Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran keluarga ini untuk kebutuhan sehari – hari, seperti untuk membeli lauk – pauk di warung kurang lebih Rp 100.000 per minggu. b. Listrik dan Air Keluarga ini mengeluarkan biaya untuk membayar air yang dibagi dengan keluarga sebesar Rp 5.000 per bulan dan listrik yang menempel pada tetangga sebesar rata – rata Rp 10.000 per bulan. c. Pendidikan Dikarenakan kedua bapak dan ibu ini sudah tua dan anak – anaknya sudah berkeluarga semua maka untuk tanggungan biaya pendidikan sudah tidak ada lagi. d. Kesehatan Untuk biaya kesehatan, jika keluarga ini sakit maka Ibu Siwi akan menghubungi dokterbidan di Banjar Penglumbaran Kangin untuk diperiksa dengan mengeluarkan biaya sendiri sebesar Rp 35.000 atau Rp 50.000. Keluarga ini mengaku tidak mengetahui memiliki jaminan kesehatan maupun tidak karena semuanya diatur oleh anak mereka yang tinggal di Kintamani. e. Biaya lain – lain Untuk biaya lain – lain, keluarga ini biasanya ada pengeluaran dalam hal urunan untuk piodalan di Pura Desa sebesar Rp. 65.000,00. BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permaslahan Keluarga

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan dan pertemuan kerumah keluarga dampingan, identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode kekeluargaan dengan melakukan pendekatan ke keluarga Bapak Nyoman Durus. Permasalah yang terjadi pada keluarga Bapak Nyoman Durus adalah sebagai berikut : a. Kesehatan b. Ekonomi

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Bapak Nyoman Durus diantaranya adalah masalah Kesehatan dan Ekonomi. 1. Permasalahan Kesehatan Dari hasil kunjungan, diketahui bahwa keluarga Bapak Durus seorang penderita stroke dan riwayat patah pada tulang. Bapak Durus sering tidak mampu beraktivitas hanya berbaring di tempat tidur. Jika sakit, keluarga ini menghubungi dokterbidan di Desa Tiga untuk diperiksa dengan mengeluarkan biasa sendiri sebesar Rp 35.000 atau Rp. 50.000. Pak Durus dikontrol ke rumah sakit kadang-kadang saja jika kondisi memberat dan anak-anak sempat mengantar ke RSU Bangli. Keluarga ini tidak mengetahui telah memiliki tanggungan kesehatan karena yang mengurus adalah anak mereka yang berada di Kintamani. Dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan keluarga ini memiliki kebiasan untuk menghubungi bidandokter apabila kondisi Bapak Durus atau Ibu Siwi benar-benar sakit. Keluarga mereka akan mengunjungi apabila Ibu Siwi memanggil via telpon. Bapak Durus dan Ibu Siwi tidak memiliki kebiasaan untuk rutin kontrol ke Poli Saraf setiap bulan dimana akan kontrol apabila anak-anak mengantar mereka ke RSU Bangli. Perilaku hidup dan sehat keluarga Bapak Durus tergolong masih kurang. Ibu Siwi memiliki mandi satu kali sehari dan menggantungkan pakaian dan menggunakanya kembali. Sedangkan Bapak Durus mandi dengan melap badan dengan air hangat dan kencing di tempat tidur dengan ember. Bapak Durus sering mengeluh gatal pada punggungnya. Bapak Durus BAB diatas kasur dengan menggunakan kerdus ditolong istrinya kemudian membuangnya ke kamar mandi. Mengingat keluarga ini belum memiliki sarana jamban sehat, aktivitas BAB dilakukan di rumah tetangga. Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum biasanya dimasak terlebih dahulu. Menu makanan sering kali hanya berupa nasi dan sayur, sangat jarang mengkonsumsi daging. Kebutuhan akan menu makan di sesuaian dengan kondisi keuangan. Bapak Durus selalu makan bubur dan tidak memiliki pantangan lauk. Ibu Siwi mengatakan makan apa yang ada dan jika ada nafsu makan. 2. Permasalahan Ekonomi Permasalahan yang kedua dari keluarga ini yaitu permasalahan ekonomi yang tergolong kurang. Dimana, dihari tua hanya Ibu Siwi seorang yang bekerja mencari rejeki untuk menghidupi dirinya sendiri beserta suaminya, Bapak Durus. Dari penghasilan tersebut, mereka tidak mampu dimanfaatkan sebagai tabungan hari tua selain juga factor usia untuk mengurus hal – hal semacam itu. Namun terkadang anak – anak dari Pak Durus yang tinggal di Kintamani datang berkunjung dan memberi sedikit bantuan keuangan kepada orang tuanya yaitu Pak Durus dan Bu Siwi.