METODE PENELITIAN ANALISIS PERATURAN BATAS USIA PENSIUN PNS DALAM UU NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

9 Variabel Kebijakan : Variabel Lingkungan context Implementasi : Larson Edward Mazmanian Sabatier Perubahan lingkungan ekonomi Komunikasi 1. Transisi 2. Kejelasan 3. Konsistensi 1. Variasi hukum 2. Perhatian media massa 3. Dukungan publik 4. Jumlah dukungan dan sumber daya 5. Dukungan “penguasa” Sumber : Mazmanian Sabatier 1983 : 22, dengan adaptasi penyajian Materi teori kebijakan tersebut di atas kiranya bisa untuk menjelaskan tingkat akseptabilitas kebijakan pembatasan usia pensiun di kalangan Pegawai Negeri Sipil yang menjadi obyek penelitian ini. Dalam pelaksanaan penelitian ini nanti teori tersebut akan dikembangkan sedemikian rupa menjadi instrumen pengumpulan data untuk mengetahui tingkatan dan format akseptabilitas peraturan BUP PNS di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Akan dijawab juga pertanyaan apakah penerimaan – atau penolakan – peraturan batas usia pensiun itu disebabkan oleh policy content yang kurang pas.

3. METODE PENELITIAN

a. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan mix methods analysis, yaitu perpaduan antara metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dan metode survai kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Pemerintah Kota yang benar-benar mengalami masa-masa terkait dengan implementasi peraturan perubahan batas usia pensiun ini. Di samping itu metode wawancara juga digunakan sebagai sarana cross check dengan data lain yang validitasnya perlu diperkuat lagi. Analisis data kuantitatif hasil survai dilakukan dengan metode analisis statistik deskriptif untuk kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan hasilnya. Untuk aspek-aspek yang tidak mampu dijelaskan dengan instrumen survai ini ditindak-lanjuti dengan menggunakan metode penelitian analisis deskriptif-kualitatif. Di samping untuk Larson Van Horn Mazmanian Sabatier 1. Ketidak- jelasan Vague 2. Tujuan yang tidak realistis 1. Clarity 2. Kontradiksi antara policy studs kebijakan awal dan target objectives 3. Spesifikasi prosedur 1. Presisi dan kejelasan sasaran 2. Teori hubungan sebab-akibat atau teori kausal yang dipakai 10 memperdalam pemahaman, metode analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk melengkapi aspek-aspek pemahaman yang tidak mampu dijangkau metode penelitian survai. Karena pada dasarnya berlaku asumsi bahwa tidak semua aspek dalam kehidupan ini bisa dijelaskan dengan metode kuantitatif. Selanjutnya, penjelasan-penjelasan kualitatif tersebut juga digunakan untuk lebih “menghidupkan” hasil interpretasi dan pemaknaan hasil survai sebelumnya. b. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh PNS non-guru di lingkungan organisasi pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2014, sebesar 4.184 orang. Ppengambilan sampel ditentukan secara Propotionate Stratified Random Sampling. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan kondisi satuan elementer dalam populasi tersebar di banyak unit organisasi dengan lokasi geografis yang tidak beraturan. Ada yang berada di Balai Kota sebagai kantor pusat dan ada pula yang berada di kantor dinas, di kantor kecamatan, kelurahan dan sebagainya. Oleh karena itu pengambilan sampel di kantor pusat saja, atau di kantor kecamatan saja kurang representatif. Maka dari itu pengambilan sampel dengan cara Propotionate Stratified Random Sampling adalah yang paling tepat. Mengenai keseluruhan jumlah satuan elementer sampel ditentukan minimal 160 responden. Perinciannya dari Balai Kota 20 responden dan dari masing-masing kecamatan 10. Kota Yogyakarta memiliki 14 kantor kecamatan, yaitu : Danurejan, Gedongtengen, Gondokusuman, Gondomanan, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo dan Wirobrajan. Jumlah keseluruhan responden minimal 160 itu dipandang telah representatif. c. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini dilakukan menggunakan teknik menyebar daftar pertanyaan kuesioner kepada responden sampel yang sudah dijelaskan di atas. Selanjutnya, untuk data yang tidak mungkin dikumpulkan melalui daftar pertanyaan pengumpulannya dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara lapangan secara langsung dengan informan, serta telaah dokumen-dokumen yang tersedia. Ketiga- tiganya kemudian dipadukan sebagai sarana crosscheck validitas data yang terkumpul. Teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, yang berupa deskripsi tentang berbagai bentuk persoalan terkait dengan BUP ini. Informan yang dijadikan nara sumber adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta dan beberapa personalia PNS yang terlibat langsung terkait dengan pelaksanaan peraturan baru tentang BUP ini.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN