Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

TINA CHANDRA

100503202

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2014

NIM: 100503202 Tina Chandra


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity, dan total asset turn over secara empiris terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini bersifat kausal dengan populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganlisis pengaruh pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas, dan pengembalian total asset terhadap pengembalian saham.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aktiva (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Return on asset (ROA), Return on Equity (ROE), Total asset Turn Over (TATO), stock return


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF ROA, ROE, AND TATO TOWARDS STOCK RETURN ON FOOD AND BEVERAGES COMPANY LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) empirically to the stock return of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This research is a kind of causal research with the study population of Food and Beverages Companies Listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010 to 2012. The selection of samples is done by purposive sampling method and from 18 food and beverages companies listed on the Stock Exchange, acquired 11 companies sample. The data used are secondary data. This study analyzes the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) towards stock return.

The results of this study indicate that partially, return on assets (ROA) and return on equity (ROE) have no significant influence on stock return while partially total asset turn over (TATO) has significant influence on stock return. Simultaneously all of these three variables have significant influence on stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords : Return on asset (ROA), Return on Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), stock return.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Buddha atas segala anugerah dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran dan dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah


(6)

banyak memberikan waktu, bimbingan, dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang selalu memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.

6. Orang tua, kakak, Sunri Chandra, SE dan abang saya, Lukman Chandra, serta saudara sepupu, Carlson yang telah mendoakan, memberi kasih sayang, perhatian, semangat, dan segalanya kepada saya. Serta semua keluarga besar saya yang telah memberikan doa, perhatian, motivasi serta semangat kepada saya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat – sahabat tersayang Tifanie, Khendy, Lobster, Oopers, dan 7Bags terkasih. Terima kasih karena selalu memberikan motivasi dan masukan serta doa kepada penulis, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2014

NIM: 100503202 Tina Chandra


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Laporan Keuangan ... 9

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 9

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 10

2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan ... 12

2.1.1.4 Analisis Laporan Keuangan ... 12

2.1.1.5 Pihak yang membutuhkan Analisis Laporan Keuangan ... 14

2.1.2 Pasar Modal ... 17

2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal ... 17

2.1.2.2 Peran dan Manfaat Pasar Modal ... 18

2.1.2.3 Organisasi yang terkait di Pasar Modal ... 19

2.1.3 Investasi ... 21

2.1.4 Saham ... 21

2.1.5 Return Saham ... 23

2.1.6 Analisis Rasio Keuangan ... 24

2.1.6.1 Pengertian Rasio Keuangan... 24

2.1.6.2 Keunggulan Analisis Rasio ... 27

2.1.6.3 Keterbatasan Analisis Rasio ... 27

2.1.6.4 Jenis Rasio Keuangan ... 29

2.1.7 Analisis Faktor Fundamental ... 31

2.1.7.1 Return on Asset ... 31

2.1.7.2 Return on Equity ... 32


(8)

2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental terhadap return saham 34

2.1.8.1 Pengaruh ROA terhadap return saham ... 34

2.1.8.2 Pengaruh ROE terhadap return saham ... 34

2.1.8.3 Pengaruh TATO terhadap return saham ... 35

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 37

2.4 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 41

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 42

3.3 Jenis Data ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

3.5.1 Variabel Penelitian ... 44

3.5.2 Operasional Variabel ... 45

3.6 Metode Analisis Data ... 47

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 47

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 50

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 56

4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 57

4.2.1 Uji Normalitas ... 58

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.2.3 Uji Autokorelasi ... 62

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.3 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .... 65

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66

4.4.1 Persamaan Regresi ... 66

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan ... 68

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial ... 69

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasan ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.2 Definisi Operasional ... 45

4.1 Deskriptif Statistik ... 56

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 58

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.4 Kriteria Pengambilan Keputisan Durbin Watson ... 62

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 63

4.6 Hasil Uji ... 66

4.7 Hasil Analisis Regresi ... 67

4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F) ... 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 39

4.1 Histogram (1) ... 59

4.2 Grafik P-P Plot (1) ... 60


(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity, dan total asset turn over secara empiris terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini bersifat kausal dengan populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganlisis pengaruh pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas, dan pengembalian total asset terhadap pengembalian saham.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aktiva (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Return on asset (ROA), Return on Equity (ROE), Total asset Turn Over (TATO), stock return


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF ROA, ROE, AND TATO TOWARDS STOCK RETURN ON FOOD AND BEVERAGES COMPANY LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) empirically to the stock return of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This research is a kind of causal research with the study population of Food and Beverages Companies Listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010 to 2012. The selection of samples is done by purposive sampling method and from 18 food and beverages companies listed on the Stock Exchange, acquired 11 companies sample. The data used are secondary data. This study analyzes the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) towards stock return.

The results of this study indicate that partially, return on assets (ROA) and return on equity (ROE) have no significant influence on stock return while partially total asset turn over (TATO) has significant influence on stock return. Simultaneously all of these three variables have significant influence on stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords : Return on asset (ROA), Return on Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), stock return.


(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri sedang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pengusaha baik mikro maupun makro dengan berbagai jenis usaha untuk menghasilkan laba

.

Selain pengusaha, para investor juga menginvestasikan modalnya pada berbagai jenis usaha. Adapun jenis usaha yang sedang melambung saat ini yaitu usaha di sektor industri, salah satu industri yang diminati adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki harapan yang positif dalam perkembangannya. Jumlah populasi masyarakat Indonesia yang semakin tinggi membuat daya beli dan kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang bernutrisi semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan daya beli masyarakat yang cukup baik membuat konsumsi makanan dan minuman di Indonesia mengalami peningkatan tajam. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, tingkat pertumbuhan perusahaan makanan dan minuman mengalami fluktuasi. Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 7,7% dari tahun 2011. Sedangkan di tahun 2013 diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 5%. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti beban akibat kenaikan ongkos produksi, kenaikan upah buruh, tarif listrik, dan harga gas dalam waktu yang hampir bersamaan. Bagi seorang investor yang cermat, tentunya ia harus dapat melihat situasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum menginvestasikan


(14)

modal maupun berinvestasi saham dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting karena investasi yang dilakukan akan berdampak pada return saham yang akan diperoleh. Seorang investor perlu memilih saham-saham yang efisien, sehingga dapat memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko yang seminimal mungkin. Investor harus jeli dalam melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang dipilih.

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan. Dalam Harahap (2011 : 2), Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih keputusan terbaik di antara beberapa alternatif keputusan.”

Para pemangku kepentingan memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan terkait. Pemangku kepentingan dalam perusahaan (business stakeholders) adalah perorangan atau entitas yang memiliki kepentingan dalam kinerja ekonomi dan keberhasilan perusahaan, seperti pemilik, pemasok, pemegang saham, maupun pemerintah. Dalam laporan keuangan, para pemangku kepentingan dapat melihat posisi keuangan suatu perusahaan beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer ataupun pihak manajemen untuk membantu


(15)

membuat keputusan suatu perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Indikator kesuksesan sebuah perusahaan sendiri tercermin dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan berhasil atau sukses apabila perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Efisien berarti perusahaan mampu meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi dengan tepat. Efektif berarti perusahaan mampu menentukan tujuan yang memadai atau melakukan hal yang tepat. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Kinerja keuangan dapat diukur perkembangannya dengan melakukan analisis terhadap data keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Selain informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, informasi lain yang penting yaitu kondisi fundamental dari suatu perusahaan. Faktor fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari rasio-rasionya. Indikator lain yang dapat digunakan untik mengukur keberhasilan manajemen


(16)

dalam mengelola perusahaan adalah melalui harga saham. Jika harga saham suatu perusahaan mengalami peningkatan, maka investor atau calon investor akan menilai bahwa perusahaan tersebut berhasil dalam mengelola perusahaannya. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). “Saham merupakan penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas” (Anoraga dan Pakarti 2006:56). Reilly dan Brown (2003:18) mengemukakan bahwa “ stock an equity investment that represent ownership of a firm, with full participation in it’s success or failure” , yang artinya saham merupakan investasi kekayaan yang mewakili kepemilikan dari suatu perusahaan dengan ikut berpartisipasi penuh dalam memperoleh kesuksesan ataupun kegagalan. Sedangkan return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi ataupun return ekspektasi yang belum terjadi. Return realisasi (realized return) dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan. Return ini juga berguna sebagai dasar untuk menentukan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah return realisasi (realized return). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi return saham biasanya adalah faktor fundamental seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar.

Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan


(17)

dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Adapun jenis rasio yang digunakan, yakni analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis) merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam mengukur kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan. Beberapa rasio keuangan yang seperti return on asset, return on equity, debt to equity ratio, earning per share, total asset turn over, dan current ratio sering digunakan untuk menganalisis pengaruh terhadap return saham. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA) untuk menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam kesluruhan aktiva untuk menghasilkan laba ataupun untk mengetahui tingkat perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Return on Equity (ROE) untuk menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang saham. Jenis rasio lain yang digunakan adalah rasio aktivitas, yaitu Total Asset Turnover (TATO) untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan aktiva menciptakan penjualan.

Berdasarkan penelitian terdahulu, membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan harga saham. Rasio keuangan diharapkan dapat memprediksi harga saham karena rasio keuangan membandingkan akun-akun yang ada dalam laporan keuangan. Dalam penelitian


(18)

yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menyatakan bahwa current ratio, return on asset, debt to equity ratio, total asset turnover secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Di sisi lain, hasil penelitian Munthe (2009) menyatakan bahwa return on equity secara parsial berpengaruh terhadap return saham Namun berdasarkan hasil penelitian Thrisye dan Simu (2013), menujukkan bahwa return on assets (ROA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Perbedaan ini terjadi karena jenis variabel yang diteliti menggabungkan faktor ekonomi dan fundamental sebagai variabel independennya. Selain itu, sampel perusahaan yang diteliti dan periode yang digunakan juga berbeda.

Melihat perbedaan hasil penelitian dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan kaitan return saham dengan rasio keuangan serta fluktuasi yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini profitabilitas diwakili oleh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan rasio leverage yang diwakili oleh Total Asset Turnover (TATO) terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(19)

1. Apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

2. Apakah ROA, ROE, dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan di bawah ini:

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan dan hubungannya dengan return saham


(20)

2. Bagi dunia pendidikan, dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi akademik dan acuan dalam mempraktekkan berbagai teori yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

3. Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor dalam mengambil keputusan investasi

4. Bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut dalam menyempurnakan hasil penelitian ini


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan bagi para analis. Pada Seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan Jika dilakukan pengamatan langsung, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang kondisi perusahaan. Hal yang paling penting adalah melalui media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.

Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan data bisnis, laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk komparatif. Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang disajikan


(22)

berdampingan untuk dua tahun atau lebih. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, laba atau pendapatan yang diperoleh, struktur modal perusahaan, seberapa efektif penggunaan aktiva, distribusi aktivanya, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dalam (Harahap, 2011 : 132), adalah sebagai berikut:

- Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. - Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba

- Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba

- Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi - Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.

Dalam Harahap (2011 : 134), tujuan laporan keuangan menurut SAK (5) adalah sebagai berikut:

“menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang


(23)

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”

Menurut APB Statement No.4 (dalam Harahap, 2011: 133) , tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:

1. Tujuan khusus

“Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

2. Tujuan umum

“Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”.

3. Tujuan kuantitatif a. Relevan (Relevance)

Relevan berarti memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan. b. Dapat dimengerti (Understandability)

Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian ataupun pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

c. Dapat diuji (Verifiability)

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral (Neutrality)

Laporan keuangan atau informasi keuangan diarahkan pada kepentingan umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.

e. Tepat waktu (Timeliness)

Informasi yang diberikan secepat mungkin agar dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. f. Lengkap (Completeness)


(24)

Informasi keuangan dikatakan lengkap apabila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar tersebut mengharuskan pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan.

g. Dapat dibandingkan (Comparability)

Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahan yang lain.

2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :

• Laporan posisi keuangan pada akhir periode

• Laporan laba rugi komprehensif selama periode

• Laporan perubahan ekuitas selama periode

• Laporan arus kas selama periode

• Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain.

• Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas melakukan klarifikasi ulang pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.1.1.4 Analisis Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisa berarti memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit


(25)

terkecil. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana).

Dalam (Harahap , 2011 : 190) jika dua pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti:

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

“Analisis laporan keuangan (financial statcment analysis) adalah aplikasi dari teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermafaat dalam analisis bisnis” (Wild, 2005:3)

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang tercantum dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit)


(26)

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan

4. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau ideal

5. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

2.1.1.5 Pihak yang membutuhkan Analisis Laporan Keuangan

1. Pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen b. Mengetahui hasil dividen yang diterima

c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham

e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang

f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi

2. Manajemen perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

a. Alat untuk mempertanggungjawabjan pengelolaan kepada pemilik


(27)

b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu

c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu

d. Menjadi pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru

e. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, Anggaran Dasar, pasar modal, dan regulator lainnya

3. Investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan

c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan

d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa mendatang

4. Kreditur atau banker, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang

b. Menilai kualitas jaminan kredit/ investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan


(28)

c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate return perusahaan

d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit

e. Menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati

5. Pemerintahan dan regulator, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar

b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru

c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain

d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan

e. Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistic

6. Analis, akademis, pusat data bisnis, laporan keuangan dimaksudkan untuk:


(29)

Sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.

2.1.2 Pasar Modal

2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya.

”Dampak perkembangan pasar modal pada prinsipnya tertumpu pada dua hal yaitu (1) efisiensi sistem pasar modal dan (2) kualitas produk yang diperdagangkan di pasar modal (Fatma, 2008 :10)


(30)

2.1.2.2 Peran dan Manfaat Pasar Modal

a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di Pasar Modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui Pasar Modal tersebut.

b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi

Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu.

c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik

Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki sejumlah orang tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.

d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.

Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional, efisien dan berorientasi pada keuntungan,


(31)

sehingga tercipta suatu kondisi “good corporate governance” serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor

e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional

Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

2.1.2.3 Organisasi yang terkait di pasar modal

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan Pasar Modal di Indonesia. Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. b. Perusahaan memperoleh dana di Pasar Modal dengan

melaksanakan penawaran umum atau investasi angsung (private placement). Perusahaan ini dikenal sebagai emiten. c. Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi yang

memiliki kewenangan untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan aktivitas usahanya.

d. Perusahaan Efek adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, atau gabungan dari ketiga kegiatan tersebut.


(32)

e. Penasihat Investasi, adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.

f. Lembaga Penunjang Pasar Modal

- Biro Administrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

- Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

Undang-undang yang berkaitan dengan Pasar Modal

Saat ini undang-undang yang terkait dengan Pasar Modal di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

b. Peraturan Pemerintah No. 45 dan 46 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan di Pasar Modal dan Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

c. Keputusan Menteri Keuangan. d. Keputusan Ketua BAPEPAM e. Peraturan Bursa


(33)

2.1.3 Investasi

Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

Menurut (Fatma 2008 : 276), “Bila seseorang melakukan investasi, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah:

dalam PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

1. Yang melakukan investasi akan menerima interest

2. Yang melakukan investasi tidak akan menerima interest tersebut“ Semakin tinggi seseorang yang melakukan investasi tidak menerima interest, maka resiko investasi tersebut semakin tinggi. Hal ini akan berdampak pada tingginya rate of return yang akan diperoleh. Jika investasi tersebut berupa saham, maka return yang dimaksud adalah dividen ditambah dengan capital gain.

2.1.4 Saham

“Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh


(34)

seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut” (Darmadji et al, 2001: 5).

“Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan” (Fatma, 2008 : 59)

Menurut Tandelilin (2010: 30) instrumen pasar modal terdiri dari: a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

b. Saham preferen (preffered stock)

Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam berbagai hal dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut sebagai preferred (dilebihkan), pembagian dividen pada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.

Menurut Fatma (2008 : 118), karakteristik saham biasa adalah sebagai berikut:

• Mempunyai power control

• Mempunyai hak kepemilikan yang tidak terbatas

• Menanggung resiko utama dari perusahaan

• Pendapatan hak pada pemegang saham tidak stabil

• Dividen biasanya kurang dari hak pemegang saham

• Harga saham biasa bisa sangat berfluktuasi

• Saham bisa dijual setiap saat kepada pembeli

Dalam Kieso (2008 : 316), karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:


(35)

- Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi - Dapat dikonversi menjadi saham biasa - Dapat ditebus pada opsi perseroan - Tidak mempunyai hak suara

“Dengan membeli saham sebuah perusahaan, si pembeli secara otomatis ikut serta dalam perusahaan tersebut dan mempunyai hak untuk mendapat bagian keuntungan” (Fatma 2008 : 117)

2.1.5 Return Saham

Menurut Jogiyanto (2008:195) return saham dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Menurut Tandelilin (2010 : 102), sumber-sumber dari return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:

1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.

2. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) para investor. Dengan kata lain capital gain (loss) adalah selisih harga beli dan harga jual.

Rumus untuk menghitung return saham: Ri,t = P i,t -1


(36)

Keterangan :

Ri,t = Return Saham i pada Tahun t

P i,t = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t P i,t –1 = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t-1

2.1.6 Analisis Rasio Keuangan

2.1.6.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek


(37)

kesehatan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period ke periode berikutnya.

Menurut Van Horne (2005:202) rasio keuangan (financial ratio) didefiniskan sebagai: “Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan di dapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan


(38)

meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.


(39)

2.1.6.2 Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score)

e. Menstandarisir size perusahaan

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series:

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.1.6.3 Keterbatasan Analisis Rasio

Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki bebrapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah:


(40)

• Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya

• Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti:

- Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif

- Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) b ukan harga pasar

- Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio

- Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda

• Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio

• Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron

• Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.


(41)

2.1.6.4 Jenis Rasio Keuangan

Umumnya rasio keuangan yang dikenal dan popular adalah: rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis misalnya: rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya.

Menurut Courties (Harahap 2011 ; 300) tiga aspek penting dalam menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

1. Profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI). Ia melihat ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh Rasio Profit Margin dan Capital Turn Over

2. Management performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Ia melihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal.

3. Solvency, yaitu kemampuan perusahaam melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Di samping Courties Dupont juga memiliki kerangka analisis lain. Dupont menganggap yang penting adalah ROI dan dari sini ia kembangkan rasio yang dapat menghubungkan laporan neraca dan laporan laba/rugi.

Adapun jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis:

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio


(42)

ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

2. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

3. Rasio profitabilitas / Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

4. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang.


(43)

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

6. Rasio pertumbuhan

Rasio ini menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

7. Market based (penilaian pasar)

Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio produktivitas

Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

2.1.7 Analisis Faktor Fundamental 2.1.7.1 Return On Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

The return on asssets (ROA) ratio indicates haw much income each dollar of assets produces on averages. It show wheather the


(44)

business is employing its assets effectiely. The ROA ratio is calculated by divinding net earnings available to common to stockholders by the total assets of the firm.’’ (Gallagher et al 2003:101) Assets atau disebut juga aktiva di dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 49 (IAI:2004) adalah “sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan” Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Return On Asset = Laba Bersih

Total Aktiva 2.1.7.2 Return On Equity (ROE)

Rasio akuntansi “bottom line” adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE). Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin baik.

Ultimately, the most important, or ‘bottom line’ accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measures the return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a return on their money,and thus ratio tells how well they are doing in an accounting sense” (Brigham, 2004:240). Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih


(45)

dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity (ROE) mengidikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi pemegang saham secara akuntansi. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

ROE = Laba Bersih Ekuitas

ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan metode Dupont yaitu sebagai berikut:

ROE = Margin laba bersih Perputaran total aktiva Pengganda Ekuitas

2.1.7.3 Total Asset Turnover (TATO)

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang besar diharapkan mendapatkan laba yang besar pula. Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh


(46)

laba juga semakin besar pula. Dengan demikian dapat berpengaruh terhadap return saham bagi para investor.

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Total asset turn over = Penjualan

Total aset

2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham 2.1.8.1 Pengaruh ROA terhadap return saham

ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin besar ROA, maka kinerja perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Apabila laba yang dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka harga saham juga akan meningkat, demikian pula return saham juga akan meningkat pada akhirnya. Menurut Ulupui (2007) dan Rachman Faried (2008), ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

2.1.8.2 Pengaruh ROE terhadap return saham

Return On Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan (emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri, sehingga ROE ini sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini diperoleh dengan


(47)

membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal sendiri. Peningkatan harga saham akan diikuti dengan peningkatan return saham yang diterima oleh perusahaan. Sesuai dengan teori pecking order, maka tingkat ROE yang tinggi akan berdampak pada rendahya tingkat penggunaan dana eksternal. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. Penelitian yang dilakukan Munthe (2009) menyatakan bahwa tingkat ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2.1.8.3 Pengaruh TATO terhadap return saham

“Total Asset Turnover merupakan rasio yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan” (Harahap 2011 : 309). Apabila penjualan suatu perusahaan tinggi atau mengalami peningkatan, maka perusahaan juga mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang tinggi


(48)

dan diharapkan return perusahaan juga akan semakin tinggi sehingga para investor tertarik untuk membeli saham perusahaan. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Astuti (2006) dan Ulupui (2007) yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2.2 Penelitian terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1. Ulupui (2007) Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham current ratio, return on asset, debt to equity ratio, total asset turnover

current ratio, return on asset, debt to equity ratio, total asset turnover secara parsial berpengaruh terhadap return saham 1. Astuti (2006) Analisis pengaruh fundamental terhadap return saham current ratio, debt to equity ratio, book value, total asset turnover

current ratio, book value, dan total asset turnover secara parsial


(49)

berpengaruh terhadap return saham 2. Munthe (2009) Pengaruh fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur Current ratio, return on equity, CFOD size

Return on equity secara parsial berpengaruh terhadap return saham 3. Thrisye dan Simu (2013) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return saham BUMN Sektor Pertambangan Periode 2007-2010 Current ratio, Debt to equity ratio (DER), Return on asset (ROA), Total asset turnover ratio (TATO)

Return on asset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Kerlinger (Indiantoro et al, 1999 : 57), “teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proporsi (propositions) yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui


(50)

penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan atau memprediksi suatu fenomena.”

Konsep penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian dengan baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untik direplikasi atau diekstensi oleh peneliti lain.

“Return on asset (ROA) mengukur tingkat return akuntansi atas total aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba” (Tandelilin, 2010:386). Dengan demikian, rasio return on asset (ROA) yang tinggi akan meningkatkan daya tarik investor terhadap saham tersebut. Permintaan yang tinggi terhadap saham akan meningkatkan harga saham, yang berdampak pula pada peningkatan return saham. Dengan demikian, return on asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham.

ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para penyandang modal. Nilai ROE yang baik akan berdampak positif terhadap perusahaan. Kondisi demikian akan menyebabkan peningkatan terhadap harga saham yang akhirnya akan berdampak terhadap return saham.

Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan untuk mendapatkan laba. Jika suatu perusahaan memiliki tingkat penjualan yang tinggi, maka laba pun akan meningkat. Jika laba meningkat maka harga saham diharapkan akan meningkat juga yang akhirnya akan berdampak terhadap return saham.


(51)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4Hipotesis

“Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan hipotesis. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris” (Indiantoro et al 1999 : 72)

Dengan demikian, hipotesis atas permasalahan yang dikemukakan berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual adalah sebagai berikut:

H1 : ROA berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

H2 : ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

(Y) Return Saham (X2)

ROE

(X3) TATO

(X1)

ROA H1

H2 H3


(52)

H3 : TATO berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

H4 : ROA, ROE, dan TATO secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survey sebagai teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 perusahaan.


(54)

3.2.2 Sampel

Meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi disebut penelitian sampel. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.

Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2010, 2011, dan 2012 2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan setiap tahun

pengamatan

3. Perusahaan tercatat memiliki harga saham selama tahun 2010, 2011, dan 2012

4. Merupakan perusahaan makanan dan minuman yang data semua variable baik dependen maupun independen tersedia dan dapat diperoleh di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel adalah sebanyak 11 perusahaan, sebagai berikut:


(55)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

NO Kode Populasi 1 2 3 4 Sampel

1 ADES PT. Akasha Wira International, Tbk √ √ √ √ 1

2 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk √ √ √ √ 2

3 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk √ √ √ x

4 DAVO PT. Davomas Abadi, Tbk √ x x x

5 CEKA PT. Cahaya Kalbar, Tbk √ √ √ √ 3

6 SKLT PT. Sekar Laut, Tbk √ √ √ x

7 STTP PT. Siantar Top, Tbk √ √ √ √ 4

8 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk √ √ √ √ 5

9 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk √ √ √ √ 6

10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk √ √ √ √ 7

11 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk √ √ √ √ 8

12 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk √ √ √ x

13 PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk √ √ √ x

14 SMAR PT. SMART, Tbk √ √ √ √ 9

15 SIPD PT. Sierad Produce, Tbk √ √ √ √ 10

16 TBLA PT. Tunas Baru Lampung, Tbk √ √ √ √ 11

17 SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk √ x x x

18 ROTI PT. Nippon Indosar Corpindo, Tbk √ x x x

3.3 Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu laporan keuangan historis perusahaan. Data sekunder ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu

melalui situs.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi pustaka. Teknik studi pustaka berarti melakukan klasifikasi dan pengkategorian atas data yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami literature-literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Pengumpulan


(56)

data pada penelitian ini juga diperoleh dari jurnal-jurnal, penelitian terdahulu, literature-literatur, dan buku pustaka yang berkaitan, serta informasi-informasi berkaitan yang diakses melalui internet.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Variabel Penelitian

1. Variabel dependen (Y)

Variable dependen adalah tipe variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variable dependen (Y) adalah return saham tahun 2010-2012.

2. Variabel independen (X)

Variabel independen adalah tipe variable yang menjelaskan atau mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian ini, variable independen terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO) selama tahun 2010-2012. a) Return On Assets menggambarkan perputaran aktiva diukur dari

volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan memperoleh laba.

ROA (X1) = Penjualan bersih Total aktiva


(57)

b) Return On Equity adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE). Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

ROE (X2) = Laba bersih Ekuitas

c) Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

TATO (X3) = Penjualan Total aset 3.5.2 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Nama Variabel

Definisi Operasioanal

Parameter yang digunakan Skala

Return saham

Pengembalian atas investasi

yang akan diterima investor pada

masa mendatang


(58)

Return on assset

Rasio ini menunjukkan

perputaran aktiva diukur

dari volume penjualan

Rasio

Return on equity

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

Rasio

Total Asset turn

over

Rasio ini menunjukkan

perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan.


(59)

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program SPSS. Adapun pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, dan determinasi korelasi. a. Uji Normalitas

“Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan” (Situmorang et al, 2012 : 100).

Cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histrogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal


(60)

Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

b. Uji Multikolinieritas

Dalam Surhayadi (2009 : 231) diyatakan bahwa

multikolinieritas dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression Systems”. Frish menyatakan bahwa multikolinieritas adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Menurut Frish apabila terjadi multikolinier apalagi klinier yang sempurna (koefisien korelasi antarvariabel bebas = 1), maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditemukan dan standar errornya tidak terhingga.

Beberapa teknik untuk mengenali multikolinieritas:

- Variabel bebas secara bersama-sama pengaruhnya nyata, atau uji F-nya nyata, namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak nyata, (uji-t nya tidak nyata).

- Nilai koefisien determinasi sangat besar, namun ternyata variabel bebasnya berpengaruh tidak nyata, (uji-t tidak nyata)

- Nilai koefisien korelasi parsial, yaitu , , dan ada yang lebih besar dari koefisien determinasinya.

c. Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antar nilai Y, apakah sama atau heterogen (Surhayadi 2009 : 231).


(61)

Adapun cara mendeteksi heteroskedastisitas :

- Metode grafik, menghubungkan antara Y dan , dimana apabila hubungan Y dan tidak sistematis seperti semakin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

- Uji korelasi rank Spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas apabila nilai korelasi rank Spearman lebih besar dari nilai t-tabel

Cara mengatasi heteroskedastisitas:

- Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat dilakukan berdasarkan apriori atau observasi

- Melakukan transformasi log, yaitu data diubah dalam bentuk log atau data ditransformasi ke bentuk lainnya seperti 1/X atau yang lainnya.

d. Uji autokorelasi

Autokorelasi diperkenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R. Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu. Beberapa penyebab autokorelasi: - Kelembaman, kelembaman biasanya terjadi dalam fenomena

ekonomi di mana sesuatu akan memengaruhi sesuatu yang lain dengan mengikuti siklus bisnis atau saling berkaitan


(62)

- Terjadi bias dalam spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel yang tidak termasuk dalam model.

- Bentuk fungsi yang digunakan tidak tepat

Pengujian terhadap autokorelasi digunakan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson (D-W).

e. Koefisien Determinasi

Koefisien ini menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi (regression of sum squares-RSS) terhadap varian total (total sum of squares-TSS). Nilai akan berkisar 0 sampai 1. Nilai = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh varian persamaan regresi atau variabel bebas, baik maupun , mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%. Sebaliknya apabila nilai = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi baik maupun .

Menurut Lind (2002) , nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terkait dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang, dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik.

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis, sebagai salah satu tujuan utama penelitian, merupakan proses yang kompleks terutama pada penelitian yang berdasarkan sampel.


(63)

Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji signifikan t-test serta uji signifikan f-test.

a. Regresi berganda

Regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah dan besar pengaruh dari variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel terikatnya.

Analasis regresi berganda didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

- Ada hubungan yang bersifat linier antara variabel terikat dengan variabel bebasnya

- Variabel terikat bersifat kontinu atau berskala rasio atau nisbah - Keragaman atau residu untuk semua nilai Y yang bersifat konstan

dan menyebar secara normal

- Pengamatan yang bersifat berurutan terhadap variabel bebas tidak berkorelasi

Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y= + 1 + 2+ 3 + e Keterangan:


(64)

= Intercept/koefisien yang menyatakan perubahan rata-rata variabel dependen untuk setiap variabel independen sebesar satu yang disebut konstanta

= Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen bila b (+) maka terjadi kenaikan pada variabel dependen, bila b (-) maka akan terjadi penurunan pada variabel dependen dalam hal ini likuditas

1 = Return on assets (ROA) 2 = Return on Equity (ROE) 3 = Total Asset Turnover (TATO) e = Kesalahan pengganggu (error)

b. Uji signifikansi simultan (Uji F)

Distribusi F merupakan singkatan dari Fisher yang menemukan distribusi ini. Distribusi F digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih sampel berasal dari populasi dan varians yang sama.

Ciri-ciri distribusi F sebagai berikut:

• Distribusi F lebih mirip dengan distribusi t. Setiap distribusi tergantung pada derajat bebasnya. Derajat bebas terdiri dari derajat bebas pembilang yang diperoleh dari k-1, dimana k adalah jumlah perlakuan


(65)

atau perbedaan yang akan diuji. Sedangkan derajat penyebut diperoleh dari N-1, dimana N adalah jumlah total pengamatan dari seluruh perlakuan atau perbedaan.

• Distribusi F tidak pernah mempunyai nilai negatif. Distribusi F mempunyai nilai positif di sisi kanan dan negatif sisi kiri nilai tengahnya. Distribusi F seluruhnya adalah positif atau menjulur ke positif (positively skewed) dan merupakan distribusi kontinu yang menempati seluruh titik di kurva distribusinya

• Nilai distribusi F mempunyai rentang dari tidak terhingga sampai 0. Apabila nilai F meningkat, maka distribusi F mendekati sumbu X, namun tidak pernah menyentuh sumbu X tersebut

• Distribusi F juga memerlukan syarat, yaitu populasi yang diteliti mempunyai distribusi yang normal, populasi mempunyai standar deviasi yang sama, dan sampel yang ditarik dari populasi bersifat bebas serta diambil secara acak.

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. “Uji stastik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel/terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel apakah diterima atau ditolak” (Ghozali, 2006: 84)


(66)

Jika F hitung > Ftabel dan signifikansi < 0.05 Ha diterima.

c. Uji signifikansi parsial (t-test)

Nilai-nilai distribusi t dikembangkan oleh W.S. Gosset pada tahun 1908 (Lind, 2003). Gosset yang bekerja pada perusahaan bir di Irlandia mengembangkan distribusi t dengan mengasumsikan bahwa sampel-sampel diambil dari populasi yang normal. Hasil penarikan sampel-sampel yang dilakukan Gosset walaupun bukan dari sebaran normal ternyata berbentuk genta (lonceng) seperti halnya kurva normal tetapi distribusi yang lebih besar atau mendarat dan melebar dibandingkan dengan kurva normal. Distribusi t-student mempunyai beberapa karakteristik, sebagai berikut:

• Distribusi t-student, merupakan sebuah distribusi kontinu, dimana nilainya dapat menempati semua titik pengamatan

• Distibusi t-student, berbentuk genta (lonceng) dan simetris dengan nilai rata-rata sama dengan 0

• Distribusi t-student bukan merupakan satu kurva seperti kurva Z, tetapi keluarga dari distribusi t. setiap distribusi t mempunyai rata-rata hitung sama dengan nol, tetapi dengan standar deviasi yang berbeda-beda, sesuai dengan besarnya sampel.

“Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t merupakan suatu cara untuk mengukur apakah


(67)

suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen” (Ghozali 2006:84).

Jika t hitung < ttabel dan signifikansi > 0.05 H0 diterima. Jika t hitung > ttabel dan signifikansi < 0.05 Ha diterima.


(68)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data Secara Statistik

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Atas dasar kriteria-kriteria yang disebutkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh sampel dari penelitian selama periode 2010-2012 sebanyak 33 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan yang dianalisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi, variabel independen, dan variabel dependen.

Tabel 4.1 ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan.

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lg10_ROA 33 -2.34 -.24 -1.1170 .47820

Lg10_ROE 33 -1.93 .14 -.7736 .41558

Lg10_TATO 33 -1.02 .35 -.0158 .24839

Lg10_Returnsaham 24 -2.31 1.78 -1.2285 .71702

Valid N (listwise) 24


(69)

Tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata setiap variabel, yakni variabel ROA, ROE, dan TATO. Berikut perincian data deskriptif yang telah diolah :

1. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar -0.234 dan nilai maksimum adalah sebesar -0,24. Nilai rata-rata sebesar -1.1170 dan standar deviasi sebesar 0,47820.

2. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar -0,193 dan nilai maksimum sebesar 0.14. Nilai rata-rata sebesar -0.7736 dan standar deviasi sebesar 0.41558.

3. Variabel TATO memiliki nilai minimum sebesar -0,102 dan nilai maksimum sebesar 0,35. Nilai rata-rata sebesar -0.0158 dan standar deviasi sebesar 0.24839.

4. Variabel return saham memiliki nilai minimum sebesar -0.231 dan nilai maksimum sebesar 1.78. Nilai rata-rata sebesar -1.2285 dan standar deviasi sebesar 0,71702.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, diperlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. apabila terjadi penyimpangan pada pengujian ini, maka perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasi.


(1)

78

Lampiran 4. Data ROA, ROE, TATO, dan return saham tahun 2012

2012

NO

Kode

Net sales

Net

income

total asset

equity Return

ROA ROE

TATO

return

(%)

1

ADES

478

83.376

389

209.122

0,06

0,21

0,4 122,88

6,1

2

MLBI

1.566.984

453,405

1.152.048

329,853

0,07

0,39 0,13 136,02

6,5

3

CEKA

1.123

58

1.027

463

0,06

0,57 0,13 109,35

6,3

4

STTP

1.283.736

74.626

1.249.841

579.691

0,05

0,05 0,12 102,71

4,8

5

ULTJ

2.809.851

353

2.420.794 1.676.519

0,02

0,14 0,21 116,07

1,9

6

AISA

2.747.623

253,664

3.867.576 2,033,453

0,08

0,06 0,12

71,04

8

7

INDF

50.059,40

4.779,4 4

59.324,20 34.142,70

0,02

0,08 14,5

84,38

2,1

8

DLTA

719.952

213.421

745.307

598.212

0,08

0,27 0,35

96,60

7,5

9

SMAR

27.526.306

2.178.705 16.247.395 8.939.395

0,00

0,13 0,24 169,42

0,4

10

SIPD

4354

15

3298

1277

0,00 0,004 0,01 132,02

-0,2

11

TBLA

3.805

243.8

5.197

1,749.1

-0,01

0,04 0,13

73,22

-1,3

Lampiran 5. Tabel Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lg10_ROA 33 -2.34 -.24 -1.1170 .47820

Lg10_ROE 33 -1.93 .14 -.7736 .41558

Lg10_TATO 33 -1.02 .35 -.0158 .24839

Lg10_Returnsaham 24 -2.31 1.78 -1.2285 .71702 Valid N (listwise) 24


(2)

Lampiran 6. Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 24

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .42061239

Most Extreme Differences

Absolute .098

Positive .086

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .478

Asymp. Sig. (2-tailed) .976

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

80

Lampiran 8. Grafik P-Plot

Lampiran 9. Tabel hasil uji multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.166 .252 -4.630 .000

Lg10_ROA -.033 .278 -.019 -.118 .907 .630 1.588 Lg10_ROE .185 .343 .088 .538 .596 .638 1.568 Lg10_TATO -2.105 .344 -.813 -6.116 .000 .973 1.028


(4)

Lampiran 10. Tabel hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 11. Grafik Scatterplot

Model Summary

b

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R

Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change 1 .810

a


(5)

82

Lampiran 12. Tabel hasil analisis koefisien korelasi dan determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .810a .656 .604 .45106

Lampiran 13. Tabel hasil analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1.166 .252 -4.630 .000 Lg10_ROA -.033 .278 -.019 -.118 .907 Lg10_ROE .185 .343 .088 .538 .596 Lg10_TATO -2.105 .344 -.813 -6.116 .000

Lampiran 14. Tabel hasil Uji F

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.756 3 2.585 12.707 .000a

Residual 4.069 20 .203

Total 11.825 23

a. Predictors: (Constant), Lg10_TATO, Lg10_ROE, Lg10_ROA b. Dependent Variable: Lg10_Returnsaham

Lampiran 15. Tabel hasil Uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1.166 .252 -4.630 .000 Lg10_ROA -.033 .278 -.019 -.118 .907 Lg10_ROE .185 .343 .088 .538 .596 Lg10_TATO -2.105 .344 -.813 -6.116 .000


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 138 91

Pengaruh Dividend per share (DPS) dan Return on equity (ROE) terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 87

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

Pengaruh Deviden Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 1

Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

15 205 88

PENGARUH ROA, ROE, NPM, DAN EPS TERHADAP RETURN SAHAM Pengaruh Roa, Roe, Npm, Dan Eps Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2010.

1 7 14

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 8

Pengaruh Roa, Roe, Der, Eps, dan Tato Terhadap Return Saham.

12 91 28

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER (TATO), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2012

0 0 15