Rumusan Masalah Batasan Istilah

ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam. Pembagian-pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Pergeseran cara pandang dan aplikasi masyarakat terhadap sistem pembagian warisan apakah melalui azas keadilan jender, keadilan berdasarkan peran pencari nafkah, adat, dan lainnya menjadi isu penting yang menarik penulis untuk melakukan penelitian tesis ini, maka muncul suatu keinginan dan tantangan penulis untuk mengetahui dan menelusuri lebih jauh bagaimana sebenarnya pelaksanaan pembagian warisan pada masyarakat muslim Percut Sei Tuan. Apakah praktek kewarisan di daerah tersebut dilaksanakan telah sesuai dengan hukum Islam atau seperti yang termuat dalam KHI Kompilasi Hukum Islam. Untuk itu penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian tesis dengan judul: “PembagianWarisan pada Masyarakat Muslim Percut Sei Tuan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah praktek pembagian warisan di kecamatan Percut Sei Tuan? 2. Bagaimanakah latar belakang terjadinya variasi atau perbedaan pembagian warisan dalam masyarakat di kecamatan Percut Sei Tuan?

C. Batasan Istilah

Pada bagian ini diterangkan beberapa istilah yang menjadi dasar dan landasan penelitian tesis ini, yakni: Pembagian warisan, terdiri dari kata pembagian yang berarti sistem dan ketentuan terhadap bagian-bagian yang sudah disepakati, atau secara sederhana maksudnya adalah sistem pembagian terhadap sesuatu yang akan dibagi,dalam hal ini berkaitan dengan kata yang kedua, yakni warisan. Dalam literatur hukum Indonesia sering digunakan kata “waris” atau warisan. Kata tersebut berasal dari bahasa Arab akan tetapi dalam praktek lebih lazim disebut “Pusaka”. Bentuk kata kerjanya Warasa Yarisu dan kata masdar- nya Miras. Masdar yang lain menurut ilmu saraf masih ada tiga, yaitu: wirsan, wirasatan dan irsan. Sedangkan kata waris adalah orang yang mendapat warisan atau pusaka. Dalam literatur hukum Arab juga dikenal dengan istilah Mawaris, bentuk kata jamak dari Miras. Namun dalam kitab fikih menggunakan kata faraid karena Rasulullah Saw menggunakan kata faraid dan tidak menggunakan kata mawaris . Berdasarkan Hadis riwayat Ibnu Abas Ma’ud: Dari ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah bersabda: Pelajarilah Alquran dan ajarkanlah pada orang lain. Pelajari pula faraid dan ajarkan kepada orang-orang.HR. Ahmad. 16 Masyarakat Percut Sei Tuan, maksudnya adalah keseluruhan orang-orang yang beragama Islam, baik laki-laki maupun perempuan, baik remaja, dewasa maupun orang tua yang bertempat tinggal menetap di Kecamatan Percut Sei Tuan dengan ibukotanya Tembung di Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 3 km dari kota Medan. Dengan demikian penelitian ini dibatasi sesuai dengan latar belakang masalah dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya pada fenomena yang terkait dengan pembagian warisan masyarakat muslim. Pembagian warisan masyarakat muslim tersebut mencakup pengertian waris, golongan ahli waris, dasar hukum pembagian warisan, dan praktek pelaksanaan warisan pada masyarakat Muslim Percut Sei Tuan.

D. Tujuan Penelitian