Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Susut - Kecamatan Susut - Kabupaten Busut.

(1)

1 PENDAMPINGAN KELUARGA

KKN PPM TEMATIK REVOLUSI MENTAL UNIVERSITAS UDAYANA

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : SUSUT

KECAMATAN : SUSUT KABUPATEN : BANGLI

NI MADE DYAH SATHYA PRADNYADARI 1302205003

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA 2016


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM Tematik Revolusi Mental yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : Ni Made Dyah Sathya Pradnyadari No. Mahasiswa : 1302205003

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.

Menyetujui,

DPL Desa Susut,

Kecamatan Susut Kabupaten Bangli

I Gst. N. Jemmy Anton P. S. Farm., Apt NIP. 198501052008121002

Minggu, 28 Agustus 2016 KK Dampingan Desa Susut,

Kec.Susut, Kab. Bangli


(3)

3 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan individu program Keluarga Dampingan di Desa Susut ini. Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana.

Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yaitu:

1. Bapak I Gusti Ngurah Jemmy Anton Prasetia S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi support, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program.

2. Bapak A.A. Ketut Anggradiguna selaku Kepala Desa Susut yang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis.

3. Bapak Putu Dody Suparsana selaku Kelian dinas (Kepala Dususn) Dusun Pukuh yang telah membantu mahasiswa dalam mencari keluarga dampingan dan membantu dalam berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa.

4. Bapak Sang Ketut Madra, selaku kepala keluarga dampingan yang telah bekerja sama dengan baik dan terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancar.

5. Teman-teman KKN Tematik Revolusi Mental di Desa Susut yang memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini sangat penulis harapkan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Susut, Agustus 2016 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ...1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ...2

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ...4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ...7

2.1 Permasalah Keluarga ...7

2.2 Masalah Prioritas ...7

BAB III USULAN SOLUSI PERMASALAHAN ...9

3.1 Program ...9

3.2 Jadwal Kegiatan ...12

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ...15

4.1 Pelaksanaan ...15

4.2 Hasil ...16

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga……….17

BAB V PENUTUP ...18

5.1 Kesimpulan ...18

5.2 Rekomendasi ...18


(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM Unud) adalah mendampingi keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera. Tujuan dari diadakannya program ini yaitu untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya.

Mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah serta memecahkan untuk mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Khususnya dapat memberdayakan keluarga di keluarga dampingan.

Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap dusun di Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Desa Susut memiliki sembilan dusun, yaitu Susut Kaja, Susut Kelod, Pukuh, Manuk, Penglumbaran, Lebah, Penatahan, Juwuk Bali, dan Tangkas. Dari kesembilan dusun tersebut, seluruh dusun dijadikan target keluarga dampingan. Dua puluh orang mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana dibagi dan disebar ke dalam 9 dusun tersebut dengan satu keluarga dampingan didampingi oleh satu orang mahasiswa. Pada KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana 2016 periode XIII ini penulis mendampingi satu Keluarga Dampingan yang telah ditetapkan yaitu keluarga dampingan yang berada di Dusun Pukuh. Pemilihan Keluarga Dampingan ini berdasarkan rekomendasi dari kepala Dusun Pukuh.


(6)

1.1 Profil Keluarga Dampingan 1.1.1 Identitas Keluarga Dampingan

No Nama Status Umur / Tgl Lahir

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1. Sang Ketut Madra Kepala Keluarga/ Suami 53 Tahun 31-12-1963 SD/ Sederajat Tidak bekerja Dikarenakan kondisi Bapak Sang yang tidak dapat berjalan, bapak Sang tidak mempunyai pekerjaan tetap. 2. Sang Ayu

Putu Sudeni

Istri 51 tahun 31-12-1965

SD/ Sederajat

Petani Sehari-hari bertani mengerjakan sawah orang lain, mengurus ternak babi

3. Sang Kompyang Indrawan Anak Pertama 38 tahun 4-4-1978 SMA/ Sederajat

Supir Sehari-hari berkerja sebagai

supir 4. Sang Made

Indrayana Anak Kedua 35 tahun 24-8-1981 SMA/ Sederajat

Kuli/ Supir Sehari-hari bekerja sebegai

kuli bangunan atau supir 5. Sang

Nyoman Anak Ketiga 29 tahun 15-5-SMA/ Sederajat Pegawai swasta

Bekerja di KPU Bangli


(7)

3 Indragiri 1987

Bapak Sang Ketut Madra merupakan lelaki kelahiran Dusun Pukuh, Desa Susut Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli yang saat ini berumur 60 tahun. Ia menikah dengan Sang Ayu Putu Sudeni dan melahirkan tiga orang anak yang bernama Sang Kompyang Indrawan, Sang Made Indrayana, dan Sang Nyoman Indragiri. Pada tahun 2004 Bapak Sang menaiki sebuah pohon dan jatuh dari ketinggian 12 meter. Akibat kejadian jatuh tersebut, kedua kakinya lumpuh. Bapak Sang Sudah mencari pengobatan medis dan non medis serta melakukan pijat tradisional akan tetapi tidak membuahkan hasil. Ketika dibawa ke dokter, Bapak Sang dikatakan mengalami saraf kejepit. Sebelum terjatuh dari pohon dan mengalami saraf kejepit, Bapak Sang bekerja sebagai supir yang mengangkut barang antar kota. Akibat kejadian tersebut, Bapak Sang hingga kini tidak dapat melakukan pekerjaan formal, akibat kondisinya yang tidak dapat berjalan lagi.

Bapak Sang menempati rumah permanen dengan dengan luas 8 x 7 meter yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 buah dapur dan 1 buah kamar mandi. Kamar mandi dan dapur terletak diluar bangunan utama tepatnya di samping rumah. Ia kini tinggal bersama Istri dan anak ketiganya beserta menantu dan cucu-cucunya. Sementara anak pertama dan anak kedua menempati rumah yang berbeda, tetapi tetap pada satu pekarangan. Dalam satu pekarangan terdapat lima kepala keluarga termasuk keluarga Bapak Sang dan anaknya. Keluarga Bapak Sang sudah menggunakan PLN sebagai sumber listrik di rumah tersebut. Sumber air yang digunakan oleh keluarga bapak Sang bukan berasal dari PAM melainkan dari air swadaya desa. Akan tetapi air tersebut tidak mengalir setiap saat, sehingga keluarga Bapak Sang harus menampung air tersebut pada waktu-waktu tertentu.

Sehari-hari Bapak Sang tidak bekerja dan hanya menemani cucunya bermain. Sesekali Bapak Sang hanya menonton televisi. Istrinya yang sehari-hari bertani mengerjakan sawah orang lain tidak dapat menemani atau merawat Bapak Sang. Mengenai biaya kehidupan sehari-hari Bapak Sang dan istrinya dibiayai oleh anak ketiganya, dikarenakan anak pertama dan kedua bekerja serabutan dan tidak mempunyai penghasilan tetap.


(8)

Sebelum jatuh dari pohon, Bapak Sang pernah menjadi kepala dusun (kelihan dinas). Bapak Sang yang bekerja menjadi sopir juga mempunyai banyak teman. Akan tetapi, setelah musibah yang dialaminya, Ia jarang bertemu dengan teman-teman dan terkadang merasa kesepian ketika sendirian.

Ketika awal kunjungan tampak kondisi fisik bapak Sang tidak terawat. Ia sehari-hari membersihkan diri (mandi) hanya dengan lap yang dibasahi air. Hal itu dilakukan karena anak-anaknya sudah bekerja dan istrinya tidak mampu membopongnya ke kamar mandi. Aktifitas mandi dengan air dan sabun di kamar mandi dilakukan kurang lebih sebulan sekali. Begitu juga ketika Bapak Sang hendak buang air kecil, Ia tidak mampu ke kamar mandi sehingga sehari-hari Ia buang air kecil di plastik yang nantinya akan dibuang oleh istrinya. Di ketahui bahwa respon biologis dan fisiologis Bapak Sang berubah sejak musibah yang menimpanya. Berkaitan dengan aktifitas buang air besar, karena perubahan kondisi dan ringannya aktifitas, Bapak Sang mengaku tidak merasakan keinginan untuk buang air besar dan aktifitas buang air besar di kamar mandi kurang lebih dilakukan seminggu sekali. Tampak pakaian yang digunakan oleh bapak Sang selama kunjungan pun seperti jarang diganti dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Ketika pertama kali ke rumah sakit setelah kejadian, dokter menyarankan bapak Sang untuk menjalani operasi. Akan tetapi karena tidak mempunyai biaya, hingga kini Bapak Sang belum mendapatkan penanganan operasi dan kedua kakinya masih lumpuh.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak Sang Ketut Madra merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di daerah dusun Pukuh yang berada pada situasi kurang sejahtera. Akibat kondisi bapak Sang yang menggunakan kursi roda mengakibatkan pilihan kerja yang tidak banyak dan sehari-hari bapak Sang tidak bekerja. Istri bapak Sang Ketut Madra hanya sebagai ibu rumah tangga dan sesekali ikut bekerja mengerjakan kebun warga untuk menambah penghasilan. Bapak Sang Ketut Madra juga tidak memiliki kebun sehingga tidak ada penghasilan tambahan yang diperoleh dari hasil kebun setiap tahunnya untuk menambah keuangan keluarga. Bapak Sang dan istrinya sehari-hari dibiayai oleh anaknya yang ketiga. Anak bapak Sang yang ketiga dan istrinya sejak beberapa bulan terakhir memelihara 6 ekor babi dan beberapa ekor bebek sebagai hewan ternak, tetapi belum


(9)

5 dapat memberikan penghasilan karena babi dan yang dipelihara belum bisa dijual. Adapun babi dan bebek tersebut dipelihara dengan terlebih dahulu meminjam modal dari saudara.

1.2.2 Pengeluaran keluarga a. Kebutuhan sehari-hari

Keluarga ini menghabiskan sekitar Rp 50.000 per hari untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran sebagai kebutuhan pangan dan memasak dalam keluarga. Dalam keluarga ini yang memasak adalah menantu bapak Sang. Selain untuk keperluan dapur terdapat pula keperluan lainnya, adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Sang Ketut Madra dalam sebulan adalah sebagai berikut :

Makan sehari-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp 1.500.000

Kebutuhan MCK = Rp 300.000

Kopi = Rp 100.000

Gula = Rp 100.000

Susu bubuk = Rp 200.000

Kebutuhan tak terduga = Rp 100.000 + Rp 2.300.000

b. Sosial

Dengan kondisi Bapak Sang yang tidak dapat berjalan, Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Dalam kegiatan sosial ini, Bapak Sang Ketut Madra mempunyai pengeluaran dalam sebulan sebagai berikut:

Biaya suka duka banjar = Rp 10.000 Biaya acara adat = Rp 100.000 Pengeluaran tidak terduga = Rp 40.000 +


(10)

c. Kesehatan

Ketika bulan-bulan pertama ketika Bapak Sang mengalami kejadian jatuh dari pohon, Bapak Sang Ketut Madra rutin melakukan kontrol ke rumah sakit dan rutin mengkonsumsi obat yang diberikan. Akan tetapi, setelah sekian lama Bapak Sang tidak lagi melakukan kontrol kerumah sakit. Adapun pengobatan yang diberikan hanya bersifat mengurangi rasa nyeri, ngilu atau dingin yang dirasakan oleh Bapak Sang. Bapak Sang mengalami lecet di lepitan paha karena setiap hari duduk di kursi roda. Istri Bapak Sang juga sering mengalami sakit karena kelelahan. Sementara anak, menantu dan cucunya tidak mengalami masalah kesehatan yang serius.

Keluarga Bapak Sang yang termasuk keluarga kurang sejahtera tidak mampu mengikuti program BPJS karena tidak mampu membayar uang iuran. Keluarga Bapak Sang hanya mengikuti program JKBM yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Bali. Akan tetapi, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter tidak ditanggung oleh JKBM sehingga keluarga Bapak Sang tetap mengeluarkan biaya untuk pengobatan Bapak Sang. Adapun rincian biaya untuk kesehatan yang dikeluarkan oleh keluarga Bapak Sang dan anak ketiga nya sebagai berikut:

Biaya Dokter + Obat = Rp. 450.000 Biaya obat selain obat dokter = Rp 100.000 Pengeluaran tak terduga = Rp 100.000 +

Rp 650.000 e. Lain-lain

Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 160.000 dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 50.000 per tahun. Selain itu, biaya yang juga harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 500.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 150.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan lainnya.


(11)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1Permasalahan Keluarga

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam keluarga Bapak Sang Ketut Madra, antara lain: tidak mempunyai pekerjaan tetap dan sehari-hari bergantung kepada anak, pilihan pekerjaan yang dapat dilakukan juga sedikit karena tidak dapat berjalan, permasalahan kesehatan yang mana bapak Sang mengalami saraf kejepit sehingga menjadi lumpuh dan tidak dapat berjalan, serta keluarga yang kurang memperhatikan kondisi fisik Bapak Sang.

2.2Masalah Prioritas

2.2.1 Permasalahan Ekonomi

Keluarga Bapak Sang Ketut Madra merupakan salah satu keluarga yang kurang sejahtera di Dusun Pukuh, di mana kondisi ekonomi keluarga Bapak Sang Ketut Madra dapat dilihat dari hasil perhitungan penghasilan dan pengeluaran keluarga tersebut. Namun, terkadang-kadang dapat melebihi pendapatan yang diperolehnya apabila terjadi kejadiaan yang tak terduga seperti sakit atau hal lainnya. Setiap bulannya keluarga ini harus berhemat untuk tetap bertahan hidup.

Kondisi Bapak Sang yang tidak dapat bekerja secara formal dan hanya tamatan SD membuat pilihan pekerjaan pun menjadi sedikit. Istri Bapak Sang yang juga tamatan SD tidak dapat banyak membantu penghasilan keluarga. Anak-anak Bapak Sang telah dewasa sudah mempunyai kehidupan pribadi, bahkan anak pertama dan kedua pun juga mempunyai penghasilan tidak tetap sehingga tidak dapat membantu perekonomian keluarga. Sehari-hari Bapak Sang dan istrinya bergantung pada anak ketiga Bapak Sang yang bekerja di KPU Bangli dan menantunya yang bekerja sebagai guru honorer di SD. Akan tetapi meski demikian, penghasilan anak ketiga Bapak Sang dan menantunya tetap saja pas-pasan untuk membiayai kehidupan keluarga. Ditambah lagi ketika kondisi nyeri pada kaki bapak Sang yang tidak tertahankan sehingga biaya untuk pengobatan pun juga turut dikeluarkan.


(12)

2.2.2 Permasalahan Kesehatan Keluarga

Dari segi kesehatan, keluarga Bapak Sang Ketut Madra termasuk keluarga yang tampak kurang peduli terhadap kesehatan dicirikan kondisi rumah yang kurang bersih, bahkan Bapak Sang yang baru dimandikan di kamar mandi sebulan sekali sehingga sering bermunculan kurap di kulit Bapak Sang.

