IMPLEMENTASI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BERDASARKAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (Studi Di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang)

(1)

1 A.Latar Belakang

Desa adalah unit lembaga terkecil pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, Desa dalam tata pemerintahan berada pada hirarki terendah dan merupakan ujung tombak pemerintahan, kondisi ini dikarenakan pemerintahan desa sangat berdekatan dengan masyarakat.

Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari system penyelenggaraan pemerintah, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.1 Sebagaimana prinsip dasar pembagian kekuasaan kekuasaan, badan Eksekutif perlu dibantu dan bekerjasama dengan Legislatif, baik pemerintah Pusat, maupun Daerah, tidak terkecuali pemerintah Desa. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa selaku eksekutor tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu perangkat desa dan oleh lembaga lain, seperti Badan Permusyawaratan Desa (selanjutnya disingkat BPD) sebagai mitra kerja. Dapat disimpulkan bahwa keberadaaan BPD sebagai legislator merupakan wujud demokratisasi di tingkat pedesaan.

Badan Permusyawaratan Desa pada masa Orde Baru didasarkan pada UU No. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahn Desa disebut dengan nama Lembaga Musyawarah Desa (LMD). Pada dasarnya LMD adalah lembaga representatif dari masyarakat desa yang diharapkan akan mampu menjadi media agregasi

1 HAW Widjaja. 2004. Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Cet. Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hal. 3


(2)

dan artikulasi politik rakyat lewat para anggotanya. Namun karena semangat zamannya yang sangat sentralistik dan uniformistik melatarbelakangi lahirnya UU No. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa sehingga keberadaan LMD hanyalah perpanjangan tangan dari Kepala Desa dan perangkatnya sebagai penguasa lokal. Kondisi seperti itu mengakibatkan terjadinya absolutisme kekuasaan Kepala Desa, sehingga masyarakat desa tidak berdemokrasi.

Tumbangnya rezim Orde Baru yang sentralistik, pada tahun 1998, digantikan rezim reformasi mengakibatkan terbukanya ruang bagi otonomi daerah. Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan kesempatan pada pemerintahan desa untuk membangun pemrintahan yang otonom dan mandiri. Oleh karenanya, agar pemerintah desa dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, maka dibentuklah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menggantikan Lembaga Musyawarah Desa (LMD) yang bertugas mengawasi dan mengontrol penyelenggaraan pemerintahan desa, serta berpartisipasi dalam membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Pemerintahan desa memiliki peran yang sangat signifikan untuk tugas yang penting. Menurut Moch Solekhan, tugas tersebut adalah “bagaimana menciptakan kehidupan demokratis, dan memberikan pelayanan sosial yang baik, sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang sejahtera, tentram, aman dan berkeadilan.”2

2 Moch. Solekhan. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press. 2012. hal. 41


(3)

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, didalamnya mengatur tentang Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa maka diharapkan bahwa Pemerintah Desa dengan sungguh-sungguh dapat menjalankan roda pemerintahan desa serta menciptakan kehidupan yang demokratis dan memberikan pelayanan sosial yang optimal, sehingga dapat membawa masyarakat pada hidup yang sejahtera.

Pemerintahan Desa menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Nagara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang bertujuan membangun dan mensejahterahkan desa, maka Pemerintah Desa memerlukan mitra kerja yakni Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang diharapkan dapat memberikan masukan, menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan sebagaimana fungsinya.

Badan Permusyawaratan Desa yang kemudian disebut BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD sebagai badan permusyawaratan yang berasal dari masyarakat desa, disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara kepala desa dengan masyarakat


(4)

desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi (Perwakilan).3

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu tentang fungsi Badan Permusyawaratan Desa dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, fungsi Badan Permusyawaratan Desa belum optimal. Hal tersebut dikarenakan anggota BPD kurang mengoptimalkan waktu dalam menjalankan fungsinya, persoalan lainnya dikarenakan peraturan desa yang dihasilkan sebagai wujud fungsi legislasi dari BPD masih bersifat konvensional, serta faktor komunikasi. Faktor-faktor yang menjadi kendala BPD dalam menjalankan fungsinya adalah persoalan Sumber Daya Manusia, fasilitas, dana operasional, kurangnya bimbingan teknis, serta kurangnya koordinasi.4

Penelitian Phinanditia dengan judul, Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Kasus Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Marga Jaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak). Permasalahan yang diambil dalam penelitiannya adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan fungsi dan wewenang BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Margajaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak (2) Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi serta bagaimana langkah-langkah yang dilakukan

3 Sadu Wasistiono, MS. M Irawan Tahir, Si, Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV. Fokus Media, 2007. hal. 35

4 Uraian lebih lanjutnya dapat dilihat dalam, Phinanditia. 2010. Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Kasus Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Marga Jaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak). Skripsi. http://repository.fisip-untirta.ac.id 15 Maret 2015 pukul 21:30; Prayoza Saputra. 2014. Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi). Skripsi. http://repository.uinjkt.ac.id/ 15 Maret 2015 pukul 21:45


(5)

untuk mengatasi kendala-kendala pelaksanaan fungsi legislasi oleh BPD di Desa Margajaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak. Penelitian ini dilakukan di Desa Margajaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengambilan sampel dengan metode purposive sampling sehingga memungkinkan peneliti lebih memahami masalah yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan fungsi legislasi BPD didalam pemerintahan desa yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pasal 35 menyebutkan diantaranya bahwa BPD memiliki wewenang dalam membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa. Di dalam pembuatan Peraturan Desa melalui tahapan-tahapan yakni melalui tahap inisiasi, sosio-politis dan yuridis. Namun fungsi legislasi BPD belum dapat berjalan secara maksimal, hal ini ditunjukan dengan kurang komprehensipnya BPD Margajaya di dalam membingkai peraturan-peraturan desa yang masih bersifat konvensional atau kebiasaan ke dalam bentuk peraturan tertulis.

Penelitian lainnya, dari Prayoza Saputra, dengan judul penelitian Oprimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukkan Peraturan Desa (Studi kasus di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi). Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang didalamnya dikombinasikan dengan metode komparatif, pengamatan dan studi kasus. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui peran Badan Permusayawaratan Desa di Desa Tridayasakti dalam


(6)

menjalankan fungsi legislasi desa dan optimalisasi perannya dalam pembentukan peraturan desa yang dapat menjadi acuan terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan desa yang sesuai menurut peraturan perundang-undangan khususnya Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 tahun 2008 tentang Pemerintahan Desa. Dari hasil penelitian penulis mengambil kesimpulan bahwa Peran BPD di desa Tridayasakti belum cukup optimal dalam implementasi fungsinya sebagai legislator dan tidak sesuai dengan PerDa Kabupaten Bekasi No. 2 tahun 2008 dalam proses pembentukan peraturan desa serta banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembentukan peraturan desa seperti komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala BPD dalam penyususnan dan penetapan PerDes ialah kesadaran masyarakat terhadap peraturan desa, kualitas kinerja aparatur desa dan BPD kurang baik, kurangnya anggaran dalam setiap menjalankan proses legislasi, dan kurangnya kualitas internal Badan Permusyawaratan itu sendiri.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu selain soal lokasi dan metode penelitian adalah soal perangkat perundang-undangan yang digunakan dalam penelitiaan. Perangkat perundang-undangan yang digunakan dua peneliti sebelumnya, masih menggunakan produk perundangan-undangan yang lama. Mengingat waktu penelitian mereka, masing-masing Phinanditia pada 2010 dan Prayoza Saputra pada 2014 sehingga penelitian tentang peran dan fungsi BPD masih menggunakan peraturan perundangan-undangan yang lama, yakni UU No 32 Tahun 2004, sementara penelitian ini menggunakan


(7)

peraturan yang terbaru. Di mana berdasarkan pasal 55 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:

a. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan c. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang Implementasi fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa Harjokuncaran, serta kendala-kendala yang dihadapi BPD Harjokuncaran dan apa saja upaya mereka untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Oleh karenanya, penulis mengambil judul penelitian: Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang).

