INDONESIA NEGARAKU. UUD 1945 KONSTITUSIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social Homo Socius memerlukan tempat
tinggal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia
tidak dapat hidup tanpa manusia lain disekelilingnya. Maka dari itu manusia
membentuk kelompok-kelompok untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Secara
alamiah kelompok-kelompok ini semakin membesar dan terbentuklah sebuah
masyarakat. Kemudian berlanjut semakin membesar dan maka pada akhirnya
akan terbentuklah masyarakat dalam suatu negara.
Karena, dalam suatu masyarakat atau negara terdiri dari banyak individu
yang berbeda-beda maka banyak pula keinginan dari individu-individu yang
berbeda-beda pula. Keinginan yang berbeda-beda ini dikhawatirkan akan
menimbulkan adanya konflik yang sering kita kenal dengan sebutan Conflict of
Interest. Maka, untuk menghindari konflik ini masyarakat atau negara memiliki
suatu kaidah ataupun norma ataupun aturan yang sering kita sebut sebagai
hukum ataupun konstitusi.
Indonesia sebagai negara besar yang multikulturalis memiliki sejarah
panjang tentang konstitusi dan bentuk pemerintahannya. Semenjak Indonesia
merdeka Indonesia menggunakan konstitusi UUD 1945. UUD 1945 ini
seringkali dikatakan sakral. Namun, pada perkembangannya UUD 1945 ini

sudah

beberapakali

mengalami

amandemen

atau

perubahan. Hal

ini

dikarenakan kondisi masyarakat Indonesia yang cenderung dinamis dan UUD
1945 tersebut sudah tidak relefan lagi dengan keadaan masyarakat Indonesia
yang ada saat ini. Maka, dilakukanlah perubahan atau amandemen pada UUD
1945 sehingga dapat relefan lagi dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
Melihat kebelakang lagi.Tercatat beberapakali Indonesia mengalami
perubahan konstitusi. Perlu kita cermati bahwa pada saat Indonesia mengalami

perubahan konstitusi maka juga terjadi perubahan pada sistem pemerintahan
dan bentuk negara Indonesia. Hal ini menunjukan keterkaitan antara suatu
konstitusi dengan bentuk negara ataupun sistem pemerintahan.
1

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Hendaknya kita tau mengenai
sejarah konstitusi dan sistem pemerintahan kita. Agar kita lebih dapat menjiwai
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Tujuan penulisan makalah ini
tidak lain adalah memberikan wawasan tentang konstitusi dan sistem
pemerintahan bangsa Indonesia baik sejarahnya ataupun dimasa sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan diatas maka untuk membatasi
penulisan ini kami merumuskannya menjadi beberapa pertanyaan mendasar
yaitu :
1. Apa pengertian negara dan sistem pemerintahan?
2. Apa pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah sejarah konstitusi dan sistem pemerintahan
bangsa Indonesia?
4. Bagaimanakah konstitusi Indonesia pada saat ini?
5. Bagaimanakah sistem pemerintahan Indonesia pada saat ini?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan tentang konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan tentang negara dan
sistem pemerintahan.
3. Untuk mengetahui sejarah konstitusi dan sistem pemerintahan
bangsa Indonesia.
4. Untuk mengetahui sistem konstutisi Indonesia dimasa sekarang ini.
5. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Indonesia dimasa sekarang
ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Negara
2

Negara yaitu State (Bahasa Inggris), Staat (Bahasa
Belanda dan Jerman), dan etat (Bahasa Perancis), dimana semua
kata-kata ini diambil dari Bahasa Latin yaitu Statum yang artinya
keadaan yang tetap dan tegak. Istilah umum itu diartikan sebagai
kedudukan (standing, station).

