MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI

MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUG SULAH BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MAULIDIN HADRI

Peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar servis forehand lob bermain bulu tangkis dengan media alat bantu pembelajaran siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung.Kurangnya hasil belajar gerak dasar servis forehand lob bermain bulu tangkis siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 merupakan permasalahan di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu upaya perbaikan pembelajaran dengan

penggunaan alat pembelajaran penting dilakukan demi meningkatkan hasil belajar yang meningkat dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran gerak dasar servis forehand lob bermain bulu tangkis siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung sulah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan pada semester 1 (satu) tahun 2012-2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tigas siklus yang setiap siklusnya memiliki kegiatan yang berbeda. Jumlah jam mata pelajaran pendidikan jasmani adalah 2 x 35 menit (70 menit). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung sulah Bandar Lampung yang berjumlah 29 siswa (15 siswa putra dan14 siswa putri). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Tes yang digunakan adalah kemampuan gerak dasar servis forehand lob yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan. Selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normative. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran gerak dasar servis forehand lob menggunakan alat bantu pembelajaran dengan tiga siklus telah terbukti menghasilkan proses pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013, 2) Berdasarkan standar ketuntasan belajar, seluruh siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013, yang mengikuti pembelajaran gerak dasar servis forehand lob dinyatakan tuntas dan 3) Penggunaan media alat bantu berupa raket tenes, bola tenes dan shattlecock bergantung dapat meningkatkan gerak dasar servis forehand lob


(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI

MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MAULIDIN HADRI Skripsi

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI

MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

MAULIDIN HADRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pegangan raket cara Amerika ... 23

2. Pegangan raket cara Inggris………... 23

3. Pegangan raket cara jabat tangan ... 24

4. Sikap berdiri melakukan Servis ... 25

5. Sikap berdiri menerima servis……… 26

6. Sikap saat servis forehand……….. 27

7. Sikap saat servis pendek………. 27

8. Penggunaan media tali……… 33

9. Penggunaan media raket tenes dan bola tenes bergantung……… 33

10. Penggunaan raket tenes dan shattlecocok bergantung………... 34

11. Spiral penelitian……….. 35

12. Tali sebagai media……….. 35

13. Raket tenes dan bola tenes sebagai media alat bantu………. 37


(5)

Halaman

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 2

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Ruang lingkup penelitian ... 5

H. Batasan Istilah ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian pendidikan Jasmani ... 6

B. Tujuan pendidikan Jasmani ... 7

C. Fungsi Pendidikan Jasmani………... 8

D. Peran Pendidikan Jasmani disekolah ... 10

E. Ruang lingkup ………. 11

F. Aktivitas belajar mengajar……… 12

G. Teori Perkembangan……….………. 13

H. Gerak Dasar………... 16

I. Gerak Proyektil ………. 17

J. Media Sebagai Alat Bantu………. 19

K. Tehnik Bermain Bulu Tangkis……….. 22

L. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Subjek dan Ketuntasan Penelitian ... 30

C. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 31

D. Rancangan Penelitian ... 31

E. Sistematika Penggunaan Alat Bantu..……….. 32

F. Pelaksanaan Penelitian ... 34

G. Instrumen Penilaian ……… 39

H. Teknik Pengumpulan Data………..………… 40


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Penelitian ... 48

C. Uji Hipotesis ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(7)

Lampiran Halaman

1. Langkah-langkah penghitungan Skor dan prosentase ... 58

2. Instrumen Penilian Servis ……….. 59

3. Data siswa SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung ... 60

4. Hasil tes awal servis forehand lob bermain bulu tangkis ... 61

5. Hasil tes siklus I ... 62

6. Hasil tes siklus 2 ... 63

7. Hasil tes siklus 3 ... 64

8. Foto penelitian……… 65

9. Skenario pembelajaran ... 66

10. Surat Ijin Penelitian ... 86

11. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 87

12. Rencana Judul Penelitian ……… 88

13. Daftar hadir Seminar Usul Penelitian ………. 89


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Instrumen Penilaian ... 39

2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Servis forehand lob . 43

3. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 1………. 44

4. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 2………. 45

5. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 3………. 47

6. Hasil ketuntasan setiap siklus ……… 47

7. Refleksi tes akhir siklus -1 ……… 48

8. Refleksi tes akhir siklus -2……… 50


(9)

Apa yang terjadi dalam diri saya akan ku terima dan terus berjuang karna aku yakin sang khalik punya rencana terbaik

yang tidak kumengerti

Sesungguhnya bersyukur adalah kunci kebahagiaan.

(Maulidin Hadri)

Amu dikde kekelah diajari li bapang nggak endung

(jeme tue/pejadi)sukae ndak jadi jeme.


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Herman Tarigan, M.Pd ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, S.Pd.,M.Pd ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP 19600315 198503 1 003


(11)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MAULIDIN HADRI

NPM : 1013068034

Tempat, Tanggal Lahir : Ulu Danau (Sumatra Selatan) 27 Januari 1981

Alamat : Jl.Lampung Raya Komplek SD N 2 Harapan Jaya Kecamatan Sukarame Bandar Lampung.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan kemampuan gerak dasar servis porehend lob bermain bulu tangkis melalui media alat bantu pada siswa kelas V A SD N 2 Gunung Sulah tahun pelajaran 2012/2013.” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 13 September 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi dan dituntut sesuai ketentuan yang berlaku.

Bandar lampung, Oktober 2012 Materai 6000

Maulidin Hadri


(12)

PERSEMBAHAN

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT telah memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga dapat mempersembahkan karya ini kepada Almarhum Umak Nurhaimah tersayang di alam Kubur, semoga Umak tenang dialamnya, Bak Ahmad Rasyad yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara mental

sepiritual dan materi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan bisa membanggakan Umak nggak Bak.

Istriku Diana tercinta, Anakku Syahyan dan Syahril, Kakang-kakang ku,kelaway-kelawayku, dan ading-adingan yang ku sayangi, keponakanku-keponakanku, mertuaku papah Asdiarman dan mamah Ida Farida, ibungan nggak mamakkan, keluargaku yang tersayang, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga

membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha memberikan karya yang terbaik.

Almamater-ku FKIP Unila,


(13)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Nama Mahasiswa : Maulidin Hadri Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068034

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Herman Tarigan, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19601231 198803 1 018


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis Maulidin Hadri dilahirkan di Ulu Danau (Sumatra Selatan) Kabupaten OKU Selatan, pada tanggal 27 Januari 1981. Anak ketujuh dari Sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Rasyad dan Ibu Nurhaimah (alm) .

