1. Papain
Papain adalah enzim proteolitik yang berasal dari getah pepaya dan merupakan enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman
pepaya. Papain yang terdapat dalam getah pepaya merupakan jenis enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalis ikatan peptida menjadi senyawa yang
lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino.
6,7,8
Senyawa yang terkandung dalam papain adalah karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan 7 kelompok rantai metilen. Papain juga mengandung 11,6
Potasium benzylglucosinolate yang mampu mengurangi gula darah sekaligus mempercepat penyembuhan luka dan 1,2 sulfur yang berfungsi mengobati
penyakit kulit seperti jerawat, kutil, bekas luka, dan sebagai krim penghilang rambut. Papain telah terbukti menginaktifkan kinerja insulin.
7
Papain diperoleh melalui penyadapan getah buah pepaya yang berumur minimal 3 bulan. Kemudian getah dikeringkan pada suhu 60 – 70° Celcius selama
12 jam. Mutu papain tergantung jenis pepaya, jumlah torehan, interval penyadapan, cara pengeringan, dan penyimpanan. Pepaya yang memiliki
kandungan proteolitik tertinggi adalah pepaya sibinong yang mencapai 113,02 unitgram British Standard. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan
terhadap bagian tanaman, kandungan getah dengan kualitas aktivitas proteolitik yang baik terdapat pada bagian buah, batang dan daun.
7
Papain yang diproses dengan teknologi spray dryer atau freeze drying berkualitas tinggi akan menghasilkan papain dengan warna putih susu yang dapat
bertahan hingga 10 tahun. Sebaliknya, papain yang diperoleh dari hasil
pengeringan sinar matahari akan berwarna cokelat dan dalam 3 hari saja warna akan menjadi lebih gelap dan mengeluarkan bau tidak sedap. Penyimpanan papain
yang sesuai dengan standar internasional berupa kemasan primer dalam plastik vakum dan kaleng sebagai kemasan sekunder. Pengamanan berlapis tersebut
dimaksudkan untuk mencegah reaksi oksidasi yang akan menurunkan nilai aktivitas proteolitik.
7
Flindt menyatakan bahwa papain hanya memiliki efek pada jaringan yang terinfeksi, karena jaringan terinfeksi kekurangan anti protease plasma yang
disebut α1-anti-tripsin. Protease plasma α1-anti-tripsin hanya terdapat pada jaringan sehat dan menghambat pencernaan protein. Jaringan yang terinfeksi tidak
mengandung α1-anti-tripsin sehingga papain dapat menembus molekul kolagen yang terdegradasi.
6
Papain membantu pembersihan jaringan nekrotik sehingga hasilnya dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan jaringan dan tidak
merusak jaringan sehat di sekitar lesi.
6,7
Menurut Dawkins bahwa papain memiliki efek bakterisid dan bakteriostatik karena ditemukannya aktivitas antibakteri pada papain matang dan tidak matang
pada mikroorganisme terpilih. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa papain memiliki aktivitas antibakteri yang menghambat pertumbuhan organisme gram-
positif dan gram-negatif, dan aktivitas yang ditemukan tidak tergantung pada kematangan buahnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Emeruwa juga menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan pada papain terhadap bakteri gram-positif dan gram-
negatif S. aureus, E. coli, B. cereus, P. aeruginosa dan S. flexneri.
2. Kloramin