Perancangan Enterprise Arsitektur Sistem Informasi Penjadwalan Menggunakan Kerangka Kerja Togaf ADM
Oleh :
UDIN TAHRILUDIN NPM : 57.101.10.038
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
(2)
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR SINGKATAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Batasan Masalah ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Sistem ... 7
2.2 Karakteristik Sistem ... 7
2.3 Informasi ... 8
(3)
2.8 Siklus Informasi ... 16
2.9 Arsitektur Sistem Informasi ... 17
2.10 Pengertian Penjadwalan ... 17
2.11 Enterprise Architecture ... 18
2.12 Enterprise Architecture Framework ... 19
2.12.1 The Open Group Architecture Framework ( TOGAF) ... 20
2.12.1.1 Struktur Umum dan Komponen TOGAF ... 21
2.12.1.2Architecture Development Method (ADM) ... 22
2.12.2 PemilihanArchitecture Enterprise (EA) Framework ... 28
2.13 Unified Modelling Language (UML) ... 30
2.13.1 Class Diagrams ... 31
2.13.2 Use Case ... 31
BAB III METODOLOGI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 33
3.1 Metodologi Penelitian ... 33
3.1.1 Studi Literatur ... 33
3.1.2 Pengumpulan Data ... 34
3.1.3 Identifikasi Awal ... 34
3.1.4 Preliminary : Framework and Pricnciples ... 35
3.1.5 Requirements Management ... 35
(4)
3.1.10 Opportunities and Solutions(Peluang dan Solusi) ... 38
3.1.11 Migration Planning(Perencanaan Migrasi) ... 38
3.2 Kerangka Penelitian ... 39
3.3 Analisis Hasil Penelitian ... 40
3.3.1 Studi Literatur ... 40
3.3.2 Pengumpulan Data ... 40
3.3.3 Identifikasi Awal ... 41
3.3.3.1 Sejarah SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ... 41
3.3.3.2 Visi dan Misi ... 42
3.3.3.3 Tujuan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ... 43
3.3.3.4 Budaya SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ... 44
3.3.3.5 Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ... 45
3.3.3.6 Tugas dan Wewenang ... 47
3.3.3.7 Asset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Kuningan .... 48
3.3.4 Preliminary : Framework and Pricnciples ... 58
3.3.4.1 Kebijakan Manajemen ... 58
3.3.4.2 Menetukan Kerangka Kerja dan Metodologi ... 59
3.3.5 Requirements Management ... 59
3.4 Architecture Vision(Arsitektur Visi Sistem Informasi Penjadwalan) 62 3.5 Business Architecture(Perancangan Arsitektur Bisnis)... 62
(5)
3.9 Migration Planning(Perencanaan Migrasi) ... 64
BAB IV PERANCANGANENTERPRISEARSITEKTUR ... 65
4.1 Identifikasi Awal ... 65
4.2 Architecture Vision(Visi Arsitektur Sistem Informasi Penjadwalan) 67 4.2.1 Tujuan Bisnis (Business Goal) ... 67
4.2.2 Sasaran Bisnis (Business Objective) ... 68
4.2.3 Ruang Lingkup (Scope) ... 68
4.3 Business Architectur(Arsitektur Bisnis Penjadwalan) ... 68
4.3.1 Gap AnalysisArsitektur Bisnis ... 69
4.3.2 Interaksi Antar Proses Bisnis SMK Muhammadiyah 2 Kuningan 70 4.3.3 Gap AnalysisAliran Proses Bisnis Penjadwalan saat ini ... 72
4.3.4 Usulan Perancangan Proses Bisnis Penjadwalan ... 74
4.3.4.1 Usulan Alur Perancangan Proses Bisnis Secara Umum .... 74
4.3.4.2 Usulan Alur Proses Bisnis Perencanaan Pembuatan Jadwal 76 4.3.4.3 Usulan Alur Proses Bisnis Pelaksanaan Pembuatan Jadwal 80 4.3.4.4 Usulan Aliran Proses Bisnis Sosialisasi Jadwal ... 82
4.4 Information System Architectur(Arsitektur Sistem Informasi) ... 86
4.4.1 Gap AnalysisArsitektur Sistem Informasi ... 86
4.4.2 Usulan Perancangan Arsitektur Data ... 88
(6)
dengan menggunakanClass Diagrams ... 90
4.4.3 Usulan Perancangan Arsitektur Aplikasi ... 92
