16 memberikan gambaran wujudnya. Kemudian dari analisis struktural ini akan
diharapkan mampu menjadi pijakan dalam menganalisis selanjutnya yakni dengan pendekatan sosiologi sastra.
B. Pendekatan Sosiologi Sastra
Sapardi Djoko Darmono 1984: 6 menjelaskan bahwa sosiologi sastra adalah telaah yang obyektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah
tentang lembaga sosial. Sosiologi mencoba memberitahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Sosiologi
sastra merupakan bagian dari kritik sastra yang mengkhususkan diri dalam masalah sastra dengan memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan dan pada
hakikatnya sosiologi sastra itu memperjuangkan masalah yang sama, yaitu tentang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Keduanya merupakan bentuk sosial yang
memiliki kesamaan obyek yaitu manusia. Bentuk sastra itu diciptakan oleh anggota masyarakat untuk dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai refleksi terhadap hakikat manusia. Pendekatan sosiologi sastra bertolak dari asumsi bahwa sastra merupakan
pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra seorang pengarang mengungkapkan problem kehidupan, karya sastra menerima pengaruh dari
masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Wellek dan Warren lebih khusus menjelaskan tentang sosiologi sastra
dalam 3 klasifikasi, yaitu : a.
Sosiologi pengarang, yaitu pendekatan yang mempermasalahkan tentang status sosial, latar belakang sosial, Ideologi pengarang dan keterlibatan
pengarang dalam berbagai kegiatan diluar karya sastra dan berbagai hal yang menyangkut pengarang pengahasil karya sastra.
17 b.
Sosiologi sastra, yaitu pendekatan yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri. Disini yang ditelaah adalah apa yang tersirat dalam karya sastra itu
sendiri dalam kaitannya dengan masalah sosial. c.
Sosiologi pembaca, yaitu pendekatan yang mempermasalahkan pembaca dan pengaruh dan pengaruh sosial karya , yaitu sejauh mana dampak sosial sastra
bagi masyarakat pembaca Rene Wellek dan Warren Austin, 1990 : 111.
Ian Watt dalam Sapardi Djoko Damono, 1984: 3-4 berpendapat bahwa hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra dan masyarakat diklasifikasikan
sebagai berikut : a.
Konteks sosial pengarang, yaitu menyangkut posisi dan pengarang dan kaitannya dengan masyarakat pembaca termasuk didalamnya faktor-faktor
sosial yang bisa mempengaruhi karya sastranya. b.
Sastra sebagai cermin masyarakat yang ditelaah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat.
c. Fungsi sosial, dalam hal ini ditelaah sampai seberapa jauh pula sastra dapat
berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembacanya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra menelaah dan menganalisa karya sastra yang dicipta pengarang dengan mengacu
pada suatu tindakan dalam masyarakat yang pernah direkamnya, baik secara langsung maupun lewat pikirannya. Sosiologi sastra merupakan pendekatan
terhadap sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan, mempunyai sikap yang luas, beragam, yang menyangkut tentang pengarang, karyanya, serta
pembacanya. Analisis sosiologi sastra dalam penelitian ini berorientasi pada kajian
sosiologi sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri dan seberapa jauh latar belakang kehidupan pengarang berpengaruh terhadap karyanya.
C. Teori Konflik