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Ulu Danau selesai tahun 1994, kemudian menempuh pendidikan

Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Muaradua Kisam lulus pada tahun1997 dan melanjutkan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Muaradua OKU Selatan lulus tahun 2000.

Pada tahun 2000 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Diploma II Pendidikan Jasmani Kesehatan yang ditempuh melalui jalur Tes Non Reguler Lulus tahun 2003. Tahun 2003 diterima sebagai guru bantu dan 2006 diterima sebagai PNS di SD N 2 Gunung Sulah Bandar Lampung. Pada tahun2010 penulis melanjutkan S1 Dalam Jabatan.


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang popular di tanah air kita, Indonesia. Fakta ini menunjukan bahwa di perkotaan lapangan bulu tangkis hamper terdapat di setiap sekolah. Di sekolah pedesaan pun dapat dijumpai lapangan bulu tangkis, banyaknya lapangan bulu tangkis ini

menggambarkan betapa populernya cabang olahraga ini di Negara kita. Pembelajaran bulu tangkis di sekolah SDN 2 Gunung Sulah berbeda sifatnya dengan pelatihan yang ada di klub- klub bulu tangkis. Dalam pelajaran bulu tangkis kependidikan di sekolah, anak berada di lapangan bulu tangkis, bukan karena mereka ingin ada disana, melainkan mereka harus ada disana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran bulu tangkis. Salah satu isu yang paling santer dalam pembelajaran bulu tangkis di sekolah yaitu bagaimana siswa dapat dimotifasi ketika ia mengikuti pelajaran seperti halnya mereka di umpamakan bintang bulutangkis terkenal.

Kenyataan menunjukan, dalam banyak mengikuti berbagai event pertandingan bulu tangkis, terutama untuk nomor tunggal sering sekali siswa dalam mengikuti berbagai pertandingan antar sekolah, siswa SD N 2


(16)

2 Gunun Sulah mengalami kekalahan dari lawan -lawanya, hal ini disebabkan karena kemampuan dalam melakukan servis forehend lob tidak

menyulitkan lawan, hasil servis tidak sampai digaris belakang bidang permainan lawan bahkan sering sekali melakukan servis yang tanggung sehingga lawan dengan mudah melakukan pukulan semes yang mematikan. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas agar siswa dapat melakukan servis

Forehend lob dengan baik dan shuttlecock yang dipukul dapat jatuh dibelakang bidan permainan lawan penulis memiliki suatu gagasan dalam pelaksanaan pembelajaran bulutangkis terutama dalam melakukan servis di SD N 2 Gnung Sulah dengan menerapkan sutu metode pembelajaran dengan media alat bantu.

Menurut Tony Grice (1996) media alat bantu yang berupa raket yang terbuat dari papan atau raket Tenes lapangan dapat menambah latihan beban.Sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran kemampuan gerak dasar dan kekuatan otot tangan untuk meningkatkan gerak dasar servis.

B. Identifikasi Masala

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Bulu Tangkis di SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar lampung, kurang berhasil.

2. Hasil servis forehend lob dalam bermain Bulu Tangkis di SD N 2 Gunung Sulah tidak sampai di garis belakang bidang pemain lawan.


(17)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dari segi dana, tenaga, dan waktu serta untuk menghindari penapsiran ganda dalam penelitian ini , maka peneliti akan membatasi permasalahn ini yaitu : Meningkatkan kemampuan gerak dasar servis forehend lob bermain Bulu tangkis melalui media alat bantu Siwa kelas V A SD N 2 Gunung Sulah kecamatan Sukarame Bandar Lampung Tahun ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, Identifikasi masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada peningkatan hasil pembelajaran Bulu Tangkis servis foreheand lob melalui media alat bantu pada Siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung.

E. Tujuan Penelitian

1. Secara umum penelitian ini bertujuan:

a. Untuk membantu siswa dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak ( motor Ability ) melalui kegiatan pembelajaran bermain Bulu tangkis

b. Untuk menghilangkan kesan bahwa mengajar Bulu Tangkis itu sulit dan memerlukan peralatan mahal


(18)

4 2. Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui adakah peningkatan pembelajaran servis foreheand bermain Bulu Tangkis melalui media alat bantu.

b. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran servis forehend lob bermain bulu tangkis.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan dasar Servis bermain bulu tangkis.

b. Dapat menjadi motifasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran bulu tangkis.

c. Dapat meningkatkan sikap kerja sama dalam proses pembelajaran. d. Dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. e. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar bermain bulu tangkis. Bagi guru

a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam penggunaan media alat bantu pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran. d. Dapat mendorong untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran.


(19)

Bagi pembaca

Dapat digunakan sebagai acuan awal bagi penelitian selanjutnya.

G. Ruang lingkup Penelitian.

1. Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung, yang mengikuti kegiatan pembelajaran bulu tangkis.

2. Upaya meningkatkan pembelajaran Servis bermain bulu tangkis melalui media alat bantu.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono,2002:297).

H. Batasan Istilah.

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut.

1. Meningkatkan artinya usaha, iktiar untu mencapai suatu maksud menjadi lebih baik ( Kamus besar bahasa Indonesia 1995).

2. Keterampilan gerak dasar artinya kemampuan melaksanakan gerak utama/ pondasi gerak ( Kamus besar bahasa Indonesia 1995).

3. Servis forehand artinya penyajian bola pertama yang dilakukan dari sisi tubuh yang dominan (Tony Grice, 1996).


(20)

6 4. Media artinya perantara atau pengantar untuk menyampaikan pesan (Arif

S. Sadiman 1984).

5. Alat bantu terdiri dari kata alat berarti perangkat, dan bantu berarti pendukung. Alat bantu berarti perangkat yang digunakan untuk mendukung menyampaikan pesan. (Arif S. Sadiman).


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, terencana dan terarah yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara

organik, neuromoscular, perceptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Depdiknas 2006 )

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral pendidikan secara

keseluruhan yang mampu mengenbangkan anak individu secara utuh dalam arti mencakup aspek- aspek jasmaniah ( intlektual, emosional, moral, sosial) dan rohani,( spiritual ) yang dalam proses pembelajaranya mengutamakan aktifitas jasmani dan pembiasaan pola hidup sehat.

