PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATERI TAYANGAN SANG PEMBURU DI LATIVI ( Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002)
PERSEPSI MAHASISWATENTANG MATERI TAYANGAN SANG
PEMBURU DI LATIVI(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
UMM Angkatan 2002)
Oleh: Muhammad Rahman Heriyadi ( 02220015 )
Communication Science
Dibuat: 20080312 , dengan 3 file(s).
Keywords: Persepsi, Materi Tayangan Sang Pemburu di Lativi.
perception, the display material of Sang Pemburu in Lativi.
ABSTRAK
Sang Pemburu di Lativi merupakan tayangan mistis yang memburu, mengungkap dan
menetralisir suatu tempat dari gangguangangguan gaib. Dengan menghadirkan para ustadz
sebagai sebuah tim, proses yang dilakukan dan penggunaan media kendi sebagai ciri khas, sudah
memperlihatkan tayangan ini sangat terlihat beda dengan tayangantayangan mistis yang ada di
televisitelevisi lainnya. Awalnya, banyak persepsi yang timbul dikalangan mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat akan tayangan ini, ada yang menerima, menolak bahkan raguragu akan
tayangan ini, sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002 tentang materi tayangan Sang
Pemburu di Lativi.
Persepsi merupakan suatu pemberian makna pada stimuli baik berupa peristiwa, obyek atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Adapun
faktorfaktor yang berperan dan mempengaruhi proses terjadinya persepsi adalah keadaan
stimulus seseorang, situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus, dan keadaan
individu yang mempersepsi dilihat dari segi jasmaniah dan juga berhubungan dengan segi
rohaniah. Adapun acuan teori yang digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang
materi tayangan Sang Pemburu di Lativi adalah teori perbedaanperbedaan individu. Teori ini
menyatakan bahwa setiap orang akan menanggapi isi media massa berdasarkan kepercayaan
serta nilainilai sosial mereka, karena tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya,
kepercayaan maupun nilainilainya. Serta dengan ditambah teori batas akal dimana manusia
memecahkan masalahmasalah hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal
dan sistem pengetahuan manusia terbatas. Batas akal manusia masih sangat sempit, terlebih lagi
dalam memahami segala sesuatu yang sifatnya gaib. Perbedaan pemikiran masingmasing orang
adalah bukti lain keterbatasan akal.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif guna
mengumpulkan informasi faktual yang melukiskan gejala yang ada. Tipe penelitian adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan emik. Sumber informasi dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2002 berjumlah 12 orang, dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Untuk pengambilan data
menggunakan teknik wawancara dan focus group discussion (FGD). Datadata yang diperoleh
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif, dan menggunakan teknik keabsahan data
trianggulasi situasi.
Dari analisis data diketahui bahwa materi dalam tayangan Sang Pemburu secara tidak langsung
sama dengan materi tayangantayangan mistis yang sejenis di stasiun televisi lain. Perbedaannya
disini adalah pada isi tayangan yang terlihat, dimana ada beberapa hal yang terlihat sangat beda
yaitu ritual pembukaan, perburuan, mediumisasi dan pemancangan pagar gaib, serta penggunaan
media kendi. Ada beberapa informan yang sangat tidak setuju dengan apa yang telah dilakukan
oleh tim Sang Pemburu karena dianggap sudah mengganggu keseimbangan alam, yaitu antara
alam nyata dan alam gaib. Tetapi ada juga yang menyatakan apa yang dilakukan dalam tayangan
tersebut sangat beralasan karena tujuan mereka yang ingin menolong sesama dari gangguan
gangguan gaib. Perbedaan yang timbul dari para informan ini menegaskan bahwa mereka
menanggapi apa yang tersaji melalui media massa khususnya televisi berdasarkan pengetahuan
dan pengalamanpengalaman yang ada, apalagi tayangan ini sudah menyangkut persoalan alam
gaib, dimana akal manusia masih sangat terbatas untuk mengetahuinya secara lebih lanjut.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan adanya halhal yang bersifat gaib
sudah menjadi hal yang mutlak untuk dimiliki sebelum kita mencoba untuk memahami
tayangantayangan mistis seperti Sang Pemburu ini. Keberadaan alam gaib dan makhluk
makhluknya sulit untuk dibuktikan secara akal sehat manusia, apalagi melalui tayangan tentang
alam gaib di televisi yang secara tidak langsung tidak dapat membuktikan keberadaannya dan
makhlukmakhluknya, karena teknologi (kamera) tidak dapat menangkap ataupun
memperlihatkan secara nyata akan hal itu. Menonton atau tidak, semua ini dikembalikan lagi
kepada audience sebagai penikmat tayangantayangan di media televisi.
