MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA ANAK JALANAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara kodrati, sejak lahir individu telah memiliki dorongan naluriah
atau biasa disebut dengan insting. Insting adalah perwujudan psikologis dari
kebutuhan tubuh yang menuntut adanya pemuasan (Alwisol, 2007). Setiap
individu tentunya mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memenuhi
tuntutan dari dorongan-dorongan yang mereka miliki, terutama dorongan
untuk bertahan hidup. Pada individu yang tergolong masyarakat dengan
ekonomi yang cukup, maka mereka cenderung lebih mudah memenuhi
dorongan untuk bertahan hidup, terutama dalam memenuhi kebutuhan
fisiologisnya, yaitu sandang, pangan, dan papan. Hal ini terlihat kontras
apabila dibandingkan dengan masyarakat golongan bawah berekonomi
rendah atau miskin, dimana kebutuhan fisiologisnya cenderung tidak
terpenuhi

dan

tidak


mencapai kepuasan. Faktor kemiskinan seringkali

menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pada masyarakat golongan
bawah tersebut. Terkadang mereka menempuh segala cara dalam memenuhi
kebutuhannya, salah satunya adalah dengan mencari nafkah di jalan sebagai
anak jalanan.
Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anakanak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki
hubungan dengan keluarganya (Rosmeilin, 2008).
M. Amrullah, koordinator AMMM (Aliansi Masyarakat Miskin
Malang), menyebutkan definisi anak jalanan adalah anak-anak dengan

1

usia dibawah 18 tahun yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka di
jalanan untuk bekerja (Pitaloka, 2011).
Setiap tahun pun, jumlah anak jalanan mengalami peningkatan yang
tidak sedikit di setiap daerah. Kota besar, seperti Malang tidak luput dari
keberadaan anak jalanan yang hampir setiap hari menghiasi sudut kota.
Berdasarkan data yang ada, di kota Malang tahun 2004 jumlah anak
jalanan sebanyak 942 anak, sedangkan tahun 2005 sebanyak 555 anak,

dan untuk

tahun 2006 anak

jalanan yang ada di Kota Malang

sebanyak 641 anak (Nauval, 2007).
Dari tahun ketahun, jumlah anak jalanan di kota Malang semakin
meningkat. Hal tersebut juga diperkuat oleh data yang menyebutkan bahwa
dalam angka, jumlah anak jalanan di Malang ada sekitar 645 anak pada tahun
2009 lalu. M. Amrullah, koordinator AMMM (Aliansi Masyarakat Miskin
Malang) menyebutkan tentang data Malang dalam angka itu tahun 2009,
sekarang sekitar 700-an anak (Pitaloka, 2011).
Meningkatnya jumlah anak jalanan disetiap tahunnya tersebut tidak
lepas dari sejumlah faktor. Salah satunya, faktor kemiskinan yang
mendominasi maraknya jumlah anak jalanan, diantaranya adalah tertutupnya
akses masyarakat miskin pada sumber-sumber modal telah menyebabkan
mereka mengambil jalan pintas dengan mengekspoitasi anak mereka sendiri
(Sudiana, 2011).
Tidak sedikit anak-anak yang menjadi anak jalanan karena keluarga

yang tidak harmonis, atau bahkan karena ditelantarkan oleh keluarganya
sendiri. Permasalahan yang dihadapi anak jalanan diantaranya adalah
kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: pendidikan, perlindungan,
kasih sayang, kesehatan, makanan, minuman, dan pakaian. Akhir-akhir ini

2

dijumpai masalah yang lebih serius, seperti: tracfiking, ekploitasi seks
komersial, dan berbagai tindak kekerasan (Tommy, 2009).
Seto menjelaskan, anak jalanan sangat rentan terhadap kekerasan fisik,
psikis, maupun seks. Bahkan kekerasan anak juga kerap terjadi di tempat
pendidikan. "Orangtua perlu waspada. Kekerasan bukan hanya diterima anak
perempuan, tetapi anak laki-laki juga rentan kekerasan." tambah pemerhati
anak-anak itu (Gatra, 2010).
Data-data tersebut diperkuat dari fakta yang peneliti dapatkan melalui
wawancara dengan tiga orang anak jalanan yang mengamen di traffic light
Jl. Ciliwung, Malang pada tanggal 26 dan 27 Juli 2011. Masing-masing
subjek menyatakan bahwa faktor utama mereka melakukan pekerjaan
mengamen di jalanan adalah karena faktor ekonomi keluarga mereka yang
tergolong rendah atau miskin. Mau tidak mau mereka harus melakukan

