Pengelompokan Data Simulasi Tipe B

9 Tabel 4.2 Persentase Tingkat Akurasi Hasil Pengelompokan Data Simulasi Tipe A Pengulangan Jenis Data Simulasi Metode FCM Metode LCCA 1 2 3 4 500 A1 52 89 A2 49 97 A3 47 98 A4 51 99 1000 A1 47 89 A2 50 95 A3 50 98 A4 50 99 5000 A1 50 89 A2 50 95 A3 50 98 A4 50 99 Sumber: data diolah Lampiran 4. Tabel 4.2 diatas, menunjukkan tingkat akurasi metode FCM kolom 3 hampir tidak mengalami perubahan dengan adanya perbedaan tingkat korelasi antar variabel, bahkan pada pengulangan sangat banyak diatas 1000 kali relatif konstan pada angka 50. Sedangkan metode LCCA kolom 4 menunjukkan adanya hubungan positif searah antara perubahan tingkat korelasi dengan peningkatan tingkat akurasi hasil pengelompokan.

4.2 Pengelompokan Data Simulasi Tipe B

Berikut ini rekapitulasi hasil tabulasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 3. Tabel 4.3 Tabel Kontingensi Pengelompokan Data Simulasi Skenario B1 Pengulangan Awal Cluster Metode FCM Cluster Metode LCCA 1 2 3 4 5 6 7 8 500 Pop0 1 2 Jumlah 1 2 Jumlah 1 49.48 50.52 100.00 92.43 7.57 100.00 2 50.53 49.47 100.00 7.75 92.25 100.00 Jumlah 100.01 99.99 200.00 100.18 99.82 200.00 1000 Pop0 1 2 Jumlah 1 2 Jumlah 1 49.70 50.30 100.00 91.53 8.47 100.00 2 50.16 49.84 100.00 8.54 91.30 99.84 Jumlah 99.86 100.14 200.00 100.07 99.77 199.84 5000 Pop0 1 2 Jumlah 1 2 Jumlah 1 50.93 49.07 100.00 92.08 7.92 100.00 2 49.04 50.96 100.00 7.98 91.96 99.94 Jumlah 99.96 100.04 200.00 100.06 99.88 199.94 Sumber: Data diolah Lampiran 3. 10 Dari tabel 4.3 diatas terlihat bahwa metode FCM untuk ukuran data sama juga memberikan tingkat akurasi hasil pengelompokan yang tepat untuk FCM 1-1 maupun FCM 2-2 masing-masing sebanyak 49 data dari 100 data pada pengulangan 500 kali. Pada pengulangan 5000 kali menjadi 51 dari 100 data. Hal ini relatif sama dengan kondisi sebelumnya untuk populasi yang berukuran beda. Hasil pengelompokan metode LCCA menunjukkan hasil yang lebih baik dari FCM, dimana LCCA 1-1 pada pengulangan 500 maupun 5000 kali mencapai ketepatan pengelompokan sebanyak 92 dari 100 data. Seperti analisis pada tipe A, untuk data simulasi tipe B juga diperoleh tabulasi data akurasi sebagai berikut ini: Tabel 4.4 Persentase Tingkat Akurasi Hasil Pengelompokan Data Simulasi Tipe B Pengulangan Jenis Data Simulasi Metode FCM Metode LCCA 1 2 3 4 500 B1 49 92 B2 50 96 B3 51 98 B4 49 99 1000 B1 50 91 B2 48 96 B3 49 98 B4 53 99 5000 B1 51 92 B2 50 96 B3 50 98 B4 50 99 Sumber: data diolah Lampiran 3. Dari tabel 4.4 diatas, menunjukkan tingkat akurasi hasil pengelompokan metode FCM relatif konstan pada angka 50. Dan tidak menunjukkan adanya pengaruh korelasi antar variabel. Sedangkan metode LCCA menunjukkan tambahan bukti adanya hubungan antara perubahan tingkat korelasi dengan peningkatan tingkat akurasi hasil pengelompokan. Hal ini berguna sebagai landasan pertimbangan dalam memilih metode clustering suatu data jika korelasi antar variabel indikator diketahui. Misalnya pada data-data di bidang sosial ekonomi, dimana umumnya antar variabel yang digunakan memiliki korelasi. Dari tabel 4.1 dan tabel 4.3 kecenderungan pengelompokan masing-masing metode FCM dan LCCA tidak sensitif terhadap banyaknya pengulangan. Baik metode FCM maupun LCCA dengan pengulangan 500, 1000, dan 5000 kali menunjukkan hasil alokasi pengelompokan relatif tetap tidak ada konvergensi. Tetapi karena adanya proses iterasi yang dimulai dengan ramdomisasi nilai inisiasi awal, maka dalam implementasi kedua metode tetap perlu dilakukan pengulangan. Meski banyaknya pengulangan bisa relatif sedikit misalnya 10 kali.

4.3 Indeks Validitas Cluster Data Simulasi