Ketika awal kunjungan tampak kondisi fisik bapak Sang tidak terawat. Ia sehari-hari membersihkan diri (mandi) hanya dengan lap yang dibasahi air. Hal itu dilakukan karena anak-anaknya sudah bekerja dan istrinya tidak mampu membopongnya ke kamar mandi. Aktifitas mandi dengan air dan sabun di kamar mandi dilakukan kurang lebih sebulan sekali. Begitu juga ketika Bapak Sang hendak buang air kecil, Ia tidak mampu ke kamar mandi sehingga sehari-hari Ia buang air kecil di plastik yang nantinya akan dibuang oleh istrinya. Di ketahui bahwa respon biologis dan fisiologis Bapak Sang berubah sejak musibah yang menimpanya. Berkaitan dengan aktifitas buang air besar, karena perubahan kondisi dan ringannya aktifitas, Bapak Sang mengaku tidak merasakan keinginan untuk buang air besar dan aktifitas buang air besar di kamar mandi kurang lebih dilakukan seminggu sekali. Tampak pakaian yang digunakan oleh bapak Sang selama kunjungan pun seperti jarang diganti dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Setelah kejadian tersebut pun nafsu makan bapak Sang tidak normal, yang mana hanya makan setengah porsi bahkan hanya makan dua kali sehari. Kejadian pada tahun 2004 tersebut membuat ketimpangan pada saraf sensori Bapak Sang sehingga bagian perut keatas Ia rasakan panas sementara bagian perut hingga kaki terasa dingin. Terkadang kaki Bapak Sang terasa kesemutan meskipun ketika sentuh tidak terasa apapun. Nyeri dan ngilu yang dirasakan Bapak Sang seperti menyerang tiba-tiba diiringi dengan kaki gemetar. Ketika pertama kali ke rumah sakit setelah kejadian, dokter menyarankan bapak Sang untuk menjalani operasi. Akan tetapi karena tidak mempunyai biaya, hingga kini Bapak Sang belum mendapatkan penanganan operasi dan kedua kakinya masih lumpuh. Sementara istri Bapak Sang yang sudah tua juga sering mengalami kelelahan sehingga perhatian terhadap kesehatannya pun perlu diperhatikan.


(13)

9 BAB III

USULAN SOLUSI PERMASALAHAN

3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah yang dipaparkan diatas, maka penulis mencoba membantu meringankan beban keluarga Bapak Sang Ketut Madra yang diharapkan dapat memberikan kemajuan pada keluarga Bapak Sang Ketut Madra.

Kegiatan yang telah dilakukan adalah kegiatan-kegiatan berkunjung ke keluarga Bapak Sang yang diawali dengan kegiatan ramah tamah. Kegiatan ramah tamah diperlukan pertama kali untuk lebih mengakrabkan mahasiswa kepada keluarga dampingan. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari pertama ke keluarga tersebut. Pada hari-hari berikutnya, mahasiswa mulai meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam keluarga tersebut dengan tetap memperhatikan etika dan aturan sosial masyarakat setempat sehingga data yang di dapat oleh mahasiswa adalah data yang sesuai dengan keadaan di lapangan.

Berdasarkan kunjungan yang dilakukan ditemukan beberapa permasahan. Pada laporan ini terdapat dua masalah prioritas yang setidaknya dapat diprioritaskan dan mampu untuk dibantu dalam meringankan masalah keluarga dampingan. Adapun permasalahan keluarga dampingan yang dibahas pada laporan ini adalah permasalahan dalam bidang ekonomi dan bidang kesehatan.

3.1.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Masalah ekonomi merupakan masalah yang umum dijumpai pada masyarakat di Desa. Pemecahan masalah ekonomi dalam pekerjaan merupakan hal yang penting karena pekerjaan diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan finansial. Kebutuhan finansial diperlukan untuk dapat melangsungkan hidup. Pekerjaan dengan penghasilan kecil sampai yang terbesar merupakan wujud nyata penghargaan terhadap hidup dan kemauan untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarga.

Bapak Sang tidak mampu bekerja secara formal, istri Bapak Sang juga hanya tamatan sekolah dasar dan sehari-hari bekerja di sawah. Sementara yang menanggung Bapak Sang dan istrinya adalah anak ketiga nya yang hanya mendapatkan gaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR). Dengan memperhatikan hal tersebut, saran yang


(14)

mungkin diberikan adalah dengan membiasakan keluarga untuk membuat rencana keuangan yang sederhana setiap hari untuk mengetahui arus kas pemasukan/pengeluaran. Dengan membuat rencana keuangan, maka keluarga dapat menyusun alokasi dana dan dapat menentukan yang mana prioritas kebutuhan dalam keluarganya sehingga dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung sebagai bekal untuk biaya kesehatan bapak Sang.

Solusi lain yang memungkinkan untuk dilakukan adalah dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh Bapak Sang dalam membuat sarana-sarana upakara sederhana, sehingga Bapak Sang tidak hanya bergantung kepada anaknya dan dapat menambah pendapatan keluarga.

3.1.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan

Penyelesaian masalah kesehatan keluarga Bapak Sang tidak dapat terwujud tanpa campur tangan seluruh pihak keluarga. Saran penyelesaian masalah yang diberikan untuk mencegah agar penyakitnya tidak memburuk atau memuncul penyakit yang lain diantaranya:

1. Penanganan kondisi Bapak Sang yang tidak terawat dapat dilakukan dengan melakukan konseling keluarga dengan seluruh keluarga khususnya anak ketiga Bapak Sang yang merawat dan membiayai kehidupan Bapak Sang dan Istri. Konseling keluarga ini dapat dilakukan atas kesediaan seluruh anggota keluarga baik bapak Sang, istrinya dan anak menantunya. Konseling keluarga ini dapat membuat keluarga bicara dari hati ke hati sehingga Bapak Sang dapat mengutarakan isi hati sehingga kondisi psikologis bapak Sang semakin baik kedepannya dan bisa lebih semangat dalam menjalani hidup. Dengan konseling keluarga yang awalnya dipandu secara rutin oleh mahasiswa selanjutnya dapat dijadikan sebagai kebiasaan dalam keluarga. Melalui konseling keluarga, keluarga Bapak Sang dapat lebih jelas dalam pengaturan kegiatan harian seperti penyediaan waktu untuk membantu Bapak Sang dalam melakukan MCK. Melalui kegiatan ini diharapkan kondisi Bapak Sang lebih terawat, keluarga semakin peduli, semakin peka dan penyakit kulit seperti panu tidak menjalar pada tubuh Bapak Sang. Konseling keluarga ini juga dapat menjadi media dalam mengkomunikasikan kepada keluarga untuk memberikan pakaian yang lebih


(15)

11 layak kepada Bapak Sang sehingga pada usia Bapak Sang yang lebih lanjut dapat terwujud masa dewasa akhir yang bahagia.

2. Kondisi tubuh Bapak Sang yang telah mengalami cedera pada saraf sensori dan membuat bagian tubuh Bapak Sang sebagian terasa hangat sebagian terasa dingin dapat diringankan dengan membasuh kaki Bapak Sang dengan air hangat, menggunakan celana panjang yang menyerap panas, kaus kaki tebal dan sesekali mengoleskan minyak kayu putih dan sejenisnya sehingga dingin, gemetar dan kesemutan yang dirasakan Bapak Sang lebih berkurang. Nyeri pada kaki bapak Sang yang tiba-tiba sering menyerang juga dapat disarankan untuk mengkonsumsi obat yang diberikan dokter dengan teratur.

3. Respon biologis Bapak Sang yang berubah seperti berkurangnya nafsu makan, muncul lecet pada lipatan paha, serta intensitas buang air besar yang tidak normal disebabkan oleh kurangnya pergerakan tubuh yang dilakukan oleh Bapak Sang sehingga solusi yang dapat disarankan adalah dengan melakukan peregangan ringan pada bagian tubuh yang dapat bergerak atau dapat digerakkan.

4. Kondisi Istri Bapak Sang yang sering kelelahan dan lemas dapat disarankan untuk menjaga agar kondisi tubuh Ibu Sang Ayu Putu Sudeni tetap hangat misalnya dengan mandi menggunakan air hangat dan menggunakan pakaian hangat. Ibu Sang Ayu Putu Sudeni juga disarankan untuk tidak mengambil pekerjaan yang memikul beban berat dikarenakan fungsi otot Ibu Sang yang sudah mulai berkurang.

5. Secara umum untuk seluruh keluarga Bapak Sang disarankan untuk mengkonsumsi buah dan sayur, menerapkan pola gizi seimbang, tetap rajin berolah raga, menjaga kebersihan dan melakukan manajemen stress.


(16)

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan dampingan keluarga dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah kelurga Sang Ketut yakni 20 kali dalam sebulan pelaksanaan KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut:

No Hari/tanggal Waktu Durasi Jenis Kegiatan

1 Selasa, 26 Juli 2016

14.00-19.00 WITA

5

Berkoordinasi dengan Kepala Dusun terkait dengan KK Dampingan yang layak

untuk didampingi.

2 Rabu, 27 Juli 2016

13.00-20.00 WITA

5 Melakukan kunjungan untuk survey terhadap KK Dampingan yang sesuai.

3 Kamis, 28 Juli 2016

12.00-17.00 WITA

5 Mengunjungi KK dampingan untuk berkenalan dan membangun suasana akrab

4 Jumat, 29 Juli 2016

13.00-22.00 2

Melakukan wawancara dengan KK dampingan untuk mengetahui gambaran umum kondisi keluarga dan latar belakang

kehidupan keluarga

5 Sabtu, 30 Juli 2016

13.00-18.00 WITA

5

Melakukan penggalian data lanjutan dengan KK dampingan untuk identifikasi

permasalahan keluarga.

6 Senin, 1 Agustus 2016

11.00-16.00 WITA

5

Melakukan wawancara dengan KK dampingan membahas permasalahan

ekonomi dan kesehatan secara lebih mendalam

7 Rabu, 3 Agustus 2016

11.00-17.00 WITA

6

Melakukan wawancara lanjutan dengan keluarga dampingan membahas permasalahan ekonomi dan kesehatan secara lebih mendalam dengan anak dan


(17)

13 menantu Bapak Sang

8 Sabtu, 6 Agustus 2016

13.00-18.00 WITA

6

Mengunjungi KK dampingan dan melakukan konseling keluarga tahap pertama dengan keluarga dampingan

9 Senin, 8 Agustus 2016

13.00-15.00 2

Mengunjungi KK Dampingan dan melakukan evaluasi terhadap hasil dari

konseling pertama

10 Rabu, 10 Agustus 2016

13.00-19.00 WITA

6

Mengunjungi Keluarga Dampingan dan Membantu Bapak Sang melakukan peregangan ringan dan diskusi terkait keterampilan membuat sarana upakara

11 Jumat, 12 Agustus 2016

09.00-15.00 6

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk membuat sarana upakara apa saja yang bisa dibuat dan ditawarkan kepada warga

Banjar Pukuh dan sekitarnya

12 Minggu, 14 Agustus 2016

16.30-20.30 WITA

4 Melakukan konseling keluarga pertemuan kedua dengan keluarga dampingan

13 Senin, 15 Agustus 2016

17.00-20.00 WITA

3

Mengunjungi keluarga dampingan untuk meninjaklanjuti hasil konseling pertemuan

kedua

14 Selasa, 16 Agustus 2016

11.00-15.00 WITA

4

Mengunjungi keluarga dampingan dan membantu dalam melakukan peregangan sederhana kepada Bapak Sang

15 Kamis, 18 Agustus 2016

13.00-19.00 6

Mengunjungi keluarga dampingan dan melihat seberapa banyak sarana upakara

yang dapat dibuat dan dijual

16 Jumat, 19 Agustus 2016

17.00-22.00 WITA

6 Melakukan konseling keluarga pertemuan ketiga


(18)

17 Minggu, 21 Agustus 2016

14.00-16.00 WITA

2 Melakukan evaluasi terhadap kondisi kesehatan bapak Sang dan istrinya

18 Senin, 22 Agustus 2016

14.00-16.00 WITA

6

Mengunjungi keluarga dampingan untuk melihat perkembangan kondisi pengaturan

keuangan keluarga

19 Selasa, 23 Agustus 2016

13.00-18.00 WITA

5

Melakukan kunjungan kepada keluarga dampingan dan melihat perkembangan fisik dan psikis keluarga dampingan

19 Rabu, 24 Agustus 2016

13.00-19.00

WITA 6

Melakukan kunjungan kepada keluarga dampingan dan melakukan evaluasi tahap

akhir mengenai kondisi keuangan dan kesehatan keluarga dampingan.

20 Kamis, 25 Agustus 2016

13.00-18.00 WITA

5

Memberikan kenang-kenangan kepada keluarga dampingan dan mendengar keluh


(19)

15 BAB IV

PELAKSANAAN HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1. Pelaksanaan 4.1.1. Waktu

Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 20 kali.

4.1.2. Lokasi

Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Susut, Kecamantan Susut, Kapubaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah Bapak Sang Ketut Madra di Dusun Pukuh.

4.1.3. Kegiatan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental XIII Universitas Udayana di Desa Susut. Kegiatan yang dilakukan melakukan survey terhadapan KK Dampingan dan berkunjung ke rumah keluarga bapak Sang Ketut Madra. Selama Kunjungan tersebut, dilakukan pengakrabkan kepada keluarga dampingan, pengidentifikasian masalah, penyampaian gagasan solusi terhadap permasahalan, dilakukan konseling keluarga, membantu melaksanakan gagasan yang di tawarkan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan gagasan yang ditawarkan. Kunjungan yang dilakukan ke keluarga dampingan sebanyak 20 kali selama sebulan, dimana rata – rata kunjungan dari 2 – 6 jam untuk setiap kunjungan.


(20)

4.2. Hasil Pendampingan Keluarga

Hasil dari pendampingan keluarga Bapak Sang Ketut Madra yaitu: 1. Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Masalah pendapatan yang kecil dan tanggungan yang banyak bisa diatasi dengan membiasakan keluarga untuk membuat rencana keuangan yang sederhana setiap hari untuk mengetahui arus kas pemasukan/pengeluaran. Dengan membuat rencana keuangan, maka keluarga ini dapat menyusun alokasi dana dan dapat menentukan yang mana prioritas kebutuhan dalam keluarganya sehingga dapat menyisihkan sebagian uang yang diberikan oleh anaknya untuk ditabung sebagai bekal untuk biaya kesehatan. Dalam pelaksanaan penentuan prioritas keluarga dampingan mengalami beberapa hambatan sehingga terdapat beberapa pengeluaran yang berubah dari rancangan. Akan tetapi, sebagai tahap permulaan keluarga Bapak Sang sudah mulai peka dan peduli dalam menyusun prioritas keuangan. Bapak Sang yang menjual jasa membuat sarana upakara sederhana dapat menambah pemasukan keluarga. Akan tetapi tetap dibutuhkan keluarga yang membantu bapak Sang dalam menyediakan alat-alat yang dibutuhkan seperti daun kelapa, pisau, semat dan yang lainnya.

