MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA TOKOH DALAM CERPEN"MENGAWINI IBU".

(1)

MEKANISME PERTAHANAN EGO (DAS ICH) TOKOH

PADA CERITA PENDEK “MENGAWINI IBU”, “LEBANG DAN HATINYA”, DAN “HATI PEREMPUAN SUNYI” KARYA KHRISNA PABICHARA

(KAJIAN PSIKOSASTRA DENGAN TEORI PSIKOANALISIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra

oleh

Raden Sayidatun Fajarrosi 0808456

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu MEKANISME PERTAHANAN EGO (DAS ICH) TOKOH

PADA CERITA PENDEK “MENGAWINI IBU”, “LEBANG DAN HATINYA”, DAN “HATI PEREMPUAN SUNYI” KARYA KHRISNA PABICHARA

(KAJIAN PSIKOSASTRA DENGAN TEORI PSIKOANALISIS)

oleh

Raden Sayidatun Fajarrosi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Raden Sayidatun Fajarrosi 2012

Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2012

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MEKANISME PERTAHANAN EGO (DAS ICH) TOKOH

PADA CERITA PENDEK “MENGAWINI IBU”, “LEBANG DAN HATINYA”,

DAN “HATI PEREMPUAN SUNYI” KARYA KHRISNA PABICHARA

(KAJIAN PSIKOSASTRA DENGAN TEORI PSIKOANALISIS)

oleh

RadenSayidatunFajarrosi 0808456

Disetujuidandisahkanoleh: Pembimbing I,

Drs. MemenDurachman, M. Hum. NIP 19630608 198803 1 002

Pembimbing II,

NendenLilisAisyah, M. Pd. NIP 19710926 200312 2 001

Diketahuioleh

KetuaJurusanPendidikanBahasadanSastra Indonesia FakultasPendidikanBahasadanSeni

UniversitasPendidikan Indonesia,

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 199103 1 004


(4)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup pengarang. Setiap karya sastra baik cerpen maupun novel, tentu menghadirkan tokoh sebagai pelaku cerita. Sebagai subjek yang berperan menjalankan cerita, tokoh merupakan bagian unsur intrinsik yang selalu dikaji pada berbagai pendekatan pengkajian sastra. Analisis penokohan dalam unsur intrinsik cerpen biasanya hanya membahas karakter atau perilaku manusia secara permukaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan yang mengkaji lebih dalam mengenai kepribadian manusia dari alam bawah sadarnya.

Penelitian ini mengangkat permasalahan mekanisme pertahanan ego (das ich) yang terjadi pada tokoh ketika berada dalam tekanan dan kecemasan. Penelitian diawali dengan menganalisis unsur intrinsik cerpen yang terdiri dari pengaluran dan alur, tokoh, latar tempat dan latar waktu, kehadiran penceritaan dan tipe penceritaan. Penelitian dilanjutkan dengan menganalisis struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan mekanisme pertahanan ego (das ich) yang terjadi pada tokoh.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui struktur cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara, (2) untuk mengetahui struktur kepribadian dari setiap tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara, (3) untuk mengetahui dinamika kepribadian dari setiap tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara, (4) untuk mengetahui mekanisme pertahanan ego tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku dan literatur yang memuat tentang psikoanalisis dari Sigmund Freud.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pertahanan ego (das ich) yang dilakukan oleh tokoh merupakan perasaan beralih untuk mencari objek pengganti ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan. Mekanisme pertahanan yang terjadi dalam karya sastra merupakan representasi dari kepribadian manusia yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

i DAFTAR GAMBAR ... xi

ii DAFTAR ISTILAH ... xi

v BAB 1 PENDAHULUAN ... ....1

1.1Latar Belakang ... ....1

1.2Batasan Masalah ... ....4

1.3Rumusan Masalah ... ....5

1.4Tujuan Penelitian... ....5

1.5Manfaat Penelitian... ....6

1.6Definisi Operasional ... ....6

BAB 2 IHWAL CERPEN DAN PSIKOANALISIS ... ....8

2.1 Cerita Pendek ... ... …8

2.1.1 Pengertian Cerita Pendek ... ....8

2.1.2 Unsur-unsur Cerita Pendek ... ..10


(6)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2.2 Tokoh ... ..12

2.1.2.3 Latar ... ..13

2.1.2.4 Tema ... ..14

2.1.2.5Penceritaan ... ..15

2.2 Pendekatan Psikoanalisis ... ..15

2.2.1 Struktur Kepribadian ... ..17

2.2.1.1Id (Das Es), Aspek Biologis Kepribadian ... ..18

2.2.1.2Ego (Das Ich), Aspek Psikologis Kepribadian ... ..19

2.2.1.3 Superego (Das Ueber Ich), Aspek Sosiologis Kepribadian……….…20

2.2.2 Dinamika Kepribadian ... .22

2.2.2.1 Insting ... .22

2.2.2.2 Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis ... .24

2.2.2.3 Kecemasan ... .25

2.3.1 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) ... .26

2.3.1.1 Represi ... .27

2.3.1.2 Pemindahan Objek (Displacement) ... .27

2.3.1.3 Identifikasi ... .27

2.3.1.4 Introyeksi ... .28

2.3.1.5 Rasionalisasi ... .29

2.3.1.6 Penyangkalan (Denial) ... .29

2.3.1.7 Agresi dan Apatis ... .30

2.3.1.8 Pembentukan Reaksi ... .30

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian ... 31

3.2 Sumber Data ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Teknik Pengolahan Data ... 32


(7)

BAB 4 ANALISIS STRUKTUR DAN MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA CERPEN “MENGAWINI IBU”, “LEBANG DAN HATINYA”, DAN