Sesuai dengan paradigma pendidikan jasmani yang lebih menekankan pada penembangan individu secara menyeluruh, dalam arti pengembangan ketrampilan intlektual, sosial, moral dan spiritual. Pengembangan fisik dan kesegaran jasmani melalui aktifitas jasmani yang terselektif, terprogram dan terarah. Atas dasr tersebut maka pendidikan jasmani disekolah tidak


(22)

8 mengutamakan proses perkembangan motorik siswa sebagai peserta didik. Pada ahirnya nanti, siswa diharapkan dapat menyenangi kegiatan- kegiatan jasmani sepanjang hidupnya, yang sangat berguna bagi dirinya kini, esok dan masa yang akan datang.

B. Tujuan Pendidikan Jasmani

Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut stsndar kompetensi penjas. (Departeman Pendidikan Nasional 2003) adalah sebagai berikut :

1. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.

2. Mengembangkan landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-

tugas ajar pendidikan jasmani.

4. Mengembangkan sikap disiplin, jujur, sportif, bertanggung jawab, kerjasama,percaya diri dan demokratis melalui aktifitas jasmani, permainan dan olahraga.

5. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan berbagai macam

permainan dan olahraga seperti : permainan dan olahraga,

pengembangan uji diri / senam, aktifitas ritmik, akuatik/ aktifitas air, dan pendidika luar kelas.


(23)

6. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga.

7. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri

dan orang lain.

8. Mengetahui dan memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktifitas jasmani yang bersifat kreatif.

C. Fungsi Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan kesehatan ialah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keshatan mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang (Setandat Kompetensi Pendidikan jasmani 2003).

1. Fungsi aspek organik

a. Menjadikan fungsi tubuh menjadi lebih baik sehingga indifidu mampu memenihi tuntutan lingkunganya secara memedai serta memiliki landasan untuk mengembangkan ketrampilan.

b. Meningkatkan fleksibelitas, yaitu : rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efesien dan mengurangi cidra.


(24)

10

2. Fungsi Aspek Neuromuskuler

a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

b. Mengembangkan ketrampilan gerak dasar ( lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif )

c. Mengembangkan faktor- faktor gerak seperti :ketepatan irama, rasa gerak, power, waktu reaksi dan kelincahan.

d. Mengembangkan ketrampilan olahraga seperti : sepak bola, softball, bola basket, kasti, rounders, atletik, bela diri dan lain sebagainya. 3. Fungsi Aspek Perseptual

a. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. b. Mengembangkan hubungan- hubungan yang berkaitan dengan

tempat atau ruang.

c. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan mengkoordinasi pandangan dengan ketrampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh atau kaki.

d. Mengembangkan keseimbangan tubuh ( kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis )

e. Mengembangkan lateralitas yaitu : kemampuan membedakan sisi kanan dan sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri.

4. Fungsi Aspek Kognitf

a. Mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan mengambil keputusan.


(25)

b. Meningkatkan pengetahuan tentang peraturan permainan, keselamatan dan etika.

c. Mengembangkan kemampuan taktik dan strategi dalam aktifitas yang terorganisasi.

d. Meningkatkan pengetahuan bagai mana fungsi tubuh dan hubunganya dengan aktifitas jasmani.

5. Fungsi Aspek Sosial dan Emosional

a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana

berada.

b. Belajar berkomunikasi dengan orang lain.

c. Mengembangkan sikap kepribadian , nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat.

d. Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang

baik.

e. Mengembangkan respon positif terhadap aktivitas jasmani. f. Melepaskan ketegangan melalui aktivitas jasmani yang tepat. g. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kretifitas.

h. Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab di masyarakat.

D. Peran Pendidikan Jasmani di Sekolah

Didalam intensifikasi penyelenggeraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktifitas


(26)

12 jasmani yang dilakukan secara sistematis, pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hidup.

E. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Jasmani

Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani tertera dalam Standar kompetensi Pendidikan jasmani ( Dinas Pendidikan Nasional : 2003) untuk jenjang sekolah dasar adalah sebagai berikut :

1. Permainan dan Olahraga

Permainan dan oalahraga berisi tentang berbagai permainan dan olahraga baik tersetruktur maupun tidak yang dilakukan secara perseorangan, berpasangan maupun beregu. Dalam aktifitas ini termasuk juga

pengembangan aspek pengetahuan/ konsep yang relefan serta sistem nilai yang terkandung didalamnya seperti : kerjasama, sportifitas, jujur,

berfikir kritis dan patuh pada peraturan yang berlaku.

2. Aktifitas pengembangan

Aktifitas pengembangan berisi tentang kegiatan yang berfungsi untuk membentuk postur tubuh yang ideal dan pengembangan kebugaran jasmani seperti : kekuatan daya tahan, keseimbangan dan kelenturan tubuh. Latihan yang dilakukan misalnya : pull-up,sit-up,back-up, push-up, squat-jump dan lain-lain. Dalam aktifitas ini termasuk juga


(27)

pengembangan aspek pengetahuan konsep yang relefan serta nilai- nilai yang terkandung didalamnya.

3. Uji Diri Senam

Aktifitas ini berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan

ketangkasan seperti senam lantai, senam alat, dan aktifitas fisik lainya yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan gerak. Disamping melatih keberanian, kapasitas diri, pengembangan aspek pengetahuan konsep yang relevan serta nilai- nilai yangterkandung didalamnya. 4. Aktivitas Ritmik

Aktifitas ritmik adalah pengembangan ketrampilan irama gerak dan seni gerak berirama serta pengembangan aspek pengetahuan konsep yang relevan serta nilai nilai yang terkandung didalamnya.

5. Akuatik (aktivitas Air)

akuatik berisi rentang kegiatan diair seperti : permainan air, gaya- gaya renag, dan keselamatan diair, serta pengembangan aspek pengetahuan kensep yang relevan serta nilai- nilai yang terkandung didalamnya. 6. Pendidikan luar kelas

aktivitas luar kelas berisi tentang aktifitas luar sekolah/ kelas dan alam bebas lainya, seperti bermain dilingkungan sekolah, taman


(28)

14 pengembangan aspek pengetahuan/ konsep yang relevan serta nilai- nilai yang terkandung didalamnya

F. Aktivitas Belajar Mengajar.

Sekolah merupakan tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Prose pembelajaran ialah kegiatan yang saling berhubungan antara siswa, guru dan lingkungan.