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi fungsi Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan Pasal 55 Undang - Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang? 2. Apa saja kendala yang dihadapi Badan Permusyawaratan Desa

Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dalam menjalankan fungsinya?


(8)

3. Upaya apa saja yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dalam mengatasi berbagai kendala dalam menjalankan fungsinya?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujan:

1. Untuk mengetahui dan mengkaji implementasi fungsi Badan Permusyawaratan Desa Pasal 55 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. 2. Untuk mengetahui dan mengkaji kendala yang dihadapi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dalam menjalankan fungsinya.

3. Untuk mengetahui dan mengkaji upaya-upaya yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dalam mengatasi berbagai kendala dalam menjalan fungsinya.

D.Manfaat Penelitian dan Kegunaan d.1.Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri dan pihak – pihak terkait:

1. Untuk Penulis

Sebagai salah satu prasyarat untuk meraih gelar sarjana hukum, dan juga untuk menambah wawasan yang baru kepada penulis, selaku calon


(9)

pemimpin masa depan bangsa. 2. Untuk Badan Permusyawaratan Desa

Untuk BPD agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan perintah yang tertuang didalam peraturan perundang-undangan yang ada.

3. Untuk Masyarakat

Dari hasil penelitian ini, besar harapan penulis agar masyarakat, terlebih khususnya masyarakat desa, dapat mengetahui fungsi dari pada Badan Permusyawaratn Desa, suatu lembaga yang menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat demi terciptanya tatanan sosial, ekonomi dan budaya desa yang mapan.

4. Untuk Pemerintah Desa

Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pemerintah desa, dalam hal memaksimalkan kinerja kepala desa dalam pembangunan dan kemakmuran masyarakat desa.

d.2.Kegunaan

Secara akademis, penulis berharap agar dapat memperbaiki sistem pemerintahan di tingkat desa yang berkaitan dengan fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang lebih bertanggungjawab.

E.Metode Penelitian


(10)

menggunakan metode pendekatan, sebagai berikut : 1) Metode Pendekatan

Dalam penulisan hukum ini, penulis menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, yakni melihat hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat. Pendekatan yuridis sosiologis ini bertujuan untuk melihat fakta hukum di lapangan apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

2) Penentuan Lokasi

Lokasi atau tempat penelitian yang dipilih, yakni di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Alasan pemilihan Desa Harjokuncaran ini adalah karena penulis melihat peran pemerintah desa telah optimal dalam melakukan pelayanan publik, seperti contoh yang penulis temukan di lapangan, pemerintah desa dalam menyalurkan beras miskin (raskin) dan pendataan untuk pendaftaran pembuatan KTP. Akan tetapi penulis tidak melihat adanya keberadaan atau aktivitas BPD dalam menjalankan fungsinya sebagai mitra kerja dari pemerintah desa, sehingga penulis merasa tertarik mengambil Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang sebagai obyek penelitian. 3) Jenis Data

a) Data Primer: adalah jenis data, dokumen tertulis, file, rekaman, informasi, pendapat, dan lain-lain yang diperoleh dari sumber yang utama/pertama.


(11)

file, rekaman, informasi, pendapat dan lain-lain yang diperoleh dari sumber kedua (Sekunder-buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan lain-lain).

c) Data Tersier: adalah jenis data mengenai pengertian baku, istilah baku yang diperoleh dari Ensiklopedi, Kamus, Glossary, dan lain-lain.

4) Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Dalam hal teknik pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data penelitian sebagai berikut:

a. Observasi:

Observasi adalah penulis akan melakukan pencarian data secara langsung di lokasi penilitian untuk menemukan data-data yang terkait dengan penilitian yang dilakukan oleh penulis.

b. Wawancara:

Wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara langsung maupun tidak langsung dengan pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, masing-masing, Ach Tukat selaku Sekretaris Desa, Khoirin selaku Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran, Sobikin selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa, Ibu Tumyana dan Bapak Bakri, sebagai masyarakat desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

c. Studi kepustakaan:

Studi kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang terdapat dalam buku-buku, literatur,


(12)

peraturan perundang-undangan, jurnal, penilitian sebelumnya, serta media massa massa yang terkait dengan penilitian. Kemudian data-data tersebut akan di sesuaikan dengan kebutuhan jenis data.

d. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi, yaitu penilitian yang dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah, koran, bulletin, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penilitian.

e. Studi Internet

Studi internet yaitu, penulis melakukan penelitian atau pencarian data melalui situs internet atau website yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti.

5) Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penulisan hukum yang sosiologis adalah analisa yang dilakukan setelah penulis melakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan dianggap cukup, maka data akan diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penilitian kualitatif yang menggambarkan atau melukiskan fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual dan akurat. Melalui metode ini penulis menganalisis obyek penilitian dalam bentuk uraian, pengertian atau penjelasan. Analisa data secara kualitatif terhadap data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan data sekunder dijabarkan secara deskriptif dan normatif didasarkan dari kondisi dilapangan tentang


(13)

implementasi fungsi badan permusyawaratan desa di desa harjokuncaran kecamatan sumbermanjing wetan kabupaten Malang.

F. Rencana Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 Bab yang tersusun secara berurutan, mulai dari Bab I sampai Bab IV, secara garis besar dan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Berisi deskripsi atau uraian tentang bahan-bahan teori, doktrin atau pendapat sarjana, dan kajian yuridis berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, kajian terdahulu terkait topik atau tema yang diteliti yaitu berisi tinjauan umum tentang Pemerintahan Desa, tinjauan umum tentang Badan Permusyawaratan Desa, tinjauan umum tentang teori efektivitas hukum dan tinjauan umum tentang Badan Permusyawaratan Desa dalam peraturan perundang-undangan .

BAB III : Hasil Penelitian dan Pembahasan


(14)

Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, implementasi fungsi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran, kendala yang dihadapi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran dan upaya Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran.

BAB IV : Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran sesuai fokus yang diteliti.


(15)

1 (Studi Di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Kabupaten Malang)

PENULISAN HUKUM

Oleh :

GASANDI RAHMAN RENFAAN 201110110311010

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(16)

i PENULISAN HUKUM

IMPLEMENTASI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BERDASARKAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG DESA

(Studi Di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang)

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan

Dalam Bidang Ilmu Hukum

Oleh :

GASANDI RAHMAN RENFAAN 201110110311010

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(17)

(18)

(19)

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis lafaskan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan keberkahan usia, kesehatan, rezeki dan nikmat keilmuan kepada penulis, sehingga penulis dapat dan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “ IMPLEMENTASI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BERDASARKAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (STUDI DI DESA HARJOKUNCARAN KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG)” dengan baik dan lancer, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Salam dan Shalawat penulis hanturkan kepada Junjungan Besar Baginda Rasullullah SAW beserta keluarga dan sahabat, yang telah membawa perubahan islamiah dari zaman kegelapan menuju jalan mendekati Ridho Allah SWT.

Tak lupa pula penulis sampaikan beribu-ribu bahkan berjuta-juta ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah mendampingi, mendukung, dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini, ucapan dan hormat penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua, Ayahanda Endi Renfaan, S.Com.,M.Si dan Mama tercinta, Ny. M. Renfaan, Ayah yang telah menjadi Ayah, guru dan motivator terbaik dalam melaksanakan tanggungjawabnya untuk menafkahi dan membiayai studi yang penulis tempuh, serta senantiasa menunjukkan perhatian yang begitu besar yang penulis inginkan, memberi semangat dan ketenangan berpikir pada penulis, dan mama Wanita terhebat yang telah membesarkan penulis dengan sejuta cinta dan doa yang selalu mengiringi dalam setiap langkah penulis, segala bentuk perhatian, dukungan dan kasih sayang yang diberikan akhirnya menghantarkan penulis sampai pada perolehan gelar sarjana.

2. Kakak dan adik penulis, Nur Laila Fitria Renfaan, Sitti Nur Djanna Renfaan, Muhammad Sutrisno Renfaan, Cholida Rachmawati Renfaan, yang selalu menyemangati penulis dan selalu menunjukkan rasa baku sayang adik dan kakak

3. Keluarga besar penulis di Kota Tual, nenek tersayang Hababa Maryam, Paman Indarto Renfaan, Tante Ida Renfaan, Mama Opa, Bunda Normawati Bakir, yang selalu memberi dukungan penyemangat kepada penulis via telepon seluler selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muhadjir Efendi, MAP, selaku Rektor, Bapak Prof. Dr. Bambang Widagdo. M.M, selaku Pembantu Rektor I, Bapak Drs. Fauzan,


(20)

viii M.Pd, selaku Pembantu Rektor II, dan Ibu Dr. Diah Karmiyati, P.Si, selaku Pembantu Rektor III.

5. Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si, Dekan FH UMM, sekaligus Dosen pembimbing II

6. Bapak Dr. Tongat, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan I FH UMM, Ibu Fifik Wirayani, SH., M.Si., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II, Bapak Sofyan Arief, SH., M.Kn, Pembantu Dekan III FH UMM.

7. Ibu Catur Wido Haruni, SH., M.Si, M.Hum, sebagai pembimbing I, sekaligus Dosen Wali penulis selama perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Bapak/Ibu Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah menjalankan tugasnya dalam memberikan keilmuan yang begitu besar manfaatnya pada penulis selama penulis kuliah di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Para staf Tata Usaha, Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, serta staf perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus administrasi akademik di Universitas Muhammadiyah Malang, 10.Novita Mustafa, SE, yang selalu setia mendukung, mendoakan,

menyemangati, menemani bahkan menuntun penulis selama penulisan skripsi ini.

11.Kakanda Irvan Zulfikar Rahawarin,yang telah banyak berbagi keilmuan yang positif dan juga tenaga dalam mendampingi penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12.Rofia Tamher, Rodia Tamher, Norma Rahanar, Fauzi Kabalmay, Herlia Bin Hatim, Kumala Tamher,Iqbal Rahawarin, yang selama ini beraktivitas bersama penulis serta memberi semangat kepada penulis dalam menitih karir sampai pada selesainya penulisan skripsi ini.

13.Rekan-rekan aktivis dan teman-teman angkatan 2011, Anggi Febrina Venivera, SH, Chikka A. Krisi, SH, Nurul Fitria SH, Romida Retno Wulan, SH, Alif Haerlambang SH, Vivi Agustina, Dwi Fitri Handayani, Faradila A. Imaniar, Iksan Kabir, M. Rizki Serang, M.Vikri Rahantan, Adi Budi Kuncoro, Ardian Fahmi,Putri Ika Kusuma, Febi Maharani, Des Yandra, terima kasih untuk semangat persahabatan selama ini.

14.Semua pihak yang belum sempat penulis cantumkan satu persatu disini, terima kasih dalam memberikan semangat juang yang tinggi kepada penulis semenjak penulisan skripsi ini.

Saran dan segala bentuk dukungan dan pemikiran, penulis hargai untuk perbaikan keilmuan yang penulis bahas yang nantinya bermanfaat


(21)

ix untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di tingkat pedesaan yakni lembaga Badan Permusyawaratan Desa.

Malang, 11 Agustus 2015


(22)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Cover... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ... iii

Motto ... iv

Abstraksi ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Lampiran ……… .. xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Bagan ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian dan Kegunaan ... 8

E. Metode Penelitian... 10

F. Rencana Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan UmumTentang Pemerintahan Desa ... 15

1. Pengertian Pemerintah ... 15

2. Pemerintahan Desa ... 16


(23)

x

1. Sejarah Badan Permusyawaratan Desa ... 22

2. Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa ... 28

3. Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa ... 29

C. Teori Efektivitas Hukum ... 33

D. Pengaturan Badan Permusyawaratan Desa dalam Peraturan Perundang-undangan ... 38

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Harjokuncaran ... 39

1. Letak Geografis ... 39

2. Kondisi Demografis ... 39

3. Penyelenggaraan Pemerintahan ... 41

B. Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 46

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ... 46

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 49

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 52

C. Kendala Yang Dihadapi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 55

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa……… .. 55

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 56

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 57

D. Upaya Yang Dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 60

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ... 62

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 62

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 63

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA


(24)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Akhir

Lampiran 2 : Kartu Kendali Bimbingan

Lampiran 3 : Surat Keterangan Pengambilan Data oleh Pemerintahan Desa Harjokuncaran


(25)

xii DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan

(Judicialprudence) Termasuk Interprestasi Undang-Undang

(Legisprudence), Jakarta, Prenada Media Group.

Dasril Radjab, 2005 Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta. Nurcholis Hanif. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

HAW. Widjaja.2003, Otonomi Desa; Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: Rajawali Pers

___________2004.Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Cet. Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

John M. Echols dan Hassan Shadily, 1996, Kamus Inggris Indonesia, cet. XXIII, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Kuntjoro Purbopranoto, 1981, Perkembangan Hukum Administrasi Indonesia, Binacipta, Bandung.

Kushandayani, dkk, Studi Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Jurnal Bhineka Tunggal Ikam Vol. 2 No. 2 Tahun 2011, Jakarta, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Maria Eni Surasih, 2006, Pemerintah Desa dan Implementasinya, Jakarta,

Erlangga.

Moch.Solekhan. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press.

Phinanditia. 2010. Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Kasus Badan

Permusyawaratan Desa Di Desa Marga Jaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak). Skripsi.http://repository.fisip-untirta.ac.id 15 Maret 2015.

Prayoza Saputra. 2014. Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti

Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi).


(26)

xiii Sadu Wasistiono, MS. M Irawan Tahir, Si, 2007. Prospek Pengembangan Desa.

Bandung: CV. Fokus Media.

Sarundajang, 2005, Babak Baru Sistem Pemerintahan Daerah, Jakarta, Kata Hasta.

Satjipto Rahardjo, 1983. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologi, Jakarta : Sinar Baru.

SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, 2006, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta.

Soerjono Soekanto, 1985, Efektivitas Hukum dan Perananan Sanksi, Jakarta, Remadja Karya CV.

Soewarno Handajaningrat & R. Hindratmo, 1993, Landasan dan Pedoman Kerja Administrasi Pemerintahan Daerah, Kota dan Desa, Jakarta, CV. Haji Masagung.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke-2, Jakarta, Balai Pustaka.

Wasistiono Sadu dan Irwan Tahir, 2007, Prospek Pengembangan Desa, Bandung, Fokusmedia


(1)

ix untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di tingkat pedesaan yakni lembaga Badan Permusyawaratan Desa.

Malang, 11 Agustus 2015


(2)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Cover... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ... iii

Motto ... iv

Abstraksi ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Lampiran ……… .. xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Bagan ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian dan Kegunaan ... 8

E. Metode Penelitian... 10

F. Rencana Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan UmumTentang Pemerintahan Desa ... 15

1. Pengertian Pemerintah ... 15

2. Pemerintahan Desa ... 16


(3)

x

1. Sejarah Badan Permusyawaratan Desa ... 22

2. Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa ... 28

3. Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa ... 29

C. Teori Efektivitas Hukum ... 33

D. Pengaturan Badan Permusyawaratan Desa dalam Peraturan Perundang-undangan ... 38

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Harjokuncaran ... 39

1. Letak Geografis ... 39

2. Kondisi Demografis ... 39

3. Penyelenggaraan Pemerintahan ... 41

B. Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 46

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ... 46

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 49

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 52

C. Kendala Yang Dihadapi Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 55

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa……… .. 55

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 56

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 57

D. Upaya Yang Dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Harjokuncaran ... 60

1. Membahas dan Menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ... 62

2. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi ... 62

3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa ... 63

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA


(4)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Akhir

Lampiran 2 : Kartu Kendali Bimbingan

Lampiran 3 : Surat Keterangan Pengambilan Data oleh Pemerintahan Desa Harjokuncaran


(5)

xii DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan

(Judicialprudence) Termasuk Interprestasi Undang-Undang

(Legisprudence), Jakarta, Prenada Media Group.

Dasril Radjab, 2005 Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta. Nurcholis Hanif. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

HAW. Widjaja.2003, Otonomi Desa; Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: Rajawali Pers

___________2004.Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Cet. Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

John M. Echols dan Hassan Shadily, 1996, Kamus Inggris Indonesia, cet. XXIII, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Kuntjoro Purbopranoto, 1981, Perkembangan Hukum Administrasi Indonesia, Binacipta, Bandung.

Kushandayani, dkk, Studi Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

Jurnal Bhineka Tunggal Ikam Vol. 2 No. 2 Tahun 2011, Jakarta, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Maria Eni Surasih, 2006, Pemerintah Desa dan Implementasinya, Jakarta,

Erlangga.

Moch.Solekhan. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press.

Phinanditia. 2010. Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Kasus Badan

Permusyawaratan Desa Di Desa Marga Jaya Kecamatan Cimarga

Kabupaten Lebak). Skripsi.http://repository.fisip-untirta.ac.id 15 Maret

2015.

Prayoza Saputra. 2014. Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti

Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi).


(6)

xiii Sadu Wasistiono, MS. M Irawan Tahir, Si, 2007. Prospek Pengembangan Desa.

Bandung: CV. Fokus Media.

Sarundajang, 2005, Babak Baru Sistem Pemerintahan Daerah, Jakarta, Kata Hasta.

Satjipto Rahardjo, 1983. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologi, Jakarta : Sinar Baru.

SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, 2006, Pokok-Pokok Hukum Administrasi

Negara, Liberty, Yogyakarta.

Soerjono Soekanto, 1985, Efektivitas Hukum dan Perananan Sanksi, Jakarta, Remadja Karya CV.

Soewarno Handajaningrat & R. Hindratmo, 1993, Landasan dan Pedoman Kerja

Administrasi Pemerintahan Daerah, Kota dan Desa, Jakarta, CV. Haji

Masagung.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke-2, Jakarta, Balai Pustaka.

Wasistiono Sadu dan Irwan Tahir, 2007, Prospek Pengembangan Desa, Bandung, Fokusmedia


Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI PEMERINTAHAN DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ( Study Perencanaan Pembangunan Desa

2 30 29

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 4 17

implementasi undang undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa terkait peran badan permusyawaratan desa dalam pembentukan produk hukum desa sebagai perwujudan demokrasi

0 3 15

IMPLEMENTASI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MENURUT UU NO. 6 TAHUN 2014 Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Menurut UU No. 6 Tahun 2014 (Studi Kasus di Desa Sidodadi Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen).

0 2 17

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI DESA DAWU KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI.

0 0 15

PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA STUDY DI DESA BATURAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 10

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SEBAGAI PENGAWAS DANA DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA ( STUDI DI DESA RANNALOE KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA )

0 0 98