STUDI TENTANG KONDISI PSIKOLOGIS PELAKU MASTURBASI
STUDI TENTANG KONDISI PSIKOLOGIS PELAKU MASTURBASI
Oleh: Juli Wardah ( 05810155 )
Psycology
Dibuat: 20100518 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata Kunci: Masturbasi, Kondisi Psikologis
ABSTRAKSI
Dalam perkembangan seksual, individu akan memiliki dorongan seks
sebagai hasil reaksi hormonhormon seks dalam tubuh. Dorongan seks tersebut
seharusnya dipenuhi bersama pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi,
seseorang yang sedang atau sudah mencapai kematangan seksual, namun belum
menikah tentu memiliki problema tersendiri. Akibatnya, dorongan seksual
dilampiaskan dengan cara melakukan masturbasi. Masturbasi merupakan hal yang
wajar bagi usia pubertas dan remaja, namun tidak demikian pada usia dewasa
karena dianggap sebagai gejala yang abnormal apalagi bila dilakukan secara
berlebihan dengan frekuensi lebih dari dua kali sehari. Masturbasi dapat
menimbulkan perasaan bersalah yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi
psikologis seseorang. Oleh karena itu, penelitian mengenai masturbasi dan kondisi
psikologis subjek masturbasi penting untuk dilakukan agar dapat diupayakan
pencegahan atau penanganan bagi siapa saja yang belum maupun sudah terlibat
dalam kebiasaan masturbasi.
Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek
penelitian yang digunakan berjumlah tiga orang dengan jenis kelamin lakilaki
yang berusia dewasa yang melakukan masturbasi secara terusmenerus.
Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara dan tes
Rorschach. Dalam menganalisis data, dilakukan dengan tahapan, menelaah atau
mempelajari data, reduksi, dan penafsiran data. Selain itu, untuk mengecek
keabsahan data, digunakan teknik triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang subjek melakukan
masturbasi karena adanya interaksi dari beberapa faktor, di antaranya kontrol ego
yang lemah, dorongan seksual yang tinggi dalam diri subjek, pengaruh teman dan
adanya reinforcement. Selanjutnya, terbentuk suatu kondisi psikologis di mana
secara kognitif, subjek mengalami hambatan dalam optimalisasi potensi
intelektual, terbentuk pola pikir konkritpraktis dan suka berfantasi; afeksi dan
emosi, di mana adanya indikasi depresi karena kecemasan yang selalu direpres;
dan fungsi konasi yang rendah ditandai dengan kemauan dan motivasi yang
kurang untuk mengembangkan diri, berhubungan sosial dan sebagainya sehingga
produktivitas menjadi rendah.
ABSTRACT
In sexual development, the individual will have the sexual urge as a result
of reaction to sex hormones in the body. Sex drive should be filled with married
couples. However, a person who is or has reached sexual maturity, but not
married must have its own problems. Consequently, the sexual urge acted in a
way to masturbate. Masturbation is a normal thing at the age of puberty and
adolescence, but not so in adulthood because it is considered as abnormal
symptoms especially if done to excess with a frequency more than twice a day.
Masturbation can cause feelings of guilt that can negatively impact one\'s
psychological condition. Therefore, this research is important to be pursued to the
prevention or treatment for anyone who has not or who are involved in the habit
of masturbation.
This type of qualitative research with case study method. Research
subjects which amount to three people with gender men aged adults who
masturbate constantly. Next, the data collection method used, the interviews and
the Rorschach test. In analyzing the data is done by examining or studying the
stages of data, reduction and interpretation of data. In addition, to check the
validity of data used the method of triangulation techniques.
Research results show that backgrounds subject to masturbate because of
the interaction of several factors, including weak ego control, high sex drive in a
subject, the influence of friends and the reinforcement. Further, formed a
psychological condition in which subjects experience cognitive difficulties in
optimizing the potential for intellectual, formed concrete thinking, practical and
like to fantasize; affection and emotion, where there were indications of
depression because of the anxiety that is always suppressed; and low willingness
function is marked with the willingness and motivation to develop selfless, social
contact and others so that productivity is low.
Oleh: Juli Wardah ( 05810155 )
Psycology
Dibuat: 20100518 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata Kunci: Masturbasi, Kondisi Psikologis
ABSTRAKSI
Dalam perkembangan seksual, individu akan memiliki dorongan seks
sebagai hasil reaksi hormonhormon seks dalam tubuh. Dorongan seks tersebut
seharusnya dipenuhi bersama pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi,
seseorang yang sedang atau sudah mencapai kematangan seksual, namun belum
menikah tentu memiliki problema tersendiri. Akibatnya, dorongan seksual
dilampiaskan dengan cara melakukan masturbasi. Masturbasi merupakan hal yang
wajar bagi usia pubertas dan remaja, namun tidak demikian pada usia dewasa
karena dianggap sebagai gejala yang abnormal apalagi bila dilakukan secara
berlebihan dengan frekuensi lebih dari dua kali sehari. Masturbasi dapat
menimbulkan perasaan bersalah yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi
psikologis seseorang. Oleh karena itu, penelitian mengenai masturbasi dan kondisi
psikologis subjek masturbasi penting untuk dilakukan agar dapat diupayakan
pencegahan atau penanganan bagi siapa saja yang belum maupun sudah terlibat
dalam kebiasaan masturbasi.
Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek
penelitian yang digunakan berjumlah tiga orang dengan jenis kelamin lakilaki
yang berusia dewasa yang melakukan masturbasi secara terusmenerus.
Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara dan tes
Rorschach. Dalam menganalisis data, dilakukan dengan tahapan, menelaah atau
mempelajari data, reduksi, dan penafsiran data. Selain itu, untuk mengecek
keabsahan data, digunakan teknik triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang subjek melakukan
masturbasi karena adanya interaksi dari beberapa faktor, di antaranya kontrol ego
yang lemah, dorongan seksual yang tinggi dalam diri subjek, pengaruh teman dan
adanya reinforcement. Selanjutnya, terbentuk suatu kondisi psikologis di mana
secara kognitif, subjek mengalami hambatan dalam optimalisasi potensi
intelektual, terbentuk pola pikir konkritpraktis dan suka berfantasi; afeksi dan
emosi, di mana adanya indikasi depresi karena kecemasan yang selalu direpres;
dan fungsi konasi yang rendah ditandai dengan kemauan dan motivasi yang
kurang untuk mengembangkan diri, berhubungan sosial dan sebagainya sehingga
produktivitas menjadi rendah.
ABSTRACT
In sexual development, the individual will have the sexual urge as a result
of reaction to sex hormones in the body. Sex drive should be filled with married
couples. However, a person who is or has reached sexual maturity, but not
married must have its own problems. Consequently, the sexual urge acted in a
way to masturbate. Masturbation is a normal thing at the age of puberty and
adolescence, but not so in adulthood because it is considered as abnormal
symptoms especially if done to excess with a frequency more than twice a day.
Masturbation can cause feelings of guilt that can negatively impact one\'s
psychological condition. Therefore, this research is important to be pursued to the
prevention or treatment for anyone who has not or who are involved in the habit
of masturbation.
This type of qualitative research with case study method. Research
subjects which amount to three people with gender men aged adults who
masturbate constantly. Next, the data collection method used, the interviews and
the Rorschach test. In analyzing the data is done by examining or studying the
stages of data, reduction and interpretation of data. In addition, to check the
validity of data used the method of triangulation techniques.
Research results show that backgrounds subject to masturbate because of
the interaction of several factors, including weak ego control, high sex drive in a
subject, the influence of friends and the reinforcement. Further, formed a
psychological condition in which subjects experience cognitive difficulties in
optimizing the potential for intellectual, formed concrete thinking, practical and
like to fantasize; affection and emotion, where there were indications of
depression because of the anxiety that is always suppressed; and low willingness
function is marked with the willingness and motivation to develop selfless, social
contact and others so that productivity is low.