Kesetaraan Prinsip Ng. DSDISKS HB VII dan Ng. DSDISKS HB X Dalam Kehidupan Modern
keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangunan jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan,
produktif, sadar mutu, berorientasi global, dan belajar sepanjang hayat. Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai proses mengukir atau memahat
jiwa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda atau dapat dikatakan dengan orang lain. Pendidikan karakter memiliki makna yang lebih tinggi
daripada pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan yang benar dan yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
habituation yang baik, agar siswa menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal-hal baik. Oleh karena itu pendidikan sangat diperlukan karena
adanya kecemasan akan hilangnya karakter bangsa yang adiluhung, ramah, suka menolong, jujur, dan nilai-nilai keutamaan lainnya. Begitu pentingnya pendidikan
karakter ini karena karakter berkaitan dengan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi “orang berkarakter” adalah orang yang punya kualitas moral positif.
Karakter ini berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita- cita seseorang dalam membangun kehidupan yang bermartabat.
Pendidikan pembangunan karakter pada dasarnya mencakup pengembangan substansi, proses, dan suasana atau lingkungan yang menggugah, mendorong dan
memudahkan seseorang mengembangkan kebiasaan baik. Proses pembangunan karakter dipengaruhi oleh faktor bawaan nature, dan lingkungan nurture.
Faktor bawaan berada di luar jangkauan masyarakat untuk mempengaruhinya. Jadi, dalam pembangunan karakter, fokus perhatian pada pembentukan
lingkungan, di mana peran pendidikan sangat sentral, karena karakter adalah
kualitas pribadi seseorang yang terbentuk melalui proses belajar. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter, setiap orang dalam suatu bangsa harus diajarkan untuk
memiliki kemampuan intregasi internal dan adaptasi eksternal. Kemampuan integrasi internal mencakup kemampuan membangun dan menjaga rasa persatuan,
bekerja sama secara kreatif, mengatasi perselisihan secara damai, rasa saling percaya antar kelompok, rasa saling menghormati di antara kelompok berbeda,
mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan kelompok. Sedangkan kemampuan eksternal mencakup kemampuan mengantisipasi secara
cerdas terhadap perubahan lingkungan, mampu berkontribusi dalam membangun masa depan untuk kesejahteraan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menegakkan standar etika, dan meningkatkan daya saing ekonomi. Menyimak isi makalah yang disampaikan dalam pidato Ngarso Dalem
Kaping X tersebut, secara nyata sikap tauladan dan character building yang karismatik yang dimiliki oleh Ng. DSDISKS HB VII telah diejawantahkan oleh
Ng. DSDISKS HB X dan dijadikan panutan dalam memimpin, mengayomi dan memberi suri tauladan bagi masyarakat Ngayogyakarto Hadiningrat ini
khususnya dan masyarakat bumi Indonesia pada umumnya di era yang serba modern ini.