Pengertian Negara menurut para ahli adalah sebagai


berikut :
Prof. Farid S. : Negara adalah suatu wilayah merdeka yang



mendapat pengakuan Negara lain serta memiliki kedaulatan.
Georg Jellinek: Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang telah berkediaman diwilayah



tertentu.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel: Negara merupakan organisasi
kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan




individual dan kemerdekaan universal.
Max Weber: Negara adalah suatu

masyarakat

yang

memonopoli penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam


suatu wilayah.
Aristoteles: Negara adalah perpaduan beberapa keluarga
mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri
sendiri

sepenuhnya,

dengan

tujuan


kesenangan

dan

kehormatan bersama.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pengertian
Negara ada 2, yaitu :
1. Negara adalah

Organisasi

disuatu

wilayah

yang

mempunyai kekuasaan tertinggi yang ditaati rakyatnya.
2. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah

atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga
politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu
kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan
tujuan nasionalnya.
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri
atas

unsur

rakyat

(penduduk),

wilayah

dan

pemerintah.

Pemerintah adalah satu unsur negara. Pemerintahlah yang

menyelenggarakan

dan

melaksanakan

tugas-tugas

demi

terwujudnya tujuan bernegara.
3

Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara adalah suatu organisasi
dari kelompok-kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut.
2.2 Sistem Pemerintahan
2.2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan

Sistem : Susunan kesatuan dari bagian-bagian yang atau
menghasilkan satu kesatuan yang menyeluruh.
sekelompok bagian yang bekerjasama untuk mewujudkan suatu
maksud
Tertentu.
Pemerintah: Arti sempit, presiden dan aparaturnya (eksekutif)
Arti luas, semua lembaga negara ( eksekutif, legislative, yudikatif).
Pemerintahan adalah sebuah badan yang memiliki institusi –
institusi legal dan politik dengan tugas utama untuk mengatur
hubungan antara warga masyarakkat dalam sebuah negara dan
hubungan antar negara tersebut dengan negara lain.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta sistem adalah sekelompok
bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu
maksud, sedangkan pemerintah merupakan perbuatan, cara atau
hal urusan memerintah yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurut E.Utrecht, istilah pemerintah meliputi sebagai berikut:
Pemerintah sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan
atau alat perlengkap Negara yang berkuasa atau memrintah
dalam


arti

luas

peraturan(legislative),

yang

meliputi
badan

badan
yang

yang

membuat

menjalankan


peraturan(eksekutif), dan badan yang mengadili pelanggar
peraturan(yudikatif).
Menurut Moh.Koesnardi,S.H. dkk, pemerintah dapat diartikan
secara luas dan dapat pula di artikan secara sempit. Pemerintah
4

dalam arti luas merupakan segala urusan yang di lakukan oleh
Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negaranya, sedangkan pemerintah dalam arti sempit
adalah suatu pemerintah yang hanya melaksanakan tugas
eksekutif saja.
Jadi, sistem pemerintahan merupakan sistem hubungan
fungsional antar lembaga Negara dalam menjalankan kekuasaan
di dalam suatu Negara untuk mencapai tujuan.
2.2.2 Macam - macam Sistem Pemerintahan
Adapun macam-macam sistem pemerintahan, sebagai berikut :
1. Presidensial : Suatu sistem pemerintahan dimana
Presiden menjabat sebagai kepala negara, dan
kepala pemerintahan sekaligus.
2. Parlementer : Sistem Pemerintahan

dimana

Presiden hanya bertindak sebagai kepala Negara
saja dan Kepala Pemerintahan, dijabat oleh seorang
Perdana

Mentri

yang

ditunjuk

oleh

anggota

parlemen.
2.2.3 Pengertian Konstitusi
Konstitusi :
- Secara Luas : hukum dasar tertulis dan tidak tertulis
- Secara sempit : hukum dasar tertulis, yaitu undang-undang
dasar.

Dalam

pengertian

ini,

undang-undang

dasar

merupakan konstitusi atau hukum dasar tertulis.
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer”
yang artinya membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan
untuk pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan
suatu negara. Konstitusi juga dapat berarti peraturan dasar atau awal
mengenai pembentukan negara.
Terdapat beberapa definisi konstitusi dari para ahli, yaitu :
a. Herman Heller : konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah
yang hidup dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan
suatu kesatuan kaidah hukum. Konstitusi dalam hal ini
sudah mengandung pengertian yuridis.
b. K.C. Wheare : konstitusi sebagai “keseluruhan sistem
ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan
5

peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah
dalam pemertintahan suatu negara.
c. Prof. Prajudi Atmosudirdjo : Konstitusi adalah cermin dari
jiwa, jalan pikiran, mentalitas, dan kebudayaan suatu
bangsa.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Konstitusi
sebagai berikut :
1. Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan
2. Undang-undang dasar suatu negara
2.2.4 Jenis-jenis Konstitusi
a. Written Constitution merupakan dokumen khusus/kumpulan
dokumen prinsip-prinsip utama tentang pemerintahan dan statusstatus khusus dari legal sistem
Written Constitution adalah lebih tinggi dari peraturanperaturan lain. Pengadilan dapat menolak enforce ordinary law yang
bertentangan dengan konstitusi (judicial review).
b. Unwritten Constitution
- Statute Law
- Common (Inggris, : Judical Decisions)
- Customs (especially perliamentary custom)
c. Flexible Constitution
Dicey : Constitusi yang ketentuan dan deskripsinya secara
hukum dapat dirubah dengan mudah
d. Rigid Constitution
Dicey : Hukum dasar yang tidak dapat dirubah seperti ordinary
laws :
- Hal ini tentang amandemen konstitusi
- Special procedur dibutuhkan untuk perubahan
- Kontitusi di Eropa dan Amerika umumnya Rigid
e. Abstract dan Kongkreet
Konstitusi adalah abstrak merupakan sistem hukum, custom
convention yang mengatur komposisi dan kekuasaan organs of
state dan mengatur hubungan berbagai state organs satu sama
lain terhadap citizen.

6

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Sejarah Perjalanan Konstitusi dan Sistem Pemerintahan Indonesia
3.1.1 Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
Sejak awal merdeka Indonesia menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD1945). Konstitusi ini ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 tepat sehari setelah Indonesia
merdeka oleh PPKI. Undang-Undang Dasar ini telah dirumuskan oleh
suatu badan bentukan jepang yang bernama BPUPKI pada 16 juli
1945. Pada awalnya BPUPKI bersidang untuk membahas rancangan
dasar negara pada tanggal 29 mei 1945 pada siding pertama ini
disepakatilah untuk membuat panitia yang bertugas untuk menyusun
sebuah landasan negara. Maka diputuskanlah dibentuk sebuah
panitia yang beranggotakan 9 orang dengan Ir. Soekarno sebagai
ketuanya. Setelah panitia Sembilan terbentuk lalu panitia Sembilan
mulai berkerja dan membentuk suatu panitia kecil lagi yang diketuai
oleh Mr. soepomo yang bertugas khusus untuk menyiapkan konstitusi
dan dasar negara bagi bangsa Indonesia. Hingga pada siding ke-2
7

BPUPKI pada tanggal 10 juli 1945 – 17 juli 1945 disepakatilah
Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi
dasar Indonesia yang pada akhirnya disahkan oleh PPKI seperti yang
tertera diatas. Konstitusi ini dibuat sebagai konstitusi sementara
setelah Indonesia merdeka. Ini dapat dibuktikan dari pernyataan
presiden soekarno bahwa UUD ini memang hanyalah dibuat
sementara oleh karena itu konstitusi ini dinamai dengan UndangUndang Dasar. Selain itu pada UUD 1945 pada aturan tambahan di
ayat 2 menyatakan bahwa setelah MPR dibentuk setelah 6 bulan
maka

setelah

masa

kerja

6

bulan

MPR

berkewajiban

menyelenggarakan sidang untuk membahas rancangan konstitusi
Undang-Undang Dasar yang baru.
Meskipun pada awal merdeka Indonesia menganut konstitusi
UUD 1945. Namun, konstitusi tersebut hanya berlaku diatas kertas
saja. UUD 1945 tidak diterapkan dngan baik pada masa awal
kemerdekaan. Ini terbukti dari pemilihan presiden dan wakilnya yang
menurut UUD 1945 seharusnya dipilih oleh MPR namun pada masa
itu presiden dan wakilnya dipilih oleh PPKI. Namun, hal ini tidak bisa
kita perdebatkan. Hal ini dikarenakan pada masa itu Indonesia adalah
negara yang baru merdeka dan tidak dimungkinkan untuk membuat
sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat secara singkat. Sedangkan
sebagai negara baru merdeka tidak mungkin posisi pemimpin negara
dibiarkan kosong. Karena mendesak maka presiden dan wakilnya
dipilih oleh anggota PPKI.
Selain masalah pemilihan presiden dan wakil presiden,
Indonesia juga tidak konsisten pada masa itu dengan membuat
kebijakan untuk menbuat sebuah cabinet parlementer dibawah
kepemimpinan perdana mentri Syahrir. Padahal jelas dikatakan oleh
UUD 1945 bahwa Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk
republic dan dipimpin oleh seorang presiden dengan dibantu
wakilnya.

8

Beberapa kebijakan diatas menunjukkan bahwa memang pada
masa itu UUD 1945 memang hanya dijadikan alat untuk mencapai
sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan setelah Indonesia
dalam keadaan merdeka dan sudah memungkinkan direncanakan
untuk membuat sebuah konstitusi baru yang lebih kompleks dan
mendalam.
3.1.2 Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat (27 Desember
1949-17 Agustus 1950)
Dalam keadaan terdesak, dan pengaruh

dari Perserikatan

Bangsa-Bangsa untuk mengadakan sebuah perjanjian dengan
pemerintah belanda. Dalam sebuah konfrensi yang dinamakan
Konfrensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den
Haag Belanda.konfrensi ini dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia,
perwakilan dari Belanda, dan perwakilan dari Perserikatan BangsaBangsa.
Konfrensi ini berhasil menyepakati 3 hal yaitu :
1. Pendirian Negara Republik Indonesia Serikat.
2. Penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada
pemerintah RIS
3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda.
Dengan berdirinya Negara RIS maka bentuk negara Indonesia
menjadi negara serikat/federal dengan 16 negara bagian termasuk
negara bagian Republik Indonesia. Mengikuti bentuk negaranya
sistem

pemerintahnya

pun

juga

berubah

menjadi

sistem

pemerintahan parlementer.
Dalam Negara RIS digunakanlah konstitusi yang bernama
Konstitusi Undang-Undang Dasar RIS. Naskah konstitusi ini disusun
bersama oleh delegasi dari Republik Indonesia dan delegasi dari
BFO. Konstitusi RIS berlaku sejak tanggal 27 Desember 1949.
Konstitusi RIS sendiri terdiri atas Mukadimah sebanyak 4
alinea dimana pada alinea ke -3 dikatakan bahwa “Kemerdekaan
9

disusun dalam suatu piagam negara yang berbentuk RepublikFederasi”. Sedangkan batang tubuhnya sendiri terdiri atas 6 BAB dan
197 Pasal.
Negara Republik Indonesia serikat sendiri tidak berlangsung
lama. Republik Indonesia serikat berjalan kurang dari 1 tahun.
Bubarnya Republik Indonesia Serikat ini dikarenakan RIS tidak sesuai
dengan semangat persatuan proklamasi 1945. Maka rakyat Indonesia
menuntut

pembubaran

RIS.

Dengan

dibubarkanya

Republik

Indonesia Serikat maka berakhirlah pula Konstitusi UUD RIS pada
tanggal 17 Agustus 1950.

3.1.3 Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1945 – 5 Juli
1959)
Semenjak dibubarkanya RIS karena tuntutan rakyat. Dan
karena bentuk negara RIS yang vederal kental sekali dengan nuansa
politik

pecah

belah

yang

ingin

dilakukan

Belanda.

