PENGANTAR ILMU HUKUM 010

PENGANTAR ILMU HUKUM
Hukum adalah himpunan aturan-aturan yang mengatur segala sesuatu
dan mengandung sanksi atau hukuman. Istilah hukum berasal dari
bahasa Arab “ Ahkam” yang berarti perintah, dan bahasa Belanda;
“Recht” yang berati hukum, dan “wet” yang berati undang-undang.
Definisi hukum menurut beberapa ahli:
Suroyo Wignyodipuro: Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
yang bersifat memaksa memberikan suatu perintah larangan atau izin
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dengan maksud untuk
mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
E. Utrecht: Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk tata tertib dalam
suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh masyarakat bersangkutan.
Pembagian aliran-aliran hukum didunia:
1. Anglo saxon; dianut oleh negara inggris dan negara-negara
jajahannya (termasuk Amerika Serikat), disebut juga dengan Human
Law.
2. Eropa continental; dianut oleh negara-negara Eropa yang dibuat
oleh negara Perancis dan negara-negara jajahannya termasuk
negara Belanda, kemudian saat Belanda menjajah Indonesia,
hukum ini juga diterapkan di Indonesia. Disebut juga sebagai Civil
Law atau kode sipil Perancis.

3. Adat; ada di negara-negara Asia dan Afrika.
4. Islam; dianut oleh negara-negara islam.
5. Komunis; berlaku di negara-negara komunis-sosialis, misalnya
Republik Rakyat China, Korea Utara.
Sedangkan hukum-hukum yang ada di negara Indonesia sendiri ada 3
jenis, yaitu:
1. Hukum adat; merupakan hukum tertua yang ada di Indonesia,
berawal dari aturan-aturan suku sejak zaman nenek moyang bangsa
Indonesia.
2. Hukum islam; muncul setelah adanya penyebaran agama islam
yang dibawakan oleh pedagang-pedagang Arab dan Persia.
3. Hukum barat; bermula ketika negara Indonesia dijajah oleh negara
Belanda, maka sejak saat itu negara Belanda membuat aturanaturan yang dibawakan dari negara asalnya yang sedang dijajah
oleh Perancis.

Kemudian setelah Indonesia merdeka, terbentuklah aliran hukum yang
baru yang dinamakan Hukum nasional. Didalam aturan-aturan hukum
barat, ada beberapa aturan yang dinyatakan sudah tidak berlaku lagi
atau tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bangsa Indonesia. Sehingga
terbentuknya hukum nasional ini merupakan hasil dari peleburan tiga

jenis hukum sebelumnya yang disesuaikan dengan budaya-budaya
Indonesia.
Pengantar ilmu hukum pertama kali digunakan sebagai mata kuliah di
Universitas Gajah Mada (UGM), pada 15 Maret tahun 1946. Sebelumnya,
pengantar ilmu hukum sudah diajarkan pada zaman kolonial belanda di
Sekolah Tinggi Hukum. Materi pengantar ilmu hukum pada awalnya
hanya bersifat filosofils dan teoritis dan kurang memperhatikan atau
mempersoalkan hal yang bersifat dokmatis. Setelah diterima di
Indonesia, para ahli hukum memberikan materi ini disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan PP No.37 tahun 1948, materi pengantar ilmu hukum dibagi
menjadi dua yaitu Pengantar Ilmu Hukum (PIH) dan Pengantar Tata
Hukum Indonesia (PTHI). Pada tahun 1950 diadakan pemisahan mata
kuliah pengantar ilmu hukum yang dibagi menjadi dua bagian yang
berdiri sendiri yaitu PIH dan PTHI.
Objek dan Metode Penelitian Ilmu Hukum
Objek ilmu hukum ada 4 yaitu: alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
manusia. Manusia telah menciptakan ilmu pengetahuan yang pada garis
besarnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan metode penelitian

ilmu hukum dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Metode deduksi, yaitu metode berdasarkan pada proses
penyelidikan atas asas yang bersifat umum yang dipergunakan
untuk menerapkan peristiwa-peerisiwa khusus atau tertentu. Maka
dari itu teori ini dimulai dari yang umum ke khusus. Metode ini
merupakan metode penyelidikan yang paling banyak digunakan dan
umum dipakai.
b) Metode induksi, yaitu suatu metode yang merupakan kesimpulankesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran
setelah mempelajari peristiwa khusus. Metode ini dimulai dari yang
khusus ke umum.
Penggolongan Ilmu Hukum
Didalam prakteknya, ilmu hukum tidak dapat berdiri sendiri. Ilmu lain
yang menjadi pembantu bagi ilmu hukum adalah:
1. Filsafat hukum; mempelajari tentang hakikat-hakikat dasar dari
hukum seperti kekuatan mengikat dari hukum.