ABSTRACT
Sang Pemburu in Lativi represents mystical program that hunting, revealing and neutralizing a
place from invisible things. By presenting an ustadz as a team, the established process and water
pitcher utilization as a typical characteristic has shown that it is very different from other
mystical programs in other television station. Initially, there are many perception rises in the
collegian class as a part of society to this program. Some of them are accepting this program,
some rejecting and their remains are hesitating, so that the purpose of this research is to know the
perception of collegian of communication major generation 2002 to the program material of
Sang Pemburu in Lativi.
Perception is a meaning gift to the stimuli both in the form of events, object, and the relation
obtained by drawing a conclusion of information and by interpreting a message. The factors that
have a role and influence the establishment process of perception are somebody’s stimulus state,
social situation or condition that rise the stimulus, and the individual perception regard to both of
the physical aspect and spiritual aspect. The underlying theory to know the collegian perception
to program material of Sang Pemburu in Lativi is Individual Differences Theory. It note that
everybody will respon the massmedia contents based on their belief and their social values,
because each individu has different attention, interest, belief and also has different value.
Besides, it is added by the mind limit theory where human solve their life problems using their
mind and knowledge system, but both of them are limited. Human’ mind limit are very narrow,
especially in understanding any mystical things. The different thinking of each person is the
other evidence of mind limitation.
In this research, the researcher uses qualitative method to collect factual information in
describing the existing symptoms. Type of this research is qualitative descriptive by using emic
approach. The information source in this research is collegian of Communication Major of UMM
generation 2002 of 12 collegians, using purposive sampling to sample intake. Data collecting
technique is interview and focus group discussion (FGD). The obtained data are analyzed by
qualitative descriptive analysis and by validity technique of situation triangulation data.
From data analysis, it is known that indirectly materi in Sang Pemburu Program is same with
other mystical program in other television station. The difference is its content, where there are
some thing looks different that is the ritual of opening, hunting, mediumisation and staking
invisible fence up, and also waterpitcher utilization. There are some informants that are very
disagree with what the team Sang Pemburu doing because it considers had disturb the natural
balance, that is between the real world and unreal world. Yet, there also who reveal that what
ever done in the program is very reasonable, because their purpose is to help others from any
invisible disturbances. The difference risen from those informant explains that they response all
the displayed things through mass media especially television based on their knowledge and
experiences. Moreover, it has connected to invisible matter where the human mind is very
limited to understand it.
It can be concluded that the conviction of the invisible existence has became an absolute matter
to be had before we try to understand the mystical programs on televisi such as Sang Pemburu.
The existence of invisible world and its creatures is very hard to be proven logically. Moreover,
indirectly, through this program it can not proof the validity of them, because the technology
(camera) cannot capture nor display them really. Watch or not, it depends on the audience as the
consumer of television program.
PEMBURU DI LATIVI(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
UMM Angkatan 2002)
Oleh: Muhammad Rahman Heriyadi ( 02220015 )
Communication Science
Dibuat: 20080312 , dengan 3 file(s).
Keywords: Persepsi, Materi Tayangan Sang Pemburu di Lativi.
perception, the display material of Sang Pemburu in Lativi.
ABSTRAK
Sang Pemburu di Lativi merupakan tayangan mistis yang memburu, mengungkap dan
menetralisir suatu tempat dari gangguangangguan gaib. Dengan menghadirkan para ustadz
sebagai sebuah tim, proses yang dilakukan dan penggunaan media kendi sebagai ciri khas, sudah
memperlihatkan tayangan ini sangat terlihat beda dengan tayangantayangan mistis yang ada di
televisitelevisi lainnya. Awalnya, banyak persepsi yang timbul dikalangan mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat akan tayangan ini, ada yang menerima, menolak bahkan raguragu akan
tayangan ini, sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002 tentang materi tayangan Sang
Pemburu di Lativi.
Persepsi merupakan suatu pemberian makna pada stimuli baik berupa peristiwa, obyek atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Adapun
faktorfaktor yang berperan dan mempengaruhi proses terjadinya persepsi adalah keadaan
stimulus seseorang, situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus, dan keadaan
individu yang mempersepsi dilihat dari segi jasmaniah dan juga berhubungan dengan segi
rohaniah. Adapun acuan teori yang digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang
materi tayangan Sang Pemburu di Lativi adalah teori perbedaanperbedaan individu. Teori ini
menyatakan bahwa setiap orang akan menanggapi isi media massa berdasarkan kepercayaan
serta nilainilai sosial mereka, karena tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya,
kepercayaan maupun nilainilainya. Serta dengan ditambah teori batas akal dimana manusia
memecahkan masalahmasalah hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal
dan sistem pengetahuan manusia terbatas. Batas akal manusia masih sangat sempit, terlebih lagi
dalam memahami segala sesuatu yang sifatnya gaib. Perbedaan pemikiran masingmasing orang
adalah bukti lain keterbatasan akal.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif guna
mengumpulkan informasi faktual yang melukiskan gejala yang ada. Tipe penelitian adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan emik. Sumber informasi dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2002 berjumlah 12 orang, dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Untuk pengambilan data
menggunakan teknik wawancara dan focus group discussion (FGD). Datadata yang diperoleh
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif, dan menggunakan teknik keabsahan data
trianggulasi situasi.
