IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI PEMERINTAHAN DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ( Study Perencanaan Pembangunan Desa

(1)

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI PEMERINTAHAN DESA LANDUNGSARI

KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ( Study Perencanaan Pembangunan Desa )

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD SARAMANDA (201010050311094)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015

Jam : 09-10 WIB


(3)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Muhammad Saramanda

Tempat, Tanggal Lahir : Bener Baru 26 April 1989

NIM : 201010050311094

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Pemerintahan Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.


(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Muhammad Saramanda

NIM : 201010050311094

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa di pemerintahan desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si 2. Salahudin S.IP,. M.Si Konsultasi Skripsi :


(5)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Muhammad Saramanda

NIM : 201010050311094

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul :Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentanng Desa Di Pemerintahan Desa Landungsari Kecamatan DAU KAbupaten Malang.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat ALLAh atas segala limpah rahmat, taupiq hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Iplementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Pemerintahan Desa Landungsri Kecamatan Dau Kabupaten Malang “ penulis skripsi ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan ( S.IP ) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan atas junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan penerus risalahnya, yang telah memberikan jalan yang terang bagi umat manusia yakni Al-Islam Wal-Iman.

Penulis menyadari bahwa, penulis masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung pada penelitian ini. Secara khusus terimakasih disampaikan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bpk. M. syarif dan Ibu Masbunge. Atas segala do’a, restu, kasih sayang, dukungan, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang sangat amat besar dan tiada henti selalu diberikan kepada ananda sehingga ananda bisa sampai ditahap ini.


(7)

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik beserta seluruh jajaran dekanat, atas dukungan dan bimbingan selama ini.

3. Hevi Kurnia Hardini, MA. Gov, selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan beserta seluruh jajaran staf pengajar, atas bimbingan dan motivasi selama ini.

4. Drs. Jainuri, M.Si, selaku dosen pembimbing atas semua bimbingan, saran, waktu dan kesabaran yang luar biasa yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat tersusun dengan baik.

5. Salahuddin, M. Si, atas bimbingan, konsultasi, motivasi, saran, yang diberikan selama ini.

6. Ibu Tri Sulistyaningsih M.Si Selaku Penguji I Terima kasih atas masukan dan Kritikan dalam perbaikan skripsi ini.

7. Bapak Yana Syafriono, S.IP, M.IP, Selaku Penguji II Terima Kasih atas Masukan dan Kritikan dalam perbaikan Skripsi ini.

8. Terima kasih Kepada Bapak Drs. Jainuri, M.Si, dan Bapak Salahudin, S.IP, M.Si Selaku Pembimbing dan Serta Penguji saya, Terima Kasih atas Masukan, Saran dan Motivasi selama ini sehingga Penulis bisa Menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Staf Tata Usaha di Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, atas bantuan yang telah di berikan selama saya menjalani pendidikan.

10.Keluarga Besar di Desa Bener Baru, terimakasih atas do’anya hingga saat ini.


(8)

11.Keluarga Besar Ikatan Gayo Musara Malang, atas dukungan dan partisipasinya selama ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan kerendahan hati, penilis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat. Amin.

Malang, 30 April2015


(9)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Mamfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 8

F. Definisi Oprasional... 10

G. Metode Penelitian ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Pemerintah Desa ... 17

B. Pelaksanaan pemerintah desa ... 22

C. Ketentuan Khusus Desa Adat ... 23

1. Penataan Desa Adat ... 23

2. Kewenangan Desa Adat ... 25

D. Peraturan Desa ... 26

E. Perencanaan Pembangunan Desa... 28

1. Pengertian Perencanaan ... 28

2. Rencana Pembangunan Desa ... 30

3. Unsur-Unsur Penyelenggara Musrenbang Desa ... 32

4. Tahap Penyelenggaraan Desa ... 35


(10)