2. Psikologi hukum; mempelajari hukum sebagai perwujudan dari
perkembangan jiwa atau masyarakat. Hubungan hukum dengan
psikologi adalah nampak pada paksaan psikologis yang dialami oleh
saksi pidana terhadap pelaku tindak pidana.

3. Antropologi hukum; mempelajari hukum dari konteks kultur
masyarakat tertentu, baik pada masyarakat modern maupun pada
masyarakat sederhana, dengan kata lain mempelajari hukum dari
aspek kebudayaan.
4. Sejarah hukum; mempelajari asal usul perkembangan dan sistem
hukum yang telah berlaku dalam masyarakat tertentu.
5. Perbandingan hukum; mempelajari perbandingan antara dua sistem
hukum atau lebih untuk mencari unsur-unsur yang mengandung
kesamaan didalam hukum dimasing-masing tempat, negara dan
berlaku diberbagai masyarakat.
6. Sosiologi; ilmu pengetahuan yang secara analisis dan empiris
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dan gejala-gejala
sosial lainnya.
7. Politik hukum; menyelidiki, menentukan atau memilih perubahanperubahan apa yang harus diadakan dalam hukum supaya bisa
menjadi lebih sesuai dengan perasaan hukum yang ada pada
masyarakat.
8. Ilmu hukum positif (ius constitutum); mempelajari suatu hukum
yang sedang berlaku pada suatu negara tertentu yang menyelidiki
apakah pangkal peninjauannya dan azaz-azaz apakah yang
diterimanya sebagai dasar dan sistem yang dipakainya memang

sesuai dengan kenyataan-kenyataan hukum yang berlaku dalam
masyarakat tertentu.
9. Ilmu teori hukum atau ajaran hukum umum; ilmu yang berusaha
memberikan pengertian hukum, azas hukum dan dasar-dasar dari
hukum yang bersifat ideal, umum, dan universal terlepas dari suatu
tata hukum positif yang tertentu dari suatu negara.
Unsur-unsur Hukum
a) Hukum terdiri dari serangkaian aturan mengenai tingkah laku manusia dalam
masyarakat
b) Mengatur tata tertib dalam kepentingan manusia dalam masyarakat
c) Supaya dapat terlaksana dengan baik, perlu dilengkapi saksi yang memaksa
d) Saksi-saksi itu harus tegas
Tujuan dan Fungsi Hukum
Hukum itu tidak mempunyai tujuan sendiri dan yang mempunyai tujuan adalah
manusia. Akan tetapi hukum bukanlah merupakan tujuan manusia. Hukum merupakan
salah satu alat untuk mencapai tujuan manusia. Dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
menciptakan ketertiban dalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan
terlindungi.
Teori­teori tentang tujuan hukum:


a) Teori   etis;   bertujuan   keadilan   isi   hukum   yang   ditentukan   oleh
keyakinan yang etis tentang yang adil dan yang tidak
b) Teori utilistis; hukum ingin menjamin kebahagiaan yang terkesan
bagi   manusia   dalam   jumlah   yang   sebanyak­banyaknya   sehingga
pada   hakikatnya   tujuan   hukum   adalah   manfaat   dalam
menghasilkan   kesenangan   atau   kebahagiaan   yang   terbesar   bagi
orang yang sangat banyak
c) Teori   campuran;   tujuan   utama   dan   pokok   dari   hukum   adalah
ketertiban.  Kebutuhan  akan   ketertiban  merupakan  syarat   pokok
atau   fundamental   bagi   adanya   suatu   masyarakat   manusia   yang
teratur.   Selain   itu,   tujuan   hukum   lainnya   adalah   tercapainya
keadilan   yang   berbeda­beda   isi   dan   tujuannya   menurut
masyarakat dan zamannya
Menurut Ahmad Ali, tujuan hukum ada 3 aliran yaitu:
1. Aliran etis yang menganggap pada azaz atau dasarnya tujuan
hukum adalah untuk menciptakan keadilan
2. Aliran   utilistis   yang   menganggap   pada   azaz   ataau   dasarnya
tujuan hukum adalah untuk menciptakan kebermanfaatan
3. Aliran   yuridis   formal   menganggap   pada   azaz   atau   dasarnya

tujuan   hukum   adalah   untuk   menciptakan   kepastian   hukum.
Teori ini dituangkan dalam undang­undang atau hukum positif
Fungsi hukum ada dua macam, yaitu: * Fungsi aktif : Merombak
hukum yang telah ada menuju suatu keadaan yang dicitacitakan. Fungsi ini disebut sebagai alat perekayasa sosial (social
engenery). * Fungsi pasif : Hanya untuk menjaga status hukum
atau status Qua. Fungsi ini disebut sebagai sarana sosial kontrol.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja; hukum di Indonesia tidak
cukup berperan sebagai alat tetapi juga sebagai sarana
pembantuan masyarakat mengingat pembangunan selalu
membawa perubahan. Seharusnya hukum itu mengambil peran
sehingga
perubahan-perubahan
dapat
dikontrol
agar
berlangsung tertib dan teratur.
Menurut
adalah:
i.
ii.

iii.
iv.
v.