Menurut Pendapat Ahmadi (2004:128)mengemukakan: “menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.”

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat

Menurut Suparno (2001: 2) mengungkapkan “Belajar merupakan

suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.

Oleh karena itu secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang, mengkondisikan agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan


(29)

G. Teori Perkembangan

Perkembangan dan belajar gerak memerlukan beberapa istilah yang digunakan dalam studi perkembangan pada umumnya dan studi

perkembangan pada khususnya, dengan memahami secara jelas mengenai istilah-istilah, maka upaya pemahaman belajar gerak menjadi lebih mudah. Ada beberapa istilah dalam studi perkembangan belajar gerak yang perlu dijelaskan pengertianya yaitu antara lain:

1. Pertumbuhan.

Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya dalam pertumbuhan fisik; disitu ada peningkatan tekanan tinggi dan berat badan dihasilkan dari kesempurnaan unit-unit biologis dan bukan

duhasilkan dari terbentuknya bagian baru dari bagian-bagian anggota badan atau unit-unit biologis kaki, togok, leher, tangan, dan kepala merupakan contoh dari yang disebut unit-unit biologis dan merupakan kesempurnaan bukan bukan karena pertambahan bagian baru.

Contoh pertumbuhan: Pertumbuhan tinggi badan dihasilkan dari semakin memanjangnya tulang yang membentuk tinggi badan, jadi disitu tidak ada pertambahan tulang baru. Istilah pertumbuhan kadang-kadang digunakan dalam kaitanya dengan peningkatan kemampuan intelektual dan sosial, tetapi dalam studi perkembangan belajar gerak cendrung digunakan dalam kaitanya dengan peningkatan ukuran fisik.


(30)

16

2. Perkembangan.

Perkembangan arinya : Prosese perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi dan tersepesialisasi. Makin terorganisasi artinya bahwa organ-organ tubuh semakin biasa dikendalikan sesuai dengan

kemampuanfungsinya masing-masing.

Perkembangan bias terjadi dalambentuk perubahan kuantitatif atau kedua-duanya secara serempak. Perubahan kuantitatif adalah perubahan yang biasa di ukur atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif

perubahan yang berbentuk semakin baik, semakin teratur, semakin lancar dan sebagainya.

Apabila Istilah perkembangan disatukan dengan kata gerak menjadi “ perkembangan gerak”, maka pengertianya menjadi sebagai berikut ; Perkembangan gerak atau “ motor development” adalah suatu proses sejalan dengan bertumbuhnya usia dimana secara bertahap dan

bersinambung gerak indevidu meningkatkan keadaan sederhana, tidak terorganisasi, dan tidak terampil kearah penampilan keterampilan gerak yang kompleks dan terorganisasi dengan baik.

Perkembangan belajar gerak tidak perlu memerlukan latihan fisik secara khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Sedangkan latihan fisik secara khusus dapat memecu atau mempercepat peningkatan kwalitas


(31)

3. Kematangan.

Kematangan adalah; perkembangan yang bersifat kualitatif dalam perkembanga biologis, perkembangan biologis berkenaan denga kemajuan sluler, organ dan sistem dalam komposisi biokimia,

kematangan mencerminkan tingkat integrasi fungsional sistem tubuh. Kematangan bersifat Instrinsik dan menggambarka perubahan yang berkembang dalamsuatu urutan sejalan dalam pertambahan usia, dan tanpa pengaruh langsung oleh stimulus eksternal. Bersifat instrinsik artinya ada didalam diri indevidu atau semata-mata yang timbul dari dalam diri sendiri bukan timbul dari factor latihan fisik atau dari luar indevidu.

H. Gerak Dasar.

Yang di laksud pendekatan pembinaan pola gerak dasar dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pembekalan gerak yang mendasari terkuasainya suatu ketrampilan gerak. Inilah yang menjadi landasan bangun untuk menguasai ketrampilan- ketrampilan gerak yang lebih komplek. Sejauh ini ada beberapa pendekatan yang dikenal dalam pembelajaran bulu tangkis diantaranya:

1. Pendekatan pengelompokan ketrampilan formal

2. Pendekatan tahap pertumbuhan dan perkembangan


(32)

18 Keterampilan gerak dasar dibagi menjadi tiga kata gori, sebuah katagori gerak adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur- unsur yang sama. Katagori gerak dasar itu adalah sebagai berikut :

1. Gerak lokomotor

Adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadaan tubuh dipindahkan posisinya kearah mendatar (horizontal) atau vertikal, dari satu titik ke titik lainya. Contoh gerak lokomotor seperti: lari, melompat, meloncat 2. Gerak non lokomotor (stabilitas)

Gerakan yang dilakukan seseorang yang menetap pada satu posisi, ia bergerak pada sumbu vertikel meupun horizontal / gerak aksial Contoh gerak non lokomotor seperti : menjangkau, memutar, menggeliat, membungkuk, mengulur, mengangguk dan lain sebagainya.

3. Gerak manifulatif.

Gerakan yang melibatkanotot- otot besar dan upaya pengerahan daya yang diarahkan pada suatu objek. Contoh gerak manipulatif seperti : memukul bola, menendang bola, melempar benda.

I. Gerak Proyektil.

Gerak proyektil adalah gerak melengkung,bola yang dilempar menyudut akan menempuh lintasan yang melengkung (curvilinier).

Pada gerak proyektil shattlecocok bulu tangkis oleh karena pengaruh tekanan udara lintasan agak berlainan.Bentuk cock menyebabkan tahanan udara besar


(33)

dan tahanan ini pengaruhnya besar karena cock ringan, tahanan paling besar pada saat cock arahnya mendatar.

Prinsip-prinsip gerak proyektil adalah sebagai berikut:

1. Gerak yang dianifulatif dimana gerak horizontal yang sejauh-jauhnya menjadi tujuan, usahakan sudut elevasi dari gaya gerak agar mendekati dan tidak lebih dari 45 derajat.

2. Kalau ada angin pasang sudut elevasinya mestinya lebih kecil dari 45 derajat, sedangkan bila ada angin buritan sudutnya lebih besar dari 45 derajat. Angin pasang menghambat gerakan angin buritan memperbesar sudut elevasi berarti bola yang tinggi akan lebih lama diudara sehingga jarak bola bias lebih jauh.

3. Kalau saat lepas dari benda yang dimanipulasi lebih tinggi dari saat mendarat, maka sudut elevasinya harus kurang dari 45 derajat.

