Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM MGT MV (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relation Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air Di Istanan Plaza Dan Cihampelas Walk Kota Bandung
PLAZA DAN CIHAMPELAS WALK
KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1)Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
MUHAMMAD RIEFKI
NIM. 41807060
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G
(2)
iv Oleh:
Muhammad Riefki NIM. 41807060
Skripsi ini dibawah bimbingan: Iin Rahmi H.. S.Sos., M.I.Kom
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM ‘MGT-MV’ (MGT-Mobile Van) Oleh PublicRelatoins
& Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung. Sehingga untuk dapat melihat seberapa besar pengaruhnya, peneliti mencoba untuk menganalisis dari kekuatan dan penampilan MGT-MV, dan sejauhmana aspek kognitif, aspek afektif serta aspek konatif pendengar on air terhadap MGT-MV.
Tipe penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisa deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, angket atau kuisioner, studi pustaka, studi dokumentasi dan internet searching. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pendengar MGT Radio 101.1 FM di kota Bandung menurut survey AC Nielsen per November 2010, yang kemudian di peroleh jumlah sampel sebesar 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, coding book
dan coding sheet, mentabulasikan data, analisa data dengan skala likert dan mengolah data menggunakan program SPSS 14.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekuatan, penampilan MGT-MV penting untuk membentuk sikap pendengar on air, sehingga besarnya pengaruh antara pengaruh kekuatan MGT-MV terhadap sikap sebesar 36,97%. Pengaruh Penampilan MGT-MV yang dapat membentuk sikap pendengar on air sebesar 9,55%. Pengaruh Daya Tarik MGT-MV
terhadap aspek kognitif sebesar 27,65%. Pengaruh Daya Tarik MGT-MV terhadap aspek afektif sebesar 28,3%. Pengaruh Daya Tarik MGT-MV terhadap aspek konatif sebesar 23,04%. Sehingga secara umum Pengaruh Daya Tarik MGT-MV Terhadap Sikap Pendengar
On Air yaitu cukup berarti. Hal ini terlihat dari besarnya Hubungan antara pengaruh daya tarik MGT-MV terhadap sikap pendengar on air yaitu sebesar 0,605 atau 36,48% yang berarti hubungan yang cukup berarti dan signifikan.
Kesimpulan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, Ho ditolak dengan demikian H1 diterima atau berarti ada Pengaruh antara Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM ‘MGT-MV’ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relatoins & Promotions Terhadap
Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung .
Saran peneliti setelah melaksanakan penelitian ini sebaiknya Public Relations &
Promotions MGT Radio 101.1 FM menambah tempat siaran on air MGT-MV di mall segmen dewasa lainnya di kota Bandung selain dari Istana Plaza dan Cihampelas Walk
seperti di Lucky Square dan Metro Indah Mall untuk menarik jumlah pendengar yang lebih banyak dan MGT-MV dapat lebih dikenal di kota Bandung.
(3)
v
By :
Muhammad Riefki NIM. 41807060
This research under the guidance : Iin Rahmi H.. S.Sos., M.I.Kom
This study aims to determine The Influence of Fascination Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM 'MGT-MV' (MGT-Mobile Van) by Public Relations & Promotions on the attitude of Listeners On Air in Istana Plaza and Cihampelas Walk Bandung. So to be able to see how much influence, researchers tried to analyze the strength and appearance of MGT-MV, and the extent of cognitive, affective aspects as well as conative aspects of listeners on air against MGT-MV.
This type of research is quantitative, while the research method used is method survey with descriptive analysis techniques. Data collected through interviews, questionnaires or questionnaires, literature, study the documentation and searching the internet. The population in this study are all listeners MGT Radio 101.1 FM in the city based on AC Nielsen survey in November 2010, which later obtained the sample of 100 people. Sampling technique used Accidental Sampling. Data analysis techniques used data selection, data classification, coding book and coding sheets, tabulating data, with Likert scale data analysis and data processing using SPSS 14.
The results of these studies show that strength, appearance MGT-MV is important to shape attitudes listeners on air, so the magnitude of the influence of the strength influences attitudes MGT-MV of 36.97%. MGT-MV Influence of appearance that can shape the attitudes of listeners on air at 9.55%. Influence of MGT-MV Fascination of the cognitive aspects of 27.65%. Influence of MGT-MV Fascination of the affective aspects of 28.3%. Influence of MGT-MV Fascination of conative aspect of 23.04%. So that the general Influence of Attraction MGT-MV ¬ Against Listener Attitudes On Air is quite meaningful. This can be seen from thes magnitude relationship between the Influence of MGT-MV appeal to listeners on-air attitude that is equal to 0.605 or 36.48% which means a significant relationship and significant.
Conclusion of a study conducted by researchers, thus Ho was rejected by H1 accepted or mean there The Influence of Fascination Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM 'MGT-MV' (MGT-Mobile Van) by Public Relations & Promotions on the attitude of Listeners On Air in Istana Plaza and Cihampelas Walk Bandung.
Advice of researchers after conducting the research should be the Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM broadcasts on the water adds to the MGT-MV in the mall segment other adults in the city apart from the Istana Plaza and Cihampelas Walk like in the Lucky Square and Metro Indah Mall to attract the number of listeners more and MGT-MV can be better known in the city of Bandung.
(4)
vi
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta kelancaran dan kemudahan
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini yang
berjudul PENGARUH DAYA TARIK OUTSIDE BROADCAST VAN MGT RADIO 101.1 FM ‘MGT-MV’ (MGT-MOBILE VAN) OLEH PUBLIC RELATIONS & PROMOTIONS TERHADAP SIKAP PENDENGAR ON AIR
DI ISTANA PLAZA DAN CIHAMPELAS WALK KOTA BANDUNG dirasakan masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengalaman dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu peneliti mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun, agar lebih baik lagi pada kesempatan
mendatang.
Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Mamah dan Almarhum Papah yang penulis sayangi, yang senantiasa memberikan doa dan dukungan kepada peneliti dari awal hingga akhir proses penyusunan Skripsi ini.
Skripsi ini dapat berjalan dengan lancar atas bantuan banyak pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang
(5)
vii
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah memberikan dukungannya dan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
3. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos. M.Si, Selaku Dosen wali IK-2 2007 yang
banyak memberikan motivasi, dorongan, serta semangat kepada peneliti dari awal perkuliahan hingga akhir proses penyusunan Skripsi ini.
4. Yth. Iin Rahmi H. S.Sos. M.IKom, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada peneliti.
5. Yth. Melly Maulin S.Sos. M.Si Selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang
memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung khususnya Staf
Dosen Program Studi Ilmu Komuniasi yang telah memberikan ilmu
kepada peneliti.
7. Yth. Ratna Widiasti A.md, selaku Sekretaris Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah
membantu semua keperluan penulis sebelum dan sesudah peneliti
(6)
viii
peneliti sebelum dan sesudah peneliti menyusun Skripsi ini.
9. Yth. Dicky Hidayat, selaku Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM yang memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
di MGT Radio 101.1 FM kota Bandung dan juga yang telah banyak
memberikan informasi, pengetahuan, masukan, dan data-data yang dibutuhkan selama penyusunan dari awal hingga proses akhir Skripsi.
