19 Herman,  Artiola,  dan  Miller  1995  telah  menggunakan  biosurfaktan
rhamnolipid  untuk  mengambil  logam  Cd,  Pb,  dan  Zn  dari  tanah.  Penggunaan rhamnolipid untuk mengambil logam berat didasarkan pada gugus hidroksil yang
dimiliki  rhamnolipid.  Gugus  hidroksi  rhamnolipid  mampu  berikatan  dengan  ion logam  berat.  Aplikasi  biosurfaktan  dalam  pengambilan  berbagai  logam  dalam
limbah  cair  mempunyai  potensi  yang  sangat  bagus,  sehingga  pengembangan metode pengambilan logam dengan cara ini sangat penting untuk dilakukan.
Untuk  mengambil  ion  logam  berat,  biosurfaktan  harus  memiliki  gugus aktif  yang  mampu  mengikat  ion  logam  berat.  Dari  data  FT-IR  penelitian
Muliawati  2006,  diketahui  bahwa  biosurfaktan  hasil  biotransformasi  minyak kedelai oleh Pseudomonas aeruginosa yang belum dimurnikan crude biospasoy
maupun  biosurfaktan  hasil  pemurnian  parsial  chlo-biospasoy  memiliki  gugus OH  yaitu  gugus  karboksilat  dan  OH  pada  rantai  alifatiknya.  Gugus  karboksilat
dapat  melepaskan  ion  H
+
sehingga  akan  berubah  menjadi  anion  yang  dapat berikatan dengan ion logam berat.
Dalam penelitian ini dipelajari kemampuan pengambilan ion logam berat Pb,  Cd,  dan  Cu  oleh  crude  biospasoy  atau  chlo-biospasoy  pada  berbagai  variasi
pH larutan, dan lamanya waktu kontak sehingga akan diperoleh kondisi optimum. Hasil yang diperoleh dari optimasi pH larutan dan waktu kontak digunakan untuk
penelitian selanjutnya yaitu pengambilan ion logam bersaing dan ion logam dalam limbah menggunakan crude biospasoy atau chlo-biospasoy.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan yang perlu dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.  Metode  yang  dapat  digunakan  pada  proses  pengambilan  logam  berat  oleh crude  biospasoy  atau  chlo-biospasoy  ada  beberapa  macam  antara  lain
metode  batch  dan  metode  continuous,  sehingga  perlu  pemilihan  metode yang tepat.
20 2.  Logam  berat  yang  terdapat  di  dalam  limbah  banyak  sekali,  antara  lain
logam  Hg,  Pb,  Cu,  Cd,  Cr,  dan  lain-lain,  sehingga  perlu  dilakukan pemilihan logam yang digunakan.
3.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi pengambilan ion logam antara lain pH larutan, waktu kontak, konsentrasi awal larutan, dan temperatur.
4.  Perlu dilakukan pemilihan limbah yang mengandung beberapa jenis logam berat untuk tahap aplikasi.
2.  Batasan Masalah 1.  Metode yang digunakan adalah metode batch
2.  Logam berat yang digunakan pada penelitian ini adalah Pb, Cd, dan Cu 3.  Variasi pH pada larutan ion logam berat pada suasana asam yaitu pH 2, 4,
dan  6.  Waktu  kontak  yang  digunakan  dalam  proses  pengambilan  ion logam berat  adalah 0 , 5, 10, 20, 30, 40, dan 60 menit.
4.  Limbah yang digunakan adalah limbah industri pencucian perak.
3.  Rumusan Masalah Berdasarkan  masalah-masalah  yang  telah  diidentifikasi  dan  dibatasi  di
atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.  Apakah  crude  biospasoy  atau  chlo-biospasoy  dapat  digunakan  untuk
pengambilan ion logam Pb, Cd, dan Cu ? 2.  Bagaimana  pH  dan  waktu  kontak  optimum  dari  pengambilan  ion  logam
Pb, Cd, dan Cu oleh crude biospasoy atau chlo-biospasoy? 3.  Bagaimana  kapasitas  penyerapan  ion  logam  Pb,  Cd,  dan  Cu  oleh  crude
biospasoy atau chlo-biospasoy pada pH dan waktu kontak optimum? 4.  Bagaimana  kapasitas  penyerapan  crude  biospasoy  atau  chlo-biospasoy
terhadap ion logam dalam limbah pencucian perak?
21
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.  Mengetahui apakah crude biospasoy atau chlo-biospasoy dapat digunakan untuk mengambil ion logam berat Pb, Cd, dan Cu.
b.  Mengetahui  kondisi  pH  dan  waktu  kontak  yang  optimum  dalam  proses pengambilan  ion  logam  berat  Pb,  Cd,  dan  Cu  oleh  crude  biospasoy  atau
chlo-biospasoy dan kapasitas penyerapannya terhadap ion logam tunggal, ion logam bersaing, dan limbah pencucian perak.
D. Manfaat Penelitian