SoedjonoDirdjosisworo;

fungsi

dan

peran

hukum

Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat
Sebagai sarana untuk mewujudkan kaidah sosial lahir batin
Sebagai sarana penggerak pembangunan
Sebagai fungsi kritis
Sebagai sarana untuk menyelesaikan perselisihan atau
persengketaan


Mengapa Orang Taat Kepada Hukum ???

Ada beberapa alasan mengapa orang mau mentaati hukum atau
aturan, diantaranya:
a. Mereka yang memang ingin mentaati hukum
kehendak sendiri)
b. Karena ada sanksi atau takut pada hukuman
c. Ingin mencapai suatu keadilan

(atas

Menurut Utrecht, orang ingin mentaati hukum karena; *) merasa
bahwa peraturan hukum itu dirasakan sebagai hukum karena
mereka mempunyai kepentingan berlakunya peraturan sebagai
hukum, *) dia harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman
yang menganggap peraturan hukum sebagai peraturan hukum
secara nasional, sebagai akibat adanya sanksi hukum, *) karena
masyarakat memang menghendaki, *) adanya perkara sosial
orang merasa malu dituduh sebagai orang yang asosial apabila

orang melanggar suatu kaidah sosial.
Sumber-sumber Hukum
-

Undang-undang
Konvensi atau kebiasaan
Yurisprudensi (putusan pengadilan yang memiliki hak infra
yang kuat)
Traktat atau perjanjian
Dokrin/teori-teori atau ajaran atau pendapat para ahli hukum

Asas perundang-undangan:
a) Undang-undang tidak berlaku surut
b) Lex posteriori derogat legi priori; undang-undang yang
berlaku kemudian membatalkan undang-undang yang
terdahulu. Misalnya BW yang mengatur tentang hak milik
telah digantikan oleh Undang-Undang Pokok Agraria No.5
tahun 1960
c) Lex superior derogat legi inferior; undang-undang yang
dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai derajat

yang lebih tinggi juga. Misalnya ketetapan MPR lebih tinggi
dari pada undang-undang yang dibuat oleh DPR
d) Lex specialis derogat legi generalis; undang-undang yang
bersifat khusus mengkesampingkan undang-undang yang
bersifat umum. Misalnya undang-undang tentang hak atas
tanggungan
tahun
1996
mengkesampingkan
atau
mengkhususkan dari undang-undang hukum perdata.
e) Undang-undang tidak berlaku abadi
TAP MPR/III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan
perundang-undangan yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

UUD 1945
TAP MPR (ketetapan MPR RI)
Undang-Undang
Perpu (peraturan pemerintah peengganti undang-undang)
PP (peraturan pemerintah)
Kepres (keputusan presiden)
Perda (peraturan daerah)

Kaidah atau Norma
Ilmu hukum adalah himpunan petunjuk hidup perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
dan seharusnya ditaati oleh masyarakat bersangkutan.
Kaidah/norma adalah ketentuan-ketentuan atau baik buruk
perilaku manusia ditengah pergaulan hidupnya dengan
menentukan perangkat-perangkat aturan yang bersifat perintah
atau anjuran serta larangan. Dengan kata lain, kaidah adalah
patokan/ukuran atau pedoman untuk berperilaku atau bersikap
tindak dalam hidup.
Jenis-jenis kaidah/norma:
1. Norma agama: Kaidah yang berasal dari kehendak tuhan
melalui rasul/nabi atau perantara tuhan sehingga kaidah ini
disebut sebagai kaidah ketuhanan
2. Norma kesopanan: Serangkaian ketentuan yang bertujuan
untuk mengarahkan agar hidup menjadi lebih baik dan
lebih menyenangkan. Kaidah kesopanan yang fundamental
merumuskan inti kehidupan yang baik adalah orang harus
memelihara kesadaran hidup bersama
3. Norma kesusilaan: Kaidah kehidupan pribadi yang khusus
mengenai hati nurani seorang individu ditengah pergaulan
sesamanya
4. Norma hukum: Memberikan suatu petunjuk hidup yang
menentukan sikap anggota masyarakat yang satu terhadap
anggota masyarakat yang lain. Kaidah hukum ini dilengkapi
dengan unsur memaksa dengan penerapan sanksi atau
hukuman
Norma agama, kesopanan, dan kesusilaan merupakan kaidah
normatif yaitu tergantung dari masyarakat disetiap tempat yang
berbeda. Sedangkan norma hukum merupakan yuridis formal
yang berlaku umum bagi kehidupan masyarakat.