Pengaruh Dividend per share (DPS) dan Return on equity (ROE) terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
“PENGARUH DEVIDEND PER SHARE (DPS) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN”
Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
OLEH
NAMA : Cerpen Naibaho
NIM : 050503182
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
MEDAN 2 0 0 9
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dividend per share (DPS) dan Return on equity (ROE) terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“ adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 28 Desember 2009 Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Cerpen Naibaho NIM : 050503182
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena kasih, anugerah dan kuasa-Nya telah memampukan saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Dividend per share (DPS) dan Return on equity (ROE) terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs Irwan Djanahar, MAFIS, Ak. Selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Chairul Nazwar,MSi, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.
(4)
5. Kedua orang tua saya, Sihol Naibaho, SE dan Dina Purba. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, 30 Desember 2009 Penulis,
Cerpen Naibaho NIM 050503182
(5)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) secara empiris terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang go public industri Makanan dan minuman di BEI selama periode 2004-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan industri makanan dan minuman yang go public diperoleh 18 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel dividend per share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta
secara simultan variabel dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan indusri makanan dan minuman yang go public di BEI.
(6)
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) and Return on Equity (ROE) on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are go public firms on BEI during the period of 2004 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 19 go public firms, 18 are used as the samples of this study. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that partially dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price, and partially earning per share (ROE) variable has no significantly influenced the stock price, as well as simultaneously both dividend per share (DPS) variable and earning per share (EPS) variable have significantly influenced the stock price variable of go public firms on BEI.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28
(8)
C. Metode Pengumpulan Data ... 28
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29
a. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
F. Metode Analisis Data ... 32
G. Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41
B. Analisis Hasil Penelitian ... 42
1. Analisis Statisik Deskriptif ... 42
2. Uji Asumsi Klasik ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Multikolinearitas ... 49
c. Uji Heteroskedastisitas ... 51
d. Uji Autokorelasi ... 54
3. Analisis Regresi ... 56
C. Pembahasan Hasil Analisis... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Keterbatasan Penelitian ... 50
C. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
(9)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21
Halaman Gambar 4.1 Histogram sebelum ditransformasi ... 40
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot sebelum ditransformasi ... 41
Gambar 4.3 Histogram setelah ditransformasi ... 43
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot setelah ditransformasi ... 44
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 24
Halaman Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel ... 26
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 35
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 37
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 42
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas - Tabel Variance dan VIF ... 45
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi – Uji Durbin-Watson ... 47
Tabel 4.7 Uji Statistik t ... 49
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Daftar perusahaan makanan dan minuman ... 59
Halaman Lampiran 2 Data variabel penelitiaan tahun (sebelum tranformasi) ... 60
Lampiran 3 Data variabel penelitiaan tahun (setelah tranformasi) ... 64
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 67
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 68
Histogram dan Grafik Normal P-Plot ... 70
Hasil Uji Multikolinearitas ... 71
Hasil Uji Heterokedastisitas ... 72
Hasil Uji Autokorelasi ... 73
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 73
(12)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) secara empiris terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang go public industri Makanan dan minuman di BEI selama periode 2004-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan industri makanan dan minuman yang go public diperoleh 18 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel dividend per share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta
secara simultan variabel dividend per share (DPS) dan return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan indusri makanan dan minuman yang go public di BEI.
(13)
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) and Return on Equity (ROE) on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are go public firms on BEI during the period of 2004 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 19 go public firms, 18 are used as the samples of this study. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that partially dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price, and partially earning per share (ROE) variable has no significantly influenced the stock price, as well as simultaneously both dividend per share (DPS) variable and earning per share (EPS) variable have significantly influenced the stock price variable of go public firms on BEI.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam perusahaan, fungsi keuangan menempati posisi yang sangat penting yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Adapun fungsi keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan mencari dana dan kegiatan menggunakan dana. Kegiatan mencari dana harus dilakukan secara efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan. Manajer keuangan harus mencari dana yang diperlukan dengan pengorbanan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Oleh karena itu, manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih.
Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan (modal intern) dan sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan (modal ekstern). Sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan antara lain terdiri dari modal sendiri dan laba ditahan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui pinjaman, baik jangka panjang ataupun jangka pendek dan melalui penerbitan saham obligasi.
Perusahaan yang membutuhkan modal investasi atau dana operasional cenderung memilih sumber pendanaan yang disediakan oleh pasar, yaitu melalui
(15)
penerbitan saham perusahaan. Pemilihan alternatif ini dikarenakan untuk menghindarkan kemungkinan resiko kondisi debt equity ratio yang terlalu tinggi jika menggunakan pinjaman sehingga membuat cost of capital perusahaan tidak lagi minimal.
Dalam penerbitan saham dan obligasi, diperlukan suatu tempat untuk memfasilitasi itu semua, maka keberadaan pasar modal sangat penting. Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki dana. Di samping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena pihak investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan tingkat keuntungan (return) yang optimal.
Pendapatan yang diperoleh oleh seorang investor apabila mereka menanamkan modalnya pada suatu perusahaan ataupun membeli saham perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Laba karena selisih harga jual dan harga beli saham (capital gain) 2. Dividen (pembagian laba perusahaan)
Capital gain diperoleh ketika harga jual saham lebih tinggi dari harga beli
saham tersebut. Sedangkan dividen adalah bagian keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada investor berdasarkan laba operasi ataupun menurut kebijakan perusahaan tersebut. Kebijakan dividen tersebut akan menetapkan berapa besar bagian laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu yang akan ditahan kembali (retained earning)
(16)
Untuk memperoleh pendapatan yang diinginkan, maka seorang investor perlu melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan sebelum membuat keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Salah satu kinerja perusahaan yang dinilai adalah dari aspek keuangan perusahaan. Dan kinerja keuangan ini dapat diketahui dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
Informasi kondisi keuangan perusahaan yang ingin diketahui dan dinilai oleh pihak investor adalah terutama mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pertumbuhan laba yang cukup stabil sehingga memberikan keuntungan kepada para investor. Salah satu kinerja keuangan yang banyak dianalisis oleh investor adalah tingkat profitabilitas perusahaan, karena hal ini berkaitan erat dengan tingkat keuntungan yang diharapkan investor dalam kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut.
Menurut Dewi Astuti (2004;36),
“Para investor dan kreditur sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa yang akan datang.”
Banyak terdapat rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, di antaranya adalah Return on Equity (ROE) dan Dividend per
Share (DPS) . Dividend per share dipilih dengan pertimbangan, semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan deviden per lembar saham bagi pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi
(17)
investor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Pendapatan bagi pemegang saham di lihat dari pembagian deviden. Pendapatan deviden diukur dari besarnya dividend per share. Dividend per share adalah salah satu indikator keuangan yang banyak diperhatikan oleh para investor dalam pertimbangan berinvestasi dalam sebuah perusahaan karena dividend per share menghitung seberapa besar dividen yang akan dimiliki, dengan alasan inilah dividend per
share dipilih menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuliana (2003) menguji pengaruh dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri (ROE) terhadap harga pasa saham Telkom, Tbk. Periode penelitian adalah tahun 1995-2001. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan antara dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri terhadap harga saham. Secara parsial, baik dividen per saham maupun rentabilitas modal sendiri juga tidak berpengaruh terhadap harga saham PT Telkom, Tbk.
Penelitian sejenis dilakukan Raymond dan Tambunan juga melakukan penelitian mengenai dividend per share dan earning per share terhadap harga saham dan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dividend per share dan
earning per share mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham. Hasil
penelitan tersebut tentu saja berbeda atau bertolak belakang dengan penelitian oleh Nuliana (2003).
Berawal dari hasil penelitian terdahulu maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian ulang (replikasi). Adapun alasan pemilihan variable return
(18)
on equity (ROE) dalam penelitian ini karena return on equity merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham, dengan demikian return on equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pendapatan bagi para pemegang sahamnya. Tingkat pengembalian yang tinggi ini memiliki kemungkinan pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham pun akan semakin besar. Oleh karena itu, bagi investor yang berkepentingan akan menunjukkan perhatian kepada keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan prospeknya di masa depan.
Kelompok perusahaan yang tergabung ke dalam industri makanan dan minuman yang go public di Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai perusahaan yang diteliti dengan mempertimbangkan persaingan yang tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima agar unggul dalam persaingan, baik bersaing dengan perusahaan yang telah go public maupun yang belum go public. Disamping itu, industri ini menyediakan kebutuhan primer manusia sehingga tetap dapat menjadi prioritas utama konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung. Bagaimanapun buruknya kondisi kehidupan ekonomi konsumen, mereka masih tetap membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
(19)
Berdasarkan fenomena yang telah diungkapkan diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat penelitian berjudul,
“Pengaruh Return on Equity (ROE) dan Dividend per Share (DPS) terhadap harga saham pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
B. Perumusan Masalah
Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian pada :
a. Apakah ada pengaruh variabel independen dividend per share (DPS) terhadap variabel dependen harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
b. Apakah ada pengaruh variabel independen return on equity (ROE) terhadap variabel dependen harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
c. Apakah ada pengaruh variabel independen Return on Equity (ROE) dan
Dividend per Share (DPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
(20)
C. Batasan Permasalahan
Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian pada:
1. objek penelitian ini adalah Perusahaan industri Makanan dan Minuman yang sudah go public terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004 - 2007 dan menerbitkan laporan keuangannya selama periode tersebut.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 31 Desember 2004 - 2007
3. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 31 Desember 2004 - 2007) baik data variabel independen maupun data yang diperlukan untuk mencari variabel dependen.
D. Manfaat dan Tujuan Penelitian 1) Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak- pihak sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan minuman yang menjadi unit analisis, semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan harga saham.
(21)
2. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk lebih memahami bagaimana cara menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang nyata melalui teori yang didapatkan dalam bangku kuliah 3. Bagi Universitas dan rekan-rekan mahasiswa, dapat memperoleh tambahan
pengetahuan mengenai pengaruh Return on Equity (ROE) dan Dividend
per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan.
4. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu sudut pandang baru dalam menilai keadaan perusahaan dalam hubungannya dengan keputusan memilih saham perusahaan di pasar modal.
2. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis perkembangan dividend per share dan return on equity pada perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan minuman periode 2004-2007.
2. Menganalisis perkembangan harga saham perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan minuman.
3. menganalisis Pengaruh dividend per share dan return on equity secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam industri Makanan dan Minuman periode 2004-2007.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritis
1. Dividen
a. Pengertian Dividen
Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan beli saham. Sedangkan dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan.
Menurut Tangkilisan dan Hessel (2003;227)
“Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity).”
Sedangkan menurut Rusdin (2006,73),
“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.”
Sehingga dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham.
(23)
b. Jenis-Jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis- jenis dividen menurut Brigham dan Houtston (2004;95):
1. Cash Dividend (Dividen Tunai)
Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain.
2. Stock Dividend (dividen saham)
Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan
dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan
3. Property dividend (dividen barang)
Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang
(aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang
homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan
mengganggu kontinuitas perusahaan.
4. Scrip Dividend
Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip)
janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang scrip.
5. Liquidating dividend
Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan
pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
(24)
c. Kebijakan Dividen
1. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada pemegang saham (investor)
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007;253),
“Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”
Dari pengertian dividen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menginvestasi kembali laba yang diperoleh dari suatu hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada para pememgang saham.
2. Teori Kebijakan Dividen
Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Teori dari kebijakan dividen ini akan mempengaruhi harga saham.
Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga saham. Ketiga teori tersebut adalah:
a. Teori Residu Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali dari pada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen dimana re-investasi akan
(25)
menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain yang resikonya kira-kira seimbang.
b. Teori Irrelevansi Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari asset perusahaan.
c. Teori Relevansi Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada dividen yang diterima di masa yang akan datang.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang diambil perusahaan, sangat bergantung pada berbagai faktor yang terjadi, baik itu yang terjadi di dalam perusahaan maupun yang terjadi di luar perusahaan.
Menurut Agus Sartono (2001;292-295), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan Meminjam
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula. 4. Keadaan Pemegang Saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk Menahan laba untuk investasi yang profitable.
5. Stabilitas Dividen
Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada
(26)
4. Jenis Kebijakan Dividen
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash dividend yang diberikan kepada pemegang saham. Adapun bentuk kebijakan tersebut menurut Sutrisno (2003;305-307), ada empat yaitu:
1. Kebijakan pemberian dividen yang stabil
Yaitu dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi 2. Kebijakan dividen yang meningkat
Yaitu perusahaan memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan
3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Yaitu perusahaan memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
4. Kebijakan dividen regular yang rendah ditambah ekstra
Yaitu perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen
5. Bentuk pembayaran dividen
Menurut Addul Halim (2005:94), ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra.
1. Dividen dalam jumlah rupiah stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
2. Dividen dengan rasio pembayaran konstan.
Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi 3. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra
Pembayaran dividen ini hannyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik.
(27)
2. Return on Equity (ROE)
a. Pengertian Return on Equity (ROE)
Rentabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. Investor memandang bahwa return on equity merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena return on equity merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007;74),
“Return on equity merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan (laba) yang menjadi hak pemilik modal sendiri.”
Sedangkan menurut Susan Irawaty (2006;61),
“Return on equity atau yang sering disebut dengan rate of return on net
worth, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.”
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa return on equity adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat sejauhmana perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dengan return on equity yang tinggi, perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Dalam hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham.
(28)
b. Faktor Yang mempengaruhi Return on Equity (ROE)
Banyak hal yang mempengaruhi return on equity berfluktuasi yaitu karena berbagai faktor yang terjadi, baik itu dalam perusahaan sendiri ataupun karena faktor dari luar perusahaan.
Menurut Agus Sartono (2001;124),
“Return on equity atau return on net worth dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini akan makin besar pula”.
Dari pernyataan di atas maka faktor yang mempengaruhi tingkat return on
equity salah satunya adalah tingkat hutang perusahaan. Tingkat hutang
perusahaan yang tinggi maka rasio pengembalian akan tinggi pula. Ini dikarenakan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan yang besar kepada para pemegang saham. Karena alasan dana yang tersedia cukup besar yaitu dana dari pinjaman pihak luar, maka perusahaan mampu memberikan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham.
c. Faktor yang Menentukan Return on Equity (ROE)
Faktor yang menentukan return on equity besar atau kecil sangat bergantung pada kinerja perusahaan itu sendiri. Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan tingkat return on equity yang baik dan atau sebaliknya.
Menurut Susan Irawaty (2006;61),
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Sendiri x 100%
Dari rumus diatas maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat return on equity adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total
(29)
modal sendiri. Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat retun on equity akan tinggi. Namun sebaliknya apabila jumlah laba bersih yang didapat perusahaan rendah sementara jumlah total modal sendiri perusahaan tinggi maka tingkat
return on equity akan rendah.
3. Saham
a) Pengertian Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau keikutsertaan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan saham-sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham itu sendiri bukanlah merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang dapat menjual sahamnya.
Menurut Ardiyos (2001;244),
“Saham adalah bagian dari modal sendiri di dalam perseroan dan bukti kepemilikannya disebut saham.”
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak pula menentukan arah kebijakan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Besarnya resiko yang ditanggung pemegang saham adalah sebesar jumlah saham yang dimiliki apabila perusahaan bangkrut.
(30)
b)Jenis-Jenis Saham
Saham yang beredar dimasyarakat terdapat dalam berbagai jenis. Adapun maksud dari pembagian ini adalah hannya untuk membedakan dari karakeristik saham itu sendiri. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007;367-368), saham dapat dibedakan menjadi:
1. Berdasarkan cara pengalihannya a. Saham atas unjuk (Bearer stock)
saham atas untuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya. Karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
b. Saham atas nama (Registered stock)
Di sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilk dapat meminta gantinya.
2. Berdasarkan manfaatnya a. Saham biasa
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain: saham unggulan, saham biasa yang tumbuh, saham biasa yang stabil, dan lain-lain
b. Saham preferen (Prefered stock)
Saham preferen terdiri beberapa jenis, antara lain; saham prefer kumulatif, saham preferen bukan kumulatif, dan lain-lain
Kelebihan saham biasa adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang cukup besar, bergantung kepada perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Di samping mendapatkan penghasilan dari dividen, pemilik saham biasanya juga memperoleh keuntungan dari capital gain. Adapun karakeristik saham biasa yaitu:
1. Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan pasti. Pendapatan investasi saham dapat berupa dividen dan capital gain.
(31)
Pembayaran dividen kepada investor bergantung pada kebutuhan manajemen perusahaan yang menyangkut kondisi dan rencana perusahaan di masa yang akan datang.
2. Saham biasa mempunyai hak untuk mengikuti rapat umum pemegang saham yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam suatu perusahaan. Hak suara yang dimiliki pemegang saham adalah sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan demikian setiap pembelian saham berperan untuk menentukan masa depan perusahaan.
3. Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo tertentu. Dengan demikian emiten tidak perlu berkewajiban untuk membayar kembali harga pembelian saham yang telah diterbitkannya. Berbeda dengan obligasi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan baik itu berupa bunga atau nominalnya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham seperti yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham (2001;26), yang berpendapat bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut:
1. Proyeksi laba per saham 2. Saat diperolehnya laba
3. Tingkat risiko dari proyeksi laba 4. Proporsi utang perusahaan 5. Kebijakan pembagian dividen
(32)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa dividen merupakan faktor yang berpengaruh terhadap harga saham. Dan hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa investor lebih tertarik dengan dividen.
B. Tinjauan Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham yang ditemukan penulis dari penelitian-penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Rincian mengenai lima penelitian terdahulu dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Table 1.1 Ringkasan Penelitian terdahulu
Tahun Peneliti Uraian
2003 Nuliana Nuliana meneliti pengaruh dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri (ROE) PT Telkom,Tbk. Periode penelitian adalah 1995-2001. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa secara simulatan tidak ada pengaruh yang signifikan antara dividen per saham dan ROE terhadap harga saham. Baik secara parsial, baik dividen per saham maupun ROE juga tidak berpengaruh terhadap harga saham PT Telkom,Tbk
2006 Nurmala Nurmala meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa Efek Jakarta selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 1996-2000. Kebijakan dividen yang digunakan adalah Earning Per Share dan Dividend per Share dan harga saham yang digunakan adalah adalah closing price. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis Rank Spearmen dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif yang menjadi sampel penelitian yaitu PT Goodyear Indonesia Tbk, PT selamat Sempurna Tbk, PT Tunas Ridean Tbk
(33)
tidak mempengaruhi harga saham
2007 Tambunan Tambunan meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Kebijakan dividen yang digunakan sebagai variabel independen adalah
dividend per share dan earning per share, harga
saham yang digunakan sebagai variabel dependen adalah harga saham penutupan. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 27 perusahaan dengan periode pengamatan yaitu tahun 2001-2003. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan regresi linear berganda, dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham.
2008 Satria Satria menguji pengaruh rasio keuangan likuiditas, solvabilitas dan pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ. Penelitian ini mengambil sampel 70 perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2003-2005 di BEJ. Variabel yang digunakan dalam (TATO), Inventory
Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER)
sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Berdasarkan pengujian dengan regresi linear dan dan regresi berganda diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi harga saham. Namun secara parsial, hannya CR, BPM, dan ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel DTA, TATO, ITO dan PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
2009 Fanny Fanny meneliti pengaruh CAR, LDR, NPL, ROE, dan dividend per share (DPS) terhadap harga saham pada industri perbankan yang go public. CAR, LDR, NPL, ROE dividend per share (DPS) adalah variabel independen dan harga saham adalah variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR, NPL, ROE tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan dividend per share (DPS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(34)
yaitu harga saham pada industri perbankan yang
go public. Secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham (closing
price) pada industri perbankan yang go public
Dari lima penelitian terdahulu, dapat ditinjau bahwa terdapat inconsistency dalam penelitian penelititan tersebut yang dapat dilihat bahwa ada penelitian terdahulu yang menyatakan DPS dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, tetapi ada juga yang menyatakan DPS dan ROE tidak ada berpengaruh terhadap harga saham.
C. Kerangka konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini adalah dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gbr 2.1 Kerangka konseptual
Harga Saham (Y)
Return on Equity
(X2)
Dividend per Share
(35)
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Dividend per Share (DPS) berpengaruh terhadap harga saham secara parsial 2. Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham secara parsial 3. DPS dan ROE berpengaruh terhadap harga saham secara simultan
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian
Rancangan (desain) penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal menurut Widaya dan Amirullah (2002 : 61) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset Akuntansi Terapan, adalah “desain yang berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007. Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan dimana metode yang digunakan untuk sampel yaitu dengan metode purposive sampling yaitu penentuan teknik sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang terkabung dalam industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007
2. Kelengkapan data dari perusahaan yang terkabung dalam industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007
(37)
Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel yang diteliti sebanyak 18 dari 19 perusahaan makanan dan minuman, adapun yang memenuhi persyaratan diatas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel penelitian Industri makanan dan minuman 1 PT Ades Alfindo Putra Setia, Tbk ADES
2 PT Aqua Golden Mississipi, Tbk AQUA
3 PT Cahaya Kalbar, Tbk CEKA
4 PT Davomas Abadi, Tbk DAVO
5 PT Delta Djakarta, Tbk DLTA
6 PT Fast Food Indonesia, Tbk FAST
7 PT Indofood Sukses Mandiri, Tbk INDF
8 PT Mayora Indah, Tbk MYOR
9 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 10 PT Putra Sejahtra Pioneerindo, Tbk PTSP
11 PT Prasinda Aneka Niaga, Tbk PSDN
12 PT Sekar Laut, Tbk SKLT
13 PT Siantar Top, Tbk STTP
14 PT Sierald Produce, Tbk SIPD
15 PT SMART Tbk SMAR
16 PT Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA
17 PT Tunas Baru Lampung, Tbk SUBA
(38)
C.Jenis Data dan Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004:13), dan data tersebut juga merupakan data sekunder yaitu data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2005-2007, melalui situs perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). D.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dan dari laporan-laporan keuangan yang diambil dari sumber
lain maupun dari situs Bursa Efek Indonesia
E.Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2. Variabel independen (bebas)
Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen di sini adalah:
Dividend per Share (x1) = Dividen tunai
Jumlah saham beredar
Return on Equity (x2) = Laba bersih setelah pajak
(39)
3. Variabel dependen (tidak bebas)
Harga saham (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing
price per tahun masing-masing perusahaan yang diteliti dengan periode
penelitian dari tahun 2004 dan 2007.
Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel penelitian dapat dioperasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Variabel
Penelitian
Konsep Variabel Indikator Skala
Dividend per Share
(DPS)
Nilai yang menunjukan
jumlah uang yang dibayarkan kepada pemegang saham
DPS= Dividen Tunai
Jumlah lembar saham biasa
Rasio
Return on Invesment
(ROE)
Pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham
ROE= Laba bersih setelah pajak Rata-rata ekuitas Rasio Harga saham Harga saham emiten yang diperdagangkan
Closing price Rasio
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi dengan bantuan Software SPSS for windows. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asusmsi klasik atau tidak.
(40)
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat tersebut adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linear berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 103), ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.” Menurut Ghozali (2005 : 110), ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.”
Dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005 : 110),
1) analisis grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data
(41)
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residua l normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2) analisis statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :
a) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,
b) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Gujarati (1995) dalam Hadi (2006 : 168), “uji multikolinearitas berhubungan dengan adanya korelasi antar variabel independen. Sebuah persamaan terjangkit penyakit ini bila dua atau lebih variabel independen memiliki tingkat korelasi yang tinggi. Sebuah persamaan regresi dikatakan baik bila persamaan tersebut memiliki variabel independen yang saling tidak berkorelasi.”
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Hadi (2006 : 168) dapat dilihat dari :
1) salah satu ciri regresi yang terjangkit multikolineartas adalah persamaan tersebut memiliki nilai R2 yang sangat tinggi, tetapi hanya memiliki sedikit variabel independen yang signifikan (memiliki nilai t hitung tinggi). Keadaan yang paling ekstrim adalah bila model memiliki nilai R2 dan F
(42)
hitung yang tinggi dan secara otomatis akan memiliki nilai signifikansi F yang sangat bagus tetapi tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai t cukup (signifikan). Bila hal ini terjadi maka bisa disimpulkan bahwa bagusnya F dan R2 karena adanya interaksi antar variabel independen yang cukup tinggi (multikolinear)
2) indikator lain yang bisa dipakai adalah CI (Condition Index) atau Eigenvalues. Bila CI berkisar antara10 sampai dengan 30 maka kita bisa mengatakan bahwa persamaan tersebut terjangkit multikolinear. Bila CI > 30 maka terjangkitnya semakin kecil.
3) VIF (Variabel Inflation Factor) juga bisa digunakan sebagai indicator. Bila VIF > 10 maka variabel tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi.
Menurut Ghozali (2005 : 91), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi,
1) nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) multikolinearitas dapat juga dilihat dari a) nilai tolerance dan lawannya b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
(43)
Beberapa cara mengobati apabila terjadi multikolonieritas dalam data penelitian adalah sebagai berikut:
a) menggabungkan data crossection dan time series (pooling data)
b) mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi.
c) transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linear di antara variabel independen.
d) menggunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan mencoba untuk menginterpretasikan koefisien regresinya).
e) menggunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian regression atau dalam kasus khusus ridge regression.
c. Uji Heterokedastisitas,
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedesitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara
(44)
statisik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heterokedesitas (Erlina, 2007:108).
Menurut Gujarati (1995) dalam Hadi (2006 : 172), “untuk mengetahui adanya masalah heteroskesdatisitas ini kita bisa menggunakan korelasi jenjang Spearman, tes Park, tes Goldfeld-Quandt, tes BPG, tes White atau tes Glejser.” Bila menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka kita harus menghitung nilai korelasi untuk setiap variabel independen terhadap nilai residu, baru kemudian dicari tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar test yang sama yaitu meregresikan kembali nilai residu ke variabel independen.
Menurut Hadi (2006 : 174), salah satu cara untuk mengurangi masalah heteroskesdatisitas adalah “menurunkan besarnya rentang (range) data. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah melakukan transformasi (manipulasi) logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan bila semua data bertanda positif.”
d. Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (timeseries). “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi.”(Hadi, 2006 : 175)
Menurut Singgih (2002 : 218) Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (D-W). Panduan mengenai angka D-W untuk
(45)
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan:
1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Jika terjadi autokorelasi, maka dapat diatasi dengan cara: a) melakukan transformasi data,
b) menambah data observasi.
2. Model dan Teknik Analisis Data a. Model Regresi Berganda
Pada tahapan ini penulis akan membuat model regresi yang menggambarkan hubungan antara Devidend per Share dan Return On Equity sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yakni harga saham, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan nilai Y apabila variabel X diketahui.
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : Y = Harga saham
X1 = Devidend Per Share (DPS)
X2 = Return on Equity (ROE)
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
(46)
b. Pengujian Hipotesis 1) Uji Parsial (Uji t Statistik)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk pengujiannnya adalah :
Ho : b1,b2 =0 , artinya Devidend per Share dan Return On Equity secara Parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham.
Ha : b1,b2 ≠0 , artinya Devidend per Share dan Return On Equity secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham.
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n – k).
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel
2) Pengujian secara Simultan (Uji F Statistik)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1=b2 =0, artinya variabel Devidend per Share dan Return On Equity
secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham.
(47)
Ha : b1≠b2≠0, artinya Devidend per Share dan Return On Equity secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung < F tabel
Ha diterima jika F hitung > F tabel
3). Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R² ≤ 1 ). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
(48)
G. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Bulan
Sept 2009
Okt 2009
Nov 2009
Des 2009
Jan 2010
Pencarian Data Awal V
Pengajuan Proposal V
Bimbingan dan Perbaikan Proposal V V
Seminar Proposal V
Analisis Data V V
Bimbingan Skripsi V V
(49)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2004-2007.
(50)
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Perbankan 1 PT Ades Alfindo Putra Setia, Tbk ADES 2 PT Aqua Golden Mississipi, Tbk AQUA
3 PT Cahaya Kalbar, Tbk CEKA
4 PT Davomas Abadi, Tbk DAVO
5 PT Delta Djakarta, Tbk DLTA
6 PT Fast Food Indonesia, Tbk FAST 7 PT Indofood Sukses Mandiri, Tbk INDF
8 PT Mayora Indah, Tbk MYOR
9 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 10 PT Putra Sejahtra Pioneerindo, Tbk PTSP 11 PT Prasinda Aneka Niaga, Tbk PSDN
12 PT Sekar Laut, Tbk SKLT
13 PT Siantar Top, Tbk STTP
14 PT Sierald Produce, Tbk SIPD
15 PT SMART Tbk SMAR
16 PT Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA 17 PT Tunas Baru Lampung, Tbk SUBA 18 PT Ultra Jaya Milk, Tbk ULTJ
(51)
B. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
DPS 72 .00 3600.00 232.9167 736.32113
ROE 72 -1768.16 2164.37 -17.7849 356.79932
Harga Saham 72 50.00 129500.00 9604.8611 24101.82965 Valid N
(listwise) 72
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa :
1. Rata-rata dari DPS 232.9167 deviasi 736.32113 dan jumlah data yang ada adalah 72. Nilai DPS (X1) tertinggi adalah 3600.00, dan nilai DPS (X1) yang terendah adalah 0.000
2. Rata-rata dari ROE adalah -17.7849 dengan standard deviasi 356.79932 dan jumlah data yang ada adalah 72. Nilai ROE (X2) tertinggi adalah 2164.37, dan nilai ROE (X2) yang terendah adalah -1768.16
3. Rata-rata dari Harga Saham (Y) adalah 9604.8611 dengan standar deviasi sebesar 24101.82965 dan jumlah data sebanyak 72. Nilai Harga Saham (Y) terendah adalah 50.00 dan nilai Harga Saham (Y) tertinggi adalah 129500.00
(52)
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji normalitas.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residua l berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation 19570.87059430
Most Extreme Differences Absolute .403
Positive .403
Negative -.341
Kolmogorov-Smirnov Z 3.418
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 3.418 dan tidak signifikan pada 0.05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0.0000 < dari 0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal atau dengan kata lain variabel residual berdistribusi secara tidak normal.
(53)
Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, ditunjukkan sebagai berikut:
Regression Standardized Residual
6 4
2 0
-2
F
r
e
q
u
e
n
c
y
60
50
40
30
20
10
0
Histogram Dependent Variable: Harga Saham Mean =-2.6E-18 Std. Dev. =0.986 N =72
Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data tidak mengikuti kurva berbentuk lonceng namun distribusi data menceng (skewness) ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut tidak normal.
(54)
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6
0.4 0.2
0.0
E
x
p
e
c
te
d
C
u
m
P
ro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Harga Saham
Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik tidak menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya menjauhi garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi tidak terdistribusi secara normal.
Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik diatas menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak normal, sehingga dilakukan tindakan
(55)
perbaikan yaitu dengan melakuakan transformasi seluruh variabel penelitian kedalam fungsi LN. Hasil pengujian data ulang menghasilkan:
Tabel 4.4 Uji Normalitas
Setelah Transformasi dengan LN One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 22
Normal
Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation .55199424
Most Extreme Differences
Absolute
.110
Positive .083
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .517
Asymp. Sig. (2-tailed) .952
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirov sebesar 0.517 dan tidak signifikan pada 0.05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0.952 > dari 0.05). Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Untuk lebih mendukung hasil uji diatas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot setelah data ditransformasi ke bentuk LN. Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, ditunjukkan sebagai berikut:
(56)
Regression Standardized Residual
3 2
1 0
-1 -2
F
re
q
u
e
n
c
y
5
4
3
2
1
0
Histogram Dependent Variable: LN_Harga_saham
Mean =-3.57E-15 Std. Dev. =0.951
Gambar 4.3 Grafik Histogram setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut terdidstribusi secara normal.
(57)
Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LN_Harga_saham
Gambar 4.4 Normal Probability Plot Setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi setelah ditransformasi kedalam bentuk LN juga terdistribusi secara normal.
(58)
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tol > 0.10 dan Variance
Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Setelah transformasi dengan LN
Coefficients(a)
a Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance LN_DPS adalah sebesar 0.502 lebih besar dari 0.1 dan VIF-nya 1.991 < 10, tolerance LN_ROE adalah sebesar 0.502 > 0,10 dan VIF-nya 1.991 < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.
c. Uji Heterokedasititas
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constan) 4.730 .315 15.014 .000
LN_DPS .871 .070 1.007 12.467 .000 .502 1.991
(59)
Regression Standardized Predicted Value 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: LN_Harga_saham
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (LN_Harga Saham) berdasarkan masukan variabel indevenden, LN_DPS dan LN_ROE.
(60)
d. Uji Autokorelasi
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Setelah transformasi dengan SQRT Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .968(a) .938 .931 .53517 1.881
a Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_DPS b Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak terjadi autokorelasi dengan nilai tabel Durbin Watson 1.8881. Sebab,dinyatakan tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika -2 < du < 2, dimana nilai Durbin Watson adalah 1.881.
3. Model Dan Teknik Analisis Data a. Model Regresi Berganda
Coefficients(a) a Dependent Variable: LN_Harga_saham
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B
Std.
Error Beta B
Std.
Error Tolerance VIF
1 (Constant) 4.730 .315 15.014 .000
LN_DPS .871 .070 1.007 12.467 .000 .502 1.991
(61)
Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun adalah: LN_HS = 4.730 + 0.871 LN_DPS – 0.113 LN_ROE dimana:
LN_HS = LN_Harga Saham
LN_DPS = LN_Dividend per Share (DPS)
LN_ROE = LN_Return on Equity (ROE)
a. Konstanta (a) sebesar 4.730, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka LN_Harga Saham 4.730.
b. Koefisien LN_DPS (b1) = 0.871, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel LN_DPS sebesar 1% akan menaikkan LN_HS sebesar 0.871 atau 87,1% dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
c. Koefisien LN_ROE (b2) = -0.113 ,ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan LN_ROE sebesar 1%, maka akan menurunkan LN_HS sebesar 0.113 atau 11,3%, dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
b. Pengujian Hipotesis 1). Uji Parsial (Uji t Statistik)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut:
(62)
Tabel 4.7 Uji statistik
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut: a. LN_DPS mempunyai nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0.05,
sedangkan nilai t hitung 12.467 > t tabel 2.093024 (t- tabel = (α , 0.05 : df ,19 = 2.093024). Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial DPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
b. LN_ROE mempunyai nilai signifikansi 0.496 yang jauh lebih besar dari 0.05, dan nilai t hitung -0.695 < t tabel 2.093024 (t- tabel = (α , 0.05 : df ,19 = 2.093024)). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh positif terhadap Harga Saham.
2). Uji Simultan (uji F statistik)
Kemudian untuk menguji pengaruh Variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji statistik F, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constan) 4.730 .315 15.014 .000
LN_DPS .871 .070 1.007 12.467 .000 .502 1.991
(63)
Tabel 4.8 Uji Statistik F
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n 81.952 2 40.976 143.071 .000(a)
Residual 5.442 19 .286
Total 87.394 21
a Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_DPS b Dependent Variable: LN_Harga_saham
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, bahwa nilai F hitung adalah 143.071 yang lebih besar dari 4, dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05, ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen, LN_DPS dan LN_ROE secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hasil analisis ini diperkuat dengan membandingkan antara nilai F hitung 143.071 yang jauh lebih besar dari F tabel 3.521893.
3). Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.9 Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .968(a) .938 .931 .53517 1.881
a Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_DPS b Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
(64)
Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,968 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN_Harga Saham dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 0.968 berada diatas 0,96 (90%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,938. Angka ini mengindikasikan bahwa 93.8% variasi atau perubahan dalam Harga Saham dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN_DPS dan LN_ROE. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
C. Pembahasan Hasil Analisis
Dari hasil pengujian secara parsial (individu) diketahui bahwa variabel
Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham
(HS), karena nilai signifikansi DPS 0,000 (< 0,05). Sedangkan, variabel Return
on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham
(HS) karena nilai signifikansi ROE 0,496 (> 0,05).
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,968., angka R sebesar 0,968 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN_Harga Saham dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 0.968 berada diatas 0,96 (90%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,938. Angka ini mengindikasikan bahwa 93.8% variasi atau perubahan dalam Harga Saham dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN_DPS dan LN_ROE. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
(65)
Hal ini berarti bahwa informasi DPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, karena tidak selamanya laba bersih yang diperoleh perusahaan dialokasikan sebagai dividen, bisa saja perusahaan mengalokasikan laba bersih yang didapatnya untuk perluasan/ ekspansi usaha, atau melakukan investasi seperti investasi aktiva tetap, investasi jangka panjang dan lain- lain. Untuk ROE masih kurang diperhatikan sebagai fundamental pembelian saham, karena para investor cenderung untuk mendapatkan laba yang didapatkan untuk jangka pendek.
(66)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. DPS memiliki pengaruh yang signifikan untuk α = 5% terhadap harga saham
perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,0000 < 0,05 setelah dilakukan uji t.
2. ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk α = 5% terhadap harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,266 > 0,05 setelah dilakukan uji t.
3. DPS dan ROE secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh yang signifikan untuk α = 5% terhadap harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu DPS dan ROE sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi harga saham
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2004-2007,
(67)
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap pengaruh return on equity (ROE) dan dividend per share (DPS) dengan harga saham dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan, kebijakan manajemen, tingkat resiko, laju inflasi, dan lain-lain.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana
(68)
teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham seperti rasio keuangan, tingkat suku bunga, faktor politik dan lain sebagainya sehingga hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan harga saham tiga bulan sebelum dan sesudah closing
(1)
Normal P-P Plot of Regresion Standardized Residual sebelum tranformasi
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
E
xp
ec
te
d
C
um
P
ro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Harga Saham
Normal P-P Plot of Regresion Standardized Residual sesudah tranformasi
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex
pe
ct
ed
C
um
P
ro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LN_Harga_saham
(2)
Histogram sebelum tranformasi
Regression Standardized Residual
6 4
2 0
-2
F
re
q
u
e
n
c
y
60
50
40
30
20
10
0
Histogram Dependent Variable: Harga Saham
Mean =-2.6E-18 Std. Dev. =0.986
N =72
Histogram sesudah tranformasi
F
re
q
u
e
n
c
y
5
4
3
2
1
Histogram Dependent Variable: LN_Harga_saham
Mean =-3.57E-15 Std. Dev. =0.951
(3)
Hasil Uji Multikolinearitas sebelum tranformasi
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients t Sig.
95% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta
Lower Bound
Upper
Bound B Std. Error
1 (Constant) 5176.735 2460.121 2.104 .039 268.929 10084.542
Deviden
Perusahaa n
19.080 3.203 .583 5.957 .000 12.690 25.470
ROE .895 6.610 .013 .135 .893 -12.292 14.081
a Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Uji Multikolinearitas sesudah tranformasi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta
Toleranc
e
VIF
1
(Constan)
4.730
.315
15.014
.000
LN_DPS
.871
.070
1.007
12.467
.000
.502
1.991
(4)
Hasil Uji Heteroskedastisitas sebelum tranformasi
Regression Standardized Predicted Value
5 4 3 2 1 0 -1 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 6 4 2 0 -2 Scatterplot Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Uji Heteroskedastisitas sesudah tranformasi
R e g re s s io n S ta n d a rd iz e d P re d ic te d V a lu e 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 Scatterplot Dependent Variable: LN_Harga_saham
(5)
Hasil Uji Autokorelasi sebelum transformasi
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .584(a) .341 .322 19852.48033 2.097
a Predictors: (Constant), ROE, Deviden Perusahaan b Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Uji Autokorelasi sesudah transformasi
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .968(a) .938 .931 .53517 1.881
a Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_DPS b Dependent Variable: LN_Harga_saham
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error
1 (Constant) 4.730 .315 15.014 .000
LN_DPS .871 .070 1.007 12.467 .000 .502 1.991
LN_ROE -.113 .163 -.056 -.695 .496 .502 1.991
a Dependent Variable: LN_Harga_saham
(6)
Lampiran 7
Hasil Uji Hipotesis (Uji F)
ANOVA(b)Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 81.952 2 40.976 143.071 .000(a)
Residual 5.442 19 .286
Total 87.394 21
a Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_DPS b Dependent Variable: LN_Harga_saham