SKRIPSI PEMAKNAAN PERAN PRODUSER FILM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”)

(1)

SKRIPSI

PEMAKNAAN PERAN PRODUSER FILM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

(Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”)

Disusun Oleh : BENNY SETIAWAN

(07220165)

Dosen Pembimbing : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Roziana Febrianita, S.Sos

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Benny Setiawan Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 15 Juli 1988

NIM : 07220165

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

PEMAKNAAN PERAN PRODUSER FILM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

(Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”)

adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 23 Oktober 2012 Yang menyatakan,


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Benny Setiawan NIM : 07220165

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pemaknaan Peran Produser Film Dalam Manajemen Produksi (Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”)

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nasrullah, M.Si Roziana Febrianita, S.Sos

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Benny Setiawan

2. NIM : 07220165 3. Konsentrasi : Audio Visual

4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. Jurusan : Ilmu Komunikasi

6. Judul Skripsi : Pemaknaan Peran Produser Film Dalam Manajemen Produksi (Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”)

7. Pembimbing : I. Nasrullah, M.Si

II. Roziana Febrianita, S.Sos 8. Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan Pembimbing I Pembimbing II

7 Maret 2012 Seminar Proposal

3 Juli 2012 ACC Bab I

3 Juli 2012 ACC Bab II

3 Juli 2012 ACC Bab III

9 Oktoer 2012 ACC Bab IV

16 Oktober 2012 ACC Bab V

23 Oktober 2012 ACC Abstraksi

Malang, 23 Oktober 2012 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Benny Setiawan

NIM : 07220165

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pemaknaan Peran Produser Film Dalam Manajemen Produksi (Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan

“Kausa”)

Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi

Dan Dinyatakan LULUS

Pada hari : Jumat

Tanggal : 2 November 2012 Tempat : Ruang 609

Mengetahui, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi Winaryo, M.Si

Dosen Penguji :

1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si : ……… 2. Sugeng Winarno, M.A : ………

3. Nasrullah, M.Si : ………


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, Segala Puja dan Puji hanya Milik Allah SWT, dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan nya yang telah memberi nikmat dan anugerah yang sangat indah pada waktunya, akhirnya peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi yang berjudul Pemaknaan Peran Produser Film Dalam Manajemen Produksi (Studi Fenomenologi Pada Produser Film Indie “Invitation” dan “Kausa”) ini dengan baik.

Produser film dalam manajemen produksi adalah sosok sentral terwujudnya sebuah film. Pasalnya, produser adalah orang yang terlibat mulai awal hingga akhir proses produksi film. Produser seringkali diartikan sebagai orang yang mendanai sebuah film. Melalui skripsi ini, penulis ingin memaparkan tentang bagaimana seorang produser memaknai perannya dalam sebuah manajemen produksi film, khususnya film indie. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengungkap makna peran produser film Invitation dan Kausa.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiya Malang, Bapak Drs. H. muhadjir Efendi, MAP dan seluruh pembantu rektor UMM.

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Nasrullah, M.Si dan Ibu Rosiana Febrianita, S.Sos selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(7)

4. Ibu Isnani Dzuhrina dan Bapak Himawan selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, Drs. H. Suprajitno, M.Pd dan Hj. Nur Aini Auliyah yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan perhatian yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua kakak ku beserta suaminya yang tercinta, Mbak Dina, Mbak Nita, Mas Joko dan Mas Mahrus yang selalu memberi sentilan-sentilan penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula kepada kedua keponakanku tercinta Cleo Avira Elvaretta dan Danish Mirza Maritza Hutomo, tawa dan tangismu adalah penyemangat buatku.

7. Dwi Asri Leolita, wanita yang selalu terlintas di pikiranku pada situasi apapun. Terima kasih telah menjadi penyemangat dalam setiap langkahku. Senyum, doa, dan perhatianmu sangat berarti bagiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabatku di Equal 8 Pictures, Elco, Isha (Bendod), Rahmat (Gundul), Ditya (Cendet), David (Jawuk), Ardyan. Tanpa kalian aku bukan apa-apa. Terimakasih telah menjadi teman terbaikku dalam suka ataupun duka.