4.4.3.1 Perancangan Use Case Diagrams ... 92
4.4.3.2 Menentukan Kebutuhan Sistem Informasi dan Kandidat Aplikasi ... 95
4.4.3.3 Menentukan Kandidat Aplikasi ... 95
4.4.3.4 Arsitektur Aplikasi ... 96
4.4.3.5 Persyaratan Umum Sistem Informasi ... 98
4.5 Technologi Architectur(Arsitektur Teknologi) ... 99
4.5.1 Gap AnalysisArsitektur Teknologi ... 99
4.5.2 Usulan Arsitektur Infrastruktur TI ... 100
4.5.2.1 Usulan Perancangan Teknologi Database ... 101
4.5.2.2 Usulan Perancangan Teknologi Software ... 101
4.5.2.3 Usulan Perancangan Kebutuhan Teknologi Komputer ... 102
4.5.2.4 Usulan Perancangan Infrastruktur dan Jaringan Komputer 103 4.5.2.5 Usulan Perancangan Teknologi Server dan Data Center ... 106
4.5.2.6 Usulan Perancangan Manajemen Teknologi Informasi .... 106
4.6 Opportunities and Solutions(Peluang dan Solusi) ... 108
4.6.1 Gap Analysis ... 108
(7)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 113
5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
(8)
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto. 2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2007. “Management Information Sysem: Managing The Digital Firm (Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital)”.Salemba Empat.
Dhewanto, Wawan & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning). Bandung: Informatika.
Fowler, Martin. 2005. UML Destilled Edisi 3 Panduan Singkat Bahasa Objek Standar.Yogyakarta: Andi Offset
Yunis, Roni & Surendro, Kridanto. 2010. “Implementasi Enterprise Architecture Perguruan Tinggi”.Jurnal of extension 19 (Juni). E-Journal on-line. Melalui http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1862/1638.html [08/01/12]
Lambart, Mike. 2008. “TOGAF™ and The Open Group Architecture Forum”.
Jurnal of extension 28 (January). E-Journal on-line. Melalui:
https://www.opengroup.org/conference-live/uploads/40/15719/togaf-tutorial-jan2008.pdf [06/14/2012]
Setiawan, Budi, E. 2009. “Pemilihan EA Framework,”. Journal of Extension 20 (Juni). E-Journal on-line. Melalui: http://journal.uii.ac.id/index.php/ Snati/article/viewFile/1091/979.html [08/01/12]
Eka S., Putri. 2009. “Arsitektur Sistem Informasi yang Berjalan dalam Jaringan”.
Melalui : http://blog.unsri.ac.id/userfiles/09071003020.doc [06/14/2012]
Erik. Babii. “Pengertian Penjadwalan”. Digital library unikom 16 (juni). On-line. Melalui: http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=27966 [06/16/12] Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Perencanaan Induk Sistem Informasi.
(9)
Cakrayana, Iwan. 2011. Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas.Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Jogiyanto. 2007. Model kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Supriyana, Iyan. 2010.“Model Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi dan Teknologi di Bakosurtanal Berbasis TOGAF”. Bogor:TELKOMNIKA Vol. 8
Harrison K, Varveris. L. 2006. TOGAF: Establishing Itself As The Devenitive Method for Building Enterprise Architecture in The Commercial World.
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap
penyampaian informasi kepada para pengguna, hal ini terbukti dengan semakin
meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi pada berbagai kalangan
kehidupan. Penggunaan teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat
merupakan suatu cara untuk memberikan nilai tambah yaitu berupa competitive
advantagedalam persaingan bisnis organisasi.
SMK Muhammadiyah 2 Kuningan merupakan salah satu sekolah swasta
yang berada di kabupaten kuningan, didalamnya terdapat 4 kompetensi keahlian
yaitu Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan, Farmasi dan
Teknik Sepeda Motor. Sejak berdiri pada tahun 1995 Jumlah pendaftar semakin
meningkat. Hasil survei selama 5 (lima) tahun diperoleh data pada tahun 2007
sebanyak 28 (dua puluh delapan) rombel, tahun 2008 sebanyak 27 (dua puluh
tujuh) rombel, tahun 2009 sebanyak 28 (dua puluh delapan) rombel, tahun 2010
sebanyak 31 (tiga puluh satu) rombel dan terakhir tahun 2011 sebanyak 34 (tiga
puluh empat) rombel. Dari data tersebut membuktikan bahwa kepercayaan
masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk memberikan
(11)
sistem informasi terutama untuk pengelolaan penjadwalan yang bertujuan untuk
mengelola jadwal agar bisa berjalan secara optimal.
Penjadwalan mata pelajaran pada suatu lembaga pendidikan merupakan
langkah awal memulainya proses kegiatan belajar mengajar. Penjadwalan di
Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Kuningan lebih rumit dilakukan
karena beberapa faktor diantaranya ketersediaan jumlah ruang belajar seperti
laboratorium komputer sebanyak 3 (tiga) ruang dari kebutuhan 5 (lima) ruang,
laboratorium farmasi sebanyak 2 (dua) ruang dari kebutuhan 3 (tiga) ruang,
bengkel kendaraan ringan sebanyak 6 (enam) ruang, bengkel TSM sebanyak 2
(dua) ruang dari kebutuhan 3 (tiga) ruang dan ruang kelas sebanyak 24 (dua puluh
empat) ruang dari kebutuhan 34 (tiga puluh empat) ruang yang tidak sebanding
dengan kebutuhan ruang belajar secara ideal, kesediaan waktu mengajar
kelompok mata pelajaran Normatif seperti PAI, PKn, Bahasa Indonesia,
Penjasorkes, mata pelajaran Adaptif seperti Bahasa Inggris, Matematika, IPA,
IPS, Kewirausahaan dan mata pelajaran Produktif yaitu mata pelajaran kejuruan,
yang kadang-kadang tidak bersedia mengajar dengan waktu yang ditentukan oleh
pihak sekolah, selain itu juga terdapat guru mata pelajaran yang belum sesuai
sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Permasalahan yang muncul pada saat pembuatan jadwal pelajaran adalah
bagaimana menyeimbangkan beberapa hal diatas seperti tidak boleh terjadi
kesamaan penggunaan ruangan kelas dan laboratorium/bengkel, belum adanya
kebijakan manajemen yang mengatur mengenai kesediaan waktu mengajar guru
(12)
sebanyak 68 (enam puluh delapan) orang dan PNS dpk sebanyak 4 (empat) orang
agar proses belajar berjalan optimal. Saat ini pembuatan jadwal masih dilakukan
dengan menggunakan software aplikasi yang bersifat umum seperti Microsoft
exceldanasc time table.
Enterprise Arsitektur memiliki arti perencanaan, pengklasifikasian,
pendefinisian, dan rancangan konektifitas dari berbagai komponen yang menyusun
suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki
komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur
aplikasi, dan arsitektur teknologi. Dari pengertian tersebut enterprise arsitektur bisa
menjadi blueprint sistem informasi penjadwalan. Berdasarkan hal tersebut maka
pembahasan tesis ini akan difokuskan pada perencanaan perancangan arsitektur
enterprise dengan mengambil judul ”Perancangan Eterprise Arsitektur Sistem
Informasi Penjadwalan Menggunakan Kerangka Kerja TOGAF ADM [Studi
Kasus: SMK Muhammadiyah 2 Kuningan]”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1) Belum adanya enterprise arsitektur sistem informasi meliputi Architectur
Vision, Business Architectur, Information System Architectur, Technologi Architectur, Opportunities and Solutions, dan Migration Planing yang
memadai untuk mengelola penjadwalan sehingga proses belajar tidak berjalan
(13)
2) Pengelolaan penjadwalan masih menggunakan aplikasi yang bersifat umum
seperti Microsoft excel dan asc time table sehingga pembuatan jadwal tidak
optimal.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan arsitektur sistem informasi
penjadwalan ini adalah :
1) Merancangenterprisearsitektur sistem informasi meliputiArchitectur Vision,
Business Architectur, Information System Architectur, Technologi Architectur, Opportunities and Solutions, dan Migration Planing yang
mengoptimalkan penjadwalan di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan.
2) Merancang blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan untuk mengelola
penjadwalan dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perancangan arsitektur sistem
informasi penjadwalan adalah sebagai berikut :
1)
Sekolah memiliki dan menerapkan enterprise arsitektur sistem informasi meliputi Architectur Vision, Business Architectur, Information SystemArchitectur, Technologi Architectur, Opportunities and Solutions, dan
Migration Planing yang dijadikan sebagai pendukung pengelolaan
(14)
2) Sekolah memiliki blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan untuk
mengelola penjadwalan dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam peneletian perancangan arsitektur sistem informasi
sekolah ini meliputi :
1) Perancangan enterprise arsitektur sistem informasi penjadwalan sekolah ini
menggunakan kerangka TOGAF ADM yang mencakup 8 tahap yaitu :
Architectur Vision, Business Architectur, Information System Architectur, Technologi Architectur, Opportunities and Solutions, Migration Planing, Implementation Governance, dan Architectur Change Management. Yang
akan dibahas yaitu Architectur Vision, Business Architectur, Information
System Architectur, Technologi Architectur, Opportunities and Solutions,dan
Migration Planing.
2) Merancang blueprint Sistem Informasi Penjadwalan untuk mengelola jadwal di
SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dengan menggunakan metodologi TOGAF
ADM.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penyusunan laporan ini, maka sistematika
(15)
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menunjang diantaranya
konsep tentang sistem informasi, enterprise architecture, framework TOGAF
ADM, tahapan pengembangan model framework TOGAF ADM, dan Unified
Modellling Language(UML).
BAB III METODOLOGI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini mengemukakan metodologi penulisan data dan menguraikan
analisis hasil temuan yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
penelitian.
BAB IV PERANCANGANENTERPRISEARSITEKTUR
Dalam bab ini membahas perencanaan perancangan enterprise arsitektur
sistem informasi penjadwalan menggunakan kerangka TOGAF sebagai bahan
usulan pengoptimalisasian pembuatan jadwal di SMK Muhammadiyah 2
Kuningan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir dari tesis ini yang berisi kesimpulan dari hasil
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sementara prosedur dapat diartikan
sebagai urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan
Apa (what) yang harus dikerjakan, Siapa (who) yang mengerjakannya, Kapan
(when)dikerjakan, dan Bagaimana (how) mengerjakanya.
Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis),
biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang
diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi
bisnis yang terjadi.
Dari definisi dan penjelasan diatas dapat diartikan bahwa suatu sistem
terdiri dari elemen-elemen yang bisa berbentuk individu atau bagian-bagian yang
terpisah, kemudian berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu
mempunyai komponn-komponen (components), batas sistem (boundary),
(17)
keluaran (output), dan sasaran (objectivies) atau tujuan (goal). Karakteristik
sistem dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
Sumber : Jogiyanto,Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstukrur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, hal. 6
2.3 Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management Informations
(18)
adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya
dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun
masa depan.
Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting
Information Systems : Concepts and Practise mengatakan bahwa informasi
sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting Information System and
Business Organizaiton, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang
menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang
yang menerimanya.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima
dan mempunyai nilai nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan
mendatang.
2.4 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
(19)
Menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon dalam bukunya yang
berjudulManagement Information Systems, menerangkan bahwa sistem informasi
(information system) secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan),
memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang
pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi yang merupakan sekumpulan
komponen yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu informasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Didalam sistem iformasi ada tiga aktivitas yang akan memproduksi
informasi yang dibutuhkan organisasi untuk membuat keputusan, mengendalikan
operasi, menganalisis permasalahan dan menciptakan produk baru. Aktivitas
tersebut adalah input, proses dan output. Input berfungsi untuk merekam atau
megumpulkan data mentah dari dalam maupun luar organisasi. Pemrosesan
(processing) berfungsi untuk mengubah data input mentah menjadi bentuk
yang berarti.Output berfungsi untuk mengirimkan informasi yang telah diproses
tersebut kepada pihak-pihak yang akan menggunakan atau kepada aktvitas yang
akan menggunakan informasi tersebut.