Maka

diberlakukanyalah Undang-Undang Sementara pada tanggal 17
Agustus 1950 yang langsung menggantikan kedudukan UUD
Republik Indonesia Serikat. Dalam Undang-Undang Dasar Sementara
ini bentuk negara berubah kembali menjadi bentuk negara kesatuan.
Dan sistem pemerintahnya pun juga berubah menjadi sistem
pemerintahan presidensil.
Sistematika dari Undang-Undang Dasar Sementara 1950
adalah sebagai berikut :
1. Mukadimah terdiri atas 4 alinea dimana dialinea ke-4
disebutkan bahwa “Kemerdekaan disusun dalam suatu piagam
negara yang berbentuk Negara Republik-Kesatuan”.
2. Batang tubuh terdiri dari 6 BAB dengan 146 Pasal dan 1 Pasal
Penutup.
Undang-Undang Dasar ini bersifat sementara. Dimaksudkan
untuk sementara menggantikan kekosongan konstitusi setelah
konstitusi RIS. Diharapkan pada waktu itu para angota Konstituante
10

dapat

segera

menyusun

sebuah

konstitusi

baru

yang

akan

menggantikan konstitusi UUDS 1950 ini.
Namun,setelah lama berselang. Badan Konstituante tidak
dapat menyelesaikan sebuah konstitusi baru untuk digunakan.
Setelah Pemilu I pada tahun 1955 badan konstituante pun mulai
bersidang kembali di tanggal 10 November 1956. Namun, setelah
lama berselang ditahun 1958 badan konstituante tidak juga dapat
menyelesaikan rumusan konstitusi baru tersebut. Sementara itu
dikalangan

masyarakat

pendapat-pendapat

untuk

kembali

ke

konstitusi UUD 1945 semakin kuat. Menanggapi hal itu Presiden
Soekarno pada tanggal 22 April 1959 menyampaikan amanatnya
disidang badan konstituante tentang anjuran untuk kembali ke
konstitusi UUD 1945. Hingga pada akhirnya ditanggal 30 Mei 1959
dilakukanlah pemungutan suara oleh badan konstituante untuk
mengambil keputusan kembali ke UUD 1945. Akan tetapi, sidang
badan konstituante tersebut tidak dapat disahkan hasilnya karena
peserta sidang tidak memenuhi syarat jumlah untuk mengambil
sebuah keputusan. Lalu setelah itu dilakukan pemungutan suara
kembali di tanggal 1 – 2 Juni 1959. Akan tetapi, pada sidang ini juga
gagal dalam mengambil sebuah keputusan. Alasanya sama seperti
sidang sebelumnya yaitu jumlah anggota konstituante yang hadir
tidak memenuhi syarat untuk menetapkan atau mengambil sebuah
keputusan. Hingga akhirnya badan konstituante memutuskan untuk
reses (masa penghentian sidang parlemen sementara).
Namun karena dirasa mendesak dan mengancam kesatuan
dan kedaulatan Indonesia. Maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden
Republik Indonesia mengeluarkan sebuah dekrit presiden yang
memuat 2 hal, yaitu :
1. Pembubaran Badan Konstituante.
2. Berlakunya kembali UUD 1945 sebagai konstitusi dasar
Republik Indonesia.

