PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE DENGAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MITIGASI DI WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR PADA SISWA KELAS III SDN 2 GUNUNG KEMALA TIMUR

PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE DENGAN METODE PERMAINAN
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MITIGASI DI WILAYAH
RAWAN BENCANA LONGSOR PADA SISWA KELAS III
SDN 2 GUNUNG KEMALA TIMUR

(Skripsi)

Oleh
SERLIA HENDRIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

ABSTRAK
PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE DENGAN METODE PERMAINAN
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MITIGASI DI WILAYAH
RAWAN BENCANA LONGSOR PADA SISWA KELAS III
SDN 2 GUNUNG KEMALA TIMUR


Oleh
SERLIA HENDRIYANI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kompetensi mitigasi yang
dimiliki siswa kelas III SDN 2 Gunung Kemala Timur yang berada pada wilayah
rawan bencana longsor. Pembelajaran belum sepenuhnya mengintegrasikan dan
mengaitkan materi dengan fenomena-fenomena lingkungan terdekat siswa
khususnya bencana longsor. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi mitigasi siswa melalui penerapan model EXCLUSIVE dengan metode
permainan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan empat tahapan disetiap siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan satu
kali pertemuan disetiap siklusnya. Pengumpulan data diperoleh melalui teknik non
tes dan tes dengan menggunakan lembar observasi dan soal tes. Data dianalisis
menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model EXCLUSIVE dengan
metode permainan dapat meningkatkan kompetensi mitigasi siswa. Hal ini dapat
dilihat dari ketuntasan kompetensi pengetahuan yang mencapai 81,48% diakhir
siklus III. Kompetensi sikap pada siklus I dan II memperoleh kategori “cukup atau

mulai terlihat” dan meningkat menjadi kategori “baik atau mulai berkembang”.
Selain itu, ketuntasan kompetensi sikap mencapai 77,78% diakhir siklus III.
Kompetensi keterampilan pada siklus I memperoleh kategori “cukup kompeten”
dan meningkat menjadi “kompeten” pada siklus II dan siklus III dengan
ketuntasan mencapai 77,78% diakhir siklus III.
Kata kunci : model EXCLUSIVE, metode permainan, kompetensi mitigasi,
bencana longsor.

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat
Kota Metro Provinsi Lampung pada tanggal 20 Maret 1992,
sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan bapak
Suratno dan ibu Tumirah.
Peneliti menjalani proses pendidikan formal pertama di TK PKK Budi Asih
Margorejo dari tahun 1997 hingga tahun 1998. Selepas TK peneliti melanjutkan
pendidikan di SD Negeri 2 Metro Selatan dan selesai pada tahun 2004. Kemudian
peneliti melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 5 Metro dan selesai pada tahun
2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Metro dan selesai pada
tahun 2010. Selanjutnya pada tahun yang sama melalui jalur tes Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) peneliti diterima sebagai mahasiswa
Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah Swt dan kerendahan hati, karya
sederhana ini kupersembahkan untuk:

Ayahanda Suratno dan Ibunda Tumirah Tercinta
Yang telah membesarkan, membimbing, mendidik, dan mencurahkan kasih
sayangnya serta memotivasi ananda agar menjadi anak yang lebih baik dan
mendoakan untuk keberhasilan ananda.

Adikku Sherla Mahardika
Yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi untuk keberhasilanku.
Serta keluarga, sahabat dan orang-orang yang telah memberikan semangat
untuk dapat berbuat lebih baik dan dapat menyelesaikan studi.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung


i

MOTO

Gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi, karena kita tidak akan pernah tahu
pada percobaan dan kebangkitan yang keberapa kita akan berhasil,
jika menyerah selesailah sudah
(Serlia Hendriyani; 2014)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Penerapan Model EXCLUSIVE dengan Metode Permainan untuk
Meningkatkan Kompetensi Mitigasi di Wilayah Rawan Bencana Longsor pada
Siswa Kelas III SDN 2 Gunung Kemala Timur sebagai syarat meraih gelar sarjana
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta

bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung yang mengesahkan gelar sarjana pendidikan sehingga peneliti
termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah
memberikan pengesahan terhadap skripsi ini serta telah memberikan
dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

3.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Unila yang telah menyetujui skripsi ini serta telah memberikan
sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.


ii

4.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah
menyetujui judul-judul skripsi kami sehingga dapat diseminarkan.

5.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skripsi.

6.

Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan masukan, saran, motivasi dan nasihat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.

7.


Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membantu, membimbing, memberikan
saran dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8.

Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak
memberikan saran dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.

9.

Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah
membantu sampai skripsi ini selesai.

10. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Ketua Tim Penelitian Strategis
Nasional tahun ke dua yang telah memberikan kepercayaan, bimbingan,
nasihat dan motivasi yang luar biasa kepada peneliti.
11. Ibu Yulida K, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 2 Gunung Kemala Timur yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

12. Ibu Ratih Indarti, S.Pd., selaku guru kelas III SD Negeri 2 Gunung Kemala
Timur yang telah bersedia menjadi teman sejawat yang membantu dalam
penelitian dan memberikan hunian selama penelitian.

iii

13. Seluruh staf, dewan guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Gunung Kemala
Timur yang telah memberikan dukungan dan berpartisipasi aktif dalam
penelitian.
14. Sahabatku Saputri Agustina dan Desti Wulandari yang senantiasa
memberikan motivasi dan saran kepada peneliti untuk selalu menjadi manusia
yang lebih baik.
15. Sahabat-sahabatku tercinta (Sulihawati, Aqmarina Ferial, Khusnaini Azizah,
Sinta Mahardiyanti, Maulinda Putri P, Umy Faridha, Siti Fatimah, Tri
Wahyunitasari dan Indah Fitirani) yang senantiasa memberikan, dukungan,
persaudaraan, nasihat, motivasi dan bantuan kepada peneliti, semoga tali
persaudaraan dan silaturahmi ini akan tetap terjaga hingga nanti.
16. Teman-teman tim penelitian strategis nasional yang selalu memberikan saran,
dukungan, dan motivasi kepada peneliti.
17. Teman-teman PGSD Kelas B angkatan 2010 terimakasih atas kebersamannya

selama ini, serta terimakasih atas doa dan dukunganya.
18. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 PGSD angkatan 2010, terimakasih
atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat
kekurangan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan sumbangsih pada keilmuan pendidikan. Aamiin.

Metro,
Peneliti

Juni 2014

Serlia Hendriyani

iv

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Identifikasi Masalah ................................................................
C. Rumusan Masalah……………………………………………
D. Tujuan Penelitian ....................................................................
E. Manfaat Penelitian...................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar .....................................................................................
1. Pengertian belajar................................................................
2. Teori Belajar........................................................................
a. Teori Belajar Behaviorisme............................................
b. Teori Belajar Kognitivisme ............................................
c. Teori Belajar Konstruktivisme .......................................
d. Teori Belajar Humanisme...............................................
3. Pembelajaran di Kelas III Sekolah Dasar............................
4. Hasil Belajar........................................................................
B. Kinerja Guru Profesional ........................................................
1. Pengertian Kinerja Guru......................................................

2. Kompetensi Profesional Guru .............................................
a. Kompetensi Pedagogik ...................................................
b. Kompetensi Kepribadian ................................................
c. Kompetensi Sosial ..........................................................
d. Kompetensi Profesional..................................................
C. Model Pembelajaran................................................................
1. Pengertian Model Pembelajaran..........................................
2. Model Pembelajaran EXCLUSIVE......................................
a. Hakikat Model EXCLUSIVE ..........................................
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran EXCLUSIVE ....
c. Prinsip Interaksi ..............................................................
d. Sistem Sosial ..................................................................
e. Sistem Pendukung ..........................................................

viii
xi
x

1
7
7
8
8

10
10
10
11
11
12
13
13
16
17
17
18
18
19
20
21
21
21
23
23
25
27
28
29

f. Dampak Instruksional dan Pengiring ..............................
D. Metode Permainan ..................................................................
1. Pengertian Metode...............................................................
2. Metode Permainan...............................................................
3. Langkah-langkah Metode Permainan..................................
4. Jenis-jenis Permainan..........................................................
5. Karakteristik Permainan dalam Pembelajaran ....................
6. Fungsi Bermain ...................................................................
E. Kompetensi Mitigasi ...............................................................
1. Pengertian kompetensi .......................................................
2. Kompetensi Mitigasi ...........................................................
a. Kompetensi Pengetahuan (kognitif) ...............................
b. Kompetensi Sikap (afektif).............................................
c. Kompetensi Keterampilan (psikomotor) ........................
3. Jenis Kegiatan Mitigasi .......................................................
F. Bencana Alam..........................................................................
1. Pengertian Bencana Alam ...................................................
2. Tanah Longsor.....................................................................
a. Gejala Umum Tanah Longsor ........................................
b. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor .............................
c. Pencegahan terjadinya bencana longsor .........................
G. Kerangka Pikir ........................................................................
H. Hipotesis Tindakan .................................................................

29
30
30
31
32
33
35
35
36
36
37
37
39
46
48
49
49
50
51
52
53
53
55

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................
B. Setting Penelitian.....................................................................
C. Subjek Penelitian.....................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................
E. Alat Pengumpul Data ..............................................................
F. Teknik Analisis Data ...............................................................
G. Prosedur Penelitian .................................................................
H. Indikator Keberhasilan............................................................

56
58
58
58
59
63
69
78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SDN 2 Gunung Kemala Timur .....................................
B. Prosedur Penelitian..................................................................
1. Deskripsi Awal....................................................................
2. Refleksi Awal......................................................................
3. Persiapan Pembelajaran.......................................................
C. Hasil Penelitian .......................................................................
1. Siklus I.................................................................................
a. Perencanaan ....................................................................
b. Pelaksanaan ....................................................................
c. Hasil Observasi Siklus I..................................................
d. Refleksi Siklus I .............................................................
e. Saran dan Perbaikan untuk Siklus II...............................
2. Siklus II ...............................................................................

79
80
80
82
83
83
84
84
84
89
100
103
105

a. Perencanaan ....................................................................
b. Pelaksanaan ....................................................................
c. Hasil Obsevasi Siklus II..................................................
d. Refleksi Siklus II ............................................................
e. Saran dan Perbaikan untuk Siklus III .............................
3. Siklus III..............................................................................
a. Perencanaan ....................................................................
b. Pelaksanaan ....................................................................
c. Hasil Obsevasi Siklus III ................................................
d. Refleksi Siklus III...........................................................
4. Rekapitulasi Kinerja Guru, Kompetensi Pengetahuan,
Sikap dan Keterampilan .....................................................
a. Rekapitulasi Kinerja Guru ..............................................
b. Rekapitulasi Kompetensi Pengetahuan (Kognitif) .........
c. Rekapitulasi Kompetensi Sikap (Afektif).......................
d. Rekapitulasi Kompetensi Keterampilan (Psikomotor)...
D. Pembahasan.............................................................................
1. Kinerja Guru........................................................................
2. Kompetensi Mitigasi ...........................................................
a. Kompetensi Pengetahuan (Kognitif) ..............................
b. Kompetensi Sikap (Afektif) ...........................................
c. Kompetensi Keterampilan (Psikomotor) ........................

105
106
110
121
123
124
124
125
128
138
139
139
141
143
146
148
148
149
149
152
153

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran........................................................................................

157
158

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................

160
164

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Indikator Kinerja Guru..............................................................................
3.2 Indikator Sikap Sosial ...............................................................................
3.3 Indikator Keterampilan Mitigasi...............................................................
3.4 Kategori tingkat keberhasilan kinerja guru...............................................
3.5 Rubrik Penskoran Sikap Kerjasama..........................................................
3.6 Rubrik Penskoran Sikap Tanggung Jawab................................................
3.7 Kategori Nilai Sikap Sosial.......................................................................
3.8 Rubrik Penskoran Kompetensi Keterampilan...........................................
3.9 Kategori Nilai Keterampilan Mitigasi ......................................................
3.10Kriteria Ketuntasan Belajar.......................................................................
3.11Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa
secara klasikal dalam (%).....................................................................
4.12Rincian Kegiatan PTK tiap siklus .............................................................
4.13Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I...............................................
4.14Kompetensi (Kognitif) Siswa Siklus I ......................................................
4.15Kompetensi Sikap (Afektif) Siswa Siklus I ..............................................
4.16Kompetensi Keterampilan (Psikomotor) Siswa Siklus II .........................
4.17Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II .............................................
4.18Kompetensi Pengetahuan (Kognitif) Siswa Siklus II ...............................
4.19Kompetensi Sikap (Afektif) Siswa Siklus II.............................................
4.20Hasil Belajar Keterampilan (Psikomotor) Siswa Siklus II........................
4.21Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ............................................
4.22Kompetensi Pengetahuan (Kognitif) Siswa Siklus III ..............................
4.23Kompetensi Sikap (Afektif) Siswa Siklus III............................................
4.24Kompetensi Keterampilan (Psikomotor) Siswa Siklus III ........................
4.25Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru................................................................
4.26Rekapitulasi Nilai Kompetensi Pengetahuan (kognitif)............................
4.27Rekapitulasi Kompetensi Sikap (Afektif) .................................................
4.28Rekapitulasi Kompetensi Keterampilan (Psikomotor)..............................

59
62
62
63
64
65
65
66
67
68
69
83
89
92
94
97
110
113
115
119
129
131
133
136
140
142
144
146

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.

2.

3.

4.

Halaman

Surat-surat Penelitian
a. Keterangan dari Unila ..........................................................................
b. Surat Penelitian pendahuluan dari Unila ..............................................
c. Surat Izin Penelitian dari Unila ............................................................
d. Surat Izin Penelitian dari SD ................................................................
e. Surat Keterangan Penelitian dari SD....................................................
f. Surat Pernyataan dari SD .....................................................................
Perangkat Pembelajaran
a. .Jaring-jaring Tema Siklus I ..................................................................
b. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................
c. Soal-soal Tes Formatif Siklus I............................................................
d. Jaring-jaring Tema Siklus II.................................................................
e. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ...............................
f. Soal-soal tes Formatif Siklus II ............................................................
g. Jaring-jaring Tema Siklus III ...............................................................
h. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus III..............................
i. Soal-soal tes Formatif Siklus................................................................
Hasil Penelitian
a. Rekapitulasi Kinerja Guru....................................................................
b. Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa........................................................
c. Hasil Observasi Sikap Persiklus...........................................................
d. Rekapitulasi Nilai Sikap Sosial Siswa .................................................
e. Hasil observasi Keterampilan Persiklus ...............................................
f. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Siswa................................................
Dokumentasi ............................................................................................

164
165
166
167
168
169
170
172
182
185
186
195
200
201
209
213
218
220
228
229
233
234

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1
2.2
3.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22

Halaman

Prinsip interaksi model pembelajaran EXCLUSIVE............................... 27
Kerangka Berpikir .................................................................................. 54
Spiral Penelitian Tindakan Kelas............................................................ 57
Grafik nilai kinerja guru siklus I, II, II ................................................... 141
Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Kompetensi Pengetahuan
(Kognitif) ............................................................................................... 143
Grafik Ketuntasan Kompetensi Sikap (afektif) Klasikal ........................ 145
Grafik Ketuntasan Kompetensi Keterampilan
(Psikomotor) Klasikal ............................................................................ 147
Keadaan SDN 2 Gunung Kemala Timur ................................................ 234
Keadaan SDN 2 Gunung Kemala Timur ................................................ 234
Kondisi bangunan yang terdekat dengan bukit....................................... 234
Setiap kelompok mengamati gambar yang ditampilkan guru secara
bergantian ............................................................................................... 235
Guru membagikan bahan diskusi dan LKS kepada kapten kelompok ... 235
Siswa berdiskusi dan bekerja kelompok................................................. 236
Siswa melakukan permainan tupai mengungsi....................................... 236
Siswa berdiskusi dan bekerja kelompok................................................. 237
Siswa berdiskusi dan bekerja kelompok................................................. 237
Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.......... 238
Siswa melakukan permainan bos berkata ............................................... 238
Siswa melakukan permainan simulasi sederhana longsor ...................... 239
Siswa melakukan permainan simulasi sederhana longsor ...................... 239
Siswa melakukan permainan simulasi sederhana longsor ...................... 240
Siswa mengerjakan soal evaluasi............................................................ 240

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terdapat berbagai cara untuk menempuh pendidikan, baik secara formal
maupun informal. Namun pendidikan yang banyak ditempuh adalah
pendidikan formal, yaitu pendidikan melalui sekolah dari tingkat dasar hingga
tingkat atas.
Sekolah dasar merupakan tahap pertama bagi perkembangan tingkah
laku belajar siswa. Siswa sekolah dasar adalah siswa usia antara 7 sampai 12
tahun. Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dalam
Rusman (2012: 251) anak pada usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahapan
operasi konkret. Pada rentang ini tingkah laku yang tampak yaitu anak mulai
memandang dunia secara objektif, mulai berpikir secara operasional, dapat
membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat.
Rusman (2012: 250) berpendapat bahwa tingkah laku belajar siswa
sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam dirinya dan
lingkungan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar perlu

2

diperhatikan. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran tematik terpadu
yang berbasis tema kegiatan dan lingkungan sekitar.
Seperti yang diketahui letak Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng dunia. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia memiliki banyak tanah
labil yang sangat rawan akan potensi terjadinya bencana alam. Tidak
terkecuali dengan Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Wilayah ini memiliki
kondisi topografi pesisir pantai dan perbukitan. Berdasarkan geospasial
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2011:http//geospasial.bnpb.go.id),
peta daerah pesisir di Kabupaten Pesisir Barat rawan akan bencana tsunami.
Hal ini karena wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Samudera
Hindia. Selain rawan akan potensi tsunami, daerah yang memiliki wilayah
perbukitan ini juga rawan akan longsor. Salah satu daerah yang termasuk
dalam wilayah perbukitan adalah Desa Gunung Kemala Timur, Kecamatan
Way Krui. Topografi wilayah perbukitan yang memiliki kemiringan 20
sampai 40 derajat berpotensi untuk bergerak atau longsor terutama pada saat
musim penghujan. Hal ini tentu akan sangat membahayakan warga yang
tinggal disekitar wilayah rawan longsor tersebut.
Bencana alam yang datang tidak dapat dihindari dan diramalkan kapan
terjadinya. Namun kerugian dan korban jiwa dapat diminimalisir jumlahnya
apabila masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya
mitigasi bencana. Pendidikan mitigasi bencana longsor penting diberikan
khususnya kepada anak-anak yang tinggal di daerah rawan bencana longsor.
Pemahaman

akan

ancaman

bencana

longsor

diharapkan

mampu

menumbuhkan dampak positif dalam memelihara lingkungan. Selain itu,

3

dengan memiliki karakter tanggap bencana diharapkan dapat mengurangi
kerugian dan korban jiwa saat terjadinya bencana.
Saat ini pendidikan formal di sekolah terutama daerah rawan terjadi
bencana, belum maksimal memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada
siswa mengenai pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana. Pemahaman
mitigasi bencana sangatlah penting bagi siswa mengingat tingginya jumlah
korban jiwa anak-anak dan banyaknya anak yang mengalami stres serta
trauma pasca bencana alam. Anak yang memahami tentang mitigasi bencana
lebih percaya diri dan siap dalam menghadapi bencana tersebut. Sikap sosial
pun perlu ditanamkan pada siswa sebagai pembentukan karakter positif dalam
interaksi saat dan setelah terjadinya bencana alam.
Kompetensi mitigasi yang mencakup pengetahuan, sikap sosial dan
keterampilan mitigasi dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran tematik di
sekolah. Menurut Trianto (2010: 79) pembelajaran tematik terpadu pada
dasarnya adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa. Penerapan pembelajaran tematik akan membantu para siswa
membangun kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan
lebih kuat. Anak usia sekolah dasar belum mampu memilah-milah konsep
dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir deduktif yakni
dari hal umum kebagian demi bagian.
Pengembangan pembelajaran tematik yang terintegrasi pembelajaran
karakter dan kompetensi mitigasi bencana longsor akan lebih cocok bila
diimplementasikan di kelas III. Menurut Piaget dalam Somantri, (2007: 16)

4

siswa kelas III , sudah memiliki sistem kognitif yang terorganisasi dengan
baik, memungkinkan mereka menghadapi lingkungannya secara lebih efektif.
Lebih dari siswa kelas I dan II, siswa kelas III sudah mulai memiliki sistem
pengetahuan yang mantap, bersifat luwes dan plastis juga bersifat konsisten
dan bertahan lama dalam ingatan.
Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti, diketahui SDN 2 Gunung
Kemala Timur yang berlokasi di Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir
Barat terletak di bawah tebing curam dan perbukitan. Wilayah sekolah ini
memiliki kemiringan lebih dari 20 derajat. Bangunan sekolah ini pun harus
mengikuti kontur perbukitan. Guru dan siswa mengungkapkan longsor pernah
terjadi di tebing belakang sekolah yang mengakibatkan dua rumah rusak
karena tertimbun.
Meskipun terletak pada wilayah rawan longsor, berdasarkan penelusuran
dokumen perangkat pembelajaran pada semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014 diketahui bahwa mitigasi bencana longsor belum diintegrasikan
dalam pembelajaran. Ketika dipilih 10 siswa secara acak untuk ditanya hal
yang berkaitan tentang longsor, 7 dari mereka belum bisa memberikan
jawaban yang memadai bahkan pertanyaan tentang cara menyelamatkan diri
dan evakuasi belum dapat dijawab. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa
pengetahuan dan keterampilan mitigasi siswa dalam menghadapi bencana
longsor masih rendah.
Sikap sosial dan keterampilan mitigasi di sekolah dapat dilihat dan
diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam aktivitas
peserta didik. Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran di kelas III SDN

5

2 Gunung Kemala Timur didapati saat pembelajaran kelompok di kelas,
hanya 1 sampai 2 orang saja di dalam kelompok yang mengerjakan tugas
sedangkan siswa lain cenderung pasif. Selain itu jika guru memberikan tugas,
hanya beberapa orang saja yang menyelesaikan tugas tepat waktu, bahkan ada
yang tidak menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan fenomena ini maka dapat
diindikasikan bahwa sikap sosial siswa tergolong masih belum terlihat. Sikap
sosial ini adalah sikap kerjasama dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran didapati bahwa guru masih
melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred) dan
belum menggunakan pola pembelajaran yang variatif dan melibatkan siswa
seutuhnya. Pada saat pembelajaran guru belum mengaitkan materi dengan
lingkungan terdekat siswa. Guru mendominasi pembelajaran dengan metode
ceramah. Diskusi kelompok yang dilakukan belum dapat membuat siswa aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu guru masih belum maksimal dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapatnya. Pada saat pemberian tugas, guru belum memberikan tugas yang
dapat mengukur tiga kompetensi, hanya tugas-tugas yang menekankan pada
kompetensi kognitif saja yang diberikan. Sehingga siswa kurang antusias
dalam pembelajaran.
Agar kesulitan belajar dapat diminimalisir, guru hendaknya menerapkan
pola pembelajaran yang variatif, menyenangkan dan dapat melibatkan siswa
seutuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah model pembelajaran
dan metode yang digunakan. Selain itu penggunaan pola pembelajaran harus
dapat menunjang pemahaman siswa secara baik. Pemahaman mengenai

6

bencana alam harus dapat bertahan lama di benak siswa karena pemanfaatan
pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu dan
sepanjang hidup. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang tepat.
Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model
pembelajaran EXCLUSIVE (Exploring, Clustering, Simulating, Valuing and
Evaluating). Model pembelajaran ini sangat berguna dalam mengkaji
informasi dari fakta atau fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan terkait
dengan

pengalaman

nyata

siswa

sehari-hari.

Model

pembelajaran

EXCLUSIVE sengaja dikembangkan bukan hanya untuk meningkatkan
pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang bencana alam kebumian di
sekitar lingkungan siswa, tetapi juga dirancang untuk membangun kesadaran
mendalam tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,
Abdurrahman dkk. (2012: 218).
Pengemasan pembelajaran semenarik mungkin juga diperlukan agar
siswa aktif dan mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan. Salah satu
metode yang cocok adalah metode permainan karena siswa sekolah dasar
terutama kelas III adalah siswa dalam usia bermain. Menurut John Locke
dalam Resmini & Dandan Juanda (2007: 246) bermain dapat membantu
usaha mencapai tujuan pendidikan. Kesenangan anak-anak bermain dapat
dipakai sebagai kesempatan untuk belajar hal-hal yang konkret sehingga daya
cipta, imajinasi dan kreativitas anak dapat berkembang.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan perbaikan
pembelajaran terhadap kompetensi mitigasi melalui penelitian tindakan kelas
dengan judul “Penerapan Model EXCLUSIVE dengan Metode Permainan

7

untuk Meningkatkan Kompetensi Mitigasi di Wilayah Rawan Bencana
Longsor pada Siswa Kelas III SDN 2 Gunung Kemala Timur”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran siswa terhadap potensi
bencana alam di lingkungannya.
2. Mitigasi bencana masih kurang diintegrasikan dalam pembelajaran.
Sehingga kompetensi mitigasi siswa yang mencakup pengetahuan, sikap
dan keterampilan dalam menghadapi bencana longsor masih rendah.
3. Sikap sosial kerjasama dan tanggung jawab sebagian besar siswa masih
tergolong rendah atau berada dalam kategori belum terlihat.
4. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
5. Guru belum optimal dalam menerapkan pola pembelajaran yang variatif,
menyenangkan dan melibatkan siswa seutuhnya.
6. Kegiatan

pembelajaran

siswa

masih

terfokus

pada

kompetensi

pengetahuan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model
EXCLUSIVE dengan metode permainan untuk meningkatkan kompetensi
mitigasi di wilayah rawan bencana longsor pada siswa kelas III SD Negeri 2
Gunung Kemala Timur?.

8

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kompetensi mitigasi melalui penerapan model
EXCLUSIVE dengan metode permainan di wilayah rawan bencana longsor
pada siswa kelas III SDN 2 Gunung Kemala Timur.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
di kelas III SD Negeri 2 Gunung Kemala Timur sebagai berikut.
1. Siswa
Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang
dilakukan melibatkan siswa seutuhnya. Selain itu, pemahaman siswa
terhadap mitigasi bencana longsor akan bertambah.
2. Guru
Menjadi

refleksi

untuk meningkatkan kualitas dan memperbaiki

pembelajaran, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.
Peduli terhadap potensi lingkungan sekitar terutama potensi bencana alam
sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi siswa untuk mengurangi
risiko korban anak-anak.
3. Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan refleksi untuk lebih sadar akan potensi
lingkungan sekitar terutama potensi terjadinya bencana alam sehingga
sekolah dapat memberikan edukasi kepada peserta didiknya agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengurangi risiko
korban anak-anak.

9

4. Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penelitian tindakan kelas
melalui penerapan model EXCLUSIVE dengan metode permainan.
Selain itu penelitian ini juga bermanfaat sebagai sumber informasi tentang
penerapan model EXCLUSIVE, metode permainan dan sejauh mana
kompetensi mitigasi bencana longsor yang dimiliki oleh siswa sekolah
dasar kelas III di SDN 2 Gunung Kemala Timur.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Setiap manusia mengalami proses belajar. Rusman (2012: 134)
menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang. Menurut Hamalik (2008: 154), belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan
pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif
bertahan lama akibat dari pengalaman dan hasil interaksi dengan
lingkungan.

2. Teori Belajar
Belajar merupakan usaha individu dalam memperoleh pengetahuan
baru yang menghasilkan perubahan dalam diri setelah menempuh periode
tertentu. Dalam perkembangannya terdapat empat teori belajar yang
mempengaruhi pemikiran tentang proses pembelajaran dan pendidikan.

11

Teori belajar ini yaitu teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme,
dan humanisme.
a. Teori Belajar Behaviorisme
Belajar sangat dipengaruhi oleh tingkah laku. Menurut B.F
Skinner dalam Lapono (2008: 1.12) pada prinsipnya teori belajar
behaviorisme menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan
lingkungannya. Sejalan pendapat di atas, menurut Sani (2013: 4) teori
belajar behaviorisme menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai
hasil belajar yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar dalam teori behaviorisme menekankan pada usaha untuk
mengubah tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang hasilnya dapat
diamati, diukur, dan dinilai secara konkret.

b. Teori Belajar Kognitivisme
Kegiatan belajar melibatkan berbagai aspek perkembangan.
Menurut Brunner dalam Lapono (2012: 1.23) teori belajar
kognitivisme mengacu pada psikologi kognitif yaitu struktur kognitif,
perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan
jangka panjang (long-term memory). Sani (2013: 10) belajar menurut
teori kognitivisme adalah perubahan persepsi dan pemahaman dalam
bentuk struktur kognitif. Lebih lanjut Sani berpendapat bahwa proses

12

belajar dalam teori ini terjadi bila materi yang baru beradaptasi
dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitivisme
merupakan teori yang mengacu kepada psikologi kognitif atau
perbendaharaan pengetahuan yang mencakup ingatan. Struktur mental
individu

tersebut

berkembangan

sesuai

dengan

tingkatan

perkembangan kognitif seseorang.

c. Teori Belajar Konstruktivisme
Belajar berkaitan dengan internalisasi nilai-nilai pengetahuan ke
dalam diri. Menurut Piaget dalam Lapono (2008: 1.25) konsep dasar
teori konstruktivis yaitu pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh
peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya. Sedangkan Sani (2013: 20) berpendapat bahwa
dalam teori konstruktivisme pengetahuan ada dalam pikiran manusia
dan merupakan interpretasi manusia terhadap pengalamannya. Peserta
didik berinteraksi dengan materi pengetahuan dan mengintegrasikan
info lama dengan baru dan kesadaran tentang apa yang dipelajari.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih
menfokuskan

pada

kesuksesan

peserta

didik

dalam

mengorganisasikan pengalaman mereka dengan bekal pengetahuan
sebelumnya.

13

d. Teori Belajar Humanisme
Peserta didik terdiri atas berbagai potensi psikologis, baik dalam
domain kognitif maupun dalam domain afektif dan konatif
(psikomotorik). Menurut Rogers dalam Lapono (2008: 1.34) teori
belajar dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
upayanya

memenuhi

kebutuhan

hidupnya.

Sani

(2013:

25)

berpendapat bahwa dalam teori humanisme keberhasilan belajar
terjadi jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori belajar humanisme
menitikberatkan bahwa belajar merupakan kebutuhan seseorang
dengan memperhatikan perbedaan individu.
Berdasarkan pengertian berbagai teori belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa teori belajar merupakan konsep yang melandasi
suatu

pembelajaran.

Teori

belajar

mengarah

kepada

sifat

pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan ini lebih cenderung
menggunakan teori belajar konstruktivisme, yaitu siswa membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.

3. Pembelajaran di Kelas III Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik yang dilaksanakan di kelas III haruslah bersifat
ilmiah dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Oleh karena itu
sudah

seharusnya

esensi

pendekatan

ilmiah

digunakan

dalam

14

pembelajaran. Pendekatan dapat disebut ilmiah apabila metode pencarian
harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,
dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Oleh karena
itu,

Kemendikbud

(2013:209)

mengemukakan

langkah-langkah

pendekatan scientific (pendekatan ilmiah), yaitu: (a) mengamati, (2)
menanya, (3) menalar, (4) mencoba, (5) jejaring pembelajaran.
Siswa sekolah dasar belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir deduktif dari hal
umum ke bagian-bagian. Dengan demikian Pembelajaran di kelas III
sekolah dasar dikemas ke dalam pembelajaran tematik. Keterpaduan
konsep tidak dipilah melainkan dikaitkan menjadi pengalaman belajar
yang bermakna.
Menurut Raka Joni (Trianto, 2009: 81) pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara
individual maupun kelompok aktif mencari menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, otentik dan bermakna.
Sedangkan menurut Anitah (Trianto, 2009: 81) pembelajaran terpadu
sebagai suatu konsep yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan konsep-konsep secara tekoneksi baik secara inter maupun antar
mata pelajaran. Trianto (2009: 82) berpendapat bahwa pembelajaran
terpadu/tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok
bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,
konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain baik dalam satu bidang studi
atau lebih dan dengan pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran

15

menjadi lebih bermakna. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
(2011: 8) pembelajaran terpadu merupakan penjabaran dari konsep
kurikulum terpadu yang berfokus pada ciri alamiah siswa sebagai
pembelajar yang melibatkan berbagai aspek perkembangan dalam
pembelajaran.
Menurut Depdiknas (Trianto, 2009: 91) pembelajaran tematik
memiliki ciri khas, antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah
dasar, (2) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain, dan (3)
menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
Proses pembelajaran yang dilakukan tentunya ingin mencapai suatu
hasil belajar. Oleh karena itu, penilaian merupakan salah satu komponen
penting dalam pembelajaran. Penilaian yang digunakan harus mampu
mengukur aspek perkembangan siswa yang meliputi pengetahuan, sikap
dan keterampilan secara nyata saat proses pembelajaran. Berdasarkan hal
ini, penilaian autentik tepat digunakan.
Menurut Nurgiyantoro (2011:23) penilaian autentik merupakan suatu
tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia
nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan
dan keterampilan.
Menurut Kunandar (2013:36) bahwa penilaian autentik mengukur
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan

16

hasil yang dimiliki peserta didik dan dapat ditunjukkan pada dunia nyata.
Sedangkan Komalasari (2011:148) berpendapat bahwa peneliaian autentik
adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
“dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk
memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu
masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran di kelas III sekolah dasar menggunakan sebuah pendekatan
ilmiah yang didalamnya diterapkan konsep pembelajaran tematik yang
menghubungkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain baik
inter maupun antar mata pelajaran yang melibatkan berbagai aspek
perkembangan sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna yang
diukur dengan penilaian yang sebenarnya atau autentik.

4. Hasil Belajar
Belajar identik dengan pencapaian hasil belajar. Menurut Surpijono
(2011: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya,
pembelajaran

yang

dikategorikan

oleh

para

pakar

pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara terpisah, melainkan
komprehensif,

sehingga

hasil

belajar

meliputi

berbagai

aspek

perkembangan.
Pendapat yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Kunandar
(2013:62) bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan

17

tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau
dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam
berbagai aspek (kognitif, afektif, psikomotor) dan kompetensi setelah
adanya proses belajar. Ketiga aspek tersebut saling berkesinambungan,
aspek kognitif merupakan dasar atau modal dalam pembentukan aspek
afektif dan psikomotor.

B. Kinerja Guru Profesional
1. Pengertian Kinerja Guru
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan
yang berkualitas. Untuk dapat menjadi guru yang profesional, guru harus
dapat mengaktualisasikan dirinya. Hal ini berguna untuk menunjang
kinerjanya. Menurut Rusman (2012: 50) kinerja adalah performance atau
unjuk kerja yang dapat diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau
hasil unjuk kerja. Sedangkan menurut August W. Smith (Rusman, 2012:
50) kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Lebih
lanjut Rusman (2012: 50) mengemukakan bahwa kinerja merupakan suatu
wujud perilaku seorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah
kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan menilai hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru profesional merupakan wujud perilaku guru dalam

18

mengemban tugas yang berkaitan dengan prestasi kerja atau pelaksanaan
kerja secara profesional.

2. Kompetensi Profesional Guru
Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan

seorang

guru

dalam

penguasaan

dan

penerapan

kompetensinya. Menurut E. Johnson (Sanjaya, 2012: 17) kompetensi
merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sebagai suatu profesi terdapat
sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru.
Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru, terdapat empat standar
kompetensi yang dikembangkan, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2)
kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial dan (4) kompetensi
profesional.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya adalah
kompetensi pedagogik. Menurut Sanjaya (2012: 19) kompetensi
pedagogis

merupakan

pembelajaran

peserta

kemampuan
didik.

guru

Sedangkan

dalam
Rusman

pengelolaan
(2012:

54)

berpendapat bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan
guru

dalam

mengoptimalkan

potensi

peserta

didik

untuk

mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan guru juga harus
mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.

19

Menurut Rusman (2012: 54) terdapat kriteria kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru, yaitu:
1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
kompetensi

pedagogis

merupakan

kemampuan

guru

dalam

mengoptimalkan potensi peserta didik melalui pengelolaan dan proses
pembelajaran di kelas.

b. Kompetensi Kepribadian
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian
ideal. Menurut Sanjaya (2012: 18) kompetensi kepribadian yang
dimiliki oleh guru berhubungan dengan pengembangan kepribadian.
Hal ini berkaitan dengan peran guru sebagai model atau panutan yang
harus digugu dan ditiru. Menurut Rusman (2012: 55) terdapat kriteria
kompetensi kepribadian yang dimiliki guru, yaitu:

20

1) Bertindak sesuai dengan norma