BAB III : DESKRIPSI WILAYAH ... 41

A. Monografi Deasa Landungsari ... 41

1. Gambaran Umum ... 41

2. Letak Geografi ... 42

3. Kondisi dan Ciri Geografi Wilayah ... 43

4. Demografi/Kependudukan ... 44

5. Pendidikan ... 45

6. Mata Pencarian ... 48

B. Susunan Perangkat Desa ... 51

C. Tugas Pokok Dan Fungsi ... 52

D. Visi dan Misi Desa Landungsari ... 57

E. Sejarah Desa Landungsari ... 57

F. Struktur Pemerintah Desa Landungsari ... 59

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ... 60

B. Pembanguan Desa ... 63

1. Perencanaan Pembangunan Desa ... 63

2. Pelaksanaan Pembangunan ... 67

3. Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa ... 69

C. Pembangunan Kawasan Perdesaan ... 71

D. Sistem Informasi Pembangunan Desa Dan Pembangunan Kawasan Perdesaan ... 75

E. Implementasi Uu Nomor 6 Tahun 2014 Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 ... 76


(11)

BAB V : PENUTUP ... 78 A. Kesimpulan ... 78 B. Saran ... 80


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rohardjo. 2006 pembangunan pendesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Afifuddin, danSaebani, Ahmad, Beni. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. CV. Pustakasetia.

Basuki, Anantodkk.2006. Penguatan Pemerintahan Desa Berbasis Good Governance. Malang. Sekretariat Penguatan Otonomi Desa (SPOD) http//www. Kompasiana, PT. Kompas Cyber Media. Uci Junaedi

http://bappeda.ponorogo.go.id/index.php/kegiatan/item/125-sosialisasi-dan-implementasi-uu-no-6-tahun-2014-tentang-desa

http://inspektorat.banjarkab.go.id/2014/04/implementasi-uu-nomor-6-tahun-2014.html

http://ipdia.blogspot.com/2013/11/etimologi.html#sthash.XU7PW9t6.dpufEtimolo gi adalah ilmu yang mempelajari asal usul kata. Setiap kata mempunyai sejarah dan asal usul.

http://www .conyers and Hills (1990:3)berkesenambungan atau pilihan-pilihan sebagai alternative untuk mencapai tujuan-tujuan pada masa yang akan datang.

http://www. Implementasi Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 http://www. landungsari malang.blogspot.

http://www. oleh Saparin ( 1979: 28-29 )

http://www.Date: November 15, 2014Author: muhsin al hasani

http://www.Kemidian, 2001.14. berpendapat bahwa perencanaan adalah usaha membuat suatupilihan tindakan dari berbagai alternative

Islamy, M. Irfan. 2004. Membangun masyarakat partisipatif. Jurnal Administrasi Publik. Volume IV Nomor 02 Maret-agustus 2004.

Kartasasmita, Ginanjar,. 1997, Pembanguan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuahan dan Pemerataan. Jakarta: Cides

Lapera. 2000. Arus bawah demokrasi: otonomi dan pemberdayaan Desa. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama.

Maskun, sumitro,.1994. Pembangunan Masyarakat Desa: Asas, Kebijakan Dan manajemen. Yogyakarta: Media Widya Mandala


(13)

Maskun, Sumitro. 1994. Pembangunan MasyarakatDesa: asas, Kebijaksanaan dan manajemen. Yogyakarta : Media widya Mandala

Mclaughin (dalamNurdindanUsman, 2004).Implementasi paraahli (2002:70) Miles, M. B dan M A. Habberman. 2007. Analisis data Kualitatif: Terjemah.

Jakarta: UI pres.

Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nisjar S, Karhi. 1997. Beberapa catatan Good Gavernance. Jurnal Administrasi dan pembangunan. Vol 1 No. 2, 119.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta. Erlangga

Peraturan pemerintah tentang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Rasyid (1996). birokrasi itu adalah dalam rangka menjalanan tugasmemberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Sholekhan, Moch. 2014. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat. Malang. Setara Press

Sumber : Letak Geografis Desa Landungsari Sumber : Monografi Desa Landungsari2013-2019 Sumber : Rencana Strategi Desa Landungsari 2013-2019 Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 TentangDesa


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menjelaskan bahwa pemerintah Desa adalah “pelaksanaan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara KesatuanRepublik Indonesia”. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan oleh karenanya keberadaan desa perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadikuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuatdalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.1

Selain itu, sejarah telah membuktikan, bahwa selama pemerintahan Orde Baru, harapan besar dari pemerintahan daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan berdasarkan kemampuan dan hendak daerah sendiri dari tahun ke tahun tidak pernah menjadi kenyataan. Pola pendekatan sentralistik dan keseragaman yang dijalankan pemerinthan pusat selama pemerintahan Orde Baru tersebut telah memastikan inisiatif dan kreativitas daerah dalam melakukan pembangunan. Pemerintah daerah kurang diberi keleluasuan untuk menentukan kebijakan daerahnya sendiri. Kewenangan yang diberikan kepaada daerah juga

1 Sholekhan, Moch. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat.


(15)

2

tidak disertai dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, penyiapan sumber daya manusia yang profesional, dan pembiayaan yang adil. Akibatnya, bukan tercipta kemandirian daerah, akan tetapi justru ketergantumgan daerah terhadap pemerintahan pusat. Sebagaimana diungkapakan oleh Korten (1990), bahwa pendekatan sentralistik sedikitnya ada 4 ( empat ) kelemahan yaitu: (1) daya jangkau yang terbatas, (2) ketidakmampuan untuk membangkitkan implementasi yang taat asas ( consistency ) dan berkesinambungan pada tingkat lokal, (3) ketidaksanggupannya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi setempat, dan (4) kecendrungannya mengarah kepada ketergantungan.2

Sedangkan pelaksanaannya adalah pemerintah Desa, yaitu Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain, dan yang di bantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain. Dimana, dalam pelaksanaan pemerintah Desa tersebut berdasarkan asas: kepastian hukum, tertib pelaksanaan pemerintahaan Desa, tertib kepentingan umum, keterbukaan, profesionalitas, akuntanbilitas, efektifitas dan efesiensi, kearifan lokal, keberagaman, dan partisipatif. Salah satu persoalan yang mendasar dalam proses implementasi Undang-UndangNomor 6 tahun 2014 tentang Desa, baik di tingkat pusat, daerah, maupun desa adalah bagaimana membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan desa yang dapat mengembangkan misinya dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan.3

2Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.Jakarta.

Erlangga


(16)

3

Sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan Desa, pemerintah Desa landungsari mempunyai tugas menyeleggarakan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Karena itu, kalau dilihat dari segi fungsi, maka pemerintah desa memiliki funsi: (1) menyelenggarakan urusan rumah tangga desa, (2) melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, (3) melaksanakan pembinaan prekonomian desa, (4) melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat, (5) melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat, (6) melaksanakan musyawarah penyelesaian perselisihan, dan lain sebagainya.

Transparansi dan akuntabilitas pemerintahan desa dalam pembangunan ekonomi rakyat menjadi perhatian utama para anggota BPD. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota BPD dengan baik sesuai dengan amanat undang-undang maka perlu diupayakan peningkatan penambahan terhadap tugas dan wewenangnya dalam pemerintahan desa baik kedalam maupun keluar.

Peneliti harus melihat, pelaksanaan pemerintah desa landungsari, serta melihat apakah sesuai dengan Undang-Undang yang telah di tetapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentanng Desa. Pemerintah desa landungsari, dan masyarakat desa tetap mengikuti peraturan-peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang DESA.

Ruang lingkup Perencanaan Pembangunan Desa mencakup seluruh penyelenggaraan semua fungsi pemerintahan desa yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu sesuai dengan sumber daya dan penataan ruang wilayah


(17)

4

yang ada dalam satu kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia. Desa Landungsari Kecamatan DAU merupakan daerah otonom desa dengan jumlah penduduk 8511 jiwa yang terdiridari 4880 jiwa pendudu klaki-lakidan 4231 jiwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan.4

Potensi Desa Landungsari cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya manuasianya perlu terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran masyrakat secara umum. Secara umum potensi Desa Landungsari dapatlah didiskripsikan dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan mata rantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Beberapa aspek dimaksud adalah sebagai berikut :

Kebijakan sektoral pembangunan di Kabupaten Malang diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di segala lapisan secara merata, serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya, sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan di Desa Landungsari dapat benar-benar mencerminkan keterpaduan dan keserasian antar program-program sektoral; dengandemikian, sumber-sumberpotensidaerahdapat di optimalkan pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata. Pelaksanaan pembangunan tentunya tidak terlepas dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya. Dilihat dari tingkat ekonomi masyarakat, pertumbuhan dan perkembangan kecamatan akan sangat berpengaruh pada


(18)

5

pertumbuhan dan perkembangan desa yang ada di sekitarnya.

Dengan memperhatikan tugas dan fungsi dari masing- masing institusi tersebut, maka hubungan antara kepala desa dengan Badan Permusawartan Desa ( BPD) bersifat kemitraan dan didasarkan pada prinsip check balances. Karenaitu, proses penyelenggaraan pemerintahan desa harus membuka ruang bagi demokrasi substansif, yakni demokrasi substansif menganjurkan kebersamaan, toleransi, anti kekerasan, pluralisme, tidak inklusivisme, kesetaraan, gender, dan lain-lain. Dalam ranah politik dan kelembagaan, demokrasi substantive harus diatur secara eksplisit dalam peraturan adalah akuntanbilitas, transparansi, responsivitas, danpartisipasi masyarakat.5

Pemerintahan Desa Landungsari menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Masyarakat Desa landungsari harus melaksanakan Undang-Udang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang telah di selenggarakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana kita ketahui era reformasi telah membawa perubahan yang besar dalam sistem pemerintahan di Indonesia, khususnya pada tingkat pemerintahan Daerah dan pemerintahan Desa dengan semangat dan mengedepankan partisipasi masyarakat. Penerapan Otonomi Daerah di harapkan dapat mendekatkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat, dan pihak swasta sehinga dengan terbangunnnya hubungan sinergitas ketiga pilar tersebut dapat mendorong terwujudnya (good governance) pemerintahan yang baik. Lebih daripada itu, dengan adannya perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menuju desentralistik diharapkan

5Sholekhan, Moch. 2014. Opcit Hal. 53


(19)

6

akan terjadinya peningkatan pasrtisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa.

Pemerintahan Desa landungsari adalah salah satu Desa yang menyelenggaran dan melaksanakan undang-undang yang sesuai dengan masyarakat setempat. Dimana, otonomi daerah sebagai produk orde reformasi telah membuka ruang yang lebih luas bagi keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintahan Desa. Masyarakt Desa landungsari semakin menyadari akan hak-haknya sebagai waega Desa landungsari yang memiliki kedaulatan tinggi. Hal ini kemudian hari memunculkan optimisme akan lahirnya sosial politik dan budaya. Namun realita yang berkembang justru seringkali tidak sesuai dengan ideal-ideal reformasi.

Sebenarnya Desa landungsari dalam sejarahnya sudah sangat panjang, desa landungsari telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat dinamis dan pesat. Dengan perkembangan yang sangat dinamis dan pesat inilah Desa tetap eksis sampai hari nanti. Jika dinamika perkembangannya itu dipahami sebagiai kreativitas warga dan pemerintahannya itu akan memunculkan desa yang sangat jernih dan bersih, Desa akan maju sampai akhir nanti.

Desa Landungsari bertempatan di kecamatan DAU, Kabupaten Malang, pemerintahan Desa Landungsari sangat penting bagi kecamatan maupun kabupaten karena kecamatan atau kabupaten untuk mengatur dalam ruanglingkup sebuah kabupaten. Pemerintah desa harus melaksanakan dan menyelenggarakan sesuai dengan Undang-Undang yang telah di tetapkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.


(20)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pemerintahan desa Landungsari menerapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa kepada masyarakat setempat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:Mengetahui Bagaimana pemerintahan desa menerapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa kepada masyarakat setempat.

D. Mamfaat Penelitian

Mamfaat peneliti ini adalah:

1. Dari segiteorits

Penelitian disarankan dapat memberikan sumbangan keilmuan terutama tentang kajian implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa yang saat ini mulai banyak kaji secara mendalam, khususnya terkait dengan pemerintahan desa. Selain juga penelitian ini juga mengharapkan dapat memberikaan penyumbangan keapada masyarakat setempat, terutama kepada pemerintah desa landungsari agar dapat diharapkan untuk pengetahuan-pengetahuan baik masyarakat maupun pemerintahan setempat agar undang-undang yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan masyarakat luas.


(21)

8

2. Dari segipraktis

Penelitian disarankan dapat memberikan konstribusi perbaikan institusi kepada masyarakat desa landungsari tersebut. Sehingga penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan solusipada masyarakat-masyarakat tertentu yang saat ini melaksanaan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep yang bermanfaat adalah konsep yang dibentuk menjadi keterangan sebagai kebutuhan untuk menganalisa dan penyusunan dari tujuan penelitian. Dalam penelitian-penelitian ilmu social, konsep-konsep digunakan untuk membuat abstraksi-abstraksi umum. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap suatu yang khas.

Dalam penelitian ini konsep yang digunakan oleh peneliti adalah konsep penelitian kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisa hasil penelitian. Agar dapat memperoleh kejelasan tentang arti dari penelitian ini diperlukan adanya definisi konsep yang memberikan arahan dan ruang lingkup penelitian sehingga mempermudah dalam penelitian dengan memperhatikan judul dari penelitian, maka konsep-konsep yang dijabarkan kedalam definisi konsep adalah:

1. Implementasi menurut para ahli?

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya


(22)

9

dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix. berikut ini akan ada sedikit info tentang pengertian implementasi menurut para ahli. semoga info tentang pengertian implementasi menurut para ahli bisa bermanfaat.secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (Dalam Nurdin dan Usman), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (Dalam Nurdin dan Usman,) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, ). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman,) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.

2. Pemerintahan Desa

Pemerintah desa sebagai unit dari lembaga pemerintah yang paling berdekatan dengan masyarakat, posisi dan kedudukan hukumnya hingga saat ini selalu menjadi perdebatan terutama di tingkat elit politik. Penerapan Undang-Undang No. 32/2004 kemudian di terbitkan lagi tentang Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, selain menimbulkan implikasi pada perubahan tata hubungan desa dengan pemerintah supra desa, juga membawa perubahan dalam relasi kekuasaan antar kekuatan politik dilevel desa.6

F. Definisi Oprasional

Definisi Oprasional merupakan salah satu petunjuk yang sangat penting dalam penelitian, karena sangat membantu dalam komunikasi peneliti, bagaimana suatu variabel diobservasi dan diukur. Dengan begitu definisi


(23)

10

oprasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisis, sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang jelas gejala variabel-variabelnya. Oleh karena itu berdasarkan judul penelitian implementasi undang-undangNomor 6 Tahun 2014 tentang desa disusun kedalam indikator-indikator.

Adapun indikator-indikator operasional dalam penelitian ini meliput:

1. Respon pemerintah Desa terhadap Undang-Undang Desa 2. Tantangan implementasi Undang-Undang Desa

3. Strategi pemerintah Desa dan implementasi Undang-Undang Desa

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian prosedur berupa cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam peneliti ini. Sehingga dalam keberlanjutanya menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsisten antara metode yang digunakan dengan teknik-teknik operasional dalam pengumpulan data, instrumen penelitian, dan dalam hal analisis data. Oleh karena itu, perlu ditentukan langkah-langkah yang diambil melalui metode penelitian. Dari lata belakang dan rumusan masalah diatas, maka metode yang dipakai peneliti ini adalah metode penelitian kualitatif. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:


(24)

11

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu yang digunakan dengan cara analisa, yang menggambarkan keadaan obyak berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan penelitian tidak menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan sumber informasi serta data-data yang di perlukan oleh peneliti guna menunjang penelitian yang dilakukan. Lokasi penelitian dalam hal ini dispesifikan kantor pemerintahan landungsari. Hal tersebut dengan pertimbangan untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat berkaitan dengan objek penelitian.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah aktor pembantu peneliti untuk memproleh data dalam suatu penelitian. Khususnya dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini, untuk menentukan subyek penelitian yang akan dijadikan sebagai sumber data, peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui dan memahami permasalahan permasalahan


(25)

12

yang akan diteliti secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang tepat. Adapun alasan peneliti memilih subyek penelitian ini yaitu karena masing-masing memiliki jabatan, peran, fungsi yang berbeda. Sehingga subyek penelitian ini cukup untuk mewakili, dalam memberikan informasi serta data yang akurat tentang penyelenggaraan implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa di pemerintahan desa landungsari. Oleh karena itu, subyek yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah:

1. Kepala Desa

2. Ketua Badan Permusyawaratan Desa ( BPD )

3. Sekretaris Desa

4. Sumber Data

a) Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diproleh secara langsung dari narasumber yang dapat dipercaya dan memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dengan masalah ini, seperti orang yang terlibat langsung didalamnya yang dapat dipertanggungjawabkan kapabilitasnya sebagai narasumber untuk mendapatkan data yang akurat.

Sumber data primer berupa data, kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai meliputi:


(26)

13

 Mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan pemerintahan desa landungsari mengenai undang-undang desa.

 Observasi tentang bentuk dan undang-undang desa dalam penyelenggara iplementasi masyarakat desa landungsari.

b) Data Skunder

Data skunder adalah data yang digunakan dalam mendukung data primer. Data skunder tersebut berupa buku-buku ilmiah dokumen-dokumen resmi, koran-koran maupun dari internet, perundangan-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini, serta masyarakat umum juga menjadi bagian terpenting dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dicari data-data yang tertulis berupa dokumen yang diproleh dari pemerintahan desa landungsari, dan data berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini, serta buku ilmiah untuk menjabarkan definisi konsep dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses untuk menghimpun data yang diperhatikan serta dapat memberikan gambaran aspek yang akan diteliti. Pada dasarnya pengumpulan data empirik diawali dengan memahami setting. Dalam hal ini, peneliti masuk sebagai bagian dari subyek penelitian. Sehubungan dengan penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara (interview), dan teknik dokumentasi.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipilih


(27)

14

tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen. Dokumentasi sebagai data untuk kepentingan penelitian adalah dokumen resmi suatu lembaga pemasyarakatan tertentu yang digunakan sendiri. Peneliti melakukan penelusuran dokumen-dokumen resmi dalam menjajakin sumber-sumber tertulis, dengan mencari data skunder berupa dokumen catatan program-program strategi penyelenggaraan implementasi Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa di desa landungsari, selaku pemerintahan desa. Data yang dapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan sumber lainnya, untuk melengkapi data primer yang diproleh langsung dari responden, adapun alasan penelitian menggunakan teknik ini, karena dokumen-dokumen resmi ini ada di penyelenggaraan Undang-undang desa yang akurat.

b) Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai atau infoman. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik secara tersetruktur, dimana teknik wawancara ini lebih bebas dalam


(28)

15

mengungkap pertanyaan kepada informan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai atau narasumber bisa diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam penelitian ini diperlukan informan yang dianggap memahami permasalahan yang diteliti.

c) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati objek penelitian secara langsung meninjau lokasi-lokasi yang menjadi objek penelitian, serta mencatat hal-hal yang ada hubungannya dengan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Observasi tidak berstruktur yaitu observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi, pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya penhgamatannya dalam mengamati suatu objek. Dari metode observasi ini, data yang diperoleh adalah keadaan daerah, lingkungan kerja, dan pelaksanaan riil kebijakan yang ada di lapangan. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga membutuhkan data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta di lapangan dan bersifat umum. Dalam hal ini, peneliti mengamati secara langsung Desa Landungsari sebagai tempat penelitian, sehingga dari hasil pengamatan dapat diketahui bentuk dan level partisipasi masyarakat dalam Musrenbang.

6. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Proses analisa


(29)

16

data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Pada dasarnya tujuan dari analisa data dalam suatu penelitian adalah untuk menggambarkan fakta hasil dari penelitian, sehingga menjadi data yang mempunyai makna serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Untuk menganalisa data yang didapat oleh peneliti, penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan teknik deskriptif artimya peneliti berusaha untuk menggambarkan atau melukiskan sedemikian rupa secara sistematis faktual serta akurat data yang didapat dilapangan dengan anlisis kualitatif. Dalam menganalisa data, peneliti melakukan tiga tahap analisa data yaitu :

a) Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi, wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah dengan seksama untuk dijadikan acuan berfikir serta mencari solusi yang tepat, dan peneliti lebih lanjut diharapkan mendapatkan data yang valid.

b) Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara sistematis dan akan lebih nampak pokok-pokok terpenting yang menjadi fokus penelitian, guna memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap fenomena yang diteliti.

c) Data yang direduksi, disusun dalam satuan-satuan yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah di kategorikan, dengan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga pengendalian data dapat dijadikan pijakan untuk mempermudah penelitian.


(1)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu yang digunakan dengan cara analisa, yang menggambarkan keadaan obyak berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan penelitian tidak menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan sumber informasi serta data-data yang di perlukan oleh peneliti guna menunjang penelitian yang dilakukan. Lokasi penelitian dalam hal ini dispesifikan kantor pemerintahan landungsari. Hal tersebut dengan pertimbangan untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat berkaitan dengan objek penelitian.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah aktor pembantu peneliti untuk memproleh data dalam suatu penelitian. Khususnya dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini, untuk menentukan subyek penelitian yang akan dijadikan sebagai sumber data, peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui dan memahami permasalahan permasalahan


(2)

yang akan diteliti secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang tepat. Adapun alasan peneliti memilih subyek penelitian ini yaitu karena masing-masing memiliki jabatan, peran, fungsi yang berbeda. Sehingga subyek penelitian ini cukup untuk mewakili, dalam memberikan informasi serta data yang akurat tentang penyelenggaraan implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa di pemerintahan desa landungsari. Oleh karena itu, subyek yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah:

1. Kepala Desa

2. Ketua Badan Permusyawaratan Desa ( BPD )

3. Sekretaris Desa

4. Sumber Data a) Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diproleh secara langsung dari narasumber yang dapat dipercaya dan memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dengan masalah ini, seperti orang yang terlibat langsung didalamnya yang dapat dipertanggungjawabkan kapabilitasnya sebagai narasumber untuk mendapatkan data yang akurat.

Sumber data primer berupa data, kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai meliputi:


(3)

 Mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan pemerintahan desa landungsari mengenai undang-undang desa.

 Observasi tentang bentuk dan undang-undang desa dalam penyelenggara iplementasi masyarakat desa landungsari.

b) Data Skunder

Data skunder adalah data yang digunakan dalam mendukung data primer. Data skunder tersebut berupa buku-buku ilmiah dokumen-dokumen resmi, koran-koran maupun dari internet, perundangan-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini, serta masyarakat umum juga menjadi bagian terpenting dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dicari data-data yang tertulis berupa dokumen yang diproleh dari pemerintahan desa landungsari, dan data berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini, serta buku ilmiah untuk menjabarkan definisi konsep dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses untuk menghimpun data yang diperhatikan serta dapat memberikan gambaran aspek yang akan diteliti. Pada dasarnya pengumpulan data empirik diawali dengan memahami setting. Dalam hal ini, peneliti masuk sebagai bagian dari subyek penelitian. Sehubungan dengan penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara (interview), dan teknik dokumentasi.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipilih


(4)

tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen. Dokumentasi sebagai data untuk kepentingan penelitian adalah dokumen resmi suatu lembaga pemasyarakatan tertentu yang digunakan sendiri. Peneliti melakukan penelusuran dokumen-dokumen resmi dalam menjajakin sumber-sumber tertulis, dengan mencari data skunder berupa dokumen catatan program-program strategi penyelenggaraan implementasi Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa di desa landungsari, selaku pemerintahan desa. Data yang dapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan sumber lainnya, untuk melengkapi data primer yang diproleh langsung dari responden, adapun alasan penelitian menggunakan teknik ini, karena dokumen-dokumen resmi ini ada di penyelenggaraan Undang-undang desa yang akurat.

b) Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai atau infoman. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik secara tersetruktur, dimana teknik wawancara ini lebih bebas dalam


(5)

mengungkap pertanyaan kepada informan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai atau narasumber bisa diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam penelitian ini diperlukan informan yang dianggap memahami permasalahan yang diteliti.

c) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati objek penelitian secara langsung meninjau lokasi-lokasi yang menjadi objek penelitian, serta mencatat hal-hal yang ada hubungannya dengan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Observasi tidak berstruktur yaitu observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi, pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya penhgamatannya dalam mengamati suatu objek. Dari metode observasi ini, data yang diperoleh adalah keadaan daerah, lingkungan kerja, dan pelaksanaan riil kebijakan yang ada di lapangan. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga membutuhkan data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta di lapangan dan bersifat umum. Dalam hal ini, peneliti mengamati secara langsung Desa Landungsari sebagai tempat penelitian, sehingga dari hasil pengamatan dapat diketahui bentuk dan level partisipasi masyarakat dalam Musrenbang.

6. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Proses analisa


(6)

data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Pada dasarnya tujuan dari analisa data dalam suatu penelitian adalah untuk menggambarkan fakta hasil dari penelitian, sehingga menjadi data yang mempunyai makna serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Untuk menganalisa data yang didapat oleh peneliti, penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan teknik deskriptif artimya peneliti berusaha untuk menggambarkan atau melukiskan sedemikian rupa secara sistematis faktual serta akurat data yang didapat dilapangan dengan anlisis kualitatif. Dalam menganalisa data, peneliti melakukan tiga tahap analisa data yaitu :

a) Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi, wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah dengan seksama untuk dijadikan acuan berfikir serta mencari solusi yang tepat, dan peneliti lebih lanjut diharapkan mendapatkan data yang valid.

b) Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara sistematis dan akan lebih nampak pokok-pokok terpenting yang menjadi fokus penelitian, guna memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap fenomena yang diteliti.

c) Data yang direduksi, disusun dalam satuan-satuan yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah di kategorikan, dengan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga pengendalian data dapat dijadikan pijakan untuk mempermudah penelitian.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BERDASARKAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (Studi Di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang)

1 6 26

PERGESERAN FUNGSI CAMAT PASCA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

1 24 36

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI PEMERINTAHAN DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ( Study Perencanaan Pembangunan Desa

2 30 29

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN DESA (MASRENBANGDES) DI DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

1 21 30

KAJIAN YURIDIS PEMILIHAN KEPALA DESA KARANG NANGKA KECAMATAN RAAS KABUPATEN SUMENEP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 5 19

KEBIJAKAN KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA SUMBERGONDO KABUPATEN BANYUWANGI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

1 6 114

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 4 17

IMPLEMENTASI TUGAS BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 DI DESA TANJUNG MANGGUS KECAMATAN LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2010

0 10 19

PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA SERENTAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (STUDI KASUS KABUPATEN SERANG)

0 0 17

I. Latar Belakang - PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 1 7