Penilaian Good Corporate Governance GCG PenilaianEarnings Rentabilitas Penilaian Capital Permodalan

666 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko Bank sesuai prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko merupakan penilaian terhadap empat aspek yang saling terkait yaitu: 1 Tata Kelola Risiko Tata Kelola Risiko mencakup evaluasi terhadap i perumusan tingkat risiko yang akan diambil risk appetite dan toleransi risiko risk tolerance; serta ii kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2 Kerangka Manajemen Risiko Kerangka Manajemen Risiko mencakup evaluasi terhadap i strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko; ii kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab; dan iii kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. 3 Proses Manajemen Risiko, Kecukupan Sumber Daya Manusia, dan Kecukupan Sistem Informasi Manajemen Proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan sistem informasi manajemen mencakup evaluasi terhadap i proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko; ii kecukupan sistem informasi manajemen; serta iii kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko. 4 Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Kecukupan sistem pengendalian risiko mencakup evaluasi terhadap i kecukupan Sistem Pengendalian Intern dan iikecukupan kaji ulang oleh pihak independen independent review dalam Bank baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern SKAI.

2. Penilaian Good Corporate Governance GCG

Penilaian faktor GCG meerupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis atas i pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank; ii kecukupan tata kelola governance atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada bank; serta iii informasi lain yang terkait dengan GCG bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan. Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam lima peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik.

3. PenilaianEarnings Rentabilitas

Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan sustainability rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian 667 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja peer group baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Penetapan faktor rentabilitas dikategorikan dalam lima peringkat yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor rentabilitas yang lebih kecil mencerminkan kondisi rentabilitas bank yang lebih baik.

4. Penilaian Capital Permodalan

Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.Penetapan faktor permodalan dikategorikan dalam lima peringkat yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor permodalan yang lebih kecil mencerminkan kondisi permodalan bank yang lebih baik. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Dalam melakukan analisis secara komprehensif, bank juga perlu mempertimbangkan kemampuan bank dalam menghadapi perubahan kondisi eksternal yang signifikan. Tabel 1 berikut ini menjelaskan mengenai matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP Tabel 1 Matriks Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank Peringkat Penjelasan PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan. PK 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan. PK 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank. PK 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat, sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain 668 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha Bank. PK 5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor peniliaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank. Sumber : LampiranSurat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP Berbagai penelitian sebelumnya mengenai penilaian kesehatan bank telah dilakukan oleh Utama dan Dewi 2012 dalam penelitiannya mengenai Analisis CAMELS Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, menemukan bahwa tingkat kesehatan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008 sebanyak 23 Bank memiliki predikat sehat, satu Bank berpredikat cukup sehat yaitu Bank Agroniaga.Bank Century dan Bank Mutiara adalah Bank dengan kesehatan terburuk pada tahun 2008 dan 2009.Merentek 2013 dalam penelitiannya mengenai Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia BNI dan Bank Mandiri Menggunakan Metode CAMEL, menemukan bahwa melalui perhitungan rasio CAR, KAP, ROA, dan LDR kedua Bank tersebut dikategorikan dalam kelompok sehat. Melalui perbandingan terhadap data kuantitatif rasio keuangan antara Bank BNI dengan Bank Mandiri, terlihat bahwa hanya kinerja keuangan Bank Mandiri lebih baik bila dibandingkan dengan Bank BNI. Kaligis 2013 dalam penelitiannya mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL Pada Industri Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menemukan bahwa dari keempat perbankan BUMN yaitu BNI, BRI, BTN, dan Bank Mandiri, kinerja keuangan yang paling baik dimiliki oleh BRI. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rasio CAMEL yang sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan ROA yang paling besar tahun 2010-2012. Kinerja keuangan paling lemah dimiliki oleh BTN, dengan diperolehnya LDR dibawah ketentuan Bank Indonesia untuk predikat sehat dan ROA paling rendah. Penilaian tingkat kesehatan keempat perbankan BUMN berada pada predikat sehat dengan diperolehnya bobot CAMEL yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sedangkan Jacob 2013 dalam penelitiannya mengenai Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Perbankan, menemukan bahwa analisis menggunakan metode Capital, Assets, Management,Earnings, dan Liquidity pada Bank Umum Milik Pemerintah pada tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa Bank Mandiri,BNI, dan BRI dinilai sehat. Sedangkan BTN mendapat predikat cukup sehat.Permana 2012 dalam penelitiannya mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC, menemukan bahwa metode CAMELS memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi tidak memberikan suatu kesimpulan yang mengarahkan ke suatu penilaian, antar faktor memberikan penilaian yang sifatnya bisa berbeda. Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingnya kualitas manajemen. Manajemen yang berkualitas tentunya akan mengangkat faktor pendapatan dan faktor permodalan secara langsung maupun tidak langsung. 669 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu dengan menganalisis dan mendiskripsikan data-data laporan keuangan untuk menentukan kategori kesehatan bank dengan metode RGEC yang meliputi penilaian terhadap faktor profil risiko risk profil, GCG, rentabilitas earnings, dan permodalan capital selama periode tahun 2011-2012. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Sedangkan sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: a. Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2011-2012 b. Bank BUMN yang mempublikasikan Laporan Tahunan-nya di www.idx.co.id secara berurutan selama periode tahun 2011-2012. Sampel penelitian meliputi 3 bank BUMN yaitu Bank BRI, BNI 46 dan bank Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan tahunan Bank BUMN yang dipublikasikan di www.idx.co.id pada tahun 2011-2012. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC berdasarkan rumus dan kriteria yang telah ditetapkan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum sebagai berikut: Risiko Kredit diukur dengan indikator i Kredit kepada Debitur Inti terhadap Total Kredit, ii Kredit Kualitas Rendah terhadap Total Kredit, iii Kredit Bermasalah tehadap Total Kredit, iv Kredit Bermasalah dikurangi CKPN Kredit Bermasalah terhadap Total Kredit dikurangi CKPN Kredit Bermasalah, v CKPN atas Kredit terhadap Total Kredit. Risiko Pasar diukur dengan indikator i Aset Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total Aset serta ii Kewajiban Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total Kewajiban. Risiko Likuiditas diukur dengan indikator Pendanaan Non Inti terhadap Total Pendanaan. Penilaian terhadap faktor GCG didasarkan pada hasil penilaian self assessment pelaksanaan GCG yang tercantum dalam laporan tahunan Bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap faktor Earning diukur dengan indikator i Laba sebelum Pajak terhadap Total Aset, ii Pendapatan Bunga Bersih terhadap Total Aset Produktif, iii Pendapatan Bunga Bersih terhadap Total Aset, iv Pendapatan Operasional selain Pendapatan Bunga net terhadap Total Aset dan v Beban Overhead terhadap Total Aset. Penilaian terhadap faktor Capital diukur dengan indikator i Modal terhadap ATMR dan ii Modal Inti Tier 1 terhadap ATMR. PEMBAHASAN Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada penelitian ini menggunakan metode RGEC, mencakup penilaian terhadap faktor-faktor berikut: 670 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 1. Penilaian Profil Risiko , yaitu dengan menghitung besarnya nilai masing-masing indikator. Dalam penelitian ini, penilaian profil risiko diproksikan dengan Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Risiko Likuiditas. a. Risiko Kredit Hasil perhitungan untuk risiko kredit sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun 2011-2012 dapat dijelaskan pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Nilai Risiko Kredit Keterangan 2011 2012 BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri Kredit kepada Debitur IntiTotal Kredit 100 100 100 100 100 100 Kredit Kualitas Rendah Total Kredit 8,35 8,31 6,33 6,25 6,44 5,67 Kredit BermasalahTotal Kredit 3,62 1,76 2,24 2,81 1,44 1,88 Kredit Bermasalah – CKPN Kredit BermasalahTotal Kredit – CKPN Kredit Bermasalah 0,59 0,38 0,52 0,78 0,32 0,46 CKPN atas Kredit Total Kredit 4,30 5,59 3,89 3,44 4,18 3,64 Mean 23,37 23,21 22,60 22,66 22,48 22,33 Nilai Komposit 2 2 2 2 2 2 Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan Risiko Kredit Bank BNI, BRI, dan Mandiri berada pada peringkat 2 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Kredit tergolong rendah selama periode waktu tertentu di masa datang. b. Risiko Pasar Hasil perhitungan untuk risiko pasar sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut: Tabel 3 Nilai Risiko Pasar Keterangan 2011 2012 BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri Aset Trading, Derivatif, dan FVO Total Aset 77,79 87,01 72,46 76,87 86,78 74,44 Kewajiban Trading, Derivatif, dan FVO Total Kewajiban 96,53 96,02 92,53 96,45 96,36 92,17 Mean 87,16 91,51 82,50 86,66 91,57 83,30 Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan Risiko Pasar Bank BNI, BRI, dan Mandiri berada pada peringkat 1 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Pasar tergolong sangat rendah selama periode waktu tertentu di masa datang. 671 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 c. Risiko Likuiditas Hasil perhitungan untuk risiko likuiditas sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut: Tabel 4 Nilai Risiko Likuiditas Keterangan 2011 2012 BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri Pendanaan Non Inti Total Pendanaan 100 99,47 98,60 100 99,55 98,92 Nilai Komposit 3 3 3 3 3 3 Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan Risiko Likuiditas Bank BNI, BRI, dan Mandiri berada pada peringkat 3 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Likuiditas tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang. 2. Penilaian Good Corporate Governance GCG Pemberian peringkat dilakukan oleh Bank secara self assessment namun tetap dalam pengawasan Bank Indonesia. Berikut uraian dari penilaian 11 aspek GCG pada Bank yang dijadikan sampel untuk periode tahun 2011-2012: Tabel 5 Penilaian Aspek Good Corporate Governance GCG Aspek GCG BNI BRI Mandiri 2011 2012 2011 2012 2011 2012 1 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 2 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 3 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 4 0,10 0,10 0,20 0,15 0,10 0,20 5 0,10 0,10 0,10 0,10 0,05 0,10 6 0,10 0,10 0,05 0,05 0,05 0,10 7 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 8 0,15 0,15 0,075 0,15 0,15 0,15 9 0,15 0,15 0,075 0,075 0,08 0,08 10 0,15 0,15 0,30 0,24 0,15 0,30 11 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 0,10 Nilai 1,25 1,30 1,30 1,315 1,1 1,5 Nilai Komposit 1 1 1 1 1 2 Sumber : Data Diolah 672 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 Berdasarkan hasil pelaksanaan GCG di atas, mencerminkan bahwa penerapan GCG bank BNI, BRI, dan Mandiri berada pada peringkat 1 yang secara umum berarti sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip GCG. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip GCG, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen bank. Namun pada tahun 2012, hasil penilaian GCG pada Bank Mandiri mengalami perubahan dengan memperoleh peringkat 2.

3. Penilaian Earning atau Rentabilitas