pekerjaan seperti ini untuk menyambung hidupnya dan keluarganya, bahkan
salah satu diantara mereka ada juga yang pernah bekerja sebagai pemulung
selain sebagai pengamen. Mereka mengenal pekerjaan di jalanan seperti ini
melalui teman mereka yang sudah terlebih dahulu mengamen, serta melalui
orang tua mereka sendiri. Mereka menggunakan hasil mengamen untuk biaya
kebutuhan sehari-hari, membiayai keperluan sekolah mereka, serta ada juga
yang menggunakannya untuk membiayai sekolah Adiknya. Kesulitan pada
perekonomian keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup memaksa
mereka ikut membantu keluarganya dengan bekerja di jalanan sebagai
pengamen.
Sebenarnya mereka menginginkan untuk bisa terus bersekolah, karena
mempunyai cita-cita yang sangat kontras dengan pekerjaan mereka saat ini
dan tidak menginginkan menjadi anak jalanan karena semakin banyaknya

3

permasalahan yang mereka alami saat menjadi anak jalanan. Sering kali
mereka diejek oleh teman-temannya ataupun tetangganya yang tahu mereka
bekerja sebagai pengamen atau pemulung. Mereka juga mengalami broken
home, putus sekolah, terancam tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi, pernah

dan hampir tertangkap Satpol PP, sering diminta uang secara paksa oleh
preman, serta kehilangan waktu bermain layaknya anak-anak lainnya yang
seusia mereka pada umumnya. Hal-hal tersebut merupakan wujud dari
sebagian besar permasalahan hidup mereka akibat bekerja sebagai anak
jalanan, dan permasalahan inipun dirasa sangat mengganggu dan membebani
mereka.
Hal-hal tersebut juga semakin diperkuat oleh penelitian yang telah ada
sebelumnya terkait dengan permasalahan yang menimpa anak jalanan, yaitu
bahwa hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang
menyenangkan. Beberapa permasalahan yang mengancam anak jalanan,
antara lain:

kekerasan yang dilakukan oleh anak jalanan lain, komunitas

dewasa, Satpol PP, bahkan kekerasan seksual, penggunaan pil, alkohol dan
rokok, serta penyakit-penyakit menular seperti HIV atau AIDS. Anak jalanan
berada dalam kondisi yang tidak memiliki masa depan jelas dan tidak jarang
menjadi masalah bagi banyak pihak, seperti: keluarga, masyarakat, dan negara
(Wijayanti, 2010).
Fenomena anak jalanan dengan beragam permasalahannya tersebut,

tidak bisa menghindarkan dari konflik batin yang kerap kali mereka alami,
karena pada dasarnya apa yang mereka inginkan tidak sesuai dengan apa yang
mereka harus terima di kehidupan nyatanya, yaitu menjadi anak jalanan dan
mengalami berbagai macam permasalahan, baik permasalahan dalam
keluarganya, maupun dalam lingkungan sosialnya. Mereka sebenarnya tidak
menginginkan hal tersebut menimpa mereka dan hal ini membuat mereka

4

merasa tertekan. Kemudian hal ini sering kali menyebabkan mereka
mengalami kecemasan sebagai dampak dari konflik batin yang mereka alami
tersebut. Sehingga menurut Freud, apabila seorang individu merasakan
kecemasan, maka dia cenderung akan menerapkan mekanisme pertahanan ego
(Ego defense mechanism) guna mengurangi kecemasan yang ada dalam
dirinya.
Mekanisme pertahanan ego menurut Freud (dalam Alwisol, 2007),
merupakan suatu strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan
ekspresi impuls id, serta menentang tekanan superego. Mekanisme tersebut
diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik satu sama lain atau
impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan kepercayaan dalam superego

atau bila ada ancaman dari luar yang dihadapi ego, sehingga meredakan
kecemasan. Id berisi prinsip kesenangan yang menutut untuk selalu
terpuaskan, serta superego yang berisi prinsip moralistis untuk mengendalikan
tindakan yang akan dilakukan ego untuk mengatasi tuntutan id. Oleh karena
itu, ego yang berisi prinsip kenyataan terus-menerus berupaya mengendalikan
tuntutan id, serta superego dengan tuntutan realistis dari dunia luar (Feist &
Feist, 2010).
Penggunaan mekanisme pertahanan ego yang sewajarnya adalah
sesuatu yang normal, sebab tujuannya adalah untuk melindungi ego dan
mengurangi kecemasan yang setiap saat diperlukan individu. Tetapi, apabila
digunakan berlebihan, maka mekanisme pertahanan ego akan mengarah pada
perilaku neurosis. Neurosis merupakan istilah umum yang merujuk pada
ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tetapi tidak seperti
psikosis atau kelainan kepribadian, neurosis tidak memengaruhi pemikiran
rasional (Poduska & Turman, 2008).