9. Sahabat-sahabatku Khirzur Rofiq, Aam, Angga, Dani, Megi, Maknyik, Menjes, Julius, Agus, Aga, Buyung, teman-teman Anomali Pictures dan Fantasht yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta menemani penulis di saat senang maupun sedih. Terima kasih teman-teman untuk semua cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bersama selama ini. Kalian akan selalu jadi sahabat terbaikku.

10. Senior-seniorku Mas Malik, Mas Topan, Mas Yopi, Mas Arfan, Mas Ibnu, Mas Affan, Deri, Oyek, Bombom, Nonong, Totok, semua warga bct 45-46 dan bct mart. Cerita, pengalaman dan dukungan kalian menjadi pendorong semangatku untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

11. Jajaran admin dan pengurus DCI dan 550D Indonesia, terimakasih atas ilmu yang bermanfaatnya selama ini. Teman-teman 550D Indonesia dan DSLR Cinematography Indonesia yang selalu menjadi penyemangatku untuk menimba dan berbagi ilmu.

12. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukungku dan mendoakan ku. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 7 November 2012 Penyusun


(9)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 7

B. Pemaknaan Peran ... 9

C. Teori Interaksi Simbolik ... 10

D. Manajemen Produksi Film ... 11

E. Produser ... 16

F. Studi Fenomenologi ... 26

G. Definisi Konseptual ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 28

B. Subyek Penelitian ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Analisis Data ... 30


(10)

BAB IV PEMAKNAAN PERAN PRODUSER DALAM MANAJEMEN PRODUKSI FILM INDIE INVITATION DAN KAUSA

A. Profil Subyek Penelitian ... 32

B. Pemaknaan Produser Tentang Perannya Dalam Manajemen Produksi film Indie Invitation dan Kausa ... 33

B.1. Pra Produksi ... 40

B.2. Produksi ... 54

B.3. Pasca Produksi ... 57

C. Bahasan Pemaknaan Peran Produser dalam Film Indie (non-mainstream) dengan Teori Interaksi Simbolik ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

Daftar Pustaka

Baksin, Askurifai. 2003. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film. Panduan Menjadi Produser. Jakarta: Pustaka Konfiden

____________. 2008. Industri Perfilman Indonesia: Sebuah Kajian. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana. Kuswarno, Engkus, 2009, Metodologi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi,

Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian, Bandung : Widya Padjadjaran.

McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga.

Miles, Mathew B, and Huberman, A. Michael, 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, UI-Press, Jakarta

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Morissan. 2008. Manajement Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana

Nawawi, Bustal. 1992. Manajemen Produksi Film. Jakarta: Yayasan Citra Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Saroengallo, Tino. 2007. Dongeng Sebuah Produksi Film : Dari Sudut Pandang Seorang Manajer Produksi.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumanto. 1990. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset


(12)

Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Grasindo. Jakarta

Widagdo, M. Bayu, dan Winastwan Gora S. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta: Penerbit Andi


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat Indonesia tidak bisa terlepas dari media massa. Sesuai dengan namanya media massa adalah media yang mempunyai segmentasi luas dan dapat menimbulkan efek-efek positif dan negatif bagi khalayak masyarakat atau audience. Media massa mempunyai klasifikasi-klasifikasi tersendiri dalam perkembangannya, ada media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain dan ada media elektronik seperti radio, televisi dan film.

Film adalah suatu narasi atau cerita yang telah tersusun dan diceritakan kembali melalui media audio visual.Dalam perkembangannya film mempunyai klasifikasi atau jenis tersendiri mulai dari film horor, action, komedi, dan sebagainya, yang semuanya mempunyai dampak dan pengaruh yang beraneka ragam terhadap pemirsanya.Ada pengaruh positif dan ada pengaruh negatif.

Film merupakan salah satu bagian dari sarana komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan ide dan gagasan untuk mengungkapkan kreativitas yang direkam pada pita selluloid, pita video atauteknologi lainnya.Film juga merupakan media ekspresiseni dan budaya yang dapat melukiskan kehidupan manusia dan watak sebuah bangsa.Film mengandung 3 unsur yakni edukasi, estetika dan komersial.Sehingga berfungsi sebagai media hiburan dan


(14)

2

pengetahuan, sarana pengekspresian diri, media penerangan dan pendidikan serta pengembangan budaya bangsa.

