk menentukan kapasitas battery yang diinginkan serta mengetahui suhu pada battery dan handphone.

3. Apabila kapasitas battery dibawah referensi yang ditentukan maka aplikasi akan mengirim kode tertentu untuk mengaktifkan relay yang ada di rangkaian


(25)

mikrokontroler sehingga arus listrik mengalir. Jika suhu melebihi ketentuan dan kapasitas battery telah sesuai dengan keinginan maka secara otomatis arus listrik akan terputus sehingga proses pengisian terhenti.

4. Untuk mengetahui/membaca temperature suhu dari handphone tanpa sensor cukup mengakses program google API (Aplication Programming Inteface) dari android studio, yang mana terdapat banyak pilihan selain battery level maupun temperature. Jika pengguna ingin mengetahui kapasitas battery level cukup mengetik intent.getIntExtra(BatteryManager.EXTRA_LEVEL, 0) pada program, sebaliknya jika pengguna ingin mengetahui temperature dari handphone cukup mengetik intent.get IntExtra(BatteryManager.EXTRA_TEMPERATURE, 0)

3.4 Prosedur Evaluasi 3.4.1 Desain dan Uji Coba

Desain dari sistem yang akan di rancang tidak lepas dari studi literatur yang didapat baik dari buku, internet, maupun konsultasi terhadap dosen pembimbing.

3.4.2 Evaluasi

Evaluasi berisi uraian tentang pengaturan suhu dan kapasitas daya battery berbasis android

1. Sistem dapat mengetahui batas pengaturan temperature handphone dan kapasitas battery sesuai keinginan pengguna.

2. Sistem bisa memutus charger handphone secara otomatis jika kapasitas melebihi batas normal.

3.5 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan tugas akhir ini diawali dengan melakukan perancangan perangkat keras yang menjadi satu buah sistem yang saling terintegrasi. Perancangan terdiri dari perancangan


(26)

mikrokontroler arduino, perancangan relay, perancangan rangkaian Module Bluetooth, perancangan mekanik alat. Pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 dapat dilihat PCB perancangan seluruh sistem pada sistem kontrol charger handphone otomatis berbasis android.

Gambar 3.3 Bagian Depan PCB Perancangan Keseluruhan Sistem

Gambar 3.4 Bagian Belakang PCB Perancangan Keseluruhan Sistem 3.5.1 Perancangan Mikrokontroller

Pada bagian prosses pengolahan data, data diolah menggunakan Arduino Pro Mini. Arduino Pro Mini adalah board yang berisi mikrokontroler Atmega238. Arduino Pro Mini ini mempunyai fitur seperti ADC, timer, dan komunikasi serial. Bahasa pemogramannya menggunakan Arduino Ide. Arduino cukup mudah digunakan karena pemogramannya open source.


(27)

Gambar 3.5 Schematic Arduino Pro Mini 3.5.2 Perancangan Relay

Perancangan relay dirancang untuk pemutus merupakan rangkaian yang memiliki kinerja otomatis yang mana relay akan bekerja otomatis sebagai pemutus arus apabila pengisian charger telah mencapai batas dan telah terisi penuh.


(28)

Gambar 3.6 Schematic Relay 3.5.3 Perancangan Rangkaian Module Bluetooth

Rangkaian Module Bluetooth ini difungsikan sebagai port serial yang dihubungkan ke mikrokontroler, dalam penelitian ini Module Bluetooth ini berfungsi sebagai transreceiver dari handphone android. Proses komunikasi serial pada Module Bluetooth ini dapat menggunakan baudrate sesuai dengan pilihan yang sudah tersedia pada data sheet Module Bluetooth, akan tetapi menggunakan proses komunikasi dengan nilai baudrate default, yakni 9600 bps, dan pada mikrokontroler juga harus dilakukan penyesuaian dengan baudrate yang telah diatur pada Module Bluetooth, sehingga antara Module Bluetooth dengan mikrokontroler dapat berkomunikasi.