HATI PEREMPUAN SUNYI” KARYA KHRISNA PABICHARA ... 36

4.1Analisis Cerpen “Mengawini Ibu” ... .36

4.1.1 Analisis Struktur Cerpen “Mengawini Ibu” ... .37

4.1.1.1 Pengaluran dan Alur ... .37

4.1.1.1.1 Pengaluran ... .37

4.1.1.1.2 Alur ... .40

4.1.1.2 Tokoh ... .43

4.1.1.2.1 Rewa ... .43

4.1.1.2.2 Ayah ... .44

4.1.1.2.3 Ibu ... .46

4.1.1.2.4 Nadira ... .47

4.1.1.2.5 Perempuan-perempuan Berinisial “N” ... .48

4.1.1.3 Latar ... .49

4.1.1.3.1 Latar Tempat ... .49

4.1.1.3.2 Latar Waktu ... .50

4.1.1.4 Penceritaan ... .51

4.1.1.4.1 Kehadiran Pencerita ... .52

4.1.1.4.2 Tipe Penceritaan ... .52

4.1.2 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh Pada Cerpen “Mengawini Ibu” ... 59

4.1.2.1 Struktur Kepribadian ... 60

4.1.2.1.1 Rewa ... 60

4.1.2.1.2 Ayah ... 61

4.1.2.1.3 Ibu ... 62

4.1.2.1.4 Nadira ... 65

4.1.2.1.5 Perempuan-perempuan Berinisial “N” ... 65


(8)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2.2.1 Rewa ... 66

4.1.2.2.2 Ayah ... 71

4.1.2.2.3 Ibu ... 73

4.1.2.2.4 Nadira ... 74

4.1.2.2.5 Perempuan-perempuan Berinisial “N” ... 75

4.1.2.3 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) ... 76

4.1.2.3.1 Rewa ... 76

4.1.2.3.2 Ayah ... 80

4.1.2.3.3 Ibu ... 81

4.2 Analisis Cerpen “Lebang dan Hatinya” ... 85

4.2.1 Analisis Struktur Cerpen “Lebang dan Hatinya” ... 85

4.2.1.1 Pengaluran dan Alur ... 85

4.2.1.1.1 Pengaluran ... 85

4.1.1.1.2 Alur ... 88

4.2.1.2 Tokoh ... 91

4.2.1.2.1 Lebang ... 91

4.2.1.2.2 Rangka ... 92

4.2.1.2.3 Tutu ... 94

4.2.1.2.4 Dua Perempuan ... 95

4.2.1.2.5 Ibu dan Bapak ... 96

4.2.1.2.6 Teman Bisnis Rangka ... 97

4.2.1.3 Latar ... 98

4.2.1.3.1 Latar Tempat ... 98

4.2.1.3.2 Latar Waktu ... 100

4.2.1.4 Penceritaan ... 100

4.2.1.4.1 Kehadiran Pencerita ... 100

4.2.1.4.2 Tipe Penceritaan……….. 100

4.2.2 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh Pada Cerpen “Lebang dan Hatinya” ... 105


(9)

4.2.2.1 Struktur Kepribadian ... 105

4.2.2.1.1 Lebang ... 105

4.2.2.1.2 Rangka ... 106

4.2.2.1.3 Tutu ... 108

4.2.2.1.4 Dua Perempuan ... 108

4.2.2.1.5 Ibu dan Bapak ... 108

4.2.2.1.6 Teman Bisnis Rangka ... 108

4.2.2.2 Dinamika Kepribadian ... 109

4.2.2.2.1 Lebang ... 109

4.2.2.2.2 Rangka ... 111

4.2.2.2.3 Tutu ... 112

4.2.2.2.4 Dua Perempuan ... 112

4.2.2.2.5 Ibu dan Bapak ... 113

4.2.2.2.6 Teman Bisnis Rangka ... 113

4.2.2.3 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) ... 114

4.2.2.3.1 Lebang ... 114

4.3Analisis Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” ... 117

4.3.1 Analisis Struktur Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” ... 117

4.3.1.1 Pengaluran dan Alur ... 117

4.3.1.1.1 Pengaluran ... 117

4.3.1.1.2 Alur ... 119

4.3.1.2 Tokoh ... 122

4.3.1.2.1 Lebang ... 123

4.3.1.2.2 Rangka ... 124

4.3.1.2.3 Tutu ... 126

4.3.1.2.4 Tayu dan Caya... 127

4.3.1.2.5 Dua Teman Bisnis Rangka ... 128

4.3.1.3 Latar ... 129


(10)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.1.3.2 Latar Waktu ... 131

4.3.1.4 Penceritaan ... 131

4.3.1.4.1 Kehadiran Pencerita ... 132

4.3.1.4.2 Tipe Penceritaan ... 132

4.3.2 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh Pada Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” ... 136

4.3.2.1 Struktur Kepribadian ... 136

4.3.2.1.1 Lebang ... 137

4.3.2.1.2 Rangka ... 137

4.3.2.1.3 Tutu ... 138

4.3.2.1.4 Tayu dan Caya... 138

4.3.2.1.5 Dua Orang Teman Bisnis Rangka ... 138

4.3.2.2 Dinamika Kepribadian ... 139

4.3.2.2.1 Lebang ... 139

4.3.2.2.2 Rangka ... 141

4.3.2.2.3 Tutu ... 142

4.3.2.2.4 Tayu dan Caya... 142

4.3.3.2.5 Dua Orang Teman Bisnis Rangka ... 142

4.3.2.3 Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) ... 143

4.3.2.3.1 Lebang ... 143

4.3.2.3.2 Tayu dan Caya... 144

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 147

5.2 Rekomendasi ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... .155


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Analisis Struktur Cerpen………... 33 Tabel 3.2 Pedoman Analisis Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh-Tokoh


(12)

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup pengarang. Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu karya sastra. Cerpen adalah cerita atau narasi yang fiktif serta relatif pendek. Meskipun demikian, cerpen memiliki struktur seperti tokoh, alur, latar, sudut pandang sehingga suatu cerpen memiliki keutuhan, mampu dinikmati pemerhati dan layak untuk diteliti. Dalam setiap karya sastra berupa cerpen ataupun novel, tokoh merupakan bagian yang krusial sebagai pelaku cerita. Pada berbagai pendekatan pengkajian sastra, penokohan merupakan bagian unsur intrinsik yang akan selalu dikaji sebab penokohan merupakan subjek yang berperan menjalankan cerita dalam karya sastra tersebut. Analisis penokohan dalam unsur intrinsik cerpen biasanya hanya membahas karakter atau perilaku manusia secara permukaan. Tokoh-tokoh rekaan tersebut menampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik sebagaimana dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata. Problem-problem kejiwaan berupa konflik, kelainan perilaku tentunya menimbulkan pertanyaan, mengapa kondisi tersebut bisa terjadi, apakah yang melatarbelakangi hal tersebut? Menurut Minderop (2011: 1), hal tersebut penting untuk dipahami lebih jauh mengenai latar belakang kejiwaan tokoh.


(14)

2

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan yang mengkaji lebih dalam mengenai kepribadian manusia dari alam bawah sadarnya, yakni teori Psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud.

Teori psikoanalisis banyak memberikan kontribusi dan mengilhami pemerhati psikologi sastra. Dengan pertimbangan Freud bahwa karya sastra mengandung aspek-aspek kejiwaan yang sangat kaya. Psikoanalisis menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian. Konflik struktur kepribadian timbul dari pergumulan antara id, ego, dan superego. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungan dengan realitas, id, dan superego. Ketika kecemasan menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, ego akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan atau dengan menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang dapat diterima dan tidak terlalu mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan ego (Zaviera: 2008: 98).

Mekanisme pertahanan mengacu pada proses alam bawah sadar seeorang yang mempertahanannya terhadap kecemasan. Mekanisme ini melindunginya dari ancaman-ancaman eksternal atau adanya impuls-impuls yang timbul dari kecemasan internal. Semua mekanisme dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari orang-orang normal. Dewasa ini, manusia berupaya meningkatkan kepuasan hidupnya, oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian diri. Bila mekanisme menjadi keutamaan dalam penyelesaian masalah maka ada indikasi bahwa individu tersebut tidak mampu


(15)

3

menyesuaikan diri. Pemahaman dalam teori kepribadian menyatakan bahwa mekanisme pertahanan merupakan karakteristik yang cenderung kuat dalam dilri setiap orang. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa seseorang kerap bersandar pada mekanisme ketika ia bergumul dengan masalah.

Permasalahan tekanan dan kecemasan pada manusia dalam kehidupan nyata tercermin pada tokoh dalam karya sastra. Konflik-konflik yang kerap terjadi seperti perselingkuhan, pengkhianatan, balas dendam, kawin paksa, menjadi tema yang menarik bagi karya sastra baik berupa novel atau pun cerpen.

Kumpulan cerpen Mengawini Ibu adalah salah satu karya fiksi yang mengangkat konflik-konfik kejiwaan. Kumpulan cerpen karya Khrisna Pabichara yang memuat dua belas cerita pendek ini diterbitkan tahun 2010. Cerpen-cerpen dalam antologi ini merupakan cerminan adat di Makassar dan sarat dengan nuansa kultur Bugis-Makassar. Beberapa sastrawan mengemukakan pendapatnya tentang cerpen Khrisna Pabichara ini. Menurut Hanna Fransisca, Mengawini Ibu adalah sebuah ketaklaziman, kelancangan, dan keanehan, sedangkan menurut Linda Christanty, kisah-kisah Khrisna mengetengahkan tema keseharian di dalam masyarakat Bugis-Makassar yang patriarkis: poligami, kawin paksa, dan balas dendam (Pabichara, 2010).

Cerpen-cerpen dalam antologi Mengawini Ibu sarat akan konflik kejiwaan. Di antara kedua belas cerpen yang ada, peneliti memilih tiga cerpen, yakni: “Mengawini


(16)

4

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengangkat konflik perselingkuhan, kawin paksa, dan balas dendam. “Mengawini

Ibu”, mengangkat tema perselingkuhan, “Lebang dan Hatinya” dan “Hati Perempuan Sunyi” mengangkat tema kawin paksa

Pernyataan Linda Christanty mengenai tema poligami, kawin paksa, balas dendam yang terdapat pada cerpen-cerpen Khrisna Pabichara memperkuat alasan bagi peneliti untuk mengkaji cerpen-cerpen dalam antologi Mengawini Ibu dengan pendekatan psikoanalisis. Peneliti memandang bahwa konflik-konflik yang membuat tokoh tertekan akan mengakibatkan terjadinya mekanisme pertahanan ego yang merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan. Konflik-konflik yang terjadi berdampak pada psikis tokoh-tokoh sehingga mereka melakukan mekanisme pertahanan dengan cara yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul:

Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh pada Cerita Pendek “Mengawini Ibu, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Krishna

Pabichara (Kajian Psikosastra dengan teori Psikoanalisis). 1.2 Batasan Masalah

Peneliti membatasi jenis karya sastra yang diteliti, yaitu cerita pendek.

Adapun cerita pendek yang diteliti adalah “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara.


(17)

5

Penelitian dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati

Perempuan Sunyi” ditekankan pada analisis struktur cerpen, struktur kepribadian,

dinamika perkembangan kepribadian, dan mekanisme pertahanan ego (das ich) tokoh-tokoh.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, berikut rumusan masalah dari penelitian ini:

a. bagaimana struktur cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati

Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

b. bagaimana struktur kepribadian dari setiap tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”,

“Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara? c. bagaimana dinamika kepribadian yang terjadi dari setiap tokoh pada cerpen

“Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna Pabichara?

d. bagaimana mekanisme pertahanan ego (das ich) tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. mengetahui struktur cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati


(18)

6

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. mengetahui struktur kepribadian dari setiap tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”,

“Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara, c. mengetahui dinamika kepribadian dari setiap tokoh pada cerpen “Mengawini

Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara,

d. mengetahui mekanisme pertahanan ego (das ich) tokoh pada cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kajian sastra yaitu kajian psikoanalisis khususnya mengenai mekanisme pertahanan tokoh dalam menghadapi tekanan dan kecemasan. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu bukti bahwa psikologi dan sastra berkaitan erat.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang kajian psikoanalisis dan menjadi salah satu sumber dalam memahami perilaku manusia baik bagi kalangan akademik maupun masyarakat luas.

1.6 Definisi Operasional

Beberapa istilah yang berkaitan langsung dengan judul penelitian ini didefinisikan secara operasional untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman dalam penelitian ini.


(19)

7

1. Mekanisme Pertahanan Ego (Das ich)

Mekanisme pertahanan yang terjadi pada tokoh ketika berada dalam kondisi tertekan. 2. Cerita Pendek

Cerita pendek atau cerpen adalah cerita atau narasi fiktif yang pengembangan unsur-unsurnya sederhana dan tidak kompleks.

3. Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan pendekatan yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Pendekatan ini menekankan bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan.

4. Psikosastra

Psikosastra merupakan pendekatan sastra yang bertolak dari psikologi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikoanalisis.


(20)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006: 53).

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, peneliti bermaksud mendeskripsikan masalah-masalah dalam antologi cerpen Mengawini Ibu karya Khrisna Pabichara. Metode deskriptif ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, kemudian menginterpretasikannya.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” dari antologi cerpen Mengawini Ibu karya Khrisna Pabichara yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh

penerbit Kayla Pustaka.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi pustaka, yaitu kegiatan menelaah buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.


(21)

32

3.4 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Psikosastra khususnya Psikoanalisis untuk mendeskripsikan tokoh yang akan diteliti.

Gambar 3.1 Teknik Pengolahan Data Cerpen

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini dimodifikasi dari instrument penelitian yang ditulis oleh Nenden Lilis Aisyah dalam laporan penelitian Kajian Sosio Psikologi Sastra tahun 2012.

Struktur Cerpen 1. Tokoh

2. Alur dan Pengaluran 3. Latar

4. Penceritaan 5. Gaya Bahasa

Kajian Psikoanalisis 1. Struktur Kepribadian 2. Dinamika Kepribadian 3. Mekanisme Pertahanan

Mekanisme Pertahanan Ego (das ich)Tokoh-Tokoh dalam Cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang


(22)

33

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Pedoman Analisis Struktur Cerpen

No Aspek Acuan Analisis

1 a.Pengaluran Bagaimanakah pengaluran dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

b.Alur Bagaimanakah alur dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna Pabichara?

2 a.Tokoh -Siapakah tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna Pabichara?

-Bagaimanakah gambaran fisik dan psikis tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

-Bagaimanakah watak tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

-Metode apakah yang digunakan pencerita dalam menyajikan karakter tokoh-tokoh cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna


(23)

34

3 Latar -Di manakah tempat berlangsungnya peristiwa dalam cerpen

“Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

-Kapankah terjadinya peristiwa dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

4 Penceritaan -Bagaimanakah kehadiran pencerita dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

-Bagaimanakah tipe penceritaan dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

Tabel 3.2. Pedoman Analisis Mekanisme Pertahanan Ego (Das Ich) Tokoh-Tokoh dalam Cerpen

No Aspek Acuan Analisis

1 Struktur kepribadian

-Bagaimanakah gambaran id (das es) pada tokoh-tokoh

dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

-Bagaimanakah ego (das ich) pada tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan


(24)

35

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna Pabichara? -Bagaimanakah superego (das ueber ich) pada tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

2

Dinamika kepribadian

-Bagaimanakah gambaran insting hidup dan insting

mati pada tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”karya Khrisna Pabichara?

-Bagaimanakah gambaran pendistribusian dan penggunaan energi psikis pada tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara? -Bagaimanakah gambaran kecemasan pada tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” karya Khrisna Pabichara?

3

Mekanisme pertahanan ego

Bagaimanakah gambaran mekanisme pertahanan ego yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati


(25)

(26)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 5

SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan, peneliti mengemukakan simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Cerpen “Mengawini Ibu”

Cerpen ini menceritakan kisah Rewa yang menjadi saksi mata atas pengkhianatan ayahnya dan kesetiaan ibunya. Sejak Ibu tak bisa melayani berahi Ayah yang berlebihan akibat terjatuh dari tangga, Ayah Rewa berpaling pada perempuan-perempuan lain. Sejak itulah dendam Rewa bermula. Tetapi pada suatu hari, ketika Rewa melihat ada seorang perempuan di kamarnya, Rewa seolah dirasuki „roh‟ ayahnya. Rewa menggauli perempuan tersebut, lalu menjadi kecanduan setelahnya.

Terdapat 17 sekuen dan 17 fungsi utama. pada cerpen ini. Pengaluran cerpen ini terbentuk oleh teknik linear dan teknik lamunan. Teknik lamunan/ ingatan terdapat pada sekuen 4 dan sekuen 10, selebihnya menggunakan teknik linear. Pada alur, titik masuk cerita ini adalah rasa benci Rewa terhadap Ayah kandungnya yang tak menghargai Ia dan ibunya.

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Rewa. Tokoh tambahannya adalah Ayah, Ibu, Nadira, dan Perempuan-perempuan berinisial “N”.


(27)

148

Latar yang terdapat di cerpen ini adalah rumah Rewa, di kota Makassar. Latar waktu yang digambarkan adalah malam hari.

Kehadiran pencerita pada cerpen “Mengawini Ibu” adalah pencerita intern. Pencerita menggunakan sudut pandang orang pertama „aku‟, dengan Rewa sebagai tokoh utamanya. Terdapat wicara yang dilaporkan, wicara yang dinarasikan, dan wicara alihan. Tipe wicara alihan mendominasi dalam keseluruhan teks. Hal tersebut disebabkan kehadiran pencerita intern, sehingga keseluruhan cerita selalu diiringi oleh pemikiran dan perasaan tokoh utama yang serba tahu.

Struktur kepribadian tampak pada kelima tokoh dalam cerpen ini. Pada tokoh Rewa, id, ego dan superego. Pada tokoh Ayah, ego selalu dikuasai oleh id, sebab superego tidak berperan. Pada tokoh Ibu, ego selalu dikendalikan oleh superego. Sedangkan pada tokoh Nadira dan perempuan-perempuan berinisial “N” yang tampak hanyalah id.

Melihat dari keseluruhan tokoh, insting yang dominan muncul adalah insting kehidupan. Insting seksual tampak pada semua tokoh, yakni Rewa, Ayah, Ibu, Nadira, dan perempuan-perempuan berinisial “N”. Kecemasan yang tampak pada cerpen ini adalah kecemasan moral yang terjadi pada Rewa dan Ibu.

Tokoh-tokoh yang mengalami mekanisme pertahanan ego pada cerpen “Mengawini Ibu” adalah tokoh Aku (Rewa), tokoh Ayah, dan tokoh Ibu. Sedangkan pada tokoh Nadira dan perempuan-perempuan berinisial “N” tidak terjadi mekanisme pertahanan ego (das ich). Mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh Rewa adalah


(28)

149

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

represi, pemindahan objek, identifikasi, dan introyeksi. Mekanisme yang dilakukan oleh Ayah adalah pemindahan objek, sedangkan pada Ibu adalah pembentukan reaksi.

5.1.2 Cerpen “Lebang dan Hatinya”

Cerpen ini menceritakan kisah Lebang yang hidup menderita sebagai istri Rangka. Penderitaan Lebang bermula sejak Ia dan kekasihnya menghadiri acara pernikahan putri Pak Camat. Pada saat itu, Tutu, kekasih Lebang mengikuti pertarungan abbatte melawan Rangka. Mereka menjadikan Lebang sebagai taruhan. Pertarungan dimenangkan oleh Tutu. Sementara Tutu kegirangan merayakan kemenangannya, Rangka diam-diam memantrai Lebang, hingga Lebang mengikutinya tanpa ada yang menyadari kepergian Lebang. Lebang tersadar dari mantra ketika dirinya sudah berada dalam sekapan Rangka. Lebang tidak menerima kenyataan bahwa Ia telah dinikahi Rangka. Lebang mencoba melarikan diri, namun gagal. Penderitaan demi penderitaan dilalui oleh Lebang semenjak hidup bersama Rangka dan dua orang istri lainnya. Untuk melupakan penderitaannya, Lebang meminum-minuman keras. Suatu hari, Rangka memaksa Lebang untuk melayani hasrat teman bisnisnya, namun Lebang menolak. Penolakan Lebang berakhir dengan amarah Rangka hingga Rangka menancapkan badik di tubuh Lebang dan nyawa Lebang melayang.

Terdapat 12 sekuen dan 16 fungsi utama pada cerpen ini. Pengaluran cerpen ini terbentuk oleh teknik linear dan teknik lamunan.Teknik ingatan tampak pada


(29)

150

sekuen 2. Pada fungsi utama, yang menjadi titik masuk cerita ini adalah kebencian Lebang pada Rangka yang telah membuatnya menderita.

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Lebang. Tokoh tambahannya yaitu Rangka, Tutu, Dua Perempuan, Ibu dan Bapak, dan Teman Bisnis Rangka.

Latar yang terdapat di cerpen ini adalah tempat berlangsungnya pesta pernikahan putri Pak Camat, Rumah Rangka, dan Rumah Lebang . Latar waktu yang digambarkan adalah malam hari.

Kehadiran pencerita pada cerpen “Lebang dan Hatinya” adalah pencerita intern. Pencerita menggunakan sudut pandang orang pertama „aku‟, dengan Lebang sebagai tokoh utamanya. Terdapat wicara yang dilaporkan, wicara yang dinarasikan, dan wicara alihan. Tipe wicara alihan mendominasi dalam keseluruhan teks. Hal tersebut disebabkan kehadiran pencerita intern, sehingga keseluruhan cerita selalu diiringi oleh pemikiran dan perasaan tokoh utama

Struktur kepribadian dalam cerpen “Lebang dan Hatinya” hanya tampak pada Lebang, Rangka, dan teman bisnis Rangka. Struktur kepribadian yang tampak pada Lebang adalah id dan superego. Pada tokoh Rangka, struktur kepribadian yang tampak adalah id dan superego, namun energi dikuasai oleh id. Sedangkan pada tokoh teman bisnis Rangka, struktur kepribadian yang tampak adalah id.

Dinamika kepribadian yang tampak pada tokoh dalam cerpen “Lebang dan Hatinya” adalah insting dan kecemasan. Insting seksual tampak pada Lebang, Rangka, dan Teman Bisnis Rangka, sedangkan insting kematian pada tokoh Lebang


(30)

151

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Rangka. Pendistribusian energi psikis hanya tampak pada Rangka, sebab hanya Rangka yang struktur kepribadiannya utuh. Kecemasan yang tampak pada tokoh dalam cerpen ini adalah kecemasan neurotik yang terjadi pada Lebang.

Pada cerpen “Lebang dan Hatinya”, mekanisme pertahanan ego (das ich) hanya terjadi pada Lebang. Mekanisme pertahanan ego yang terjadi pada Lebang adalah pengalihan objek, rasionalisasi, dan agresi. Minuman keras menjadi objek Lebang dalam melakukan mekanisme pertahanan ego.

5.1.3 Cerpen “Hati Perempuan Sunyi”

Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” masih berkaitan dengan cerpen “Lebang dan Hatinya”. Kedua cerpen ini berkisah tentang penderitaan Lebang di bawah tekanan Rangka yang telah menikahinya dengan paksa. Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” menceritakan peristiwa pernikahan Lebang dan Rangka di Paris. Setelah menikah, Lebang tetap disekap oleh Rangka. Sejak itu, Lebang sering mencoba bunuh diri, namun selalu gagal. Suatu hari Lebang berhasil melarikan diri setelah mencampuri obat tidur pada minuman dua istri Rangka yang lainnya. Dalam pelariannya, Lebang tidak tahu mesti ke mana, segalanya menjadi buntu. Ketika melintasi sebuah kafe, Lebang melihat Rangka bersama dua orang lelaki Indonesia. Lebang menguping pembicaraan mereka tentang bisnis jual beli perempuan Indonesia. Amarah Lebang memuncak, tanpa sadar Ia mengumpat sehingga Rangka dan dua orang temannya mengetahui keberadaan Lebang. Rangka menodongkan pistol ke dada Lebang. Selanjutnya, Lebang kembali berada di ruang penyekapan.


(31)

152

Terdapat 17 sekuen dan 17 fungsi utama pada cerpen ini. Pengaluran cerpen ini terbentuk oleh teknik linear, teknik prospektif (bayangan), dan teknik lamunan. Teknik bayangan tampak pada sekuen 5, sedangkan teknik ingatan tampak pada sekuen 7, dan selebihnya adalah pengaluran realitas/ linear. Pada fungsi utama, yang menjadi titik masuk cerita ini adalah keputusasaan Lebang akibat Rangka yang telah membuatnya menderita.

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Lebang. Tokoh tambahannya yaitu Rangka, Tutu, Tayu dan Caya, dan Dua Teman Bisnis Rangka.

Latar tempat yang terdapat pada cerpen ini adalah ruang penyekapan, Mesjid Raya Paris, dan Berlin . Latar waktu yang digambarkan adalah siang hari, sore hari, dan malam hari.

Kehadiran pencerita pada cerpen “Hati Perempuan Sunyi” adalah pencerita intern. Pencerita menggunakan sudut pandang orang pertama „aku‟, dengan Lebang sebagai tokoh utamanya. Terdapat wicara yang dilaporkan, wicara yang dinarasikan, dan wicara alihan. Tipe wicara alihan mendominasi dalam keseluruhan teks. Hal tersebut disebabkan kehadiran pencerita intern, sehingga keseluruhan cerita selalu diiringi oleh pemikiran dan perasaan tokoh utama

Struktur kepribadian yang tampak dalam cerpen “Hati Perempuan Sunyi” hanya tampak pada Rangka, dan kedua teman bisnis Rangka. Struktur kepribadian yang tampak pada Rangka adalah id dan ego dengan energi yang dikuasai oleh id.


(32)

153

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan pada kedua teman bisnis Rangka, struktur kepribadian yang tampak adalah id.

Pada analisis dinamika kepribadian, insting seksual tampak pada Rangka, dan Kedua Teman Bisnis Rangka, sedangkan insting kematian pada tokoh Lebang dan Rangka. Kecemasan yang tampak dalam cerpen ini adalah kecemasan neurotik dan kecemasan realistik yang terjadi pada Lebang.

Mekanisme pertahanan ego (das ich) pada cerpen “Hati Perempuan Sunyi” terjadi pada Lebang, Tayu dan Caya. Mekanisme yang terjadi pada Lebang adalah denial. Sedangkan pada Tayu dan Caya adalah introyeksi dan pemindahan objek.

Demikianlah analisis mekanisme pertahanan ego (das ich) yang terjadi pada tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”. Peneliti menyimpulkan, dari ketiga cerpen tersebut tidak semua tokoh melakukan mekanisme pertahanan ego. Tokoh-tokoh yang melakukan mekanisme pertahanan ego adalah Rewa, Ayah, Ibu, Lebang, Tayu dan Caya. Mekanisme pertahanan ego (das ich) pada tokoh-tokoh disebabkan oleh tekanan dan kecemasan Mekanisme pertahanan ego yang tampak mendominasi dari ketiga cerpen tersebut adalah mekanisme pemindahan objek.

5.2 Rekomendasi

Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra khususnya psikoanalisis belum mendapat perhatian khusus dari para peneliti. Pada penelitian


(33)

154

sastra dengan pendekatan psikoanalisis, peneliti harus mempunyai pemahaman terhadap teori sastra dan teori psikoanalisis yang mumpuni.

Kepribadian tokoh dalam cerpen “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” belum tergali secara utuh, sebab setelah dianalisis, struktur kepribadian dan dinamika kepribadian tokoh pada dua cerpen ini tidak terlalu krusial sehingga penggambaran kepribadian tidak utuh. Peneliti merekomendasikan pada peneliti lainnya agar menganalisis cerpen/ novel yang penggambaran kepribadian tokoh baik struktur kepribadian ataupun dinamika kepribadiannyanya lebih kentara dan signifikan agar analisis kepribadian tergali dengan mendalam.

Pemanfaatan teori psikologi khususnya psikoanalisis dalam karya sastra dapat memperluas wawasan peneliti maupun penikmat sastra dengan memahami karakter dan kepribadian tokoh yang merupakan pengejawantahan dari kepribadian manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bagi dunia pendidikan, tokoh-tokoh dalam karya sastra bisa dijadikan sarana untuk mendidik peserta didik ke arah yang lebih baik.


(34)

Raden Sayidatun Fajarrosi , 2013

Mekanisme Pertahanan ego pada tokoh dalam cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nenden Lilis. 2012. “Penggambaran Perilaku Agresif dan Destruktif Manusia Serta Penyebabnya dalam Cerita Pendek Indonesia (Kajian Sosio-Psikologi Sastra terhadap Cerpen Karya Agus Noor dan Joni Ariadinata)”. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan.

Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Durachman, Memen. 1996. “Khotbah di atas Bukit; Novel Gagasan Karya Kuntowijoyo”. Tesis pada Program Studi Ilmu Susastra Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana Universitas Indonesia Depok: tidak diterbitkan

Fauzi, Agus. 2010. “Kajian Psikoanalisis Cerpen-Cerpen dalam Antologi Membunuh Orang Gila Karya Sapardi Djoko Damono”. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Freud, Sigmund. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Friedman, Howard. 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Modern Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Fromm, Erich. 2006. Pengantar Umum Psikoanalisis Sigmund Freud (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Georgee, Boeree. 2010. Personality Theories. Jogjakarta: Primasophie. Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Obor.

Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Kutha Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (terjemahan). Jakarta: Gramedia.


(35)

156

Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.

Setiadi Arif, Iman. 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan, dan Terapinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Simbolon, Rosepani. 2011. Kecemasan Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Penembak Misterius Karya Seno Gumira Ajidarma (Suatu Kajian Psikoanalisis). Skripsi pada Fakultas Ilmu Budaya UNPAD Jatinangor: tidak diterbitkan.

Sumardjo. J dan K.M. Saini. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.

Sri Budiarti, Yanti. 2009. Representasi Citra Guru dalam Tujuh Novel Indonesia Modern Pascaproklamasi Kemerdekaan. Tesis padaProgram Studi Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K. S. Zaimar, dkk. Jakarta: Djambatan.

Yusuf-LN, S. dan Juntika Nurihsan, A. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

dan Rangka. Pendistribusian energi psikis hanya tampak pada Rangka, sebab hanya Rangka yang struktur kepribadiannya utuh. Kecemasan yang tampak pada tokoh dalam cerpen ini adalah kecemasan neurotik yang terjadi pada Lebang.

Pada cerpen “Lebang dan Hatinya”, mekanisme pertahanan ego (das ich) hanya terjadi pada Lebang. Mekanisme pertahanan ego yang terjadi pada Lebang adalah pengalihan objek, rasionalisasi, dan agresi. Minuman keras menjadi objek Lebang dalam melakukan mekanisme pertahanan ego.

5.1.3 Cerpen “Hati Perempuan Sunyi”

Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” masih berkaitan dengan cerpen “Lebang dan Hatinya”. Kedua cerpen ini berkisah tentang penderitaan Lebang di bawah tekanan Rangka yang telah menikahinya dengan paksa. Cerpen “Hati Perempuan Sunyi” menceritakan peristiwa pernikahan Lebang dan Rangka di Paris. Setelah menikah, Lebang tetap disekap oleh Rangka. Sejak itu, Lebang sering mencoba bunuh diri, namun selalu gagal. Suatu hari Lebang berhasil melarikan diri setelah mencampuri obat tidur pada minuman dua istri Rangka yang lainnya. Dalam pelariannya, Lebang tidak tahu mesti ke mana, segalanya menjadi buntu. Ketika melintasi sebuah kafe, Lebang melihat Rangka bersama dua orang lelaki Indonesia. Lebang menguping pembicaraan mereka tentang bisnis jual beli perempuan Indonesia. Amarah Lebang memuncak, tanpa sadar Ia mengumpat sehingga Rangka dan dua orang temannya mengetahui keberadaan Lebang. Rangka menodongkan


(2)

152

Terdapat 17 sekuen dan 17 fungsi utama pada cerpen ini. Pengaluran cerpen ini terbentuk oleh teknik linear, teknik prospektif (bayangan), dan teknik lamunan. Teknik bayangan tampak pada sekuen 5, sedangkan teknik ingatan tampak pada sekuen 7, dan selebihnya adalah pengaluran realitas/ linear. Pada fungsi utama, yang menjadi titik masuk cerita ini adalah keputusasaan Lebang akibat Rangka yang telah membuatnya menderita.

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Lebang. Tokoh tambahannya yaitu Rangka, Tutu, Tayu dan Caya, dan Dua Teman Bisnis Rangka.

Latar tempat yang terdapat pada cerpen ini adalah ruang penyekapan, Mesjid Raya Paris, dan Berlin . Latar waktu yang digambarkan adalah siang hari, sore hari, dan malam hari.

Kehadiran pencerita pada cerpen “Hati Perempuan Sunyi” adalah pencerita intern. Pencerita menggunakan sudut pandang orang pertama „aku‟, dengan Lebang sebagai tokoh utamanya. Terdapat wicara yang dilaporkan, wicara yang dinarasikan, dan wicara alihan. Tipe wicara alihan mendominasi dalam keseluruhan teks. Hal tersebut disebabkan kehadiran pencerita intern, sehingga keseluruhan cerita selalu diiringi oleh pemikiran dan perasaan tokoh utama

Struktur kepribadian yang tampak dalam cerpen “Hati Perempuan Sunyi” hanya tampak pada Rangka, dan kedua teman bisnis Rangka. Struktur kepribadian yang tampak pada Rangka adalah id dan ego dengan energi yang dikuasai oleh id.


(3)

Sedangkan pada kedua teman bisnis Rangka, struktur kepribadian yang tampak adalah id.

Pada analisis dinamika kepribadian, insting seksual tampak pada Rangka, dan Kedua Teman Bisnis Rangka, sedangkan insting kematian pada tokoh Lebang dan Rangka. Kecemasan yang tampak dalam cerpen ini adalah kecemasan neurotik dan kecemasan realistik yang terjadi pada Lebang.

Mekanisme pertahanan ego (das ich) pada cerpen “Hati Perempuan Sunyi” terjadi pada Lebang, Tayu dan Caya. Mekanisme yang terjadi pada Lebang adalah denial. Sedangkan pada Tayu dan Caya adalah introyeksi dan pemindahan objek.

Demikianlah analisis mekanisme pertahanan ego (das ich) yang terjadi pada tokoh dalam cerpen “Mengawini Ibu”, “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi”. Peneliti menyimpulkan, dari ketiga cerpen tersebut tidak semua tokoh melakukan mekanisme pertahanan ego. Tokoh-tokoh yang melakukan mekanisme pertahanan ego adalah Rewa, Ayah, Ibu, Lebang, Tayu dan Caya. Mekanisme pertahanan ego (das ich) pada tokoh-tokoh disebabkan oleh tekanan dan kecemasan Mekanisme pertahanan ego yang tampak mendominasi dari ketiga cerpen tersebut adalah mekanisme pemindahan objek.

5.2 Rekomendasi

Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra khususnya psikoanalisis belum mendapat perhatian khusus dari para peneliti. Pada penelitian


(4)

154

sastra dengan pendekatan psikoanalisis, peneliti harus mempunyai pemahaman terhadap teori sastra dan teori psikoanalisis yang mumpuni.

Kepribadian tokoh dalam cerpen “Lebang dan Hatinya”, dan “Hati Perempuan Sunyi” belum tergali secara utuh, sebab setelah dianalisis, struktur kepribadian dan dinamika kepribadian tokoh pada dua cerpen ini tidak terlalu krusial sehingga penggambaran kepribadian tidak utuh. Peneliti merekomendasikan pada peneliti lainnya agar menganalisis cerpen/ novel yang penggambaran kepribadian tokoh baik struktur kepribadian ataupun dinamika kepribadiannyanya lebih kentara dan signifikan agar analisis kepribadian tergali dengan mendalam.

Pemanfaatan teori psikologi khususnya psikoanalisis dalam karya sastra dapat memperluas wawasan peneliti maupun penikmat sastra dengan memahami karakter dan kepribadian tokoh yang merupakan pengejawantahan dari kepribadian manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bagi dunia pendidikan, tokoh-tokoh dalam karya sastra bisa dijadikan sarana untuk mendidik peserta didik ke arah yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nenden Lilis. 2012. “Penggambaran Perilaku Agresif dan Destruktif Manusia Serta Penyebabnya dalam Cerita Pendek Indonesia (Kajian Sosio-Psikologi Sastra terhadap Cerpen Karya Agus Noor dan Joni Ariadinata)”. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan.

Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Durachman, Memen. 1996. “Khotbah di atas Bukit; Novel Gagasan Karya Kuntowijoyo”. Tesis pada Program Studi Ilmu Susastra Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana Universitas Indonesia Depok: tidak diterbitkan

Fauzi, Agus. 2010. “Kajian Psikoanalisis Cerpen-Cerpen dalam Antologi Membunuh Orang Gila Karya Sapardi Djoko Damono”. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Freud, Sigmund. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Friedman, Howard. 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Modern Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Fromm, Erich. 2006. Pengantar Umum Psikoanalisis Sigmund Freud (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Georgee, Boeree. 2010. Personality Theories. Jogjakarta: Primasophie. Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Obor.

Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Kutha Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (terjemahan). Jakarta: Gramedia.


(6)

156

Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.

Setiadi Arif, Iman. 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan, dan Terapinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Simbolon, Rosepani. 2011. Kecemasan Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Penembak Misterius Karya Seno Gumira Ajidarma (Suatu Kajian Psikoanalisis). Skripsi pada Fakultas Ilmu Budaya UNPAD Jatinangor: tidak diterbitkan.

Sumardjo. J dan K.M. Saini. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.

Sri Budiarti, Yanti. 2009. Representasi Citra Guru dalam Tujuh Novel Indonesia Modern Pascaproklamasi Kemerdekaan. Tesis padaProgram Studi Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K. S. Zaimar, dkk. Jakarta: Djambatan.

Yusuf-LN, S. dan Juntika Nurihsan, A. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.