11

Dengan dikeluarkanya dekrit presiden ini maka konstitusi
Indonesia kembali ke UUD 1945 seperti awal Indonesia Merdeka.
3.1.4 Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 – sekarang)
Setelah dikeluarkanya dekrit presiden 5 Juli 1959 maka secara
putusan dari dekrit presiden tersebut konstitusi yang berlaku di Indonesia
kembali menjadi Konstitusi UUD 1945 seperti awal kemerdekaan Indonesia.
Konstitusi ini berlaku hingga sekarang ini. Akan tetapi Konstitusi UUD 1945
sudah mengalami 4 kali Perubahan (amandemen). Amandemen dalam
bahasa Inggris amendment artinya perubahan, mengamandemen berarti
mengubah.
Alasan dilakukanya amandemen pada UUD 1945 adalah dikarenakan
UUD 1945 terlalu luwes dan dan terlalu mendukung pemerintahan yang
otoriter. Seiring dengan tuntutan reformasi maka dilakukanlah pula
perubahan pada pasal pasal UUD 1945 itu. Karena tidak mungkin dilakukan
reformasi politik dan reformasi ekonomi tanpa diikuti reformasi hukum.
Amandemen adalah hak parlemen untuk mengubah atau
mengusulkan rancangan konstitusi ataupun konstitusi itu sendiri. Indonesia
mengalami 4 kali Amandement. Amandemen pertama dilakukan pada 19
Oktober 1999, amandemen 2 pada tanggal 18 Agustus 2000, amandemen 3
pada tanggal 10 november 2001, amandemen 4 pada tanggal 10 Agustus
2002. Berikut ini penjelasan apa saja pasal-pasal atau bagian bagian yang
diubah dari UUD 1945 dari Amandemen 1 hingga amandemen 4 :
a. Amandemen I
MPR dalam sidang umum tahun 1999 mengeluarkan putusan
mengenai UUD 1945 dengan perubahan yang kemudian dikenal sebagai
amandemen I UUD 1945. Perubahan tersebut diambil dalam suatu putusan
majelis pada tanggal 19 Oktober 1999. Pada amandemen I dilakukan pada 9
pasal yaitu sebagai berikut: Pasal 5, pasal 7, Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14,
Pasal 15, Pasal 17,Pasal 20, Pasal 21
b. Amandemen II
Dilakukan dalam sidang tahunan MPR tahun 2000 mengularkan
putusan mengenai UUD 1945 dikenal sebagai amandemen II UUD 1945
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR. Pada amandemen II
perubahan pasal meliputi : Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal
20, Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, BAB IXA Wilayah Negara (Pasal 25A),
BAB X Warga Negara dan Penduduk(Ps 26, Ps 27), BAB XA Hak Asasi
Manusia (Ps 28A, Ps 28B, Ps 28C,Ps 28D, Ps 28E, Ps 28F, Ps 28G, Ps
28H, Ps 28 I, Ps 28J), BAB XII Pertahanan dan Keamanan Negara (Ps.30),
12

BAB XV Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan(Ps 36A, Ps 36B, Ps 36C)
c. Amandemen III
Dilakukan oleh MPR pada sidang tahunan MPR tahun 2001
mengeluarkan putusan tentang UUD 1945 dengan perubahan yang
kemudian dikenal sebagai amandemen III UUD 1945. Perubahan pada
Amandemen III meliputi : Pasal 1, Pasal 3,Pasal 6,Pasal 6A,Pasal 7A,Pasal
7B,Pasal 7C,Pasal 8,Pasal 11,Pasal 17, BAB VIIA Dewan Perwakilan
Daerah(Ps 22C, Ps 22D), BAB VIIB Pemilihan Umum(Ps 22E, Ps 23,Ps
23A, Ps 23C), BAB VIIIA Badan Pemeriksa Keuangan(Ps 23E, Ps 23F,Ps
23G,Ps 24,Ps 24A,Ps 24B, Ps 24C).

d. Amandemen IV
dilakukan oleh MPR pada sidang tahunan dengan mengeluarkan
putusan MPR tanggal 10 Agustus 2002 yang tentang UUD 1945 dengan
perubahan atau lebih dikenal sebagai amandemen IV UUD 1945.
Amandemen IV meliputi : Pasal 1, Pasal 3,Pasal 6,Pasal 6A,Pasal 7A,Pasal
7B,Pasal 7C,Pasal 8,Pasal 11,Pasal 17, BAB VIIA Dewan Perwakilan
Daerah(Pasal 22C, Pasal 22D)
3.2