Film selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana komunikasi melalui cerita yang terkandung dalam film tersebut.Dunia film atau dunia audiovisual sangat efektif jika dipergunakan sebagai sarana penginformasian dari pihak yang memberi informasi kepada pihak yang diberikan informasi.Karena selain penginformasiannya menggunakan suara atau audio juga dipertegas dengan rentetan gambar atau visual sehingga berita atau informasi menjadi jelas.

Perkembangan film di Indonesia dewasa ini banyak mengalami kemajuan, setelah sempat mengalami masa keterpurukan. Produksi film Indonesia sekarang jumlahnya semakin banyak, hampir setiap bulannya film Indonesia ditayangkan di bioskop. Menurut Himawan Pratista (2008:9), film dapat diklasifikasikan berdasarkan asal produksi serta cara distribusinya yakni studio besar dan studio independen, Hollywood dan non-Hollywood (Eropa, Asia, atau Amerika Latin),mainstream dan non-mainstream (indie), serta rating dan non-rating.

Film-film non-mainstream(indie) berarti film yang diproduksi dengan biaya yang relatif lebih kecil, diproduksi oleh kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas penggiat film, dan secara manajemen produksi tidak melibatkan banyak kerabat kerja atau crew produksi dengan tujuan untuk meminimalisir budget produksi. Film-film independen sering sekali lekat dengan sebutan sinema non-mainstream, selain biaya produksi yang minim,


(15)

3

film independen juga seringkali mengangkat tema yang kontroversial, cara bertutur unik, festival-oriented, crew produksi yang sedikit, dan sebagainya.

Dalam film untuk mendapatkan suatu keberhasilan membawa kepuasaan dan dapat diterima oleh para khalayak, dalam artian disini adalah inti ceritanya atau pesan dapat di transformasikan kepada masyarakat. Untuk mewujudkan semua ini, film memiliki proses yang cukup panjang, sebab film merupakan gabungan dari dua unsur inti yaitu seni dan teknologi yang harus direncanakan secara matang dalam suatu produksi film. Merancang proses produksi boleh dikatakan aktivitas merumuskan seluruh proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan rancangan produk. Rumusun kegiatan tersebut sangat berguna untuk pedoman kerja dan pegangan aktivitas penjadwalan serta susunan anggaran. Dalam rumusan proses tersebut haruslah tergambarkan secara jelas jenis aktivitas dan jumlah aktivitas. Semua gambaran diatas biasa disebut dengan manajemen produksi, yang merupakan semua aktivitas dalam mewujudkan sebuah karya film sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Dalam manajemen produksi sebuah film, proses produksi film melibatkan suatu kerabat kerja yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaanya.Mulai dari produser, sutradara, penata kamera, kameramen, penulis naskah, penata artistik, dan sebagainya.Dengan demikian dapat dipahami bahwa lahan pekerjaan di bidang perfilman menjadi semakin terbuka dan penuh persaingan serta menuntut dimilikinya kemampuan professional pada bidang pekerjaan tertentu.


(16)

4

Istilah produser seringkali diartikan sebagai pemilik modal pembuatan sebuah film. Meskipun boleh jadi penyandang dana sebuah film berposisi sebagai produser, namun produser bukanlah seorang yang menanggung seluruh biaya produksi film. Tugas dan wewenang produseradalah menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga akhir, termasuk menyiapkan segala formulir dan catatan produksi bagi kelancaran shooting di lapangan. (Widagdo: 2007, 11)

Menurut Tino Saroengallo (2007: 153) di Indonesia, kerancuan seringkali terjadi tentang perbedaan antara Produser Eksekutif dengan Produser. Pada era keemasan film nasional, sebutan Produser biasanya berkaitan dengan pemilik modal.Pemilik modal disebut Produser.Jabatan Produser lebih tinggi dibandingkan dengan Produser Eksekutif.Produser Eksekutif disejajarkan dengan jabatan Produser Pelaksana.Padahal Produser Pelaksana sebenarnya adalah terjemahan yang paling tepat untuk Line Producer.Salah penafsiran tentang jabatan tersebut mungkin terjadi karena pengertian kata executive yang diterjemahkan sebagai kata yang berkaitan dengan kata dalam bahasa Inggris to execute (melaksanakan) atau execution (pelaksanaan).

Selanjutnya Tino Saroengallo (2007: 153) berpendapat bahwa di produksi film hollywood kerancuan tentang peran produser dan eksekutif produser tidak terjadi karena pemilik modal akan masuk dalam jajaran investor. Walaupun ada pemilik modal yang aktif selama proses produksi film tersebut maka pemilik modal akan dimasukkan ke dalam jajaran Produser Pendamping. Produser Pendamping (Associate Producer) merupakan orang


(17)

5

memiliki suara penentu dalam proses pembuatan sebuah film namun seringkali tidak terlibat dalam proses pembuatan film secara langsung. Sebutan tersebut seringkali diberikan kepada salah seorang pemodal yang tidak hanya memasukkan uangnya untuk pembuatan film tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi.

Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan tanggungjawab sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena keterbatasan anggaran sehingga orang tersebut dibayar dalam bentuk saham. Sebutan Produser Pendamping menunjukkan bahwa jerih payahnya dibayar dengan kepemilikan atas film tersebut. (Tino Saroengallo: 2007, 153)

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pemaknaan peran produser film dalam manajemen produksi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana seorang produser memaknai perannya dalam sebuah manajemen produksi film indie?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang produser memaknai perannya dalam sebuah manajemen produksi film indie Invitation dan Kausa.


(18)

6 D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

untuk penelitian fenomenologi di kalangan ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dan pembaca secara luas.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kontribusi wacana dan masukan untuk para filmmaker indie dalam memproduksi film-film indie lainnya.


(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat Indonesia tidak bisa terlepas dari media massa. Sesuai dengan namanya media massa adalah media yang mempunyai segmentasi luas dan dapat menimbulkan efek-efek positif dan negatif bagi khalayak masyarakat atau audience. Media massa mempunyai klasifikasi-klasifikasi tersendiri dalam perkembangannya, ada media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain dan ada media elektronik seperti radio, televisi dan film.

Film adalah suatu narasi atau cerita yang telah tersusun dan diceritakan kembali melalui media audio visual.Dalam perkembangannya film mempunyai klasifikasi atau jenis tersendiri mulai dari film horor, action, komedi, dan sebagainya, yang semuanya mempunyai dampak dan pengaruh yang beraneka ragam terhadap pemirsanya.Ada pengaruh positif dan ada pengaruh negatif.

Film merupakan salah satu bagian dari sarana komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan ide dan gagasan untuk mengungkapkan kreativitas yang direkam pada pita selluloid, pita video atauteknologi lainnya.Film juga merupakan media ekspresiseni dan budaya yang dapat melukiskan kehidupan manusia dan watak sebuah bangsa.Film mengandung 3 unsur yakni edukasi, estetika dan komersial.Sehingga berfungsi sebagai media hiburan dan


(2)

2

pengetahuan, sarana pengekspresian diri, media penerangan dan pendidikan serta pengembangan budaya bangsa.

Film selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana komunikasi melalui cerita yang terkandung dalam film tersebut.Dunia film atau dunia audiovisual sangat efektif jika dipergunakan sebagai sarana penginformasian dari pihak yang memberi informasi kepada pihak yang diberikan informasi.Karena selain penginformasiannya menggunakan suara atau audio juga dipertegas dengan rentetan gambar atau visual sehingga berita atau informasi menjadi jelas.

Perkembangan film di Indonesia dewasa ini banyak mengalami kemajuan, setelah sempat mengalami masa keterpurukan. Produksi film Indonesia sekarang jumlahnya semakin banyak, hampir setiap bulannya film Indonesia ditayangkan di bioskop. Menurut Himawan Pratista (2008:9), film dapat diklasifikasikan berdasarkan asal produksi serta cara distribusinya yakni studio besar dan studio independen, Hollywood dan non-Hollywood (Eropa, Asia, atau Amerika Latin),mainstream dan non-mainstream (indie), serta rating dan non-rating.

Film-film non-mainstream(indie) berarti film yang diproduksi dengan biaya yang relatif lebih kecil, diproduksi oleh kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas penggiat film, dan secara manajemen produksi tidak melibatkan banyak kerabat kerja atau crew produksi dengan tujuan untuk meminimalisir budget produksi. Film-film independen sering sekali lekat dengan sebutan sinema non-mainstream, selain biaya produksi yang minim,


(3)

3

film independen juga seringkali mengangkat tema yang kontroversial, cara bertutur unik, festival-oriented, crew produksi yang sedikit, dan sebagainya.

Dalam film untuk mendapatkan suatu keberhasilan membawa kepuasaan dan dapat diterima oleh para khalayak, dalam artian disini adalah inti ceritanya atau pesan dapat di transformasikan kepada masyarakat. Untuk mewujudkan semua ini, film memiliki proses yang cukup panjang, sebab film merupakan gabungan dari dua unsur inti yaitu seni dan teknologi yang harus direncanakan secara matang dalam suatu produksi film. Merancang proses produksi boleh dikatakan aktivitas merumuskan seluruh proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan rancangan produk. Rumusun kegiatan tersebut sangat berguna untuk pedoman kerja dan pegangan aktivitas penjadwalan serta susunan anggaran. Dalam rumusan proses tersebut haruslah tergambarkan secara jelas jenis aktivitas dan jumlah aktivitas. Semua gambaran diatas biasa disebut dengan manajemen produksi, yang merupakan semua aktivitas dalam mewujudkan sebuah karya film sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Dalam manajemen produksi sebuah film, proses produksi film melibatkan suatu kerabat kerja yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaanya.Mulai dari produser, sutradara, penata kamera, kameramen, penulis naskah, penata artistik, dan sebagainya.Dengan demikian dapat dipahami bahwa lahan pekerjaan di bidang perfilman menjadi semakin terbuka dan penuh persaingan serta menuntut dimilikinya kemampuan professional pada bidang pekerjaan tertentu.


(4)

4

Istilah produser seringkali diartikan sebagai pemilik modal pembuatan sebuah film. Meskipun boleh jadi penyandang dana sebuah film berposisi sebagai produser, namun produser bukanlah seorang yang menanggung seluruh biaya produksi film. Tugas dan wewenang produseradalah menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga akhir, termasuk menyiapkan segala formulir dan catatan produksi bagi kelancaran shooting di lapangan. (Widagdo: 2007, 11)

Menurut Tino Saroengallo (2007: 153) di Indonesia, kerancuan seringkali terjadi tentang perbedaan antara Produser Eksekutif dengan Produser. Pada era keemasan film nasional, sebutan Produser biasanya berkaitan dengan pemilik modal.Pemilik modal disebut Produser.Jabatan Produser lebih tinggi dibandingkan dengan Produser Eksekutif.Produser Eksekutif disejajarkan dengan jabatan Produser Pelaksana.Padahal Produser Pelaksana sebenarnya adalah terjemahan yang paling tepat untuk Line Producer.Salah penafsiran tentang jabatan tersebut mungkin terjadi karena pengertian kata executive yang diterjemahkan sebagai kata yang berkaitan dengan kata dalam bahasa Inggris to execute (melaksanakan) atau execution (pelaksanaan).

Selanjutnya Tino Saroengallo (2007: 153) berpendapat bahwa di produksi film hollywood kerancuan tentang peran produser dan eksekutif produser tidak terjadi karena pemilik modal akan masuk dalam jajaran investor. Walaupun ada pemilik modal yang aktif selama proses produksi film tersebut maka pemilik modal akan dimasukkan ke dalam jajaran Produser Pendamping. Produser Pendamping (Associate Producer) merupakan orang


(5)

5

memiliki suara penentu dalam proses pembuatan sebuah film namun seringkali tidak terlibat dalam proses pembuatan film secara langsung. Sebutan tersebut seringkali diberikan kepada salah seorang pemodal yang tidak hanya memasukkan uangnya untuk pembuatan film tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi.

Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan tanggungjawab sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena keterbatasan anggaran sehingga orang tersebut dibayar dalam bentuk saham. Sebutan Produser Pendamping menunjukkan bahwa jerih payahnya dibayar dengan kepemilikan atas film tersebut. (Tino Saroengallo: 2007, 153)

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pemaknaan peran produser film dalam manajemen produksi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana seorang produser memaknai perannya dalam sebuah manajemen produksi film indie?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang produser memaknai perannya dalam sebuah manajemen produksi film indie Invitation dan Kausa.


(6)

6 D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

untuk penelitian fenomenologi di kalangan ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dan pembaca secara luas.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kontribusi wacana dan masukan untuk para filmmaker indie dalam memproduksi film-film indie lainnya.