4. Makin berat obyek bola yang dimanipulasi makin kecil sudut elevasinya.

J. Media sebagai Alat Bantu.

Dalam kedua istilah tersebut adanya dua istilah yang saling berkaitan, yaitu media dan alat bantu, kedua istilah tersebut seolah-olah tak terpisahkan satu sama lain, ada yang beranggapan bahwa media dipergunakan sebagai alat bantu proses belajar mengajar.

Dalam perkembangannya media dianggap sebagai alat bantu mengajar guru,alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual yang berupa benda,


(34)

20 model, objek dan alat-alat yang lainya yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan prestasi belajar siswa.

Berbagai macam media alat bantu yang digunakan guru untuk

menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan perlakuan untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya menggunakan alat bantu visual semata.

Dalam usaha memanpaatkan media sebagai alat bantu Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudiadikenal dengan istilah Kerucut pengalaman (Cone of exprence) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianutsecara lurus dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pembelajaran tertentu Arif S. Sadiman ( 1984).

1. Pengertian media.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Association)

memberikan pnjelasan bahwa media adalah bentuk-bentuk komonikasi baik tercetak maupu audiovisual serta peralatanya, media hendaknya dapat dilihat, dapat dimanipulasi, dan dapat dibaca.

Dari kedua pengertian diatas ada persamaan-persamaan diantaranya bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


(35)

menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi.

2. Pengertian Alat bantu.

Alat bantu memiliki dua kata yaitu alat dan bantu, kedua kata tersebut memiliki makna masing-masing, akan tetapi tidak bias dipisahkan.

Alat (Device), bias disebut dengan istilah hardware atau perangkat keras, digunakan untuk menyajikan pesan atau menyampaikan materi pelajaran, alat merupaka perangkat utama dalam menyampaikan pesan atau proses pembelajaran.

Kegiatan menyampaikan pesan atau kegiatan pambelajaran mengutamakan dan memerlukan alat untuk mempermudah dan

menjadikan kegiatan ini menjadi menarik dan pesan yang disampaikan dapat diterima sehingga dalam proses pembelajaran harus menyediakan alat terlebih dahulu.

Sedangkan Bantu memeiliki arti pendukung atau pendorong, secara harfiah bantu adalah segala sesuatu yang dapat mendukung dan mendorong suatu aktivitas.

Dari kedua pengertian diaras dapat disimpulkan bahwa alat bantu adalah perangkat yang digunakan untuk mendukung yang dugunaka dalam menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar mengajar.


(36)

22

K. Tehnik dasar bermain bulu tangkis.

Untuk dapat bermain bulu tangkis dengan baik, terlebih dahulu kita harus memehami bagaimana cara bermain bulu tangkis dan menguasa beberapa tenik/keterampilan dasar permainan bulu tangkis. Keterampilan dasar bermain bulu tangkis yang perlu dipelajari secara umum dikelompokan keberbagai bagian antara lain:

1. Cara memegang Raket (grip)

Cara memegang raket tidak begitu sukar, karena raket bulu tangkis relatip ringan terutama raket yang dimodefikasi khusus untuk anak Sekolah Dasar, dan dalam kehidupan sehari-hari sering kita lakukan cara memegang raket. Tehnik memegang raket yang dianggap baik adalah tehnik memegang raket yang dapat digunakan untuk menerima atau mengembalikan shattlecock dengan mudah. Pengenalan fungsi memegang raket sebaiknya lebih dahulu dipelajari pemain terutama pemain di Sekolah Dasar.

Bagian pegangan raket dapat dibagi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah. Memegang raket bagian atas biasanya dilakukan pada waktu melakuka pukulan yang cepat biasanya dalm bermain ganda atau pada saat bertahan. Sedangkan pegangan bawah banyak dilakukan pada saat melakukan serangan terutama saat melakukan semes.


(37)

a. Cara Amerika.

Gagang raket dipegang dengan bagian tangan antara ibu jari dan telujuk menempel pada bagian permukaan raket yang gepeng. Dikalangan masyarakat cara pegangan ini disebur pegangan gebuk kasur. Namun pemain jarang melakukan cara memegang seperti ini.

Gambar 1. pegangan raket cara Amerika,dalam Tarigan(1999)

b. Cara Inggris

Raket dipegang dengan bagian ibu jari menempel pada bagian yang bepeng dan telujuk pada bagian ang sempit.

Gambar 2. Pegangan raket cara Inggris, dalam Tarigan(1999) c. Cara shakehand

Sesuai dengan namanya cara pegangan ini seperti pegangan orang berjabat tangan. Cara memegang raket seperti ini sering digunakan daam pukulan forehean grip, karena dengan pegangan ini sangat muda dilakukan pukulan freheand, walaupun demikian dengan pegangan ini juga dapat dilakukan pukulan beckheand dengan cara relatif muda.


(38)

24

Gambar 3. pegangan cara jabat tangan,dalam Tarigan (1999)

d. Cara campuran.

Cara pegangan campuran dari ketiga bentuk pegangan tadi.

Dilakukan dengan cara mengubah-ubah posisi jari telujuk dan ibu jari disesuaikan dengan arah dan jenis pukulan yang dilakukan. Biasanya para pemain biasanya menggunakan pegangan jabatan tangan pada saat pukulan overhead backheand, pegangan diubah dan kemudian diutar seperempat putaran kesebelah dalam sehingga ibujari berada pada bagian pegangan gepeng seperti cara pegangan Inggri.

2. Sikap berdiri (stance).

Sikp berdiri pada saat melakukan servis.

Sikap berdiri pada saat melakukan servis dibagi menjadi dua bagian: 1. Servis foreheand, dilakukan dengan cara pemain berdiri disudut

depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter dibelakang garis servis pendek, kaki kiri satu langkah didepan kaki kanan( bagi yang tidak kidal), sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang, pada saat bola dipukul berat badan pindah ke kaki bagian depan.

2. Servis beckhean, dilakukan dengan cara pemain berdiri didepan garis depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter


(39)

dibelakang garis pendek, kaki kanan satulangkah didpan kaki kiri (bagi yang tidak kidal), berat badan berada ditengah dan pada saat servis berat badan pindah dikaki bagian depan.

Gambar 4. Sikap berdiri pada saat melakukan servis Dalam Salim S. Stiawan (1984).

3. Sikap berdiri pada saat menerima servis.

Sikap berdiri pada saat servis, baik yang dilakukan dengan foreheand maupun dengan backheand adalah sebagai berikut:

4. Sikap berdiri untuk pemain tunggal adalah berdiri pada daerah servis,kira-kira didaerah servis dan satu meter dibeakang garis servis pendek.

5. Sikap berdiri untuk pemain ganda, adalah pemain lebih aju kedepan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Dengan kaki kiri didepan satu langkah kaki kanan bagi yang tidak kidal, berat badan berada dikaki bagian depan dalam posisi labil.


(40)

26

Gambar 5. Sikap berdiri pada saat menerima servis Dalam Salim S.Stiawan (1984)

6. Sikap berdiri pada saat bermain (rally)

Sikap berdiri pada saat berlangsungnya permainan (raly) sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah sedang melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok apakah dari depan, dari samping, belakang, atau diatas kepala, sebagai patokan sikap berdiri pemain dianjurkan untuk berdiri ditengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.

3. Gerakan kaki (foot work)

Gerakan kaki artinya, gerakan-gerakan langkah yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya. Prinsip dasar foot woork bagi pemegang kanan (righhanded) adalah kaki kanan selalu diujung akhir atau setiap melakukan langkah selalu diakhiri kaki kanan. Dalam permainan bulu tangkis kaki kiri berfungsi sebagai penyanggah tubuh untuk menempatkan badan dan posisi yang memungkinkan dalam melakukan gerakan pukulan yang efektif.


(41)

4. Servis.

1. Servis panjang.

Dilakukan dengan memukul kok dari bawah dan diarahkan

kebelakang atas lapangan permainan lawan, pukulan ini dilakukan dengan foreheand.

Gambar 6. Sikap saat melakukan servis panjang Dalam Salim S. Stiawan (1984)

2. Servis pendek.

Diarahkan pada bagian depan lawan, biasanya dilakukan dalam permainan ganda tetapi permainan tunggal banyak yang

melakukanya. Hal ini karena menerima servis pendek dipaksa untuk mengendalikan kokdari bawah atau dari samping yang

mengakibatkan kok melambung, servis ini dapat dilakukan foreheand atau beackhean.

Gambar7. Sikap saat servis pendek Dalam Herman Subarja (1999)


(42)

28 L. Hipotesis.

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu peristiwa (Suharsimi Arikunto 1998:21), yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena merupakan petunjuk kearah proses penelitian untuk menjelaskan

permasalahan yang harus di cari pemecahannya.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Jika menggunakan media alat bantu pembelajaran gerak dasar servis forehend lob bermain bulu tangkis siswa kelas V di SD Negeri 2 Gunung Sulah kecamatan Sukarame Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 akan meningkat.


(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas. (class room action research) / PTK.

PTK adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional (John Eliot 1982).

PTK adalah bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pertisipan (guru, siswa atu kepala sekolah) dalam situasi- situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kaebenaran (a) praktik-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) penertian mengenai praktek- praktek ini (c) situasi- situasi (dan lemgaga- lembaga) tempat praktek tersebut dilaksanakan (Harjodipuro 1997).

Didalam bidang pendidikan, penelitian ini dapat digunakan pada sekala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan didalam kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi kemudian, rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :


(44)

30

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

perkembangan-perkembangan yang lebih baik

3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral.

B. Subjek dan Ketuntasan Penelitian

1. Subjek Penelitian

Pengertian populasi menurut Sujana (1992 :6) adalah : totalitas nilai yang mungkin hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatf mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115) bahwa populasi adalah keseluruhan sujek penelitian. berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD Negeri 2 Gunung Sulah, kelas V A siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki sehingga berjumlah 29 orang.

2. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) Penelitian.

Dalam penentuan KKM dalam mata Pelajaran harus memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kemampuan rerata peserta didik, kompleksitas kompetensi serta kemampuan sumber daya dukung meliputi warga

sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kreteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.


(45)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagaiberikut:

a. Aspek Kompleksitas, semakin komplek (sukar) maka nilainya semakin

rendah, apabila tidak komplek maka nilainya semakin tinggi. b. Aspek Sumber Daya Dukung, semakin tinggi sumber daya dukung

maka nilainya semakin tinggi.

c. Aspek Intake, semakin tinggi kemampuan awal siswa maka nilainya

semakin tinggi pula.

Selanjutnya nilai setiap komponen dijumlahkan kemudian dibagi tiga, dalam hal ini KKM mata pelajaran penjaskes kelas lima adalah 75.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian.

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksandi SD N 2 Gunung Sulah Jalan Pajajaran Gang Sasenoloyo No. 34 kelurahan Gunung Sulah kecamatan Sukrame Bandar Lampung.

2. Pelaksanaan

Lama peneitian dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini direncanakan selama empat puluh hari.

D. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam setiap


(46)

32 proses pelaksanaanya, Adapun tahapan- tahapan pelaksanaan tiap siklus adalah :

1. Tahap Perencanaan

Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan pada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan.

2. Tahap pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara penuh, jika tidak, perlu dilihat polanya dalam priode berikutnya.

3. Tahap pengamatan (Obsevasi)

Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument. Yang perlu diperhatikan dalan hal ini adalah hasil- hasil pekerjaan siswa yang otentik.

4. Tahap Refleksi

Refleksi berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang dihasilkan setelah selang waktu tertentu.

E. Sistematika Pengguaan Media Alat Bantu.

1. Memakai media Tali.

Dalam kaji tindak siklus pertama media alat bantu yang digunakan adalah

media tali yang digunakan untuk mengikat shattlecock kemudian

shettlecock digantung setinggi lebih kutang tiga meter dengan shettlecock


(47)

melakukan servis mengikuti shattlecock yang berayun dengan menggunakan raket standar.

Gambar 8. Tali sebagai media alat bantu

2. Raket Tenis dan bola.

Dalam kaji tindak siklus kedua media alat bantu yang digunakan adalah raket dan bola tenes lapangan serta tali.

Bola tenes lapangan diikat dengan tali kemudian digantung setinggi lebih kurang tiga meter dengan bola tenes sepinggang anak yang akan

melakukan latihan servis, kemudian melakukan servis mengikuti irama ayunan bola yang berayun pada tali dengan menggunakan raket tenes

lapangan.


(48)

34

3. Raket tenes dan shattlecock bergantung.

Dalam kaji tindak siklus ketiga media alat bantu yang digunakan adalah raket tenes dan shattlecock bergantung.

Shattlecock diikat dengan tali kemudian digantung setinggi tiga meter dengan ketinggian bola tenes sepinggang anak yang akan melakukan servis, kemudian latihan melakukan servis mengikuti irama ayunan bola yang berayun dengan menggunakan raket tenes.

Gambar 10. Raket tenes sebagai media alat bantu.

F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).

Pelaksanaan tes awal (Pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes

dilakukan oleh guru peneliti dan di bantu oleh teman sejawat. Kaji tindak ini dilaksanakan dengan 4 kali tatap muka setiap siklusnya.


(49)

Gambar 11. model siklus menurut Muhajir(2009) Siklus Pertama

1. Rencana :

a. Menyiapkan media alat bantu pembelajaran,media alat bantu yang

disediakan adalah tali, tali diguakan untu mengikat shattlecock

sehingga shatlecock tergantung.

Gambar 12. tali sebagai media

b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan

sebagai pendahuluan siswa melakukan aktifitas/ kegiatan yang berbentuk ” permainan ” Urutan berikutnya setelah permainan


(50)

36 adalah kegiatan yang bersifat lomba, dan ahirnya kegiatan yang

bersifat melatih fisik anak, seperti kekuatan(stenght),

kelincahan(agility) kecepatan(speed) . ketika anak melakukan

pemanasan yang menarik, kita tentu dapat menduga bahwa secara fisik dan mental anak siap untuk mengikuti pelajaran. Aktifitas bermain sebagai pengganti gerakan pemanasan. Kegiatan Permainan dilakukan pada pada setiap siklus sebagai ciri dari pendekatan

pembinaan pola gerak dasar. 2. Tindakan :

a. Guru menjelaskan tata cara memukul shatlecock yang digantung

dengan menggunakan tali dengan ukuran sepinggang sabjek dengan tinggi bola 3 Meter tergantung dari pinggang sabjek.

b. Siswa diberi tugas gerak untuk berlatih melakukan servis bermain

bulu tangkis sebagaimana yang dicontohkan gurunya, hal ini dilakukan berdasarkan media alat bantu masing masing.

c. Siswa menirukan gerakan gurunya.

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi dan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah disusun, diberikan waktu pengulangan dievaluasi hasil pada siklus pertama. 4. Refleksi


(51)

Siklus kedua

Melihat dari hasil siklus pertama.

1. Rencana

a. Mempersiapkan media alat bantu, hal yang disiapkan adala raket

tenes dan bola tenes yang digantung menggunakan tali.

b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua

dengan melakukan aktifitas ”permainan” sebagai pengganti gerakan pemanasan.

Gambar 13. Raket dan bola tenes sebagai media alat bantu.

2. Tindakan

a. Guru memberikan contoh cara memukul bola dengan rakret tenes

dan bola tenes, dengan bola tenes yang tergan tung 3 Meter sepinggang sabjek.

b. Siswa dibariskan menghadap media alat bantu masing-masing.

c. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara memukul bola

dengan raket tenes dengan bola tenes yang tergantung.


(52)

38 3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus kedua.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.

Siklus ketiga.

Melihat dari hasil siklus kedua.

1. Rencana

a. Mempersiapkan media alat bantu, hal yang disiapkan adala raket tenes

dan shattlecock yang digantung menggunakan tali.

b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga

dengan melakukan aktifitas ”permainan” sebagai pengganti gerakan pemanasan.

Gambar 14.Raket tenes sebagai media alat bantu.

2. Tindakan

a. Guru memberikan contoh cara memukul bola dengan rakret tenes,


(53)

b. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara memukul bola

dengan raket tenes dengan shattlecock yang tergantung.

c. Siswa ditugaskan untuk mengikuti gerakan gurunya

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.

G. Instrumen Penilaian.

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya. Menurut Freire and Cuningham dalam Muhajir (2007:58) alat ukur untuk instrumen dalam penelitian tindakan kelas dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga kriteria validitas Penelitian Tindakan Kelas terletak pada aflikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Tabel: 1- lembar instrumen penilaian servis forehand lob bermain bulu

tangkis.

NO Komponen gerak servis Forehand Bulu tangkis Skor Ket

1 2 3

A. Awalan

1. Berdiri dengan kaki kiri satu langkah didepan kaki

kanan dengan tangan kanan memegang raket(bagi yang tidak kidal)


(54)

40

3. Tangan kiri memegang kok segaris horizontal dengan

pusar.

B. Tahap pelaksanaan

1. Menarik tangan kanan memutar lurus horizontal

dengan bahu

2. Pandangan mata mengikuti gerakan tangan yang

memegang raket.

3. Memutar tangan kanan kearah tangan kiri sehingga

raket mengenai kok di tangan kiri

4. Tangan kiri melepaskan kok sebelum raket mengenai

kok

5. Shattlecock melambung kebelakang bidang lapangan

lawan dengan pandangan mata kearah kok yang dipukul

6. Berat badan berada dikaki bagian depan dengan kaki

belakang(Kaki kanan bagi yang tidak kidal) sedikit jinjit.

C. Gerakan akhir

1. Tangan kanan mengangkat raket segaris horizontal

dengan dada, dengan raket berada didepan dada

2. Kedua kaki kembali sejajar untuk menerima pukulan

lawan.

Diadopsi dari. Herman Subarja

H. Teknik Pengumpulan Data.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan (observasi dan penilaian) di lapangan untuk mengumpulkan informasi atau mengevaluasi hasil dari masing- masing siklus. data dikumpulkan melalui lembaran tes melakukan servis


(55)

I. Analisis Data.

Setelah data terkumpul melalui tindakan dan Observasi di setiap siklus selanjutnya data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus yang dikemukakan Sutrisno Hadi, (1993 : 246)

% 100

x N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan

F : Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Untuk melihat keefektipan hasil tindakan pada PTK ini digunakan

perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut :

Hasil Pembelajaran

Keterangan :

E = Efektifitas hasil pembelajaran

Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga

Xi = Rerata tes awal/ tes sebelum tindakan.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(56)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. PT.Renika Cipta. Jakarta.

Ahmadi, Psikologi belajar, PT.Erlangga, Jakarta 2003.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Perkembangan dan Belajar Gerak TK Dan SD. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional 2003. Badan Standar Nasional Sekolah Dasar dan Madrasa Ibtidakyah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional 2003. Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD/MI, Jakarta

Eliot Jhon, 1982. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Grice Tony, 1996. Petunjuk Praktis untuk Pumula dan Lanjutan Bulu Tangkis, PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hidayat Imam. Biomekanika.Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung,1999.