10. Seluruh tim MGT-MV dan staf karyawan MGT Radio 101.1 FM yang telah memberikan kesempatan, dukungan, hiburan, kerjasama,dan
semangat kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian Skripsi dengan
baik.
11. Untuk Kakaku Muhammad Rizal dan Adikku Muhammad Riqbal,
terima kasih banyak untuk segala doa, motivasi, dukungan dan bantuan materi yang dapat mempelancar dalam penulisan Skripsi ini
12. Keluargaku tercinta, khususnya Nenekku, terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan support-nya.
13. Daine sebagai pacar Kaka, terima kasih atas bantuan peminjaman laptopnya sehingga peneliti dapat dengan mudah dan lancar untuk
menyusun Skripsi ini dari awal hingga akhir serta atas dukungan dan
doanya.
14. Seluruh sahabatku Irna, Inna, Mita, Ayu, Vanda, Nita, Lisda, Ve Linda, Imas, Rangers (Tommy, Agus, Bayu, Inna, Mute, Opik, Adin)
(7)
ix
dari awal hingga akhir penulisan Skripsi. Dan untuk teman-teman “seperjuangan” di UNIKOM terutama anak-anak IK-2 dan IK-Humas 2. 15. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung,
atas kontribusi dan kerjasamanya terhadap penyususnan Skripsi ini.
Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang
telah membantu peneliti dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Maka peneliti
selanjutnya berharap dan berterima kasih atas segala saran dan masukan dari
pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amin.
Bandung, Juli 2011 Peneliti
(8)
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu bagian yang selalu ada di dalam kehidupan
manusia dan tak terpisahkan, baik itu komunikasi verbal maupun nonverbal dan juga
merupakan hal yang mendasar yang sangat penting di dalam kehidupan manusia.
Manusia sangat membutuhkan komunikasi karena dengan komunikasi manusia dapat
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu manusia juga
merupakan mahluk sosial, untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain maka di
butuhkan komunikasi karena manusia tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi.
Dengan komunikasi juga maka akan menumbuhkan hubungan sosial yang baik
sehingga dapat terbentuk keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan
sekitarnya. Karena komunikasi yang efektif itu di tandai dengan hubungan
komunikasi yang baik.
Dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang tak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Saat ini komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat
dimana saat ini manusia sudah memasuki era informasi. Informasi dan komunikasi
pun saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Komunikasi terjadi secara sedemikian otomatis dan dengan manusia
berkomunikasi maka tanpa disadari telah mengalami suatu proses pembelajaran dan
(9)
tetapi komunikasi dapat terjadi tanpa adanya orang lain yaitu komunikasi dengan diri
sendiri. Zaman yang saat ini mengalami perkembangan membuat komunikasi pun
mengalami suatu perkembangan sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
Komunikasi dapat terjalin menggunakan suatu media massa yang disebut dengan
komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Bittner adalah
“Pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to alarge number of people).” (Ardianto, 2007 : 3).
Media massa pada komunikasi massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
kategori yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah,
sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran,
televisi, film, dan media on-line (internet). (Ardianto, 2007 : 103).
Radio seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan salah satu bentuk media
dari komunikasi massa. Dalam menyampaikan informasi melalui pesannya, radio
hanya menggunakan gelombang suara tanpa memperlihatkan bentuk visual dari pesan
tersebut sehingga para pendengarnya dapat berimajinasi terhadap pesan yang mereka
terima.
Radio menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, adalah
“Sebuah media utama informasi, hiburan, dan pendidikan massal yang sangat
(10)
Era globalisasi ini, informasi menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan
oleh masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari semakin bertambah dan meningkatnya
kebutuhan manusia di era globalisasi ini yang membutuhkan sesuatu dengan cepat.
Tentunya informasi yang dibutuhkan merupakan informasi terbaru bukan informasi
yang sudah lama munculnya.
Saat ini, teknologi komunikasi dan informasi sudah semakin berkembang dan
maju. Informasi yang akan dikirimkan maupun diterima akan semakin mudah tanpa
mengenal adanya batasan ruang dan waktu. Informasi yang diterima merupakan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat.
Penggunaan media massa merupakan suatu alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
informasi manusia. Penggunaan informasi yang sebaik – baiknya akan memberikan manfaat yang positif bagi yang menggunakannya dengan menambahkan pengetahuan
dan wawasan pada dirinya.
Di dalam radio, informasi merupakan hal yang menunjang berjalannya suatu
radio. Hal ini senada dengan isi dan materi informasi yang disiarkan sesuai dengan
kebutuhan pendengarnya. Tanpa adanya informasi sebuah radio tidak akan bisa
berjalan.
Informasi yang disampaikan oleh radio terdiri dari program – program yang dibuat oleh stasiun radio. Secara umum, program radio terdiri dari materi – materi pokok sebagai berikut :
(11)
1. Program – program berita.
2. Program – program siaran langsung. 3. Materi program rekaman.
4. Program televisi versi radio. (Jefkins, 1992 : 89).
Saat ini radio masih menjadi media favorit dan tetap eksis sebagai media siaran
untuk mencari informasi bagi masyarakat luas. Hal ini karena radio memiliki
kemudahan akses yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya. Pendengar radio di
kota Bandung khususnya memiliki jumlah yang tidak sedikit. Berbagai radio
memiliki tempat dihati pendengarnya.
Perkembangan zaman membuat dunia siaran radio mengalami suatu
perkembangan dengan membuat suatu bentuk siaran dengan menggunakan media di
luar studio. Hal ini karena menyesuaikan kebutuhan pendengar di era globalisasi ini
yakni memberikan informasi terkini yang disiarkan secara langsung. Bentuk media
tersebut adalah OB Van (Outside Broadcast Van). OB Van merupakan suatu sarana untuk menyampaikan siaran untuk merekam, mengolah dan menyiarakan program
dari tempat lain di luar studio tetap. Biasanya informasi yang disiarkan OB Van
merupakan informasi yang disiarkan secara langsung karena dilengkapi dengan STL
(Studio - Transmitter Link) sehingga program siaran yang diperolehnya dapat langsung dikirim dan dipancarkan oleh stasiun transmisi.
Begitu pula yang dilakukan oleh MGT Radio 101.1 FM. Untuk mempertahankan
eksistensinya di bidang radio siaran, OB Van merupakan salah satu media untuk membantunya.
(12)
OB Van di MGT Radio 101.1 FM diberi nama MGT-Mobile Van (MGT-MV). MGT-MV sudah berada sejak 18 Agustus 2007. Launching MGT-MV bersamaan dengan ulang tahun MGT Radio 101.1 FM yang ke 26 tahun di Bandung Supermall.
Fasilitas yang disediakan oleh MGT-MV dalam melakukan siarannya yaitu di dalamnya terdapat tempat untuk melakukan siaran. Tempat untuk melakukan siaran
dilakukan untuk interview selebriti pada waktu – waktu tertentu sesuai dengan permintaan klien, karena untuk on air menggunakan siaran dari studio dalam MGT Radio 101.1 FM yang langsung disambungkan kepada MGT-MV.
Selain dari tempat untuk melakukan siaran, MGT-MV memiliki fasilitas lain di dalamnya yaitu monitor, peralatan siaran dan Audio Line. Audio Line merupakan suatu perangkat siaran OB Van agar dapat melakukan siaran dalam kadaan OB Van
berjalan. Kelebihan yang dimiliki Audio Line MGT-MV dibandingkan dengan OB Van radio lain di kota Bandung yaitu menggunakan inverter, yakni dimana Audio Line menggunakan tenaga baterai dalam berjalannya dan untuk memenuhi baterai tersebut dengan melakukan cas pada baterai tersebut, dimana Audio Line di radio – radio lain di kota Bandung menggunakan tenaga aki untuk menjalankannya. Audio Line MGT-MV dapat bertahan 8 hingga 10 jam.
MGT-MV berada di bawah nauangan Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM yang juga bertugas untuk mengurus MGT-MV. Fungsi dari
(13)
1. Ruang Siaran di luar lengkap dengan perangkat siar.
2. Panggung (stage) ukuran 3 x 3 M2 + Sound system.
3. Big Screen.
Dari hal diatas dapat dijelaskan bahwa Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM juga tidak hanya mengacu pada khalayak internal MGT Radio 101.1
FM untuk membina hubungan ke dalam akan tetapi juga membina hubungan ke luar
terutama kepada pendengar MGT Radio 101.1 FM. Hal ini senada seperti apa yang
disebutkan oleh Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi & Aplikasi”, bahwa Ruang lingkup Public Relations yaitu :
1. Membina hubungan ke dalam (public internal)
Yang dimaksud publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau
badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri.
2. Membina hubungan ke luar (public eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap
lembaga yang diwakilinya. (Ruslan, 2008 : 23).
MGT-MV juga merupakan salah satu media untuk memberikan pelayanan bagi khalayak eksternal MGT Radio 101.1 FM khususnya pendengar MGT Radio 101.1
FM yang berkunjung ke Istana Plaza dan Cihampelas Walk. Penting bagi MGT Radio 101.1 FM untuk menjalin hubungan baik dengan khalayak eksternal terutama
(14)
bersaing dengan radio dewasa lain di kota Bandung yang beberapa diantaranya
memiliki OB Van dalam melakukan siarannya sehingga MGT Radio 101.1 FM selalu ada di hati pendengarnya terutama pendengar on air yang berkunjung ke Istana Plaza dan Cihampelas Walk. Selain itu juga agar para pendengar MGT Radio 101.1 FM yang berkunjung ke Istana Plaza dan Cihampelas Walk untuk mendengarkan dan menikmati MGT-MV selalu mengetahui informasi terbaru dan hiburan yang disajikan dan disiarkan oleh MGT Radio 101.1 FM. Selain bagi diperuntukan bagi
pendengarnya yang berkenjung ke Istana Plaza dan Cihampelas Walk, MGT-MV pun dipergunakan sebagai media promosi bagi khalayak luas. Dengan keberadaan
MGT-MV maka jumlah pendengar MGT Radio 101.1 FM pun menjadi meningkat.
MGT-MV dalam melakukan siarannya berada dilokasi rutin yang disebut dengan siaran on air. Siaran on air, MGT-MV bertempat di Istana Plaza pada hari selasa dan Cihampelas Walk pada hari kamis dari pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB. Pemilihan lokasi on air untuk MGT-MV merupakan pertimbangan dari profil tempat tersebut yang sesuai dengan profil pendengar MGT Radio 101.1 FM yaitu pada
segmentasi dewasa. Program saat MGT-MV melakukan siarannya yaitu Afternoon Spirit.
Keberadaan MGT-MV memunculkan berbagai pengaruh, salah satunya yaitu daya tarik. Daya tarik dari MGT-MV merupakan hasil kerja tim MGT-MV yaitu
Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM dan satu orang yang bertugas sebagai supir, teknik dan programmer dari MGT-MV. Isi dan materi dari siaran yang telah dirancang oleh tim MGT-MV dan tampilan dari MGT-MV merupakan daya tarik
(15)
yang dimiliki oleh MGT-MV. Kedua hal tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi MGT-MV seperti siaran yang disajikan melalui penyiar yang memiliki cara berbicara dan suara yang memiliki kualitas yang tidak diragukan lagi. Selain itu materi program
yang disajikan dalam siaran on airnya yang baik, ditambah dengan tampilan
MGT-MV yang memiliki warna dan layout tulisan yang menarik.
Dengan daya tarik tersebut akan memberikan efek dimana salah satunya adalah
sikap yang timbul pada masyarakat luas secara umum juga berefek sikap pada
pendengar MGT Radio 101.1 FM secara khusus yang berkunjung ke Istana Plaza dan
Cihampelas Walk ketika MGT-MV melakukan siaran on air, dalam hal ini sikap yang dapat ditimbulkan salah satunya yaitu sikap positif. Hal ini karena pendengar yang
aktif dalam kebebasannya mencari dan memilih media yang memenuhi kebutuhan
informasinya, sehingga dengan keaktifannya tersebut akan membentuk suatu sikap
positif dalam diri pendengarnya untuk mau tetap mendengarkan MGT Radio 101.1
FM dan tidak memindahkan saluran radionya selain dari MGT 101.1 FM melalui
siaran on air MGT-MV.
Sikap menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “Perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, keyakinan”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 4, 2008 : 1996).
Sikap juga merupakan gabungan dari kepercayaan, keyakinan, pendapat, minat, nilai, dan perilaku seperti yag dikemukakan dalam buku yang ditulis Liliweri berikut ini : “Sikap atau attitude merupakan suatu konstruk psikologi yang digambarkan sebagai kepercayaan, keyakinan, pendapat, minat, dan perilaku yang perlu dipahami “. (Muller dalam Liliweri, 1997:123).
(16)
Menciptakan sikap pada pendengar terutama sikap yang positif tentunya sangat
diperlukan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan produktivitas MGT Radio
101.1 FM terutama Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM yang tentunya sangat berperan dan bertanggung jawab dalam hal ini.
Sikap pada pendengar MGT Radio 101.1 FM merupakan efek dari media massa
yang dalam hal ini merupakan bagian dari komunikasi massa, sebagai salah satunya
yaitu dari keberadaan MGT-MV dengan daya tarik yang dimilikinya. Hal ini karena media massa yang besar ataupun kecil akan menimbulkan suatu efek terhadap
komunikan dengan pengaruh yang dimiliki media massa, dimana nantinya
membentuk suatu sistem yang disebut sikap komunikan. (Hikmat, 2001 : 77).
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan diatas tentang keterkaitan antara
media eksternal yaitu MGT-MV dengan sikap pendengarnya di kota Bandung, maka timbul harapan peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah mengenai MGT-MV, khususnya mengenai Pengaruh Daya Tarik MGT-MV terhadap sikap pendengar on air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk kota Bandung.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian adalah “Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio
101.1 FM ‘MGT-MV’ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung?”
(17)
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan,
maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Sejauhmana Pengaruh Kekuatan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM
„MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung? 2. Sejauhmana Pengaruh Penampilan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung?
3. Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Aspek Kognitif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas
Walk Kota Bandung?
4. Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Aspek Afektif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung?
5. Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Aspek Konatif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas
(18)
6. Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung?
1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari diadakanya penelitian adalah untuk menjelaskan, dan
menganalisa Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1
FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
1.3.2.Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui Pengaruh Kekuatan Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Penampilan Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
(19)
3. Untuk mengetahui Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Aspek Kognitif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Aspek Afektif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Aspek Konatif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
6. Untuk mengetahui Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT
Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations
& Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan upaya
pengembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya dan memperluas wawasan
(20)
1.4.2.Kegunaan Praktis a. Peneliti
Penelitian ini merupakan sebuah aplikasi ilmu yang selama studi diterima
secara teori dan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi peneliti dalam bidang komunikasi dan Public Relations terutama Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM
„MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
b. Akademik
Penelitian secara praktis berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia secara umum, mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas
secara khusus sebagai literatur, terutama untuk peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
c. Perusahaan
Penelitian secara praktis juga berguna bagi perusahaan sebagai referensi
atau evaluasi, khususnya tentang Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air
(21)
1.5. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema
pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pikir ini peneliti
akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan
menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
1.5.1. Kerangka Teoritis
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang ingin diteliti yaitu Daya
Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT
-Mobile Van) dan Sikap Pendengar On Air, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM ‘MGT-MV’
(MGT-Mobile Van)
Menurut Moh. As‟ad dalam bukunya psikologi industri, mengemukakan bahwa:
“Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu”. (As‟ad,
1992: 89).
Sedangkan menurut Whiterington yang dikutip oleh M. Buchori,
“Daya tarik adalah kesadaran saat suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya, daya tarik harus dipandang sebagaimana sambutan yang
(22)
Menurut Onong Uchjana Effendy, daya tarik adalah “kekuatan,
penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang
mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media
komunikasi”. (Effendy, 1989 : 81).
Dua indikator pada definisi diatas akan dipergunakan peneliti untuk
variabel X pada penelitian ini, yaitu :
a. Kekuatan adalah 1. perihal tentang tenaga; gaya; 2. keteguhan,
kekukuhan.
b. Penampilan adalah proses, cara, perbuatan menampilkan. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ke 4, 2008 : 1097, 1129).
2. Sikap Pendengar On Air
Menurut Allport, sikap merupakan ”kesiapan saraf (neural settings)
sebelum memberikan respons”. (Rakhmat, 2008 : 39). Proses pembentukan sikap menurut Mar‟at, adalah :
1. Sikap merupakan suatu conditioning yang dibentuk. 2. Dapat timbul konflik kesediaan bertindak.
3. Memiliki fungsi yang berarti (dalam arah tindakan).
4. Sikap adalah konsisten dengan komponen kognisi.(Mar‟at, 1981 : 15).
Menurut Euis Winanti dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kepribadian”, sikap terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
(23)
1. Keyakinan (Aspek Kognitif)
Komponen yang berisikan apa yang diyakini dan apa yang dipikirkan
orang mengenai suatu obyek sikap. Apa yang dipikirkan dan diyakini
tersebut belum tentu benar. Aspek keyakinan yang positif akan
menumbuhkan sikap positif, sedangkan aspek negatif akan
menumbuhkan sikap negatif terhadap obyek sikap.
2. Perasaan (Aspek Afektif)
Perasaan senang atau tidak senang adalah komponen yang penting
dalam pembentukan sikap. Menurut para ahli mengatakan bahwa,
sikap itu semata – mata refleksi dari perasaan senang atau perasaan tidak senang terhadap obyek sikap.
3. Perilaku (Aspek Konatif)
Bila orang menyenangi sesuatu obyek, maka ada kecenderungan orang
akan mendekati obyek tersebut dan sebaliknya. (Winanti, 2007 : 13 – 14).
Dari komponen pokok sikap diatas, maka dalam penelitian ini sikap
positif dapat diukur berdasarkan komponen pembentukan sikap yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan yaitu The Active Audience Theory. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa pengguna media adalah aktif. Hal ini merupakan efek dari komunikasi massa dimana khalayak dari media
(24)
Mark Levy dan Sven Windahl dalam West & Turner (2007) menyatakan
bahwa :
“As commonly understood by gratifications researchers, the term
“audience activity” postulates a voluntaristic and selective orientation by audiences toward the communication process. In brief, it suggests that media use is motivated by needs and goals that are defined by audience members themselves, and that active participation in the communication process may facilitate, limit, or otherwise influence the gratifications and effects associated with exposure. Current thinking also suggests that audience activity is best conceptualized as a variable construct, with audiences exhibiting varying kinds ad degrees of activity”. (Seperti umumnya dipahami oleh peneliti kepuasan, "aktivitas penonton" istilah ini mendalilkan orientasi voluntaristik dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Secara singkat, ini menunjukkan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh penonton sendiri, dan bahwa partisipasi aktif dalam proses komunikasi dapat memfasilitasi, membatasi, atau mempengaruhi gratifikasi dan efek yang terkait dengan eksposur. Pemikiran saat ini juga menunjukkan bahwa aktivitas penonton terbaik dikonseptualisasikan sebagai variabel membangun, dengan penonton menunjukkan derajat iklan dalam berbagai macam kegiatan).
Jay G. Blumler, masih dalam West & Turner (2007) menawarkan
beberapa aktifitas dimana pengguna media bisa dapat berhubungan. Yaitu
utility, intentionality, selectivity dan imperviousness to influence.
Yang pertama bahwa media menggunakan orang-orang, dan sebaliknya
orang – orang pun bisa menggunakan media untuk keperluan mereka. Ini yang disebut dengan utility, atau kegunaan. Kemudian intentionality merujuk pada motivasi seseorang akan mempengaruhi isi media seperti apa yang akan
digunakan atau dikonsumsi. Ketiga adalah aktifitas selectivity, yaitu proses pemilihan. Media yang dipilih seseorang menjadi gambaran ketertarikan
(25)
menyatakan bahwa individu akan mengkonstruksi ulang apa yang mereka
peroleh dari media dan nilai-nilai yang diperoleh akan mempengaruhi apa
yang individu pikirkan dan lakukan.
1.5.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pengaplikasian kerangka teoritis dengan
penelitian yang akan dilakukan. Pengaplikasian ini meliputi antara teori yang
digunakan yaitu The Active Audience Theory dengan unsur-unsur yang terkandung pada tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini maka terdapat
dua variabel yaitu :
1. Daya Tarik Outside Broadcast VanMGT Radio 101.1 FM ‘MGT-MV’
(MGT-Mobile Van)
Berdasarkan penjelasan dalam kerangka teoritis maka pengaplikasiannya
terhadap penelitian adalah merujuk pada pendapat Effendy mengenai daya
tarik, berdasarkan itulah peneliti menurunkan indikator dari Daya Tarik OB Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ adalah kekuatan dan penampilan. Apabila diaplikasikan ke dalam penelitian sehingga konsep dalam model ini
dapat dioperasionalisasikan menjadi variabel – variabel penelitian dimana yang menjadi indikatornya adalah kekuatan yang diukur dengan gaya
komunikasi penyiar, kualitas suara penyiar, serta materi program. Selanjutnya
(26)
2. Sikap Pendengar On Air
Sikap terdiri dari tiga komponen pembentukan sikap yaitu aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek konatif yang apabila diaplikasikan ke dalam
penelitian sehingga konsep dalam model ini dapat dioperasionalisasikan
menjadi variabel – variabel penelitian dimana yang menjadi indikatornya adalah aspek kognitif yang diukur dengan mengetahui, meyakini dan
memikirkan. Selanjutnya adalah aspek afektif yang diukur dengan
memikirkan, merasa senang dan merasa puas. Dan aspek konatif diukur
dengan menyukai dan menikmati.
Jika diaplikasikan bersama The Active Audience Theory seperti yang diungkapkan oleh Jay G. Blumler, masih dalam West & Turner (2007) yang
menawarkan beberapa aktifitas dimana pengguna media bisa dapat
berhubungan akan terlihat bahwa :
1. Utility
MGT Radio 101.1 FM menggunakan pendengarnya yang berkunjung ke
Istana Plaza dan Cimampelas Walk untuk keperluan yang salah satunya adalah untuk membentuk sikap dari pendengarnya karena pendengar
MGT Radio 101.1 FM yang aktif memilih media pemenuhan kebutuhan
informasi dan hiburannya. Sikap tersebut yaitu sikap positif untuk
pendengar MGT Radio 101.1 FM tidak berpindah saluran dari MGT
Radio 101.1 FM, dengan kata lain pendengar tetap setia untuk
(27)
kebutuhan informasi dan hiburannya. Dimana dalam melakukan siaran on airnya MGT Radio 101.1 FM menggunakan media luar studio yaitu MGT-MV. Dalam melakukan siarannya, MGT-MV menonjolkan daya tariknya. Begitu pula pendengar MGT Radio 101.1 FM yang berkunjung
ke Istana Plaza dan Cihampelas Walk menggunakan MGT Radio 101.1 FM sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburannyanya
melalui MGT-MV. 2. Intentionality
Pendengar MGT Radio 101.1 FM yang menggunakan MGT-MV sebagai media pemenuhan kebutuhannya, muncul aspek kognitif pada dirinya
terhadap MGT-MV yaitu dengan mengetahui, meyakini dan memikirkan MGT-MV. Apa yang telah diketahui, diyakini dan dipikirkan oleh pendengar MGT Radio 101.1 FM merupakan motivasi yang timbul
dalam diri pendengar MGT Radio 101.1 FM terhadap MGT-MV. Dengan muncul motivasi tersebut maka akan memberikan pengaruh MGT Radio
101.1 FM terhadap MGT-MV untuk terus menonjolkan daya tariknya melalui kekuatan dari MGT-MV yaitu gaya komunikasi penyiar, kualitas suara penyiar, dan materi program yang disajikan kepada pendengar dan
penampilan MGT-MV yaitu warna dan layout tulisan dari MGT-MV. 3. Selectivity
Setelah muncul aspek kognitif dalam diri pendengar MGT Radio 101.1
(28)
senang, dan rasa puas maupun sebaliknya. Dengan munculnya aspek
afektif tersebut maka akan timbul proses pemilihan terhadap MGT-MV
sebagai ketertarikan ataupun sebaliknya dari pendengar MGT Radio
101.1 FM.
4. Imperviousness to influence
Pendengar MGT Radio 101.1 FM tidak akan hanya memilih ataupun
menolak MGT-MV, akan tetapi akan merekonstruksi ulang dari apa yang mereka dapatkan hasil siaran dari MGT-MV. Pada proses inilah membentuk aspek konitif pada pendengar MGT Radio 101.1 FM sebagai
efek akhir dari proses pembentukan sikap pendengarnya yaitu jika
pendengar MGT Radio 101.1 FM menerima MGT-MV maka akan mendekati MGT-MV, dan sebaliknya.
The Active Audience Theory dalam penelitian ini memiliki kegunaan sebagai sebuah pengait antara variabel – variabel pada penelitian ini yaitu variabel X yaitu Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM
„MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) dengan variabel Y yaitu Sikap Pendengarnya. Hal ini karena dalam komunikasi massa, sikap dapat terbentuk dari
komunikan apabila komunikan ikut berperan aktif dalam media massa
(29)
1.6. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi Variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran yang dapat diukur sedangkan variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai (Jalaludin Rhamat, 2001 : 12)
Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran variabel – variabel yang masih berbentuk konsep – konsep atau abstrak. Maka dari itu dilakukanlah proses operasionalisasi variabel, untuk mendapatkan bukti yang lebih nyata. Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini.
(30)
Tabel 1.2
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Indikator Alat ukur Jumlah Item Pertanyaan 1. Daya Tarik a. Kekuatan -Gaya komunikasi penyiar
-Kualitas suara penyiar -Materi program
3 3 3 b. Penampilan - Desain
- Layout Tulisan
1 2
2. Sikap d. Aspek Kognitif -Meyakini Keberadaan -Memikirkan
1 1
e. Aspek Afektif -Merasa senang -Merasa puas -Setuju
1 1 1 f. Aspek Konatif -Menyukai
-Menikmati
-Mengulang Untuk Menikmati -Berpartisipasi Dalam
1 1 1 1
(31)
1.7. Model Penelitian
Adapun model penelitian yang digunakan peneliti adalah:
Gambar 1.1. Model Penelitian
Sumber: (Analisa dan Pemikiran Peneliti, 2011)
Pada gambar model diatas terlihat bahwa variabel X yaitu Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) memiliki pengaruh dengan Varibel Y yaitu Sikap. Dengan demikian indikator variabel X
(Kekuatan dan Penampilan) secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap Aspek
Kognitif, Aspek Afektif, dan Aspek Konatif dari para pendengar on air di Cihampelas Walk dan Istana Plaza Kota Bandung
Variabel X
Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM
‘MGT-MV’ (MGT-Mobile Van)
Indikator: Kekuatan
Penampilan
Variabel Y Sikap Indikator:
Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif
(32)
1.8. Hipotesis
Berdasarkan masalah di atas mengenai Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) terhadap Sikap, peneliti menentukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
H0 : Tidak ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis
menjadi beberapa sub hipotesis, yaitu:
1. H1 : Ada Pengaruh Kekuatan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung. H0 : Tidak Ada Pengaruh Kekuatan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
(33)
2. H1 : Ada Pengaruh Penampilan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung. H0 : Tidak Ada Pengaruh Penampilan Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Sikap Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
3. H1 : Ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Aspek Kognitif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
H0 : Tidak ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Aspek Kognitif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas
Walk Kota Bandung.
4. H1 : Ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Aspek Afektif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
H0 : Tidak Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap
(34)
Aspek Afektif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
5. H1 : Ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions Terhadap Aspek Konatif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
H0 : Tidak ada Pengaruh Daya Tarik Outside Broadcast Van MGT Radio 101.1 FM „MGT-MV‟ (MGT-Mobile Van) Oleh Public Relations & Promotions
Terhadap Aspek Konatif Pendengar On Air di Istana Plaza dan Cihampelas Walk Kota Bandung.
1.9. Populasi dan Sampel 1.9.1. Populasi
Riduwan dalam bukunya yaitu Dasar – Dasar Statistika menyatakan bahwa : ”Populasi adalah merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. (Riduwan,2008 : 8).
Populasi dalam penelitian ini adalah publik eksternal MGT Radio 101.1
FM dalam hal ini adalah keseluruhan pendengar MGT Radio 101.1 FM, baik
yang mendengarkan langsung menggunakan media radio maupun pendengar
(35)
informasi dan hiburan yang disajikan dan disiarkan MGT Radio 101.1 FM
melalui MGT-MV.
Jumlah pendengar MGT Radio 101.1 FM ditentukan melalui jumlah
pendengar MGT Radio 101.1 FM menurut survey AC Nielsen pada bulan
November 2010 yaitu berjumlah 17.000 pendengar. Dimana AC Nielsen
menghitung pendengar MGT Radio 101.1 FM dengan melakukan survey
kepada responden di kota Bandung. Pihak MGT Radio 101.1 FM meminta
AC Nielsan untuk menghitung jumlah pendengar MGT Radio 101.1 FM
dengan membayar. Data penghitungan AC Nielsen tersebut di dapat dari arsip
Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM dimana MGT Radio 101.1 FM meminta kepada AC Nielsen untuk melakukan penghitungan
jumlah pendengar.
AC Nielsen menggunakan metode buku harian untuk pengukuran
pendengar radio. Metode ini memungkinkan pengguna hasil riset dapat
memetakan perilaku pendengar selama sepekan dan metode buku harian
sangat membantu responden untuk segera mencatat kegiatan mendengar
radionya. Survey ini dilaksanakan setiap tahun dalam 4 gelombang (wave) termasuk dalam menghitung jumlah pendengar radio di kota Bandung yaitu
dengan membagikan beberapa lembar kertas untuk dibagikan pada respoden
(36)
Pemilihan dari populasi adalah berdasarkan perijinan dari pihak MGT
Radio 101.1 FM dengan pertimbangan bahwa populasi yang dipilih adalah
populasi yang menjadi pendengar setia MGT Radio 101.1 FM.
1.9.2.Sampel
Drs. Riduwan, M.B.A dalam bukunya yaitu Dasar – Dasar Statistika menyatakan bahwa : ”Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. (Riduwan,2008 : 10). Teknik Pengambilan Accidental Sampling. Accidental Sampling ini, adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat dipergunakan
sebagai sampel, jika dipandang orang kebetulan ditemui itu, maka hal tersebut
cocok sebagai sumber data. (Ruslan, 2003 : 8).
Besarnya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, yaitu
sebagai berikut:
Keterangan :
n = Ukuran atau besarnya sampel
N = Ukuran atau besarnya populasi
d = Presisi atau tingkat kesalahan yang ditetapkan yaitu sebesar 10%
(Yamane dalam Rakhmat, 2002: 82).
1
d
N
N
(37)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan nilai presisi / tingkat kesalahan
sebanyak 10%.
Berdasarkan rumus diatas maka penghitungan sampelnya adalah sebagai
berikut : 100 41 , 99 171 000 . 17 1 ) 1 , 0 ( 000 . 17 000 . 17 2 n
Dari penghitungan diatas, didapatkan bahwa sampel dari keseluruhan
populasi berjumlah 100 orang.
1.10. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode
penelitian survey.
Tipe penelitian kuantitatif menurut Sugiyono:
“...digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu. Sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat, serta hubungan fenomena tertentu secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau realibilitas data
penelitian dan membuktikan penelitian yang telah ada”. (Sugiyono, 2003: 19) Metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
(38)
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara
terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2009 : 6). Menurut Burhan Bungim dalam
bukunya “Metode Penelitian Kuantitatif”, penelitian survey hanya menggunakan kuisioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup, seperti :
1. Ciri – ciri demografis masyarakat. 2. Lingkungan sosial mereka.
3. Aktivitas mereka.
4. Pendapat dan sikap mereka.“ (Bungin, 2009 : 44).
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan
penyebaran angket, dan jawaban dari angket tersebut diangkakan (skoring). Skoring
ini telah ditetapkan untuk masing-masing alternatif jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang dibagikan kepada responden.
1.11. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan serangkaian proses interaksi dan komunikasi
(Singarimbun,1987:70). Pada penelitian ini wawancara ditujukan pada
Public Relations & Promotions MGT Radio 101.1 FM. 2. Angket atau Kuesioner
(39)
“Suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon)
tetulis seperlunya”. (Kartono,1988:200).
Pada penelitian ini angket atau kusioner diberikan kepada pendengar MGT
Radio 101.1 FM yang berada di tempat MGT-MV melakukan siarannya di kota Bandung.
3. Studi Pustaka
Merupakan usaha untuk memperoleh informasi dengan cara menelaah
bahan bacaan atau referensi yang sesuai dengan permasalahan penelitian,
baik dari buku-buku maupun internet sehingga didapatkan teori-teori yang
dapat mendukung analisis penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data berupa dokumen – dokumen. Adapun dokumen yang diperoleh adalah yang berkaitan dengan
penelitian yang diperoleh dari beberapa laporan, data/dokumen, buku,
surat kabar dan beberapa bahan lainnya yang mendukung penelitian ini.
Dokumentasi tersebut digunakan sebagai data primer.
5. Internet Searching
Adalah salah satu fasilitas internet yang dijalankan melalui browser untuk
mencari informasi yang kita inginkan. Internet searching menampung database situs – situs dari seluruh dunia yang jumlah halamannya mencapai milyaran., cukup dengan memasukkan kata kuncinya maka
(40)
internet searching akan menampilkan link situs disertai dengan keterangan singkat. Internet Searching juga merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penekiti dengan menelaah teori-teori,
pendapat-pendapat serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media online
yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian.
1.12. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka langkah
selanjutnya yang akan ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan, kesempurnaan, serta kejelasan
data.
2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data dan memilah – milah data sesuai dengan jenisnya.
3. Data dimasukkan kedalam cooding book (buku koding) dan coding sheet (lembar koding).
4. Mentabulasikan data yaitu memasukan data dalam sebuah tabel (tabel induk
kemudian ke dalam tabel tunggal) sesuai dengan analisis data.
5. Data yang ditabulasi kemudian dikelompokkan berdasarkan kelas-kelas penilaian
variabel dan dianalisis dengan koefisian korelasi Rank Spearman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif dengan cara
(41)
pemberian skors dimaksudkan untuk memindahkan data kuantitatif yang berupa
jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai
kuantitatif.
Didalam menentukan skors, yaitu dengan menggunakan Skala Likert. Skala
Likert dignakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. (Riduwan,2008:38).
Masing-masing pernyataan dari responden diberi nilai sebagai berikut :
Sangat Setuju = 5
Setuju = 4
Cukup Setuju = 3
Kurang Setuju = 2
Tidak setuju = 1
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan komputer dengan program
SPSS 14 untuk menganalisa hubungan variabel X dan variabel Y. Adapun uji
statistik yang peneliti gunakan yaitu menggunakan rumus Rank Spearman. Untuk menganalisa pengaruh koefisien Determinasi (KD) antara variabel X
dan variabel Y digunakan rumus :
r = besarnya korelasi
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, yaitu : KD = r2 x 100%
t hitung = r (n – 2 ) (1 – r2)
(42)
Keterangan :
r = besarnya korelasi
n = besarnya sampel.
1.13. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.13.1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di tempat MGT-MV melakukan siarannya pada bulan Juni 2011 di kota Bandung, dimana MGT-MV memiliki lokasi yang rutin dalam melakukan siaran on air, yaitu :
1. Istana Plaza (hari selasa), dengan :
Alamat : Jalan Pasirkaliki 121 – 123 Bandung Telepon : 022-6000100/6000404
Fax : 022-6000234/6046757
2. Cihampelas Walk (hari kamis), dengan :
Alamat : Jalan Cihampelas 160 Bandung
Telepon : 022-2061122
1.13.2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung dari bulan Februari
sampai dengan bulan Juli 2011. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di
(43)
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
Sumber : (Catatan Peneliti, 2011)
No. Uraian Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Persiapan
Pengajuan Judul
ACC Judul
Persetujuan Pembimbing Universitas
Persetujuan penelitian dari
perusahaan
Penulisan BAB I
Bimbingan
Penulisan BAB II
Penulisan BAB III
Bimbingan
2. Penyebaran Angket
Bimbingan
Pengolahan Data
3. Penulisan BAB IV
Bimbingan
Penulisan BAB V
(44)
1.14. Sistematika Penelitian
Skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Mencakup tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran (meliputi kerangka teoritis dan kerangka praktis),
operasionalisasi variabel, hipotesis, metode penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data, Objek penelitian (populasi
dan sampel), lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan tentang Ilmu Komunikasi, tinjauan tentang komunikasi
massa, tinjauan tentang Public Relations, tinjauan tentang daya tarik, tinjauan tentang OB Van, tinjauan tentang sikap, serta tinjauan tentang pendengar.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Berisi tinjauan tentang MGT Radio 101.1 FM, yakni Sejarah, Logo
dan tagline MGT Radio 101.1 FM, Sejarah Public Relations MGT Radio 101.1 FM, Profil MGT Radio 101.1 FM, Struktur Organisasi
MGT Radio 101.1 FM, Job Description MGT Radio 101.1 FM, Survey Pendengar oleh AC Nielsen dan tinjauan tentang Profil
(45)
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil Uji Validitas dan Reliabilitas, Analisis deskriptif
identitas responden, Analisis deskriptif hasil penelitian berdasarakan
data hasil tabulasi (tabel tunggal) dan data hasil korelasional, dan
Pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan Bab dan saran untuk
(46)
39 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasi Inggris communication berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber dari kata communis. Yang berarti sama. Dalam persepsi umum, kata sama yang dimksud disini adalah sama makna.
Esensinya, menurut Santoso Santropoetro (1987 : 7) adalah kesaman
pengertian diantara mereka yang berkomunikasi. Suatu komunikasi dalam
kegiatannya berlangsung melalui suatu proses, yaitu jalan dan urutan kegiatan
sehingga terjadi/timbul pengertian tentang suatu hal diantara unsur – unsur yang saling berkomunikasi. Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk saling
memahami atau mengerti tentang suatu pesan yang dihadapi bersama, yaitu
antara pemberi pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan).
Dengan suatu efek atau hasil. Efek komunikasi merupakan segala perubahan
yang terjadi dipihak komunikan sebagai akibat diterimanya suatu pesan oleh
komunikan. (Hikmat, 2011 : 68 – 69).
Pengertian komunikasi pun banyak di berikan oleh para ahli. Menurut
Carl I. Hovland sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy,
(47)
“Ilmu komunikasi adalah Upaya yang sitematis untuk merumuskan secara tegar asas- asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap”.
Definisi Hovland diatas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus
mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa :
“Communication is the process to modify the behavior of other individuals.” (Komunikasi adalah proses mengubah mengubah perilaku orang lain).
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab petanyaan sebagai
berikut :
“Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :
(48)
2. Pesan (message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
5. Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasakan paradigma Laswell tersebut, yaitu :
“Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.” (Effendy, 1997 : 10).
Definisi komunikasi lainnya yaitu menurut Everett M. Rogers seorang
pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada
studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi sebagaimana
yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc. , mendefinisikan
komunikasi sebagai berikut :
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.”
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence
Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan
bahwa :
“Komunikasi adalah suatu proses diamana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya,
(49)
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan
adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya
perubahan sikap dan tingkah laku seta kebersamaan dalam menciptakan saling
pengertian dari orang – orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi. (Cangara, 2008 : 20).
2.1.2. Prinsip Komunikasi
Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran
yang bertindih satu sama lain. Daerah yang bertindij itu disebut kerangka
pengalaman (field of experience), yang menunjukkan adanya antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol
Gambar 2.1 Kerangka Pengalaman
(Sumber : Cangara, 2008 : 21).
Dari gambar diatas, kita dapat menarik empat prinsip dasar komunikasi,
yakni :
1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang
sama antara pihak – pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experiences).
2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A dan B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, makin
(50)
besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena
(efektif).
3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi
sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing – masing, komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar
kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang
efektif.
4. Kedua lingkaran ini tidak akan bisa saling menutup secara penuh (100%)
karena dalam konteks komunikasi antarmanusia tidak pernah ada manusia
diatas dunia ini yang memiliki perilaku, karakter, dan sifat – sifat yang persis sama (100%), sekalipun kedua manusia itu dilahirkan secara
kembar. (Cangara, 2008 : 20 – 21). 2.1.3. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain – lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu – raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan , dan sebagainya yang
timbul dari lubuk hati. (Effendy, 1997 : 11).
Effendy dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, menyebutkan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu :
(51)
1. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan alin
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat
yang relatif jauh atau jumlah banyaknya. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua
yang sering digunakan dalam komunikasi. (Effendy, 1997 : 11, 16).
Dari kedua proses komunikasi diatas dapat dijelaskan bahwa proses
komunikasi terjadi melalui dua proses. Kedua proses komunikasi tersebut
pastinya akan selalu terjadi di dalam kehidupan manusia karena melihat
(52)
2.1.4. Elemen Proses Komunikasi
Proses komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia akan berjalan
melalui elemen – elemen di dalamnya yang disebut dengan elemen proses komunikasi. Menurut Euis Winarti dalam bukunya “Pengembangan
Kepribadian” bahwa elemen proses komunikasi, yaitu :
1. Sumber (Source)
Adalah pihak yang mencetuskan dan menyampaikan pesan, dapat
merupakan perorangan maupun sekelompok orang.
2. Pesan (Message)
Berupa rangsang verbal atau non verbal, biasanya dihubungkan sesuatu
makna yang telah dipahami, seperti kata – kata, gerakan tubuh, tanda – tanda tertentu dan lain – lain.
3. Sarana (Channel)
Sarana yang dipakai untuk menyampaikan pesan, seperti bahasa atau
gerakan – gerakan anggota badan. 4. Penerima (Receiver)
Biasanya pesan itu dikirimkan oleh seseorng sebagai sumber kepada
seorang penerima pesan. Penerima pesan ini biasa pula disebutkan sebagai
tujuan akhir dari pesan.
5. Umpan Balik (Feedback)
Merupakan pesan yang berupa respon atau komentar mengenai pesan yang
(53)
6. Gangguan (Noise)
Segala sesuatu yang menghambat atau mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi (bisa bersifat eksternal/environmental atau
internal/intrapersonal).
7. Context
Merupakan kondisi (dimensi) pisik, sosial ataupun psikologikal yang
berpengaruh terhadap jalannya proses komunikasi. (Winanti, 2007 : 30 – 31).
Ke tujuh elemen diatas membantu proses komunikasi yang terjadi.
Dimana saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
2.1.5. Unsur – Unsur Komunikasi
Unsur komunikasi merupakan persyaratan terjadinya komunikasi.
(Effendy, 2004:6). Menurut Onong Effendy dalam buku yang berjudul “
Dinamika Komunikasi”, unsur-unsur komunikasi adalah :
1. Komunikator (sumber) yaitu orang yang menyampaikan pesan .
2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang .
3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan .
4. Media atau saluran yaitu sasaran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
(54)
Dalam komunikasi kelima unsur tersebut tidak lepas dari komunikasi
karena unsur – unsur tesebut merupakan penunjang berjalannya suatu komunikasi. Tanpa adanya unsur – unsur tersebut maka komunikasi tidak dapat terjadi.
2.1.6. Tipe –Tipe Komunikasi
Komunikasi dalam kehidupan manusia tidak terjadi hanya dalam satu tipe
saja, akan tetapi terjadi melalui berbagai macam tipe. Menurut Euis Winarti
dalam bukunya “Pengembangan Kepribadian” bahwa tipe – tipe komunikasi, yaitu :
1. Komunikasi Intrapersonal.
2. Komunikasi Interpersonal.
3. Komunikasi Environmental (Lingkungan).
4. Komunikasi Publik (Khalayak). (Winanti, 2007 : 31 – 32).
Dalam kehidupannya, manusia melakukan berbagai macam interaksi
sesuai dengan kebutuhannya. Berbagai macam interaksi tersebut meruapakan
bentuk dari tipe komunikasi seperti yang telah dijelaskan diatas sesuai dengan
kondisi komunikasi yang dialaminya.
2.1.7. Fungsi Komunikasi
Komunikasi dalam terjalinnya tidak hanya berjalan begitu saja akan tetapi
(55)
Effendy dalam buku yang berjudul, “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi”,
fungsi komunikasi adalah :
1. Menginformasikan (To Inform). 2. Mendidik (To Educate).
3. Menghibur (To Entertain)
4. Mempengaruhi (To Influence). (Effendy,2003 : 55).
Manusia yang memiliki kebutuhan untuk memenuhi kebutuhannya yang
salah satunya dapat dicapai melalui komunikasi. Maka manusia akan
merasakan keempat fungsi komunikasi setelah menjalankan komunikasi.
2.1.8. Faktor – Faktor Penghambat Komunikasi
Komunikasi yang terjalin tidak hanya dapat berjalan dengan lancar, akan
tetapi terdapat pula faktor penghambatnya. Menurut Onong Uchajana
Effendy dalam bukunya yang berjudul, “Dinamika Komunikasi”, faktor – faktor penghambat komunikasi,adalah :
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional (situational context). Ini berati bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap
kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor
(56)
2. Hambatan semantis
Kalau hambatan sosiopsikologis-antrpologis-psikologis terdapat pada
pihak komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada diri
komunikator.
3. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi.
4. Hambatan ekologis
Hambatana ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan
terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari
lingkungan. (Effendy, 2003 : 11 – 16).
Terhambatnya komunikasi merupakan hal harus dapat terhindarkan. Oleh
karena itu manusia dalam berkomunikasi harus dapat menghindarkan
hambatan – hambatan tersebut agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa
2.2.1. Definisi Massa dalam Komunikasi Massa
Massa dalam arti komunikasi massa merupakan penerimaan pesan yang
(57)
perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa pada
komunikasi massa menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. (Hidayat, 2007 : 10).
2.2.2. Definisi Komunikasi Massa
Definisi Komunikasi Massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney
(1988) adalah :
”Mass communication is a process whereby mass – produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receiverds
(Komunikasi masaa adalah sebuah proses dimana pesan – pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa
penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen.)”. (Nurudin, 2007 : 10). Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986),
mengatakan,
“Sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal – hal sebagai berikut :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara tepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah , televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi massa yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan mili publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan , ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya
pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.ini
(58)
berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor, film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona. Dalam komuikasi ini umpan balik langsung dilakukan. Tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). (Nurudin, 2007 : 8
– 9).
Komunikasi massa menurut Dr. Mahi M Hikmat dalam bukunya ”Etika
dan Hukum Pers”, yaitu :
”Komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat, kabar, majalah, siaran radio, dan televisi, bahkan internet. Komunikasi massa menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa.” (Hikmat : 2011, 71).
2.2.3. Fungsi Komunikasi Massa
Seperti halnya komunikasi, komunikasi massa dalam terjalinnya tidak
hanya berjalan begitu saja akan tetapi memiliki fungsi. Menurut Goran
Hedebro, seorang doktor komunikasi berkebangsaan Swedia dalam bukunya
“Communication and Social Change in Developing Nations” (1982) seperti yang dikutip oleh H. Hafied Cangara, dalam bukunya “Pengantar Ilmu
Komunikasi”, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa, ditujukan untuk :
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai – nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah modernisasi;
2. Mengajarkan keterampilan baru;
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan;
(1)
Ruslan, Rosady, SH, MM. 2008. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Pers.
. 2003. MetodePenelitian Public Relations & Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Sarwono, Jonathan. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta : ANDI.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 4, Jakarta : Balai Pustaka.
West, Turner & Turner, Linn H. 2007. Introducing Communication Theory. New York : McGraw Hill.
Winanti, Euis. 2007. Pengembangan Kepribadian. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yulianita, Neni, Dra., MS. 2003. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM UNISBA).
(2)
179
Sumber lainnya :
Company profile MGT Radio 101.1 FM, 2011.
Catatan waktu penelitian peneliti, Bulan Februari – Juli, 2011
(3)
219
DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Riefki
Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 11 November 1989 Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Komplek Jakapurwa N 16 Bandung
Telepon : (022) 93821886
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Abdul Wahab (Alm)
Pekerjaan : -
Nama Ibu : Henny Hendrawaty
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Komplek Jakapurwa N 16 Bandung E-mail : [email protected]
(4)
220
PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun Uraian
1. 2007 - 2011 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Kosentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
2. 2004 – 2007 SMA Pasundan 1 – Bandung 3. 2001 – 2004 SMPN 18 – Bandung
4. 1995 – 2001 SDN Jakapurwa 1 – Bandung
PENGALAMAN ORGANISASI
No. Tahun Uraian
1. 2006 – 2007 Anggota Perwakilan Kelas PK SMA Pasundan 1 Bandung
2. 1999-2001 Anggota Pramuka SDN Jakapurwa 1 Bandung
(5)
PELATIHAN DAN SEMINAR
No. Tahun Uraian
1. 2007 Peserta Workshop Sehari Gen‟ Asik 1 Day 4 The Future
2. 2008 Peserta Pelatihan Table Manner di Hotel Jayakarta, Bandung
3. 2008 Peserta Pelatihan Master of Ceremony Audiotorium UNIKOM
4. 2008 Peserta Pelatihan Personal Development & Brain Management Audiotorium UNIKOM
5. 2008 Peserta A Workshop on Modern Strategic Public Relations, Unpad.
6. 2008 Mentoring Agama Islam
7. 2009 Peserta Seminar Jurnalistik, ITB.
8. 2009 Peserta Pelatihan “Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri”
9. 2009 Peserta “The Future of United States of America –Indonesia Relationship ”
10. 2009 Peserta Kuliah Umum “Kebudayaan Film dan Sensor Film” (Ilustrasi Tentang Perfilman) 11. 2010 Peserta “Pelatihan Public Speaking” 12. 2010 Peserta “Seminar Budaya Preneurship
(6)
222
Enterpreneurship‟”
13. 2011 Peserta “Seminar Online Media : Citizen Journalism & Entrepreneurship” yang diadakan olek detikcom