5

Merujuk dari latar belakang di atas, yaitu fenomena anak jalanan
yang mengalami peningkatan jumlahnya sebagai akibat dari adanya

permasalahan ekonomi dikehidupan. Berbagai macam permasalahan hidup
yang harus dihadapi oleh mereka, baik permasalahan di keluarganya, maupun
di lingkungan sosialnya. Ditambah lagi dengan beberapa permasalahan yang
diakibatkan dari pekerjaannya sebagai anak jalanan (pengamen) yang
sering menimbulkan konflik batin, serta tekanan dalam diri mereka.
Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan, serta kecenderungan untuk
menerapkan mekanisme pertahanan ego guna meredakan kecemasan tersebut.
Kemudian mengakaji bahwa mekanisme pertahanan ego apabila digunakan
secara berlebihan akan mengarah pada perilaku neurosis, maka hal ini
membuat peneliti tertarik mengkaji lebih mendalam lagi mengenai
Mekanisme Pertahanan Ego Pada Anak Jalanan.

B.

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran mekanisme pertahanan ego yang diterapkan
oleh anak jalanan?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana gambaran mekanisme pertahanan ego

yang diterapkan oleh anak jalanan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mendeskripsikan fenomena anak jalanan sebagai suatu kajian, sehingga
diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan sosial.
2. Manfaat Praktis

6

a. Setelah mengetahui hasil dari penelitian, diharapkan pada anak jalanan
dapat menerapkan mekanisme pertahanan ego yang sewajarnya agar
tidak mengarah ke perilaku neurosis.
b. Diharapkan penelitian ini dapat membantu para anak jalanan untuk
lebih mengenal kepribadiannya.
c. Diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan
potensi anak jalanan, baik dalam bidang akademis maupun life skill
guna mensejahterakan kehidupannya.
d. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan kepada orang-orang yang terkait dengan anak jalanan
untuk membantu dalam mensejahterakan kehidupan para anak jalanan.

7

MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA ANAK JALANAN

SKRIPSI

Oleh:

Gely Nurmurey Idzha
07810203

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR


Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA ANAK JALANAN”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Bapak M. Salis Yuniardi, S.Psi., M.Psi selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya dan
selalu memberikan kritik, saran, bimbingan, serta motivasinya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku Dosen Wali Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang angkatan 2007 kelas D yang telah banyak membantu dan
mengarahkan kegiatan akademis penulis.
4. Kedua subjek saya, yaitu Adik Id dan Adik Ir yang bersedia meluangkan
waktunya untuk penulis jadikan bahan skripsi. Begitu juga dengan teman dekat
kedua subjek yang juga bersedia meluangkan waktu dalam membantu
melancarkan penelitian penulis.
5. Nyak Bhabeku tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayangnya dan
mengorbankan segalanya untukku, serta tidak lupa selalu perhatian akan
skripsiku, begitu juga dengan semua keluargaku, makasih banyak. Aku janji akan
selalu berusaha membahagiakan kalian semua.

6. My Daddy, Abas P.B. Irawan yang selalu setia menemaniku selama lima tahun
ini, makasih banyak selalu jadi penghebatku dalam segala hal. Semoga apa yang
kita impikan dapat kita wujudkan bersama dan kita bisa saling menjadi yang
terbaik satu sama lain (T.G.I.F.Y).
7. Untuk all Nak Nik Nuk (Ririp, Pika, Paini, Mbak Ana, Ndah, Pina, Nopek, dll)
makasih buat ke-always together-an kita dan segala dukungan kalian ke aku. Dan
khususnya untuk Ririp dan Pika yang selalu memotivasiku untuk tidak menyantai
dalam berprinsip.
8. Semua teman-temanku di Fakulatas Psikologi angkatan 2007, kelas D 2007, dan
teman-teman seperjuangan bimbingan yang turut selalu memberikan motivasinya
juga. Semoga kita semua sukses selalu.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, oleh karenanya
saran dan kritik demi perbaikan sangat penulis hargai dan harapkan. Semoga Allah
SWT selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua.

Malang, 26 April 2012
Penulis

Gely Nurmurey Idzha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..

i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................

iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................

iv

KATA PENGANTAR .................................................................................

v

INTISARI....................................................................................................

vii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

viii

DAFTAR BAGAN………………………………………………………… .

x

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

xi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… .

xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................

1

B. Rumusan Masalah.........................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Mekanisme Pertahanan Ego.........................................................

8

1. Pengertian mekanisme pertahanan ego ...................................

8

2. Faktor penyebab mekanisme pertahanan ego .........................

9

3. Macam-macam mekanisme pertahanan ego ..........................

10

4. Dampak-dampak mekanisme pertahanan ego ........................

16

B. Anak Jalanan ...............................................................................

18

1. Pengertian anak jalanan .........................................................

18

2. Kategori anak jalanan ............................................................

19

3. Faktor penyebab munculnya anak jalanan ..............................

21

C. Dinamika mekanisme pertahanan ego pada anak jalanan...............

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................