Penjabaran Konstitusi UUD 1945 (Saat ini).
UUD 1945 terdiri atas 2 bagian yaitu, pembukaan yang terdiri atas 4
alinea dan batang tubuh yang terdiri atas 37 pasal. Hal ini didasarkan atas
pasal II aturan tambahan naskah UUD 1945 Amandemen IV, yang
menyatakan bahwa UUD 1945 terdiri atas pembukaan dan batang tubuh.
Pembukaan pada UUD 1945 kedudukannya sangat penting. Ini
dikarenakan pembukaan UUD 1945 berisi pernyataan luhur bangsa
Indonesia juga berisi cita-cita dan keingan bangsa Indonesia.
Pada pasal-pasalnya juga sudah mencakup hal-hal penting mendasar
seperti Hak Asasi Manusia pada pasal 28 A – J. selain itu peraturan tentang
masa jabatan dan wewenang presiden juga dikatakan jelas dalam konstitusi
UUD 1945 sekarang ini. Sehingga kemungkinan muncul pemimpin yang
otoriter itu sangat kecil.
Perlu kita ingat pada pasal 37 UUD 1945 mengijinkan untuk
mengadakan perubahan pada konstitusi tersebut. Akan tetapi perlu kita
cermati juga bahwa perubahan itu boleh dilakukan kecuali untuk pasal 1
UUD 1945 tentang bentuk negara Indonesia.

3.3

Sistem Pemerintahan dan Bentuk Negara Indonesia (saat ini)
13

Indonesia sekarang merupakan negara berbentuk republik kesatuan
dengan sistem pemerintahan presidensil. Dengan presiden menjabat
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Dalam menjalankan
tugasnya presiden dibantu oleh wakilnya dan para menterinya. Mentri-mentri
ditunjuk langsung oleh presiden dengan hak prerogratif yang dimiliki oleh
presiden RI. Masa jabatan presiden Indonesia adalah 5 tahun dalam 1
periode dan hanya boleh menjabat sebanyak 2 periode (sesuai pasal 6 UUD
1945). Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui sebuah pemilu.
Indonesia dasarnya menganut sistem pemerintahan Trias politika
dimana sistem ini secara jelas membagi kewenangan lembaga- lembaga
pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. Dimana legeslatif bertugas
untuk membuat undang – undang. Eksekutif sebagai pelaksana Undang –
Undang, dan lembaga yudikatif sebagai pengawas dari Undang – Undang
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Negara adalah suatu kelompok manusia yang sama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya pemerintahan yang mengurusi
tata tertib dan keselamatan suatu kelompok atau beberapa kelompok
tersebut. Sedangkan sistem pemerintahan adalah sesuatu bagian bagian
yang berkerja secara bersama – sama dengan tujuan untuk menjalankan
suatu pemerintahan.
2. Konstitusi adalah suatu hukum dasar untuk menjalankan sistem
pemerintahan atau sistem ketatanegaraan.
3. Indonesia memiliki sejarah panjang tentang konstitusinya. Mulai dari
konstitusi UUD 1945, konstitusi UUD Republik Indonesia Serikat, konstitusi
UUD Sementara 1950, dan konstitusi UUD 1945 yang hingga saat ini telah
mengalami 4 kali perubahan. Seiring berubahnya konstitusi Indonesia,
sistem pemerintahan dan bentuk Indonesia pun juga ikut berubah-ubah. Kita
ketahui bawa Indonesia juga pernah menjadi negara federal atau serikat dan
pernah menggunakan sistem pemerintahan parlementer.
4. UUD 1945 hingga saat ini yang telah mengalami 4 kali amandemen.
Alasan diamandemennya UUD 1945 adalah tuntutan Revormasi dan agar
UUD 1945 juga lebih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang
selalu berubah dinamis.
5. sekarang ini Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil.
Dengan bentuk negara kesatuan. Indonesia juga adalah salah satu
14

penganut sistem trias politika dimana pembagian kekuasan antara lembaga
legeslatif,eksekutif,dan yudikatif dibagi secara jelas.
4.2 Saran
Kita adalah generasi muda bangsa Indonesia. Sudah sepatutnya kita
mengetahui sejarah konstitusi dan sejarah ketatanegaraan bangsa kita ini.
Dengan begitu kita akan lebih bangga, menyayangi, menghormati ,dan lebih
menjujung tinggi martabat bangsa kita. Semoga tulisan ini tidak hanya
sekedar menjadi tulisan saja. Akan tetapi bisa kita laksanakan dan kita bisa
menjadikan Indonesia menjadi lebih hebat lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Winarno. 2014. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Anwar, Chairul. 1999. Konstitusi dan Kelembagaan Negara. Jakarta: CV. Novinda
Pustaka Mandiri

15