2. Masalah Kesehatan

Secara umum keluarga Bapak Sang sudah mulai sadar untuk menjaga kebersihan dan membantu bapak Sang dalam melakukan kegiatan MCK. Panu yang menjalar pada kulit Bapak Sang masih ada namun sudah mulai berkurang. Dingin yang dirasakan oleh Bapak Sang pada kakinya sudah mulai berkurang meskipun gemetar dan nyeri tiba-tiba masih terasa. Bapak Sang sudah belajar peregangan ringan sehingga lecet pada lepitan paha Bapak Sang sudah berkurang intensitas kemunculannya. Akan tetapi, nafsu makan dan kondisi biologis bapak Sang masih belum normal dimana intensitas buang air besar Bapak Sang masih lebih dari tiga hari sekali, sehingga masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Kondisi fisik ibu Sang Ayu Putu Sudeni semakin kuat meskipun masih saja bersikeras untuk memikul beban berat ketika bekerja. Konseling keluarga dikatakan cukup berhasil, meskipun membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Bapak Sang dan keluarga tampak lebih semangat menjalani kehidupan.


(21)

17 4.3. Kendala Pendampingan Keluarga

Kendala yang terjadi dalam melakukan kegiatan pendampingan keluarga dengan keluarga bapak Sang Ketut Madra adalah sulitnya menemukan waktu yang dapat mengumpulkan seluruh keluarga untuk melakukan konseling keluarga. Pada pendampingan keluarga bapak Sang juga tidak mudah dalam merubah pola pikir mengenai pentingnya pola hidup sehat dan menjaga kesehatan. Dalam melakukan pendampingan ini juga tidak mudah dalam membangkitkan semangat keluarga untuk berubah.


(22)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana selama 20 kali atau setara jam kunjungan terhadap keluarga Bapak Sang Ketut Madra, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pendidikan yang ditempuh oleh Bapak Sang Ketut Madra dan Ibu Ni Sang Ayu Putu Sudeni pada jenjang pendidikan formal hanya sampai SD, maka pilihan untuk bekerja menjadi sangat sedikit. Bapak Sang Ketut Madra juga tidak bekerja dikarenakan kondisi fisik bapak Sang yang tidak mampu berjalan.

2. Kondisi kesehatan bapak Sang yang mengalami saraf kejepit cukup menganggu keseharian bapak Sang dalam melakukan aktifitas sehari-hari

3. Kesadaran keluarga ini akan pentingnya hidup bersih masih kurang akan tetapi setelah dilakukan pendampingan sudah sedikit mengalami kemajuan

4. Pentingnya kepedulian anak-anak Bapak Sang terhadap kondisi Bapak Sang dan istrinya yang sudah memasuki masa dewasa akhir.

5.2 Rekomendasi

1. Bapak Sang sebaiknya memiliki keterampilan khusus yang dapat menghasilkan uang salah satunya adalah membuat sarana upakara persembahyangan. Keluarga dampingan disarankan untuk mendahulukan prioritas kebutuhan keluarga dengan membiasakan membuat rencana keuangan sederhana sehingga kelebihan uangnya dapat ditabung yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan mendadak.

2. Keluarga Bapak Sang membutuhkan waktu untuk saling berdiskusi bersama dan refreshing sehingga kondisi psikologis Bapak Sang sekeluarga semakin baik kedepannya. 3. Disarankan Bapak Sang rutin melakukan peregangan dan sekeluarga hendaknya

mengkonsumsi buah dan sayur, menerapkan pola gizi seimbang, tetap rajin berolah raga, menjaga kebersihan dan melakukan manajemen stress.


(23)

20 LAMPIRAN

Kondisi tempat MCK keluarga Bapak Sang

Hewan ternak yang baru beberapa bulan di pelihara oleh menantu Bapak Sang, namun belum membuahkan hasil.

Kondisi penampungan air keluarga Bapak Sang. Air pada penampungan ini digunakan sehari-hari untuk makan dan kebutuhan MCK


(24)

Kondisi dapur keluarga Bapak Sang yang masih menggunakan tungku api dan kayu bakar untuk memasak

Kondisi tempat tidur Bapak Sang dan Istrinya

Sarana persembahyangan sederhana yang dijual Bapak Sang

untuk menambah penghasilan Bapak Sang menemani cucunya

bermain sambil menjahit sarana upakara


(25)

22 Mahasiswa bersama Bapak Sang


(1)

4.2. Hasil Pendampingan Keluarga

Hasil dari pendampingan keluarga Bapak Sang Ketut Madra yaitu: 1. Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Masalah pendapatan yang kecil dan tanggungan yang banyak bisa diatasi dengan membiasakan keluarga untuk membuat rencana keuangan yang sederhana setiap hari untuk mengetahui arus kas pemasukan/pengeluaran. Dengan membuat rencana keuangan, maka keluarga ini dapat menyusun alokasi dana dan dapat menentukan yang mana prioritas kebutuhan dalam keluarganya sehingga dapat menyisihkan sebagian uang yang diberikan oleh anaknya untuk ditabung sebagai bekal untuk biaya kesehatan. Dalam pelaksanaan penentuan prioritas keluarga dampingan mengalami beberapa hambatan sehingga terdapat beberapa pengeluaran yang berubah dari rancangan. Akan tetapi, sebagai tahap permulaan keluarga Bapak Sang sudah mulai peka dan peduli dalam menyusun prioritas keuangan. Bapak Sang yang menjual jasa membuat sarana upakara sederhana dapat menambah pemasukan keluarga. Akan tetapi tetap dibutuhkan keluarga yang membantu bapak Sang dalam menyediakan alat-alat yang dibutuhkan seperti daun kelapa, pisau, semat dan yang lainnya.

2. Masalah Kesehatan

Secara umum keluarga Bapak Sang sudah mulai sadar untuk menjaga kebersihan dan membantu bapak Sang dalam melakukan kegiatan MCK. Panu yang menjalar pada kulit Bapak Sang masih ada namun sudah mulai berkurang. Dingin yang dirasakan oleh Bapak Sang pada kakinya sudah mulai berkurang meskipun gemetar dan nyeri tiba-tiba masih terasa. Bapak Sang sudah belajar peregangan ringan sehingga lecet pada lepitan paha Bapak Sang sudah berkurang intensitas kemunculannya. Akan tetapi, nafsu makan dan kondisi biologis bapak Sang masih belum normal dimana intensitas buang air besar Bapak Sang masih lebih dari tiga hari sekali, sehingga masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Kondisi fisik ibu Sang Ayu Putu Sudeni semakin kuat meskipun masih saja bersikeras untuk memikul beban berat ketika bekerja. Konseling keluarga dikatakan cukup berhasil, meskipun membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Bapak Sang dan keluarga tampak lebih semangat menjalani kehidupan.


(2)

4.3. Kendala Pendampingan Keluarga

Kendala yang terjadi dalam melakukan kegiatan pendampingan keluarga dengan keluarga bapak Sang Ketut Madra adalah sulitnya menemukan waktu yang dapat mengumpulkan seluruh keluarga untuk melakukan konseling keluarga. Pada pendampingan keluarga bapak Sang juga tidak mudah dalam merubah pola pikir mengenai pentingnya pola hidup sehat dan menjaga kesehatan. Dalam melakukan pendampingan ini juga tidak mudah dalam membangkitkan semangat keluarga untuk berubah.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana selama 20 kali atau setara jam kunjungan terhadap keluarga Bapak Sang Ketut Madra, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pendidikan yang ditempuh oleh Bapak Sang Ketut Madra dan Ibu Ni Sang Ayu Putu Sudeni pada jenjang pendidikan formal hanya sampai SD, maka pilihan untuk bekerja menjadi sangat sedikit. Bapak Sang Ketut Madra juga tidak bekerja dikarenakan kondisi fisik bapak Sang yang tidak mampu berjalan.

2. Kondisi kesehatan bapak Sang yang mengalami saraf kejepit cukup menganggu keseharian bapak Sang dalam melakukan aktifitas sehari-hari

3. Kesadaran keluarga ini akan pentingnya hidup bersih masih kurang akan tetapi setelah dilakukan pendampingan sudah sedikit mengalami kemajuan

4. Pentingnya kepedulian anak-anak Bapak Sang terhadap kondisi Bapak Sang dan istrinya yang sudah memasuki masa dewasa akhir.

5.2 Rekomendasi

1. Bapak Sang sebaiknya memiliki keterampilan khusus yang dapat menghasilkan uang salah satunya adalah membuat sarana upakara persembahyangan. Keluarga dampingan disarankan untuk mendahulukan prioritas kebutuhan keluarga dengan membiasakan membuat rencana keuangan sederhana sehingga kelebihan uangnya dapat ditabung yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan mendadak.

2. Keluarga Bapak Sang membutuhkan waktu untuk saling berdiskusi bersama dan refreshing sehingga kondisi psikologis Bapak Sang sekeluarga semakin baik kedepannya. 3. Disarankan Bapak Sang rutin melakukan peregangan dan sekeluarga hendaknya

mengkonsumsi buah dan sayur, menerapkan pola gizi seimbang, tetap rajin berolah raga, menjaga kebersihan dan melakukan manajemen stress.


(4)

LAMPIRAN

Kondisi tempat MCK keluarga Bapak Sang

Hewan ternak yang baru beberapa bulan di pelihara oleh menantu Bapak Sang, namun belum membuahkan hasil.

Kondisi penampungan air keluarga Bapak Sang. Air pada penampungan ini digunakan sehari-hari untuk makan dan kebutuhan MCK


(5)

Kondisi dapur keluarga Bapak Sang yang masih menggunakan tungku api dan kayu bakar untuk memasak

Kondisi tempat tidur Bapak Sang dan Istrinya

Sarana persembahyangan sederhana yang dijual Bapak Sang

untuk menambah penghasilan Bapak Sang menemani cucunya

bermain sambil menjahit sarana upakara


(6)

Mahasiswa bersama Bapak Sang