25

B. Batasan Istilah .............................................................................

25

C. Subjek Penelitian .........................................................................

26

D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................

26

E. Prosedur Penelitian .....................................................................

27

F. Teknik Analisis Data ...................................................................

30

G. Keabsahan Data ...........................................................................

31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek ...........................................................................

32

B. Deskripsi Data .............................................................................

32

1. Subjek Id .................................................................................

32

2. Subjek Ir ..................................................................................

39

C. Analisa Data ................................................................................

43

1. Subjek Id .................................................................................

43

2. Subjek Ir ..................................................................................

48

3. Rangkuman Mekanisme Pertahanan Ego Keseluruhan………..

52

D. Pembahasan .................................................................................

52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................

58

B. Saran.............................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

60

LAMPIRAN ...............................................................................................

62

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1 : Informed Consent
Lampiran 2 : Jadwal Penelitian
Lampiran 3 : Guide Wawancara
Lampiran 4 : Guide Observasi
Lampiran 5 : Verbatim
Lampiran 6 : Observasi

Halaman
63
66
70
74
76
108

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Bawi, R. M. (2008). Skripsi, Perilaku agresif anak jalanan. Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur.
Boeree, C. G. (2005). Personality theories. Yogyakarta: Prisma Sophie.
Cross creek family counseling online. (2010). California: A California Corporation.
Diakses 7 April 2012 dari http://www.crosscreekcounseling.com/.
Departemen Sosial. (2004). Pedoman pelayanan sosial anak terlantar di luar panti.
Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak.
Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori kepribadian (theories of personality) (Ed. tujuh).
Jakarta: Salemba Humanika.
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian teori klasik dan riset
modern (Ed. ketiga). Jakarta: Erlangga.
Fudyartanta. (2005). Psikologi kepribadian freudianisme. Yogyakarta: Zenith
Publisher.
Gatra, S. (2010). Seto: perhatian untuk anak jalanan jangan tunggu ada kasus.
Diakses 13 Juli 2011 dari http://edukasi.kompas.com/.
Gemae, E. (2006). Concepts of mental health. Saudi Arabia: King Saud University.
Diakses 17 Juli 2011 dari http://faculty.ksu.edu/.
Handayani, K. (2009). Skripsi, Identifikasi anak jalanan di kota medan. Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatra Utara.
Jauchar. (2008). Pendekatan pemerintah kota dalam mengatasi anak jalanan di kota
samarinda. Jurnal Spirit Publik, 4(2), 153-168.
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A. (2010). Sinopsis psikiatri ilmu
pengetahuan perilaku psikiatri klinis (Jilid Satu). Tangerang: Binarupa
Aksara.
McGill, T. (2008). You're getting defensive again!. New York: International
Universities
Press.
Diakses
1
November
2011
dari
http://www.edmondschools.net/.
Moleong, J. L. (2010). Metodelogi penelitian kulitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nauval, Z. (2007). Anggaran untuk anak jalanan. Diakses 7 Juli 2011 dari
http://zacky-nouval.blogspot.com/.
Pitaloka, D. A. (2011). Melihat upaya anak jalanan mengurus akta kelahiran.
Diakses 13 Juli 2011 dari http://www.malangpost.com/.

Poduska, B., & Turman S, R. (2008). 4 teori kepribadian (eksistensialisasi,
behavioris, psikoanalitik, aktualisasi diri). Jakarta: Restu Agung.
Prima, K. (2011). Penyakit menular seksual pada anak jalanan. Jurnal Kesehatan, 13,
77-90.
Rosmeilin. (2008). Anak jalanan. Diakses 11 Agustus 2011 dari
http://www.scribd.com/.
Sallahuddin, O. (2000). Anak jalanan perempuan. Semarang: Yayasan Setara.
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1 pandangan umum mengenai penyesuaian diri
dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta:
Kanisius.
Sudiana, D. (2011). Kemiskinan, faktor utama munculnya anak jalanan. Diakses 7
Juli 2011 dari http://www2.rri.co.id/.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Tommy. (2009). Rapid assesment permasalahan anak jalanan. Diakses 13 Juli 2011
dari http://sdc.depsos.go.id/.
Wargan, K., & Dershem, L. (2009). Save the children “don’t call me a street child”.
Georgia: Act Research. Diakses 22 Oktober 2011 dari
http://www.unicef.org.html/.
Wijayanti, P. (2010). Skripsi, Aspirasi hidup anak jalanan semarang. Fakultas
Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang.