PENGANTAR ILMU EKONOMI 004

PENGANTAR ILMU EKONOMI
Bab I
1. Pengertian Ilmu Ekonomi
Jawaban atas pertanyaan di atas, dimulai dengan pertnyaan tentang
siapakah diri kita (manusia)? Salah satu jawaban yang paling sering, kita
adalah makhluk yang serba terbatas. Tidak semua cita-cita atau
keinginannya dapat tercapai. Karena manusia harus berani menentukan
pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan,bukanlah pekerjaan mudah,
sebab
harus
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Karenanya manusia perlu belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal
inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a. Kelangkaan ( Scarity)
Kelangkanaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu.
Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan, berkulaitas baik, tersedia di mana saja ( di
setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
b. Pilihan-pilihan (choices)

Terbatasnya
sumber
daya
tersedia
dibandingkan
dengan
kebutuhan/keinginan menyebabkan manusia harus menentukan
pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan
yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan
membandingkan untung rugi, dengan mempertimbangkan biaya yang
harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang
dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi berbeda dengan konsep
biaya akutansi.
2. Masalah-maslah Ekonomi
Masalah ekonomi adalah masalah pemilihan alokasi sumber daya yang
langka.
a. Barang apa yang harus diproduksi dan Berapa Bayak?
b. Bagaimana cara memproduksinya?

c. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?
3. Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud yang digunakan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhannya dan untuk menghasilkan benda lain yang
akan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jasa, tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang karena tidak
berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Contoh : jasa perbankan, bengkel.
4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas
Barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan
memerlukan perngorbanan untuk memperolehnya.
Barang Bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak
langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
5. Barang Akhir, Barang Modal, dan Barang Antara

Barang Akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai
kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Barang akhir dibagi dalam dua golongan, yaitu:
a. Barang tahan lama.

b. Barang tidak tahan lama.
Barang Modal (capital good) sebagai barang yang dihasilkan bukan untuk
memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk
menghasilkan barang-barang lain.
c. Barang Antara (intermedate good)
Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses
lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen.
6. Mengapa Belajar Ekonomi?
a. Memperbaiki cara berpikir dan yang membantu dalam pengambilan
keputusan
b. Membantu memahami masyarakat
c. Membantu memahami masalah-masalah Internasional (global)
d. Bermanfaat dalam membangun masyarakat Demokrasi
7. Metodologi Ilmu Ekonomi
a. Teori Ekonomi
Teori adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab
akibat, aksi-reaksi.
b. Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi, disusun moedel ekonomi yang menyatakan
pernytaan formal sebuah teori.

c. Metode Deduktif dan Induktif
Metode deduktif adalah pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus
berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum.
Metode Induktif adalah mengambil kesimpulan untuk hal-hal umum
dari hal khusus.
d. Cateris Paribus dan Fallancy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi,
karenanya memiliki keterbatasan.
e. Ekonomi Fositif dan Ekonomi Normatif
Pernyataan Ekonomi Pasif menerangkan tentan hal-hal yang akan
terjadi dalam ekonomi.
Ekonomi Normatif adalah bila ekonomi mulai bertanya bagaimana yang
terbaik dan bagaimana yang seharusnya.
8. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
a. Teori Ekonomi Makro
a. Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi Mikrom, sesuai dengan namanya mikro dapat
diartikan sebagai Ilmu ekonomi Kecil.
Aspek-aspek yang dianalisis teori ekonomi Mikro
1) Interkasi di Pasar Barang

2) Tingkah Laku Pembeli dan Penjual
3) Interaksi di Faktor Pasar Produksi

b. Teori Ekonomi Makro
Sesuai dengan namanya makro berarti besar, dengan demikian
ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian
bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang
dilkukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Aspek-aspek ekonomi makro
1) Penentuan tingkat Perekonomian Negara
2) Pengeluaran Agregat
3) Mengatasi Pengangguran dan inflasi
Bab II
Mekanisme Pasar: Permintaan dan Penawaran
1. Permintaan
Keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga
selama periode waktu tertentu.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang yang terkait

 Tingkat pendapatan perkapita
 Selera atau kebiasaan
 Jumlah penduduk
 Perkiraan harga dimasa yang akan datang
 Distribusi pendapatan
 Usaha-usaha produsen meningkatkan pendapatan
b. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual)
pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang lain yang terkait
 Harga faktor produksi
 Biaya produksi
 Jumlah pedagang
 Tujuan perusahaan
 Kebijakan pemerintah
c. Harga Keseimbangan
Adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama
tidak ingin menambag ataupun mengurangi jumlah yang dikonsumsi

atau yang dijual.

Bab III
KONSEP ELATISITAS

1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut
elastisitas harga. Sedangkan elastisitas yang dikaitkankan dengan harga
barang lain disebut elastisitas silang.
Faktor-faktor yang menyebabkan elastisitas harga adalah:
a. Tingkat substitusi
b. Jumlah Pemakai
c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen
d. Jangka waktu
2. Elastisitas Penawaran
Adalah analogi logika yang sama dengan elastisitas permintaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan elastisitas Penawaran adalah:
a. Jenis produk
b. Sifat perubahan Biaya produksi
c. Jangka Waktu

Bab IV
Teori Perilaku Konsumen
1. Pengertian-Pengertian dan asumsi-asumsi utama
a. Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh
manfaat atau kegunaan.
b. Utilitas
Adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang.
c. Hukum Pertambahan manpaat yang semakin menurun.
d. Konstitensi Preferensi
e. Pengetahuan Sempurna.
Faktor-Faktor Produksi
Untuk memproduksi barang dan jasa perushaan membutuhkan
beberapa faktor produksi pokok, yaitu:
1. Tenaga kerja, dengan balas jasa berupa upah atau gaji (wage/
salary)
2. Barang modal (mesin dan tanah), dengan jasa berupa sewa ( rent)
3. Uang, dengan balas jasa berupa bunga (interst)
Konsep-konsep dasar
Beberapa konsep dasar yang harus diketahui untuk analisis faktor
produksi adalah:

a. Faktor produksi sebagai faktor turunan ( drived demand)
b. Hubungan antar faktor produksi ( substitusi dan komplemen)
c. Hubungan pertambahan hasil yang semakin menurun
d. Efek substitusi dan efek outfut

Faktor-faktor Penentu Permintaan Terhadap Faktor Produksi
a. Harga Faktor Produksi
Yang dimaksud dengan harga faktor produksi adalah upah dan
gaji untuk tenaga kerja atau sewa untuk barang modal dan
tanah.
b. Permintaan Terhadap Outfut

Makin besar skala produksi, makin besar permintaan terhadap
infut. Kecuali infut tersebut telah bersifat inferior.
c. Permintaan Terhadap Faktor Produksi lain
d. Harga faktor produksi lain
e. Kemajuan Teknologi
Perhitungan Pendapatan Nasional
Salah satu indikator telah terjadi alokasi yang efisien secara
makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah

perekonomian pada sartu periode tertentu. Sebab besar uotput
nasional dapat menunjukan beberapa hal penting dalam sebuah
perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran
awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam
perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang dan
kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan
nasional suatu negara, semakin efisiensi alokasi sumber daya
ekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran
awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu
negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat kemakmuran
adalah output nasional perkapita. Nilai outfut perkapita diperoleh
dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah
penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika output perkapita
makin besar, tingkat kemakmuran dianggap main tinggi.
Sementara itu alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah
output pertenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi
produktivitas tenaga kerja.

Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran
awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang
dihadapi suatu perekonomian.
Siklus Aliran Pendapatan dan Interaksi Antar Pasar
a. Siklus Aliran Pendapatan
 Sektor Rumah Tangga, yang terdiri atas sekumpulan
individu yang dianggap homogen dan identik.
 Sektor perusahaan, yang terdiri atas sekumpulan
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa.
 Sektor Pemerintah, yang memiliki kewenangan politik
untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
 Sektor Luar Negeri, yaitu sektor perekonomian dunia,
dimana perekonomian melakukan transaksi eksporimpor.
Tiga Pasar Utama
Uraian di atas berdasarkan atas asumsi bahwa tingkat harga
ditentukan lewat mekanisme pasa. Untuk analisis ekonomi makro,

pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokan menjadi tiga pasar
utama.
1. Pasar Barang dan Jasa
2. Pasar Tenaga Kerja
3. Pasar Uang dan Modal
Pasar barang dan Jasa adalah pertemuan antara
permintaan dan penawaran Barang dan Jasa.
Pasar Tenaga Kerja adalah interaksi antara permintaan
dan penawaran tenaga kerja.
Pasar Uang dan Modal adalah interaksi antara
permintaan uang dengan penawaran uang.
Teori Produksi
1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Menengah
dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai
faktor prosduksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya
dengan tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor
produksi tetap dan faktor produksi fariabel.
Faktor Produksi Tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya
tidak tergantung pada jumlah produksi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor prosduksi variabel terkait erat
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah dan mengurangi faktor
produksi tersebut.
2. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Nasional
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah
perngertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak
dapat diubah.
a. Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-rata
Produksi total adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi.
Produksi Marginal adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan satu unit faktor produksi.
Produksi rata-rata adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit
faktor produksi.
b. Tiga Tahap Produksi
c. Perkembangan Teknologi
3. Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel
Bab 6
Teori Biaya Produksi
Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang digunakan adalah
1. Perusahaan bergerak di pasar pesaingan sempurna.
2. Faktor produksi atau infut yang digunakan adalah barang modal dan
tenaga kerja.
 Konsep biaya
a. Biaya tenaga kerja
b. Biaya Barang Modal
c. Biaya Kewirausahaan
 Produksi, Produktivitas dan Biaya



Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama
dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan
dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin
tinggi, biaya produksi akan makin rendah.
Biaya Produksi Jangka Pendek
a. Biaya total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap
ditambah biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya
biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa
gedung kantor. Biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah
yang sama.
b. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi satu unit output.
c. Biaya Marginal
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah
produksi sebanyak satu unit output.
d. Hubungan antar Kurva-Kurva Biaya
Ada Beberapa faktor penyebab terjadinya efisiensi dan inefisiensi
jangka panjang, yaitu :
1. Teknologi Produksi
2. Manajemen
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Bab 19
Inflasi dan Pengangguran

Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas
politik adalah inflasi dan pengangguran. Sebuah pemerintahan dianggap gagal
bila tidak berhasill mengatasi kedua masalah tersebut. Mengapa inflasi dan
penganguran menjadi masalah yang sensitif bagi sebuah pemerintahan?
Pertnyaan ini yang akan dicoba dijawab.
a. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan
terus-menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi
agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
 Kenaikan harga
 Bersifat umum
 Berlangsung terus menerus
1. Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
daripada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus- menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan
inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena perhitungan inflasi dapat
dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
b. Inflasi : Anaisis Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
Dalam pengantar ekonomi makro sudah dipelajari bahwa harga jual suatu
komoditas ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni interaksi antara
kekuatan permintaan dan penawaran. Kenaikan harga barang adalah
proses penyesuaian dari gejala dari terjadinya peningkatan permintaan.
Begitu juga sebaliknya dengan penurunan harga barang. Analogi ini dapat
dipakai dalam analisis inflasi.
1. Agregat Penawaran
Adalah total permintaan barang dan jasa dalam suatu perekonomian
selama satu periode tertentu.
a) Pengaruh Kebijakan Moneter tehadap Permintaan Agregat
Adalah kebijakan yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke
kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mangatur jumlah
uang beredar. Kebijakan uang ketat (kebijakan moneter kontraktif)
akan mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat,
kebalikannya moneter ekspansip akan menambah jumlah uang
berdedar.
b) Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan
mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan (yang
lebih baik) dengan mengatur anggaran pemerintah, terutama sisi
penerimaan dan pengeluaran.
Alat utama kebijakan fiskal pemerintah adalah pajak dan subsidi.
2. Penawaran Agregat
Kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap penawaran
agregat. Kebijakan moneter ekspansif, misalnya dengan memberikan
bantuan kredit, dapat meningkatkan penawaran agregat. Kebijakan
fiskal ekspansif akan meningkatkan penawaran agregat
Indikator-indikator Inflasi
a. Indeks Harga Konsumen ( consumer Price Index)
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indek yang menunjukan
tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam
satu periode tertentu. Angka IHK dipeeroleh dengan menghitung
harga-harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarkat
dalam satu periode tertentu. Masing- masing harga barang dan jasa
tersebut dieri bobot berdasarkan tingkat keutamnaanya. Barang
dan jasa dianggap paling penting dan diberi bobot yang paling
besar.
b. Indeks Harga Perdagangan Besar
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka indeks harga
perdagangan besar melihat inflasi dari sisi produsen. IHPB
menunjukan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai
tingkat produksi.
c. Beberapa Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk
mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu. Tiga
diantaranya akan dibahasa dalam uraian berikut ini.
 Indeks Harga Konsumen
Adalah indeks yang menunjukan tingkat harga barang dan
jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode
tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung hargaharga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat
dalam satu periode tertentu.
Di Indonesia, perhitungan IHK dilakukan dengan
mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas pokok.
 Indeks Harga Perdagangan Besar
Jika IHK melihat inflasi dari sisi ekonomi, maka indeks Harga
perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen.
Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks
harga produsen. IHPB menunjukan tingkat harga yang
diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
 Indeks Harga Iflisit
Walaupun sangat bermanpaat, IHK dan IHPB memberikan
gambaran laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab dilihat dari
segi perhitungannya, kedua indikator tersebut hanya
melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratus jenis barang
dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah
perekonomian dapat mencapai ribuan, puluhan ribu atau
mungkin ratusan ribu jenis.
 Alternatif dari indeks harga Implisit
Mungkin saja terjadi, pada saat ingin menghitung inflasi
dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi, sebab prinsip dasar
perhitungan inflasi berdasarkan deflator PDB adalah
membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal
dengan pertumbuhan riil. Selisih keduanya merupakan
tingkat inflasi.
 Biaya Sosial dari Inflasi
Harus diakui, sampai tingkat tertentu, inflasi dibutuhkan
untuk memicu pertumbuhan penawaran agregat. Sebab
kenaikan harga akan memacu produsen untuk meningkatkan
outputnya. Kedatipun belum dapat dibuktikan secara
sistematis, umumnya ekonom sepakat bahwa inflasi yang
aman adalah sekitar 5% pertahun. Jika terpaksa, maksimal
10% umumnya sudah mulai sangat mengganggu stabilitas
ekonomi. Apalagi bila yang terjadi adalah hiperinflasi, yaitu
inflasi yang kurang dari 10% pertahun.
Akibat-akibat yang timbul dari terjadinya inflasi:
 Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
 Memburuknya distribusi pendapatan
 Terganggunya stabilitas ekonomi
Menurunya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhanya diukur
dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh.
Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah,
khusunya bagi masyarakat yang berpenghasilankecil dan
tetap.
Makin Buruknya Distribusi Pendapatan
Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan
dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan
lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika inflasi 20% pertahun,
pertumbuhan tingkat pendapatan harus lebih besar dari
20% per tahun. Persoalannya adalah jika inflasi mencapai
angka 20% pertahun dalam masyarakat hanya segelintir
orang yang mempunyai kemampuan meningkatkan
pendapatannya lebih besar atau sama dengan 20%per
tahun. Akibatnya ada sekelompok masyarakat yang
mampu meningkatkan pendapatan riil ( pertumbuhan
pendapatan nominal dikurangi laju inflasi lebih besar dari
0% pertahun). Tetapi sebagian besar masyarakat
mengalami penurunan pendapatan riil. Distribusi
pendapatan, dilihat dari pedapatan riil, makin memburuk.
Terganggunya Stabilitas Ekonomi
Pengertian yang paling sederhana dari stabilitas ekonomi
adalah sangat kecilnya tindakan spekulasi dalam
perekonomian. Produsen berproduksi pada kapasitas
penuh (optimal). Konsumen juga memakai barang dan
jasa optimal dengan kebutuhan mereka. Kondisi nyaman
ini mulai terganggu bila inflasi yang relatif tinggi telah
menjadi kronis.
Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak
perkiraan tentang masa depan (ekpektasi) para pelaku
ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan
bahwa harga barang-barang dan jasa akan terus naik.
Bagi konsumen perkiraan ini akan mendorong pembelian
barang dan jasa lebih banyak dari yang seharusnya atau
biasanya. Tujuan untuk lebih menghemat pengeluaran
konsumsi. Akibat permintaan barang dan jasa justru dapat
meningkat.
Bagi produsen perkiraan akan naiknya harga barang dan
jasa mendorong mereka menunda penjulan, untuk
mendapat keuntungan yang lebih besar. Penawaran
barang dan jasa berkurang. Akibatnya, kelebihan barang
membesar dan mempercepat laju inflasi. Tentu saja,
kondisi ekonomi akan menjadi semakin buruk.

2.PENGANGGURAN
a. Definisi dan Pengertian Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja.
Orang yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai
pengangguran. Dalam ilmu kependudukan (demografi) orang yang
mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut
angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah
15-64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun
dihitung sebagai angkatan kerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja
adalah penduduk penduduk berusia `15-64 tahun yang bekerja dan
yang mencari kerja, entah harus mengurus keluarga atau sekolah,
tidak masuk angkatan kerja.
1. Pendekatan Angakatan Kerja
Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja
yang tidak bekerja.
2. Pendekatan Pemanpaatan Tenaga Kerja
Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a) Mengatur (unemplloyed) yaitu mereka yang sama sekali tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering
disebut juga pengangguran terbuka.
b) Setengah Menganggur (Underemployed) yaitu mereka yang
bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh.
c) Bekerja penuh ( Employed) yaitu orang-orang yang bekerja
penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam perminggu.
Jenis-Jenis Pengangguran
Pengangguran Friksional (frictional Unemployment)
Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh, yaitu apabila pengangguran tidak melebihi 4%.
Pengangguran Friksional bukanlah wujud sebagai akibat dari
ketidakmampuan memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai akibat dari
keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Di dalam proses mencari
kerja yang lebih baik itu adakalanya mereka harus menganggur. Namun
pengangguran ini tidak serius karena bersifat sementara.
Pengangguran Struktural
Dikatakan struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan yang
disediakan. Dilihat dari sifanya, pengangguran struktural lebih sulit diatasi
dibanding dengan pengangguran friksional, selain membutuhkan
pendanaan yang besar, juga waktu yang lama. Bahkan untuk Indonesia,
pengangguran struktural merupakan masalah besar dimasa yang akan
datang, jika tidak ada perbaikan kualitas SDM.

Pengangguran Siklis
Pengangguran Siklis atau pengangguran Kongjungtur adalah
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat
kegiatan perekonomian.
Pengangguran Musiman
Pengangguran ini iberkaitan erat dengan fluktuasi, kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi disektor pertanian. Misalnya di luar
musim tanam dan panen, petani umumnya m enganggur, sampai
menunggu musim tanam dan penen berikutnya.
Biaya Sosial dari Pengangguran
Sama halnya dengan inflasi, pengangguran juga akan menimbulkan
damlpak negatif jika sifat pengangguran sudah sangat struktural atau
kronis.
1) Terganggunya Stabilitas Perekonomian
a. Melemahnya Perekonomian Agregat
Untuk dapat bertahann hidup, manusia harus bekerja. Sebab
dengan bekerja dia akan memperoleh penghasilan, yang digunakan
untuk belanja, barang dan jasa. Jika tingkat pengangguran tinggi
dan bersifat struktural, maka daya beli akan menurun, yang pada
gilirannya menimbulkan penurunan permintaan agregat.
b. Melemahnya Penawaran Agregat
Tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran
agregat, bila dilihat dari peranan tenaga kerja sebagai faktor
produksi utama. Makin sedikit tenaga kerja yang digunakan, makin
kecil penewaran agregat.
2) Terganggunya Stabilitas Politik
INTERAKSI DENGAN DUNIA INTERNASIONAL
1. Pentingnya Kerjasama Ekonomi Internasional
Cakupan kerjasama ekonomi Internasional luas sekali. Ada yang
langsung memberikan manpaat dan ada yang baru memberikan
manfaat dalam jangka panjang. Kerjasama ekonomi yang dapat
langsung memberikan manfaat terutama adalah perdagangan
internasional. Sebab negara-negara yang melakukannya akan
segera mengalami peningkatan penggunaan barang jasa maupun
faktor-faktor produksi.
2. Teori-teori Perdangan Internasional
Adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa sebuah
negara (perekonomian) mau melakukan kerja sama perdagangan
dengan negara-negara lain. Hubungan internasional bukan sesuatu
yang baru, namun paparan secara teoritis yang sistematis baru
dikemukakan sekitar abad ke-17. Teori tersebut makin
disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo, Hecksher-Ohlin
dan lain-lain.

a. Merkantilisme
Adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa
perekonomian suatu negara makin makmur apabila mampu
memaksimalkan surplus perdagangan.
Masalah-masalah tentang ide Merkantilisme :
1. Pandangan Bahwa kemakmuran suatu negara diukur dari
banyaknya uang ( logam mulia) yang dapat dikumpulkan.
2. Merkantilisme manganjurkan kebijakan perdagangan yang
kontroversial, yaitu proteksi yang ketat dan pemberian hak
monopoli kepada produsen domestik. Proteksi yang ketat
bertujuan membatasi bahkan menyetop aliran impor barang
dan jasa. Dengan demikian pasar untuk produk-produk
domestik terjamin.
b. Keuntungan Absolut
Teori keuntungan absolut dibangun oleh Adam Smith sebagai
perbaikan atas merkantilisme. Menurut Smith, surplus
perdagangan yang dipaksakan lewat mekanisme proteksi dan
pemberian monopoli akan mengorbankan efisisensi dan
produkstivitas. Sebab lewat perlindungan hak monopoli,
pengusaha tidak terdorong untuk melakukan efisiensi dan
inovasi. Tetapi harga jualnya makin mahal, kualitasnya belum
tentu baik.
Sebaliknya Smit amat yakin bahwa perdagangan akan
meningkatkan kemakmuran apabila dilaksanakan melalui
mekanisme perdagangan bebas. Melalui mekanisme
perdagangan bebas, para pelaku ekonoi diarahkan untuk
melakukan spesialisasi dalam upaya peningkatan efisiensi.
Menurut Smith, sebaiknya spesialiasi dilakukan berdasarkan
pertimbangan keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilihat
dari kemampuan produksi dengan biaya rendah, dengan infut
yang sama dapat dihasilkan output yang lebih banyak.
Sistem-Sistem Ekonomi: Suatu Perbandingan
1. Pendahuluan
Mengapa Ilmu Ekonomi begitu yakin bahwa kebutuhan dan keinginan
miliaran manusia dapat dikoordinasikan? Ada dua sumber keyakinan
tersebut. Pertama, berdasarkan pendekatan deduktif yang telah
menghasilkan teori-teori ekonomi, khsusnya Teori Ekonomi
Mikro(klasik. Kedua berdasarkan pendekatan induktif (studi empiris).
Studi empiris atau historis membawa pada kesimpulan bahwa masih
bertahannya eksistensi manusia hingga saat ini menunjukan
kemampuan manusia melakukan koordinasi. Kemampuan melakukan
koordinasi ini mengindikasi kemampuan manusia menyusun sistemsistem ekonomi.
Hanya saja, kemampuan yang dicapai manusia dalam membangun
sistem ekonomi belum sempurna. Itulah sebabnya, mengapa dunia
berkali-kali menghadapi masalah-masalah ekonomi yang berat,
terutama resesi dan depresi ekonomi, justru karena itulah studi tentang

sistem-sistem ekonomi mutlak dilakukan oleh para calon sarjana
ekonomi.
2. Definisi dan Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Gregory Grossman (1984) yang dimaksud dengan sistem
ekonomi adalah:
Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unitunit dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga (institusi-institusi)
ekonomi, yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi,
melainkan juga sampai tingkat tertentu saling menopang dan
mempengaruhi.
Aspek-aspek penting dalam suatu sistem ekonomi:
a. Komponen-komponen yang terdiri atas unit, pelaku dan institusi,
b. Saling terkait dan saling memengaruhi secara teratur-kontinu,
c. Memiliki fungsi koordinasi.

a. Unit Ekonomi
Adalah individu atau kelompok-kelompok dalam sistem ekonomi
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Misalnya : rumah tangga konsumen, perusahaan, serikat pekerja,
dan kantor pemerintah.
b. Agen Eonomi
Adalah seseorang yang menjalankan fungsi-fungsi ekonomi
tertentu. Misalnya : konsumen, pekerja, pengusaha, investor, dan
perencana.
c. Institusi Ekonomi
Dalam arti yang paling luas, institusi ekonomi adalah sekumpulan
norma-norma (norms), aturan main (rule mof conduct) dan cara
pikir telah baku (established way thinking). Hak milik, perusahaanperusahaaa, rumah tangga konsumen, pemerintah, uang, pajak,
motivasi memperoleh keuntungan, perencanaan, semua adalah
contoh-contoh institusi ekonomi.