55
gagal dalam kesempatan pertama akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua dengan prosentase 53,33.
Tabel 4.23 Tabel Analisis Deskriptif Prosentase Tes 5 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase Valid
Prosentase Kumulatif
Valid gagal 1 kali 8
53,33 53,33
53,33 Bisa 7
46,67 46,67
100 Total 15
100 100
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tes lima item yang kedua siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 7 anak atau setara dengan 46,67. Kemudian ada 8 anak yang gagal dalam kesempatan pertama akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua
dengan prosentase 53,33.
4.2 Pembahasan
Mata pelajaran Penjasorkes merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan belajar gerak, dimana dasar gerak yang baik akan
meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik artinya anak mengalami perkembnagan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Fungsi organ tubuh yang baik
menunjukkan anak mengalami perkembangan motorik sehingga membutuhkan usaha untuk mengembangkan ketrampilan gerak yang telah dimilikinya.
56
Keterbelajaran gerak yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, berjalan, melompat, lari dan loncat serta lempar adalah keterbelajaran gerak manusia.
Siswa bagian anak sekolah, pada jam olahraga dan istirahat selalu melakukan kegiatan fisik. Berupa permainan yang melibatkan aktifitas otot besar. Dengan
melakukan permainan-permainan tersebut diharapkan anak dapat melakukan gerak yang bebas dan dapat berpengaruh terhadap tingkat ketrampilan geraknya
Depdikbud, 1998:48. Berdasarkan hasil tes keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan berdasarkan Norma Tes Keterbelajaran Gerak IOWA TES dari Berry L. Dan Jack K. Nelson 1970 : 144 – 146 diketahui
bahwa ada 20 siswa yang memperoleh hasil “Sangat Baik”, hal ini berarti hanya 66,67 dari keseluruhan sampel siswa. Kemudian ada 10 siswa yang memperoleh
hasil “Baik” atau setara dengan 33,33 dari jumlah keseluruhan sampel siswa. Sedangkan kategori “Sedang” dan “Kurang” tidak ada.
Kemudian untuk hasil tes Keterbelajaran Gerak siswa putra dan putri Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah kecamatan Kesesi kabupaten Pekalongan
diketahui bahwa pada siswa putra untuk kategori “kurang” dan “sedang” tidak ada, artinya siswa putra bisa melakukan tes dengan baik. Untuk kategori “Baik”
ada 6 anak atau sejumlah 40,00. Dan untuk kategori “Baik Sekali” ada 9 anak atau sejumlah 60,0 dari total keseluruhan siswa putra yang berjumlah 15 anak.
Pada siswa putri untuk kategori “kurang” dan “sedang” tidak ada, untuk kategori “Baik Sekali” ada 11 anak atau sejumlah 73,33, dan yang terakhir untuk
57
kategori “Baik” hanya ada 4 anak atau sejumlah 26,67 dari total keseluruhan siswa putri yang berjumlah 15 anak.
Dengan demikian, dari tes keterbelajaran gerak yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan memiliki keterbelajaran gerak yang baik. Hal ini dimungkinkan karena faktor yang mempengaruhinya, misalkan
aktivitas fisik ataupun olahraga serta aktivitas sehari-hari yang melibatkan fungsi anatomis dan fisiologis tubuh yang dilaksanakan secara baik. Selain itu
dimungkinkan dengan pemberian materi olahraga yang baik dengan mengkhususkan untuk pelajaran olahraga pada satu hari yaitu setiap hari Jum’at
pagi. Akan tetapi beberapa faktor tersebut belum diketahui sejauh mana signifikansi pengaruhnya terhadap keterbelajaran gerak siswa dengan hasil yang
baik. Dengan Keterbelajaran Gerak yang baik dimungkinkan siswa dapat
melaksanakan tugas belajar dan aktivitas diluar sekolah dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Engkos Kosasih 1984: 10, keterbelajaran gerak atau
kondisi fisik yang baik bagi pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar.
Bagi tubuh, Keterbelajaran Gerak adalah untuk mengembangkan kemampuan, kesanggupan dan daya tahan diri sehingga mempertinggi daya
aktivitas kerja maupun belajar. Tingkat Keterbelajaran Gerak tiap anak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tergantung dari faktor makanan, faktor
58
istirahat, faktor latihan fisikolahraga, faktor kebiasaan hidup dan faktor lingkungan.
Untuk meningkatkan Keterbelajaran Gerak, dibutuhkan makanan dari gizi yang baik. Bagi tubuh makanan digunakan untuk membangun, memelihara serta
memperbaiki bagian-bagian tubuh yang hilang atau rusak, memberi kekuatan atau tenaga, sehingga tubuh dapat bergerak dan bekerja, dan memberi bahan untuk
mengatur porses-proses dalam tubuh Mu’rifah dan Hadiyanto Wibowo, 1992: 31- 32.
Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi empat sehat lima sempurna merupakan makanan yang tepat untuk pemenuhan zat-zat gizi
yang diperlukan tubuh setiap harinya. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi tersebut dimungkinkan tingkat Keterbelajaran Gerak
siswa akan semakin baik. Selain makanan untuk mempertahankan kestabilan, meningkatkan
Keterbelajaran Gerak dapat dilakukan dengan beristirahat yang cukup setelah melakukan aktivitas. Kelelahan pada tubuh disebabkan karena penggunaan
tenagaenergi serta penumpukan asam laktat dalam jaringan tubuh. Dengan beristirahat, tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang.
Agar kepayahan dan kelelahan dapat kembali pada kondisi yang normal, maka diperlukan suatu istirahat. Dengan beristirahat maka tubuh akan menyusun
kembali tenaga yang hilang Dirham, 1987: 29. Kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap setiap pembebanankerja
menentukan Keterbelajaran Gerak siswa. Kemampuan beradaptasi ini dapat
59
diperoleh dengan melakukan aktivitas fisikolahraga secara teratur dan terukur. Hal tersebut disampaikan Dangsina Moeloek 1984:12, yang menyatakan bahwa
latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir
adalah peningkatan Keterbelajaran Gerak. Selain itu untuk menjaga dan meningkatkan Keterbelajaran Gerak dapat
dilakukan dengan membiasakan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makan makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh,
beristirahat dengan tidur yang cukup, tidak merokok maupun minum minuman yang mengandung alkohol.
60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan simpulan tentang keterbelajaran gerak dan analisa statistik deskriptif prosentase maka didapat hasil penelitian:
“Penguasaan Keterbelajaran Gerak siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 20082009 dalam
kategori baik dari hasil analisis deskriptif Prosentase menunjukkan angka 66,67 dengan jumlah 20 sampel yang berkategori Baik Sekali”.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: 5.1.1
Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009
dengan kategori kurang tidak ada. 5.1.2
Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009
dengan kategori sedang tidak ada. 5.1.3
Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009
dengan kategori baik adalah 33,33 dengan jumlah 10 siswa. 5.1.4
Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009
dengan kategori baik sekali adalah 66,67 dengan jumlah 20 siswa.