Dari analisis data diketahui bahwa materi dalam tayangan Sang Pemburu secara tidak langsung
sama dengan materi tayangantayangan mistis yang sejenis di stasiun televisi lain. Perbedaannya
disini adalah pada isi tayangan yang terlihat, dimana ada beberapa hal yang terlihat sangat beda
yaitu ritual pembukaan, perburuan, mediumisasi dan pemancangan pagar gaib, serta penggunaan
media kendi. Ada beberapa informan yang sangat tidak setuju dengan apa yang telah dilakukan
oleh tim Sang Pemburu karena dianggap sudah mengganggu keseimbangan alam, yaitu antara
alam nyata dan alam gaib. Tetapi ada juga yang menyatakan apa yang dilakukan dalam tayangan
tersebut sangat beralasan karena tujuan mereka yang ingin menolong sesama dari gangguan
gangguan gaib. Perbedaan yang timbul dari para informan ini menegaskan bahwa mereka
menanggapi apa yang tersaji melalui media massa khususnya televisi berdasarkan pengetahuan
dan pengalamanpengalaman yang ada, apalagi tayangan ini sudah menyangkut persoalan alam
gaib, dimana akal manusia masih sangat terbatas untuk mengetahuinya secara lebih lanjut.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan adanya halhal yang bersifat gaib
sudah menjadi hal yang mutlak untuk dimiliki sebelum kita mencoba untuk memahami
tayangantayangan mistis seperti Sang Pemburu ini. Keberadaan alam gaib dan makhluk
makhluknya sulit untuk dibuktikan secara akal sehat manusia, apalagi melalui tayangan tentang
alam gaib di televisi yang secara tidak langsung tidak dapat membuktikan keberadaannya dan
makhlukmakhluknya, karena teknologi (kamera) tidak dapat menangkap ataupun
memperlihatkan secara nyata akan hal itu. Menonton atau tidak, semua ini dikembalikan lagi
kepada audience sebagai penikmat tayangantayangan di media televisi.
ABSTRACT
Sang Pemburu in Lativi represents mystical program that hunting, revealing and neutralizing a
place from invisible things. By presenting an ustadz as a team, the established process and water
pitcher utilization as a typical characteristic has shown that it is very different from other
mystical programs in other television station. Initially, there are many perception rises in the
collegian class as a part of society to this program. Some of them are accepting this program,
some rejecting and their remains are hesitating, so that the purpose of this research is to know the
perception of collegian of communication major generation 2002 to the program material of
Sang Pemburu in Lativi.
Perception is a meaning gift to the stimuli both in the form of events, object, and the relation
obtained by drawing a conclusion of information and by interpreting a message. The factors that
have a role and influence the establishment process of perception are somebody’s stimulus state,
social situation or condition that rise the stimulus, and the individual perception regard to both of
the physical aspect and spiritual aspect. The underlying theory to know the collegian perception
to program material of Sang Pemburu in Lativi is Individual Differences Theory. It note that
everybody will respon the massmedia contents based on their belief and their social values,
because each individu has different attention, interest, belief and also has different value.
Besides, it is added by the mind limit theory where human solve their life problems using their
mind and knowledge system, but both of them are limited. Human’ mind limit are very narrow,
especially in understanding any mystical things. The different thinking of each person is the
other evidence of mind limitation.
In this research, the researcher uses qualitative method to collect factual information in
describing the existing symptoms. Type of this research is qualitative descriptive by using emic
approach. The information source in this research is collegian of Communication Major of UMM
generation 2002 of 12 collegians, using purposive sampling to sample intake. Data collecting
technique is interview and focus group discussion (FGD). The obtained data are analyzed by
qualitative descriptive analysis and by validity technique of situation triangulation data.
From data analysis, it is known that indirectly materi in Sang Pemburu Program is same with
other mystical program in other television station. The difference is its content, where there are
some thing looks different that is the ritual of opening, hunting, mediumisation and staking
invisible fence up, and also waterpitcher utilization. There are some informants that are very
disagree with what the team Sang Pemburu doing because it considers had disturb the natural
balance, that is between the real world and unreal world. Yet, there also who reveal that what
ever done in the program is very reasonable, because their purpose is to help others from any
invisible disturbances. The difference risen from those informant explains that they response all
the displayed things through mass media especially television based on their knowledge and
experiences. Moreover, it has connected to invisible matter where the human mind is very
limited to understand it.
It can be concluded that the conviction of the invisible existence has became an absolute matter
to be had before we try to understand the mystical programs on televisi such as Sang Pemburu.
The existence of invisible world and its creatures is very hard to be proven logically. Moreover,
indirectly, through this program it can not proof the validity of them, because the technology
(camera) cannot capture nor display them really. Watch or not, it depends on the audience as the
consumer of television program.