(29)

3.5.4 Perancangan Mekanik Alat

Pada perancangan ini, charger dibuat dari bahan plastic untuk menyesuaikan pembuatan charger pada umumnya. di dalamnya tepasang sebuah alat-alat mulai dari mikrontroller Arduino, relay, dan Bluetooth HC-05. Berikut perancangan alat dapat dilihat pada gambar 3.8 dan gambar 3.9

Gambar 3.8 Bagian Luar Charger

Gambar 3.9 Bagian Dalam Charger

3.6 Aplikasi Handphone Android

Aplikasi di handphone android di perlukan untuk mengontrol dan memonitoring alat yang telah dirancang, aplikasi ini menampilkan GUI (Graphic User Interface) berbasis java


(30)

yang nantinya akan di rancang memiliki beberapa tombol dengan fungsi masing - masing, aplikasi ini di buat menggunakan compiler Eclipse Galileo dengan tambahan plugin ADT (Android Development Tool) software ini bersifat open source sesuai dengan OS (Operating System) android itu sendiri yang juga bersifat open source. Berikut tampilan software dapat dilihat pada gambar 3.10 dan gambar 3.11

Gambar 3.10 Tampilan Emulator Pada Software Android


(31)

3.7 Perancangan Perangkat Lunak

Gambar 3.12 Flowchart Program Android Studio

Dari gambar 3.12 dapat dianalisa bagaimana proses yang di kontrol program android. Program di awali dengan deklarasi input status isi = 0. Selanjutnya cek kondisi apakah kapasitas terpenuhi, jika ya maka akan kirim Bluetooth untuk menon-aktifkan relay selama 3 detik kemudian cek battery apakah terisi penuh jika tidak maka akan berhenti. Namun apabila status isi = 1, maka akan mengirimkan Bluetooth sebagai intruksi untuk mengaktikan relay selama 3 detik baru akan melakukan pengisian battery sehingga memenuhi kapasitas yang ditentukan.


(32)

Gambar 3.13 Flowchart Program Mikrokontroller Arduino Pro Mini

Dari gambar 3.13 dapat dianalisa bagaimana proses data yang diterima mikrokontroller dari program android pertama-tama terdapat dua kode yang terdapat di android yaitu 1 dan 0, cek kondisi jika input 1 maka akan menunggu selama 3 detik untuk mengaktifkan relay dan akan melakukan pengisian sampai batas yang ditentukan. Namun jika cek kondisinya tidak 1 maka akan menunggu selama 3 detik untuk mematikan relay jika pengisian sudah terpenuhi.


(33)

HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju sistem yang lengkap. Pengujian dilakukan meliputi pengujian perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat suatu sistem yang dapat menjalankan rancangan alat berjalan dengan baik dan optimal.

4.1 Pengujian Aplikasi Android Studio 4.1.1 Tujuan Pengujian

Pengujian Minimum Sistem bertujuan mengetahui apakah aplikasi dapat melakukan proses run app program sehingga dapat dinyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan dan berjalan dengan baik.

4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan 1. Komputer

2. Software android studio

3. Handphone

4. Kabel USB

4.1.3 Prosedur Pengujian

1. Aktifkan komputer dan buka program android studio.

2. Sebelum run app pastikan kabel USB antara komputer dengan handphone telah tehubung.


(34)

3. Setting pada opsi pengembang di pengaturan handphone lalu pilih debugging USB.

4. Setelah tehubung run app pada program android studio.

5. Setelah di run selesai akan diketahui program berhasil dijalankan apa tidak.

4.1.4 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian, maka connected device berjalan dengan baik seperti yang ditunjukan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Proses Connected Device 4.2 Pengujian Arduino Promini

4.2.1 Tujuan Pengujian

Pengujian minimum sistem bertujuan mengetahui apakah mikrokontroler dapat melakukan proses download program sehingga dapat dinyatakan bahwa mikrokontroler dapat digunakan dan berjalan dengan baik.


(35)

4.2.2 Alat Yang Dibutuhkan

1.Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler. 2.Komputer.

3.USB to TTL.

4.2.3 Prosedur Pengujian

1. Aktifkan komputer dan jalankan program Arduino IDE. 2. Sambungkan USB to TTL dengan komputer.

3. Smbungkan Minimum Sistem dengan kabel USB to TTL. 4. Buka sketch yang akan di upload.

5. Setting board, serial port dan programmer sesuai dengan yang digunakan. 6. Kemudian upload sketch dan tunggu hingga selesai.

7. Setelah upload selesai akan diketahui program berhasil di download apa tidak.

4.2.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas apabila terjadi proses upload program seperti gambar 4.2 dan tidak ada comment yang menunjukan kegagalan dalam sambungan antara downloader dan minimum sistem maka proses upload program akan berjalan dengan baik yang di tandai dengan tampil comment seperti yang di tunjukan pada gambar 4.3.


(36)

Gambar 4.2 Tampilan Proses Upload dari Arduino IDE

Gambar 4.3 Tampilan Comment saat Program Berhasil di Upload 4.3 Pengujian Rangkaian Module Bluetooth

Untuk mengetahui Module Bluetooth dapat berfungsi, bisa terdeteksi oleh perangkat lain, bisa pairing atau terkoneksi dengan perangkat lain. Pada Gambar


(37)

4.4 dibawah ini dapat dilihat bahwa perangkat dapat mendeteksi keberadaan Module Bluetooth HC-05.

Gambar 4.4 Scanning Bluetooth

Pada gambar 4.5 di bawah ini. dapat dilihat bahwa perangkat telah tersambung dengan Module Bluetooth HC-05. Berdasarkan pengujian di atas dapat diketahui bahwa Module Bluetooth HC-05 dapat terlihat oleh perangkat, dan bisa terkoneksi dengan perangkat, sehingga Module Bluetooth HC-05 dapat dikatakan bisa berfungsi dengan baik.


(38)

4.3.1 Komunikasi Serial

Pada program mikrokontroler telah dimasukan berupa program sederhana untuk menguji rangkaian komunikasi serial Bluetooth. Yaitu ketika terdapat pengiriman angka 0 pada perintah android maka relay “Low” kemudian jika terjadi pengiriman angka 1 pada perintah android maka relay “High”. Ketika dilakukan pengujian pada Bluetooth terminal, tampilan yang dihasilkan terdapat pada gambar di bawah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian komunikasi Bluetooth dapat digunakan karena proses komunikasi antara handphone dengan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik.


(39)

4.4 Pengujian Sensor Suhu 4.4.1 Tujuan Pengujian

Tujuan pengujian sensor ini adalah untuk memperoleh sampel hasil pembacaan sensor suhu dan memastikan sensor suhu dapat berjalan dengan baik untuk melakukan proses pembacaan suhu.

4.4.2 Alat Yang Dibutuhkan 1.Android

2.Charger yang sudah dimodifikasi 4.4.3 Prosedur Pengujian

1.Hubungkan handphone android ke charger yang sudah dimodifikasi.

2.Setting pada aplikasi android melalui set point untuk menjalankan perintah apakah sensor suhu dapat terbaca dengan baik.

4.4.4 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian, maka diperoleh sampel data hasil pembacaan suhu dari beberapa sumber yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Dapat dipastikan pula sensor suhu dapat mendeteksi dengan baik pada penelitian ini.

Tabel 4.1 Hasil Sampel Pembacaan Sensor Suhu

NO PERBANDINGAN TEMPERATURE

SOFTWARE

DATA NON-VALID

SMART CHARGER CPU-Z

1 260C 260C 0

2 270C 270C 0

3 280C 280C 0

4 290C 290C 0

5 300C 300C 0

6 310C 310C 0

7 320C 320C 0

8 330C 330C 0


(40)

10 350C 350C 0

11 360C 360C 0

12 370C 370C 0

13 380C 380C 0

14 280C 280C 0

15 290C 290C 0

16 300C 300C 0

17 310C 310C 0

18 320C 320C 0

19 330C 330C 0

20 340C 340C 0

21 350C 350C 0

22 270C 270C 0

23 280C 280C 0

24 290C 290C 0

25 300C 300C 0

26 310C 310C 0

27 320C 320C 0

28 330C 330C 0

29 340C 340C 0

30 350C 350C 0

Kesimpulan dari Tabel 4.1 dengan melakukan perbandingan sebanyak 30 kali adalah mendapatkan hasil yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan data smart charger dengan aplikasi lain valid.

4.4.5 Hasil Pengujian Suhu Pemutus Otomatis

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian, maka diperoleh sampel data hasil pemutusan aliran listrik jika suhu melebihi set point yang telah ditentukan dari beberapa sumber yang ditunjukkan pada tabel 4.2. Dapat dipastikan pula sensor suhu dapat mendeteksi dengan baik pada penelitian ini.

Tabel 4.2 Hasil Sampel Pemutusan Suhu

NO PENGUJIAN

SUHU

HASIL PENGUJIAN

PUTUS ERROR

1 280C 280C 0

2 300C 300C 0


(41)

4 340C 340C 0

5 360C 360C 0

6 320C 320C 0

7 340C 340C 0

8 360C 360C 0

9 300C 300C 0

10 320C 320C 0

11 340C 340C 0

12 350C 350C 0

13 360C 360C 0

14 370C 370C 0

15 380C 380C 0

16 290C 290C 0

17 300C 300C 0

18 310C 310C 0

19 320C 320C 0

20 330C 330C 0

21 340C 340C 0

22 350C 350C 0

23 300C 300C 0

24 310C 310C 0

25 320C 320C 0

26 330C 330C 0

27 340C 340C 0

28 350C 350C 0

29 360C 360C 0

30 370C 370C 0

4.5 Pengujian Kapasitas Battery 4.5.1 Tujuan Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian, maka diperoleh sampel data hasil pembacaan kapasitas battery dari beberapa sumber yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Dapat dipastikan pula penelitian kapasitas battery dapat berjalan dengan baik pada penelitian ini.

Tabel 4.3 Hasil Sampel Pengujian Battery

NO PENGUJIAN

BATTERY

HASIL PENGUJIAN

PUTUS ERROR

1 20% 20% 0


(42)

3 24% 24% 0

4 26% 26% 0

5 28% 28% 0

6 30% 30% 0

7 32% 32% 0

8 34% 34% 0

9 36% 36% 0

10 38% 38% 0

11 40% 40% 0

12 42% 42% 0

13 44% 44% 0

14 46% 46% 0

15 48% 48% 0

16 50% 50% 0

17 52% 52% 0

18 54% 54% 0

19 56% 56% 0

20 58% 58% 0

21 60% 60% 0

22 62% 62% 0

23 64% 64% 0

24 66% 66% 0

25 68% 68% 0

26 70% 70% 0

27 72% 72% 0

28 74% 74% 0

29 76% 76% 0

30 78% 78% 0

4.6 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem

Berdasarkan pengujian-pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akan ada 3 skenario atau kondisi yang mungkin terjadi pada sistem kontrol charger handphone otomatis. Kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem Kondisi Pengaturan

Suhu Battery Pengaturan Kapasitas Battery Suhu Terukur Battery Terukur

Aksi Keterangan


(43)

1 350 40% 330 37% Mengisi Ok

2 350 40% 350 38% Putus Ok

2 350 40% 340 38% Mengisi Ok

3 350 40% 340 40% Putus Ok


(44)

(45)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan sistem dan seluruh pengujian yang telah dilakukan untuk semua kondisi dan beberapa kondisi dilakukan secara berulang untuk memastikan hasil yang valid sesuai program yang telah dibuat pada sistem kontrol charger handphone otomatis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengguna handphone untuk memonitoring, mengatur kapasitas pengisian battery dan temperature suhu battery melalui sebuah aplikasi yang dibuat, karena itu dengan menggunakan aplikasi tersebut mencegah tejadinya kerusakan karena kelebihan panas pada battery.

2. Perancangan sistem kontrol charger handphone otomatis menggunakan 1 mikrokontroler, sehingga dibutuhkan komunikasi antar mikrokontroler agar dapat terhubung dengan baik. Komunikasi yang digunakan antar mikrokontroler pada perancangan adalah Bluetooth HC-05. Sesuai pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan komunikasi sebesar 100%.

3. Jika kapasitas battery dan temperatur battery di bawah kapasitas yang ditentukan maka akan melakukan pengisian sampai batas yang ditetapkan user, apabila selama pengisian kapasitas battery sedang berlangsung tetapi temperature battery telah melebihi batas maka secara otomatis akan


(46)

memutuskan pengisian sampai temperature kembali normal akan melakukan pengisian kembali, dan setelah kapasitas battery terisi penuh tetapi temperature battery masih dibawah atau melebihi kapasitas maka secara otomatis sistem akan menghentikan pengisian, dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan sebesar 100 %, dapat dipastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan baik.

5.2 Saran

Dari perancangan yang telah dilakukan dan melakukan pengujian-pengujian yang dibutuhkan, masih terdapat hal yang dapat di tambahkan agar hasil rancangan lebih baik lagi, saran dari rancangan ini adalah :

1. Sebaiknya aplikasi dibuat universal sehingga dapat digunakan untuk mengontrol sistem lainnya.

2. Sebaiknya teknik pengiriman dan penerimaan data tidak lagi melalui bluetooth melainkan menggunkan media internet.

3. Sebaiknya sistem hanya bisa digunakan pada ruang lingkup kecil, karena menggunakan bluetooth yang jarak jangkauannya hanya 5 meter.

4. Sebaiknya aplikasi dibuat bisa berjalan di system background dan di buat notifikasi di activity, sehingga aplikasi bisa tetap memonitoring temperature dan kapasitas battery, walaupun aplikasi di minimize


(47)

(48)

Hermawan, David Fajar., 2011. Penggunaan Teknologi Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Melalui Bluetooth, di akses pada (20 Januari 2016).

Mikrokontroller, 2003 P. A Nalwan “Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroller” .2003. PT Elexmedia komputindo, Jakarta, diakses (22 Januari 2016).

Perbedaan Baterai Li Ion dan Li Polymer, (http://www.berbagiteknologi.com/192/perbedaan-baterai-li-ion-dan-li-polymer/, diakses pada 9 februari 2016).

Wahyudi Saimun Dan Pribadi Kadarisman. 2002. Penyetelan Over Current Relay Dan Groung Foult Relay Mempergunakan Program Excel Sederhana. Jakarta : PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan Dan Pelatihan, di akses pada (2 juni 2016).

Hermawan, Fajar, 2011. Penggunaan Teknologi Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Melalui Bluetooth. (http://eprints.undip.ac.id/25485/, di akses pada 17 Juni 2016).

Siregar, 2011, Membongkar Source Code berbagai Aplikasi Android, Gava Media, Yogyakarta, di akses pada (21 Juni 2016).

Pengamatan Suhu Ruangan Menggunakan Mikrokontroler Arduino Pro Mini 328 Berbasis Web, diakses pada (27 Juni 2016).

Halsall, F, and Lister, P. 1995. Dasar-Dasar Mikroprosesor. Jakarta: PT Media Komputindo, di akses pada (2 juli 1016).


(1)

1 350 40% 330 37% Mengisi Ok

2 350 40% 350 38% Putus Ok

2 350 40% 340 38% Mengisi Ok

3 350 40% 340 40% Putus Ok


(2)

(3)

40

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan sistem dan seluruh pengujian yang telah dilakukan untuk semua kondisi dan beberapa kondisi dilakukan secara berulang untuk memastikan hasil yang valid sesuai program yang telah dibuat pada sistem kontrol charger handphone otomatis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengguna handphone untuk memonitoring, mengatur kapasitas pengisian battery dan temperature suhu battery melalui sebuah aplikasi yang dibuat, karena itu dengan menggunakan aplikasi tersebut mencegah tejadinya kerusakan karena kelebihan panas pada battery.

2. Perancangan sistem kontrol charger handphone otomatis menggunakan 1 mikrokontroler, sehingga dibutuhkan komunikasi antar mikrokontroler agar dapat terhubung dengan baik. Komunikasi yang digunakan antar mikrokontroler pada perancangan adalah Bluetooth HC-05. Sesuai pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan komunikasi sebesar 100%.

3. Jika kapasitas battery dan temperatur battery di bawah kapasitas yang ditentukan maka akan melakukan pengisian sampai batas yang ditetapkan user, apabila selama pengisian kapasitas battery sedang berlangsung tetapi temperature battery telah melebihi batas maka secara otomatis akan


(4)

41

memutuskan pengisian sampai temperature kembali normal akan melakukan pengisian kembali, dan setelah kapasitas battery terisi penuh tetapi temperature battery masih dibawah atau melebihi kapasitas maka secara otomatis sistem akan menghentikan pengisian, dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan sebesar 100 %, dapat dipastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan baik.

5.2 Saran

Dari perancangan yang telah dilakukan dan melakukan pengujian-pengujian yang dibutuhkan, masih terdapat hal yang dapat di tambahkan agar hasil rancangan lebih baik lagi, saran dari rancangan ini adalah :

1. Sebaiknya aplikasi dibuat universal sehingga dapat digunakan untuk mengontrol sistem lainnya.

2. Sebaiknya teknik pengiriman dan penerimaan data tidak lagi melalui bluetooth melainkan menggunkan media internet.

3. Sebaiknya sistem hanya bisa digunakan pada ruang lingkup kecil, karena menggunakan bluetooth yang jarak jangkauannya hanya 5 meter.

4. Sebaiknya aplikasi dibuat bisa berjalan di system background dan di buat notifikasi di activity, sehingga aplikasi bisa tetap memonitoring temperature dan kapasitas battery, walaupun aplikasi di minimize


(5)

(6)

42

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, David Fajar., 2011. Penggunaan Teknologi Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Melalui Bluetooth, di akses pada (20 Januari 2016).

Mikrokontroller, 2003 P. A Nalwan “Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroller” .2003. PT Elexmedia komputindo, Jakarta, diakses (22 Januari 2016).

Perbedaan Baterai Li Ion dan Li Polymer, (http://www.berbagiteknologi.com/192/perbedaan-baterai-li-ion-dan-li-polymer/, diakses pada 9 februari 2016).

Wahyudi Saimun Dan Pribadi Kadarisman. 2002. Penyetelan Over Current Relay Dan Groung Foult Relay Mempergunakan Program Excel Sederhana. Jakarta : PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan Dan Pelatihan, di akses pada (2 juni 2016).

Hermawan, Fajar, 2011. Penggunaan Teknologi Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Melalui Bluetooth. (http://eprints.undip.ac.id/25485/, di akses pada 17 Juni 2016).

Siregar, 2011, Membongkar Source Code berbagai Aplikasi Android, Gava Media, Yogyakarta, di akses pada (21 Juni 2016).

Pengamatan Suhu Ruangan Menggunakan Mikrokontroler Arduino Pro Mini 328 Berbasis Web, diakses pada (27 Juni 2016).

Halsall, F, and Lister, P. 1995. Dasar-Dasar Mikroprosesor. Jakarta: PT Media Komputindo, di akses pada (2 juli 1016).