EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/2013

(Skripsi)

OLEH :

S U N A R T I K

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/2013

OLEH

S U N A R T I K

Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 17 laki-laki dan 13 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar memukul dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : pemukul berupa piring plastik, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar memukul yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 46,67 %; sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 28 siswa atau 93, hanya menyisakan 2 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus kedua penelitian selesai.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan menggunakan alat bantu yang telah dimodifikasi pada siswa-siswi V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat.


(3)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/2013

OLEH :

S U N A R T I K

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA V SD NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : S U N A R T I K

NPM : 1013068051

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Akor Sitepu, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590117 198403 1 001


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sunartik

NPM : 10131068051

Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Dalam Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Dalam Permainan

Kippers Pada Siswa V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.

Bandar Lampung, November 2012

Sunartik Materai Rp 6000


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar ... 7

B. Tujuan Belajar ... 8

C. Mengajar ... 9

D. Efiktifitas Pembelajaran ... 9

E. Hakikat Belajaran Keterampilan Motorik ... 10

F. Media Pembelajaran ... 12

G. Alat Bantu Pembelajaran ... 13

H. Media PembelajaranVisual Diam ... 14

I. Memukul Bola Kippers ... 15

J. Kerangka Berpikir ... 16

K. Hipotesis ... 16

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian... 17

B. Setting Penelitian ... 19

C. Subjek Penelitian ... 19

D. Teori Ketuntasan Belajar... 19

E. Proses Pembelajaran Keterampilan Memukul Bola ... 20

F. Instrumen Penelitian... 23

G. Teknik Pengumpulan Data ... 23

H. Teknik Analisis Data ... 24

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25


(8)

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 35

A. Simpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak... 18 2. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan

Belajar Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 28 3. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Efektivitas Pada


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Dalam Permainan Kippers ... 26 2. Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola


(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa permainan dari semua cabang olahraga.

Cabang olahraga permainan mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan permainan kippers serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran permainan adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan di SD.

Cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan disekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga permainan diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan juga untuk mendidik watak kedisiplinan dan kesehatan. Dalam proses pembelajaran permainan khususnya memukul bola kecil


(12)

Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena tanpa didukung oleh alat bantu atau sarana prasarana lain tidaklah mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada bola bakar. Pada permainan kippers

sebaiknya menggunakan modifikasialat yang memadai seperti tiang penyangga bola dengan tinggi 1 meter, pemukul dan bola. Media pendukung proses pembelajaran yang kurang memadai akan menghasilkan proses pembelajaran kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan, hal ini yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 2Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Sistem dan model pembelajaran menggunakan alat bantu pun yang kurang optimal dapat menyebabkan siswa sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak siswa yang tidak dapat melakukan pukulan dengan benar. Sehingga agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat meningkatkan minat, aktivitas dan kreativitas siswa. Adapun salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek yaitu melalui media alat bantu pembelajaran.

Selain faktor tersebut, ada faktor internal dan faktor eksternal seperti : pelatih, guru, waktu latihan dan penggunaan alat belajar. Olahraga permainan pada nomor kippers termasuk yang sulit dilakukan, terutama di kalangan siswa yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam teknik memukul bola kecil pada bola kippers. Kebanyakan siswa pada saat melakukan pukulan hanya sekedar memukul, tidak memperhatikan teknik gaya yang dipelajari, sehingga dalam proses pembelajaran memerlukan cara yang dapat membantu memperbaiki teknik


(13)

memukul yang baik dan benar sesuai dengan tujuan kurikulum pembelajaran penjaskes. Pada siswa kelas V SD Negeri 2Kupang Kota Bandar Lampung pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan memukul bola dalam permainan kippers masih terdapat kekurangan tentang pemahaman teknik gerak dasar memukul.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung dengan judul: “Efektifitas Penggunaan Alat Bantu Dalam

Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Memukul Dalam Permainan Kippres Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Pada pembelajaran pokok bahasan permainan kippers, maka permasalahan yang sering muncul adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan siswa melakukan gerakan tangan pada saat memukul.

2. Rendahnya kemampuan siswa mempertahankan posisi badan pada saat memukul bola pada permainan kippres.

3. Rendahnya kemampuan siswa mempertahankan posisi tubuh pada akhir pukulan bola kippers.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh penulis, maka rumusan maslah dalam penelitian ini adalah:


(14)

1. Apakah dengan alat bantu pemukul berupa piring plastikdapat meningkatkan

keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013dapat meningkat?

2. Apakah denganalat bantu berupa bola yang terbuat dari kertasdapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013dapat meningkat?

D. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah peningkatan keterampilan gerak dasarmemukul dalam permainan kippers dengan alat bantu pemukul berupa piring plastik dan bola yang terbuat dari kertas.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa, dengan 17 siswa putra dan 13 siswa putri.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung. E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul dalam permainan kippers pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung dengan menggunakan satu

kelompok.

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar memukul dalam permainan kippres pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota


(15)

Bandar Lampung setelah diberikan tindakan dengan alat bantu pemukul berupa piring plastik dan bola yang terbuat dari kertas.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa

Sebagai bahan pengetahuan siswa kelas V pada pembelajaran gerak dasar memukul bola pada permainan kippers.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai pengetahuan guru untuk pedoman mengajar selanjutnya. 3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar memukul dalam permainan kippers.

4. Bagi Peneliti Lain

Memberikan informasi kepada pembaca bahwa meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul dalam permainan kippers dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan penggunaan alat bantu pemukul berupa piring plastik dan bola yang terbuat dari kertas.


(16)

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Ahmadi (2004: 128) mengemukakan: “menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.”Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Menurut Suparno (2001: 2) mengungkapkan “Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.

Menurut Sadiman AM (1987 : 98), dalam bukunya interaksi dan motivasi belajar mengajar, mendefinisikan tentang aktifitas adalah kegiatan dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.


(18)

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2002 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy), maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan

menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor

pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan

pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan-tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

C. Mengajar

Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002 : 2), “Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”. Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, di samping guru harus menguasai materi


(19)

pelajaran guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan

mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

D. Efektifitas Pembelajaran

Efektifitas berasal dari kata dasar efektif dan ditambah akhiran –itas. Efektifitas berarti ada pengaruh, dapat dapat membawa hasil, berguna. Akhiran -itas membentuk kata benda yang memiliki sifat dan kata dasarnya. Jadi efektifitas adalah keefektifitas dari suatu

keadaan/usaha sehingga ada pengaruhnya dan daya guna. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III ; Balai Pustaka, 2001 : 284).

Pengertian efektifitas menurut Soewarno Handayaningrat (1985 : 35 ) mengutip pernyataan Emerson dalam Buku Studi Administrasi dan Managemen bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah melihat bebrapa pengertian efektifitas tersebut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik dan matang untuk masalah program perencanaan dengan berbagai pertimbangan.

Perencanaan proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran harus dipertimbangkan keefektivan dan efisiensinya. Hal-hal yang harus diperhatikan agar dalam pembelajaran dapat efektif : (a) Suasana dan sistem belajar yang kondusif, (b) Tenaga pengajar, (c) Metode pembelajaran, serta (d) Media pembelajaran yang digunakan.


(20)

Pendidikan jasmani adalah dari “physical education” merupakan bagian integral dari system pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota

masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Syaripudin, Mahadi, 1993:4 dan Rijsdorop (1971), Mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat 1) Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmoni; 2) Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga; 3) Mengerti akan

pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; 4) Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; 5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; 6) Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4).

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang


(21)

perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan

kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia sekolah dasar merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampialan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga. Di dalam intensifikasi

penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas permainan yaitu kasti adalah akibat dari pendidikan jasmani.

F. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara Harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief Sadiman, 2005: 6). Menurut I Gede Sugianta (2005) kaitan media dengan pembelajaran, media sebagai suatu perantara atau pengantar pesan-pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa. Dari pendapat di atas adalah segala sesuatu yang dapatmenyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima


(22)

dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media, sehingga materi akan lebih mudah dipahami dan dimengerti.

Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamamik (1987:7) tentang memilih media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

1. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan. 3. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pebiayaan yang ada, hemat. 4. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek dilapangan.

5. Fungsional, berguna dalam pembelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidak ragu-ragu untuk menentukan pilihannya mengenai media atau alat bantu dalam pembelajaran.

G. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk

memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat bantu yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehungga efektifitas pengajaran akan semakin baik. Alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.


(23)

H. Media Pembelajaran Visual Diam

Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak. Media visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk :

1. Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.

2. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki. 3. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut.

Jelas bahwa penggunaan media (alat bantu) selain dapat memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan, memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Media (alat bantu) visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kertas yang bergambarkan rangkaian lempar bola melambung, kertas dan bola kecil.

Keuntungan dari media ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan yang digunakan dalam lempar bola. Dan dengan cara ini akan memotivasi anak untuk menolak dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan. Adapun alat bantu yang digunakan :tiang penyangga bola, kayu pemukul, bola kasti dan bola plastic, botol air mineral(Sumber: bahan Penjaskes Kelas IV:49).


(24)

I. Memukul Bola Kippres

Memukul bola kippers bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik permainan kippres yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik.

a. Cara mengambil awalan

Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan hasil pukulan yang benar.Cara melakukannya :

a) Siswa mencoba beberapa kali memukul tanpa awalan.

b) Bila sudah menemukan cara memukul dengan mendatar, barulah mulai dengan cara memukul cepat/keras.

c) Teknik memukul adalah mirip dengan memukul pada permainan bola kecil lainnya. d) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai titik pukulan.

b. Teknik pada saat pukulan

Adapun cara melakukannya adalah :

a) Cara ini diperoleh dengan titik berat badan ke belakang, tangan kanan lurus ke belakang lalu ayunkan berat badan ke depan dengan tumpuan kaki kanan bersamaan gerakan tangan lurus sebagai tumpuan kaki kiri.

b) Kaki kiri di depan untuk keseimbangan badan kaki kanan untuk tumpuan pada saat memukul.

c) Saat kaki kanan tegak kemudian badan dorong ke depan untuk memberikan kekuatan pada pukulan.


(25)

J. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima

sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannyadalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahanya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Dengan menggunakan pemukul berupa piring plastikdapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola kippers pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Dengan menggunakan bola berupa bola kertas dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola kippres pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(26)

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran- putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitiantindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut : 1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral.

Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulis merencanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-bedadalam pelaksanaannya, setiapproses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian selanjutnya seperti gambar dibawah ini :


(27)

Gambar 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993) Keterangan:

 Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas

 Observasi

. Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993).

peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa


(28)

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamatoleh suatu tindakan.

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

B. Setting Penelitian a. Tempat penelitian

Nama sekolah : SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Alamat

: Kupang Kota Bandar Lampung b. Pelaksanaan penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan. C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 17 putra dan 13 putri.

D. Teori Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah peserta didik mengikuti pembelajaran. Kriteria ketuntasan belajar minimal adalah batasan minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan melalui analisis tiga hal, yaitu :


(29)

a. Tingkat kerumitan

b. Tingkat kemampuan.

c. Tingkat kemampuan dukungan sekolah

Pada penelitian ini peneliti menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran). KTSP merupakan setrategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan pradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah yang mendapat nilai 65 ke bawah perlu diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 65 ke atas telah memenuhi ketuntasan belajar siswa (KTSP 2007).

E. Proses Pembelajaran Keterampilan Memukul Bola

Tes Awal

Siklus Pertama

1. Rencana :

1) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran.

Alatnya yaitu : pemukul yang dimodifikasi dengan menggunakan piring plastik. 2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai

pendahuluan siswa melakukan pemanasan dengan bermain hitam, hijau. 2. Tindakan.

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus pertama antara lain : gambar-gambar rangkaian orang memukul.


(30)

2) Siswa dibariskan satu berasap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untuk melakukan gerakan memukul.

3) Guru menjelaskan rangkaian yang ada pada gambardengan step by step mulai dari berdiri terus memukul.

3. Observasi.

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil dari pada siklus pertama.

4. Refleksi.

1) Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kasti lambung, namun masih terdapat kekurangan.

2) Letak kesulitan siswa yang terjadi pada tes siklus pertama adalah pada saat memukul bola.

3) Merencanakan tindakan untuk siklus kedua yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan lapangan dengan memodifikasi bola dengan menggumakan bola yang terbuat dari kertas.

Siklus kedua

Melihat dari hasil siklus pertama

a. Rencana

1) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalammengevaluasi tindakan.


(31)

b. Tindakan

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus kedua yaitu dengan modifikasi bola yang terbuat dari kertas.

2) Siswa dibariskan menjadi satu berbanjar.

3) Siswa melakukan pukulan 4-6 kali dengan pukulan. c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan bola melakukan 4–6 kali pukulan bola sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kasti gerakan pukulan terdapat peningkatan yang sangat signifsikan dengan persentase rata-rata diatas 50 %. Untuk ini peneliti

beranggapan bahwa peneliti ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997: 58) menyatakan alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.


(32)

Alat ukur itu pada penelitian ini berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar tolak peluru yang terdiri dari (1) tahap awalan (2) tahap pelaksanaan (3) gerak

lanjutan.Instrumen terlampir di halaman 39.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes pengamatan di lapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran memukul bola. Jika dilihat dari cara

memperolehnya, maka data dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dandiolah oleh suatu organisasi dan perorangan. H. Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya dan dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus menurut Subagyio tahun 1987, yaitu :

%

100

N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(33)

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Surisman (1977) dengan rumus sebagai berikut :

%

100

1

1

X

X

Xn

Keterangan :

E = Efektifitas gerak memukul pada siswa. Xn = Rerata nilai akhir siklus ketiga.

Xi = Rerata tes awal / tes sebelum tindakan.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(34)

II. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan alat bantu pemukul berupa piring plastikdapat meningkatkan keterampilan gerak

dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013dapat meningkat.

2. Denganalat bantu berupa bola yang terbuat dari kertasdapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian yang diajukan penulis, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengetahuan siswa kelas VSD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung dalam hal memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kippers.


(35)

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani untuk pedoman dalam mengajar khususnya pada materi permainan kippers.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya dijadikan sebagai sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar memukul dalam permainan kippers.

4. Pada Peneliti Lain

Pembelajaran gerak dasar memukul masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak memukul.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi.2004. Definisi Hasil Belajar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta. Emerson. Buku Study Administasi dan Managemen. Gunung Agung. Jakarta

Frier and cuning Ham. Penelitian Kaji Tindak Kelas. PT Akasara. Jakarta Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta. Hopkins. 1993. Proses Pembelajaran Kaji Tindak Kelas. ITB. Bandung

Hustarda, Saputra. 2002. Belajar Merupakan Suatu Prosese Yang Sangat Kompleks. ITB. Bandung

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Balai Pustaka.

Peter Kline, Gordon Dryden.2002. Pembelajaran Efektif Menyenangkan.Rajawali Sardiman, Arif. 2005. Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta. Sugianta, I Gede. 2005. Media Pembelajaran. Universitas Indonesia. Jakarta

Suherman, Adang 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Suparto. 2001. Definisi Hasil Belajar. Kamsius. Yokyakarta

Surakhmad Winarno.1989. Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung : Universitas Lampung. Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung


(1)

b. Tindakan

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus kedua yaitu dengan modifikasi bola yang terbuat dari kertas.

2) Siswa dibariskan menjadi satu berbanjar.

3) Siswa melakukan pukulan 4-6 kali dengan pukulan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan bola melakukan 4–6 kali pukulan bola sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kasti gerakan pukulan terdapat peningkatan yang sangat signifsikan dengan persentase rata-rata diatas 50 %. Untuk ini peneliti

beranggapan bahwa peneliti ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997: 58) menyatakan alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.


(2)

Alat ukur itu pada penelitian ini berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar tolak peluru yang terdiri dari (1) tahap awalan (2) tahap pelaksanaan (3) gerak

lanjutan.Instrumen terlampir di halaman 39.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes pengamatan di lapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran memukul bola. Jika dilihat dari cara

memperolehnya, maka data dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dandiolah oleh suatu organisasi dan perorangan. H. Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya dan dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus menurut Subagyio tahun 1987, yaitu :

%

100

N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(3)

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Surisman (1977) dengan rumus sebagai berikut :

%

100

1 1

X

X

Xn

Keterangan :

E = Efektifitas gerak memukul pada siswa. Xn = Rerata nilai akhir siklus ketiga.

Xi = Rerata tes awal / tes sebelum tindakan.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(4)

II. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan alat bantu pemukul berupa piring plastikdapat meningkatkan keterampilan gerak

dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013dapat meningkat.

2. Denganalat bantu berupa bola yang terbuat dari kertasdapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian yang diajukan penulis, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengetahuan siswa kelas VSD Negeri 2 Kupang Kota Bandar Lampung dalam hal memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kippers.


(5)

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani untuk pedoman dalam mengajar khususnya pada materi permainan kippers.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya dijadikan sebagai sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar memukul dalam permainan kippers.

4. Pada Peneliti Lain

Pembelajaran gerak dasar memukul masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak memukul.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi.2004. Definisi Hasil Belajar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi

Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Emerson. Buku Study Administasi dan Managemen. Gunung Agung. Jakarta Frier and cuning Ham. Penelitian Kaji Tindak Kelas. PT Akasara. Jakarta Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta. Hopkins. 1993. Proses Pembelajaran Kaji Tindak Kelas. ITB. Bandung

Hustarda, Saputra. 2002. Belajar Merupakan Suatu Prosese Yang Sangat Kompleks. ITB. Bandung

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Balai Pustaka.

Peter Kline, Gordon Dryden.2002. Pembelajaran Efektif Menyenangkan.Rajawali Sardiman, Arif. 2005. Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta. Sugianta, I Gede. 2005. Media Pembelajaran. Universitas Indonesia. Jakarta

Suherman, Adang 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap

Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta.

Suparto. 2001. Definisi Hasil Belajar. Kamsius. Yokyakarta

Surakhmad Winarno.1989. Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung : Universitas Lampung. Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 23 57

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 36

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 MARGODADI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 MARGODADI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 20 39

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 2 WAY GUBAK KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG

0 11 37

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 37

PENINGKATAN GERAK DASAR TOLAK PELURU DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 32

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND DALAM TENISMEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD N NEGERI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 35 53

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENGGIRING DENGAN ALAT BANTU DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WAY DADI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 52