Harjodiporo,Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas.Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka. Jakarta 2006.

Hadi Sutrisno,Prosedur Penilaian.Universitas Terbuka Jakarta 1993. Mudjiono dan Dimiyati, Psikologi Belajar, PT. Gramedia, Jakarta.


(57)

Muhajir, Pedoman Penulisan Karya ilmiah, Universitas Lampung, Bandar Lampung 2009.

Sujana, 1992. Metode Statistika. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sadiman S.Arif dkk.Media Pembelajaran Pendidikan.Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada, 1994.

Subarja Herman. Bulu Tangkis. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah,2001.

Setiawan Salim. Tehnik Olahraga Bulu Tangkis.CV. Ipa Abong Jakarta. 2009. Suparno, Aktivitas Belajar, Departemen Pendidikan Nasional Tenaga

Kependidikan, Universitas terbuka. Jakarta 2006.

Surisman, Evaluasi Pembelajaran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 1997.

Tarigan Herman, Pembinaan Prestasi Bulu Tangkis. Bandar Lampung; Program Penjaskes Universitas Lampung, 1999.


(1)

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus kedua.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.

Siklus ketiga.

Melihat dari hasil siklus kedua. 1. Rencana

a. Mempersiapkan media alat bantu, hal yang disiapkan adala raket tenes dan shattlecock yang digantung menggunakan tali.

b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga dengan melakukan aktifitas ”permainan” sebagai pengganti gerakan pemanasan.

Gambar 14.Raket tenes sebagai media alat bantu. 2. Tindakan

a. Guru memberikan contoh cara memukul bola dengan rakret tenes, dengan shuttlecock yang tergantung 3 Meter sepinggang sabjek.


(2)

b. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara memukul bola dengan raket tenes dengan shattlecock yang tergantung. c. Siswa ditugaskan untuk mengikuti gerakan gurunya 3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.

G. Instrumen Penilaian.

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya. Menurut Freire and Cuningham dalam Muhajir (2007:58) alat ukur untuk instrumen dalam penelitian tindakan kelas dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga kriteria validitas Penelitian Tindakan Kelas terletak pada aflikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Tabel: 1- lembar instrumen penilaian servis forehand lob bermain bulu tangkis.

NO Komponen gerak servis Forehand Bulu tangkis Skor Ket

1 2 3

A. Awalan

1. Berdiri dengan kaki kiri satu langkah didepan kaki kanan dengan tangan kanan memegang raket(bagi yang tidak kidal)


(3)

3. Tangan kiri memegang kok segaris horizontal dengan pusar.

B. Tahap pelaksanaan

1. Menarik tangan kanan memutar lurus horizontal dengan bahu

2. Pandangan mata mengikuti gerakan tangan yang memegang raket.

3. Memutar tangan kanan kearah tangan kiri sehingga raket mengenai kok di tangan kiri

4. Tangan kiri melepaskan kok sebelum raket mengenai kok

5. Shattlecock melambung kebelakang bidang lapangan lawan dengan pandangan mata kearah kok yang dipukul

6. Berat badan berada dikaki bagian depan dengan kaki belakang(Kaki kanan bagi yang tidak kidal) sedikit jinjit.

C. Gerakan akhir

1. Tangan kanan mengangkat raket segaris horizontal dengan dada, dengan raket berada didepan dada 2. Kedua kaki kembali sejajar untuk menerima pukulan

lawan.

Diadopsi dari. Herman Subarja

H. Teknik Pengumpulan Data.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan (observasi dan penilaian) di lapangan untuk mengumpulkan informasi atau mengevaluasi hasil dari masing- masing siklus. data dikumpulkan melalui lembaran tes melakukan servis forehand lob bermain bulu tangkis.


(4)

I. Analisis Data.

Setelah data terkumpul melalui tindakan dan Observasi di setiap siklus selanjutnya data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus yang dikemukakan Sutrisno Hadi, (1993 : 246)

% 100 x N

f P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan

F : Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Untuk melihat keefektipan hasil tindakan pada PTK ini digunakan

perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut :

Hasil Pembelajaran

Keterangan :

E = Efektifitas hasil pembelajaran Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga

Xi = Rerata tes awal/ tes sebelum tindakan.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. PT.Renika Cipta.

Jakarta.

Ahmadi, Psikologi belajar, PT.Erlangga, Jakarta 2003.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Perkembangan dan Belajar Gerak TK

Dan SD. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional 2003. Badan Standar Nasional Sekolah

Dasar dan Madrasa Ibtidakyah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional 2003. Standar Kompetensi Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan SD/MI, Jakarta

Eliot Jhon, 1982. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional

Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Grice Tony, 1996. Petunjuk Praktis untuk Pumula dan Lanjutan Bulu Tangkis,

PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hidayat Imam. Biomekanika.Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan IKIP Bandung,1999.

Harjodiporo,Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas.Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Terbuka. Jakarta 2006.

Hadi Sutrisno,Prosedur Penilaian.Universitas Terbuka Jakarta 1993.


(6)

Muhajir, Pedoman Penulisan Karya ilmiah, Universitas Lampung, Bandar

Lampung 2009.

Sujana, 1992. Metode Statistika. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sadiman S.Arif dkk.Media Pembelajaran Pendidikan.Pustekkom Dikbud dan

PT.Raja Grafindo Persada, 1994.

Subarja Herman. Bulu Tangkis. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar

Dan Menengah,2001.

Setiawan Salim. Tehnik Olahraga Bulu Tangkis.CV. Ipa Abong Jakarta. 2009.

Suparno, Aktivitas Belajar, Departemen Pendidikan Nasional Tenaga

Kependidikan, Universitas terbuka. Jakarta 2006.

Surisman, Evaluasi Pembelajaran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung, 1997.

Tarigan Herman, Pembinaan Prestasi Bulu Tangkis. Bandar Lampung;


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 23 57

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG

1 12 27

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN KIPPERS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 36

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN ROUNDERS MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD N PANCASILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 62

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS PADA SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD N 2 KEBAGUSAN GEDONGTATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS PADA SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD N 2 KEBAGUSAN GEDONGTATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 53 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUHGAYA JONGKOK MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V DI SD N 2 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 40

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENGGIRING DENGAN ALAT BANTU DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WAY DADI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 52