9
Variabel Kebijakan :
Variabel  Lingkungan context Implementasi :
Larson Edward
Mazmanian  Sabatier
Perubahan lingkungan ekonomi
Komunikasi 1.
Transisi 2.
Kejelasan 3.
Konsistensi 1.
Variasi hukum 2.
Perhatian media massa 3.
Dukungan publik 4.
Jumlah dukungan dan sumber daya
5. Dukungan “penguasa”
Sumber : Mazmanian  Sabatier 1983 : 22, dengan adaptasi penyajian Materi teori kebijakan tersebut di atas kiranya
bisa untuk menjelaskan tingkat akseptabilitas kebijakan  pembatasan  usia  pensiun  di
kalangan Pegawai Negeri Sipil yang menjadi obyek  penelitian  ini.  Dalam  pelaksanaan
penelitian  ini  nanti  teori  tersebut  akan dikembangkan  sedemikian  rupa  menjadi
instrumen
pengumpulan data
untuk mengetahui
tingkatan dan
format akseptabilitas
peraturan BUP
PNS di
lingkungan  Pemerintah  Kota  Yogyakarta. Akan  dijawab  juga  pertanyaan  apakah
penerimaan – atau penolakan – peraturan batas
usia  pensiun  itu  disebabkan  oleh  policy content yang kurang pas.
3. METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan dengan
menggunakan  mix  methods  analysis,  yaitu perpaduan  antara  metode  penelitian  analisis
deskriptif  kualitatif  dan  metode  survai kuantitatif.  Pengumpulan  data  kualitatif
dilakukan dengan
menggunakan teknik
wawancara  mendalam  terhadap  para  pejabat struktural  dan  fungsional  di  lingkungan
Pemerintah Kota yang benar-benar mengalami masa-masa  terkait  dengan  implementasi
peraturan perubahan batas usia pensiun ini. Di samping
itu metode
wawancara juga
digunakan sebagai sarana cross check dengan data  lain  yang  validitasnya  perlu  diperkuat
lagi. Analisis  data  kuantitatif  hasil  survai
dilakukan  dengan  metode  analisis  statistik deskriptif    untuk  kemudian  diinterpretasikan
dan disimpulkan hasilnya.  Untuk aspek-aspek yang
tidak mampu
dijelaskan dengan
instrumen  survai  ini  ditindak-lanjuti  dengan menggunakan  metode  penelitian  analisis
deskriptif-kualitatif. Di
samping untuk
Larson Van Horn
Mazmanian  Sabatier
1. Ketidak-
jelasan Vague
2. Tujuan
yang tidak realistis
1. Clarity
2. Kontradiksi antara
policy studs kebijakan awal dan target
objectives 3.
Spesifikasi prosedur 1.
Presisi dan kejelasan sasaran 2.
Teori hubungan sebab-akibat atau teori kausal yang dipakai
10
memperdalam  pemahaman,  metode  analisis deskriptif  kualitatif  ini  digunakan  untuk
melengkapi  aspek-aspek  pemahaman  yang tidak  mampu  dijangkau  metode  penelitian
survai. Karena  pada  dasarnya  berlaku  asumsi bahwa tidak semua aspek dalam kehidupan ini
bisa  dijelaskan  dengan  metode  kuantitatif. Selanjutnya,  penjelasan-penjelasan  kualitatif
tersebut
juga digunakan
untuk lebih
“menghidupkan”  hasil  interpretasi  dan pemaknaan hasil survai sebelumnya.
b.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi  penelitian  ini  adalah  seluruh  PNS
non-guru di lingkungan organisasi pemerintah Kota  Yogyakarta  tahun  2014,  sebesar  4.184
orang. Ppengambilan sampel ditentukan secara Propotionate  Stratified  Random  Sampling.
Cara  ini  dilakukan  dengan  pertimbangan kondisi  satuan  elementer  dalam  populasi
tersebar  di  banyak  unit  organisasi  dengan lokasi  geografis  yang  tidak  beraturan.  Ada
yang berada di Balai Kota sebagai kantor pusat dan  ada  pula  yang  berada  di  kantor  dinas,  di
kantor  kecamatan,  kelurahan  dan  sebagainya. Oleh karena itu pengambilan sampel di kantor
pusat  saja,  atau  di  kantor  kecamatan  saja kurang
representatif. Maka
dari itu
pengambilan sampel
dengan cara
Propotionate  Stratified  Random  Sampling adalah
yang paling
tepat. Mengenai
keseluruhan  jumlah  satuan  elementer  sampel ditentukan
minimal 160
responden. Perinciannya dari Balai Kota 20 responden dan
dari  masing-masing  kecamatan  10.  Kota Yogyakarta  memiliki  14  kantor  kecamatan,
yaitu :
Danurejan, Gedongtengen,
Gondokusuman, Gondomanan,
Jetis, Kotagede,  Kraton,  Mantrijeron,  Mergangsan,
Ngampilan, Pakualaman,
Tegalrejo, Umbulharjo
dan Wirobrajan.
Jumlah keseluruhan  responden  minimal  160  itu
dipandang telah representatif. c.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan  data  penelitian  ini  dilakukan
menggunakan teknik
menyebar daftar
pertanyaan  kuesioner  kepada  responden sampel  yang  sudah  dijelaskan  di  atas.
Selanjutnya,  untuk  data  yang  tidak  mungkin dikumpulkan
melalui daftar
pertanyaan pengumpulannya
dilakukan dengan
menggunakan  teknik  wawancara  lapangan secara langsung dengan informan, serta telaah
dokumen-dokumen  yang  tersedia.    Ketiga- tiganya  kemudian  dipadukan  sebagai  sarana
crosscheck  validitas  data  yang  terkumpul. Teknik  wawancara  mendalam  digunakan
untuk  mengumpulkan  data  yang  bersifat kualitatif,  yang  berupa  deskripsi  tentang
berbagai bentuk persoalan terkait dengan BUP ini.  Informan  yang  dijadikan  nara  sumber
adalah  Kepala  Badan  Kepegawaian  Daerah Pemerintah  Kota  Yogyakarta  dan  beberapa
personalia PNS yang terlibat langsung terkait dengan  pelaksanaan  peraturan  baru  tentang
BUP ini.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN