Uji Asumsi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB IV

43 rata responden cenderung berinvestasi jangka panjang dan juga jangka pendek dalam berorientasi investasi.

4.4 Uji Asumsi

Dalam perhitungan menggunakan analisis regresi berganda diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik, sehingga dapat digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependennya Ghozali, 2006. Jadi uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji regresi linear. Dalam uji asumsi klasik, yang harus dilakukan adalah: Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali 2006, multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolenrance dan variance inflantion factor VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolenearitas adalah nilai Tolenrance ≥ 0.10 dan VIF ≥ 10. Dalam penelitian ini, dihasilkan beberapa tabel tolerance dan VIF sesuai dengan jumlah hipotesis yang ada. Berikut ini adalah hasil perhitungannya: Tabel 4.8 44 Uji Multikolinearitas No. Hipotesis Nilai Tolerance VIF 1 Uji hipotesis 1 0,696 1,436 2 Uji hipotesis 2 0,672 1,487 3 Uji hipotesis 3 0,521 1,921 4 Uji hipotesis 4 0,600 1,667 5 Uji hipotesis 5 0,732 1,366 6 Uji hipotesis 6 0,736 1,359 Sumber : Lampiran 6 Dari tabel 4.8, diindikasikan bahwa syarat-syarat uji multikolinearitas terpenuhi. Jadi dalam model- model regresi tidak ditemukan adanya multikolinearitas antar variabel indenpenden. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini ada 3 hipotesis, sehingga ada beberapa nilai Durbin – Watson DW test yang dihasilkan. Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi menggunakan uji Durbin – Watson DW test: 45 Tabel 4.9 Uji Autokorelasi No Hipotesis Nilai DW test dl du 1 Uji Regresi Linear berganda 1 1,992 1,487 1,770 2 Uji Regresi Linear berganda 2 1,772 1,487 1,770 3 Uji Regresi Linear berganda 3 2,024 1,456 1,801 Sumber : Lampiran 6 Dari tabel 4.9, diketahui nilai DW masing-masing hipotesis. Kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 1, jumlah sampel 76 n dan disesuaikan dengan jumlah variabel bebasnya, maka didapat nilai tabel dari Durbin Watson dl dan du. Dari perbandingan tersebut di dapat kesimpulan bahwa tidak terdapat autokorelasi yang positif dan negative pada model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik scatterplot. Dari semua diagram scatterplot model-model regresi ini, terlihat titik-titiknya menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi 46 heteroskedastisitas pada setiap model regresi atau setiap model regresi ini dapat dipakai. Hasil diagram scatterplot dari semua model regresi dapat dilihat pada lampiran. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-variabel berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil perhitungan uji kolmogorov smirnov. Berikut adalah hasil perhitungannya: Tabel 4.10 Uji Normalitas No. Hipotesis Nilai Kolmogorov Smirnov Signifikan 1 Uji Regresi Linear berganda 1 0,737 0,649 2 Uji Linear berganda 2 0,804 0,538 3 Uji Regresi Linear bergada 3 0,659 0,778 Sumber: Lampiran 6 Dari tabel 4.10 diindikasikan bahwa semua model regresi berdistribusi normal. Hal ini dapat di lihat dari seluruh nilai p 0,05. Syarat data normal adalah memiliki p 0,05 Ghozali, 2006. Sedangkan nilai kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel di atas. 47

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk Tolerance

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk Tolerance

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk Tolerance

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance dalam Keputusan Investasi

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB IV

0 1 50