Penggunaan sistem informasi secara efektif memerlukan pemahaman dari
organisasi, manajemen dan teknologi informasi yang membentuk sistem tersebut.
Sebuah sistem informasi membentuk nilai bagi perusahaan sebagai suatu
(20)
2.5 Arsitektur Informasi
Arsitektur informasi adalah pengorganisasian sejumlah data yang digunakan
atau dihasilkan oleh organisasi ketika berhubungan dengan tujuan bisnis
organisasinya.
Arsitektur informasi adalah representasi grafis dari perencanaan sumber
daya data untuk kebutuhan bisnis. Arsitektur informasi juga merupakan sebuah
‘cetak biru’ dimana sistem informasi saat ini (current information system) dan
yang akan datang (future information system) dikembangkan dan sistem
operasional sehari-hari dijalankan (IBM, Business System Planning (Information
System Planning Guide), International Business Machines Corprations, 1981).
2.6 Analisis Sistem
Analisis Sistem (system analysis) adalah penguraian dari suatu system
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
2.7 Klasifikasi Sistem Informasi
Ada berbagai cara untuk mengelompokkan sistem informasi. Klasifikasi
yang umum dipakai antara lain didasarkan pada level organisasi, area fungsional,
(21)
informasi lain juga sering dijumpai dalam literatur, seperti sistem informasi
strategis dan sistem informasi geografi.
Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu:
1) Sistem Informasi Departemen
Sistem informasi departemen adalah sistem informasi yang hanya
digunakan dalam sebuah departemen.
2) Sistem Informasi Perusahaan
Sistem informasi perusahaan (enterprise information system) merupakan
sistem informasi yang tidak terletak pada masing-masing departemen, melainkan
berupa sebuah sistem terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen
secara bersama-sama.
3) Sistem Informasi Antar Organisasi
Sistem informasi antar organisasi (interorganizational information system)
merupakan jenis sistem informasi yang menghubungan dua organisasi atau lebih.
Berdasarkan area fungsional, dikenal sejumlah sistem informasi fungsional.
Jadi sistem informasi fungsional adalah sistem informasi yang ditujukan untuk
memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu
dalam perusahaan. Secara umum sistem informasi fungsional adalah sebagai
(22)
1) Sistem informasi akuntansi (accounting information system)
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
akuntasi (departemen/bagian akuntansi). Sistem ini mencakup semua transaksi
yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
2) Sistem informasi keuangan (finance information system)
Sistem informasi yang menyediakan informasi pada fungsi keuangan
(departemen/bagaia keuangan) yang menyangkut keuangan perusahaan. Misalnya
berupa ringkasancash flowdan informasi pembayaran.
3) Sistem informasi pemasaran (marketing information system)
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
pemasaran. Misalnya berapa ringkasan penjualan.
4) Sistem informasi SDM (human resource information system)
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
personalia. Misalanya berisi informasi gaji, ringkasan pajak dan
tunjangan-tunjangan hingga kinerja pegawai.
5) Sistem Informasi Sumberdaya Informasi (Information Resources Information System/ IRIS)
Fungsi sumberdaya informasi bertanggung jawab menjamin bahwa
fungsi-fungsi lain mendapatkan jasa dan sumberdaya informasi yang dibutuhkannya.
Transaksi umum yang ditangani meliputi permintaan pemrosesan informasi,
perbaikan atau perubahan data program, laporan kinerja hardware dan software,
(23)
Diantara ke empat jenis sistem informasi diatas, sistem informasi
penjadwalan masuk ke bagian Sistem Informasi Sumberdaya Informasi.
Berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi
yang digunakan pada semua area fungsional dalam organisasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Sistem Pemrosesan Transaksi (transaction processing system/TPS)
2) Sistem Informasi Management (management information system/MIS)
3) Sistem Otomasi Perkantoran (office automation system/OAS)
4) Sistem Pendukung Keputusan (decision support system/DSS)
5) Sistem Informasi Eksekutif (executive information system/EIS)
Tabel 2.1 Gambaran berbagai sistem informasi menurut dukungan yang diberikan
Sistem Fungsi Pemakai
TPS Menghimpun dan menyimpan transaksi Orang yang memproses
transaksi MIS Mengkonversi data yang berasal dari
TPS menjadi informasi yang berguna
untuk mengelola organisasi dan
memantau kinerja
Semua level manajemen
OAS Menyediakan fasilitas untuk
memproses dokumen maupun
pesan-pesan sehingga pekerjaan dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.
(24)
Sistem Fungsi Pemakai
DSS Membantu pengambilan keputusan
dengan menyediakan informasi, model, atau perngkat untuk menganalisa informasi
Analis, manajer dan
professional
EIS Menyediakan informasi yang mudah
diakses dan bersifat interaktif, tanpa mengharuskan eksekutif menjadi ahli analisis
Manajemen tingkat
menengah dan atas
Berdasarkan aktivitas yang didukung oleh level manajemen, maka dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1) Sistem Informasi Pengetahuan
Sistem informasi pengetahuan (knowledge management system) adalah
sistem informasi yang mendukung aktivitas pekerja berpengetahuan sepertiexpert
systemdanoffice support system.
2) Sistem Informasi Operasional
Sistem ini berurusan dengan operasi organisasi sehari-hari, seperti
penempatan pesanan pembelian dan pencatatan jumlah jam kerja pegawai. TPS,
SIM dan DSS sederhana termasuk ke dalam jenis sistem informasi ini.
3) Sistem Informasi Manajerial
Sistem informasi manajerial adalah sistem informasi yang menunjang
kegiatan-kegiatan manajerial. Ringkasan statistik, laporan periodik, analisis
(25)
4) Sistem Informasi Strategis
Sistem informasi strategis adalah sistem informasi yang digunakan untuk
menangani masalah-masalah strategis dalam organisasi. Sistem ini sangat
bermanfaat untuk mendukung operasi dan proses-proses manajemen yang
menyediakan jasa dan produk strategis untuk menuju keunggulan yang kompetitif.
2.8 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah dan akan diolah melalui
suatu proses dari mulai awal sampai data tersebut menjadi suatu informasi
yang bermanfaat. Data tersebut diolah secara terus menerus dari mulai
input sampai output dengan menggunakan suatu model secara berulang-ulang
sehingga membentuk suatu siklus. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Siklus Informasi
(26)
2.9 Arsitektur Sistem Informasi
Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi
masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien
diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan
masing-masing organisasi.
Berbagai definisi arsitektur sistem informasi
1) Disebut juga arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem informasi,
infrastruktur teknologi informasi
2) Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 1999)
3) Bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang telah dipilih (Laudon & Laudon, 1998)
4)
Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem jaringan) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang spesifik (Zwass,1998)
Tujuan Arsitektur Sistem Informasi
1) Sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint)
untuk arahan di masa mendatang
2) Agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi
2.10 Pengertian Penjadwalan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa: “ Jadwal adalah daftar atau tabel rencana kegiatan dengan pembagian waktu ”.
(27)
Penjadwalan adalah proses pembuatan susunan kegiatan dengan pembagian
waktu pelaksanaan, jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi penjadwalan
adalah suatu cara didalam suatu organisasi untuk menghasilkan suatu informasi
penjadwalan yang lebih berguna bagi para pengguna. Atau juga sistem informasi
penjadwalan dapat diartikan sebagai sistem yang memberikan layanan informasi
yang berupa data yang berhubungan dengan proses pembuatan susunan kegiatan
dengan pembagian waktu pelaksanaan dalam sebuah organisasi atau instansi.
Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai pengaturan pengalokasian sumber
daya dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan serangkaian tugas yang telah
dirancangkan, penjadwalan adalah aturan atau proses pengorganisasian,
pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan tempat atau sumber-sumber untuk
mengerjakan semua aktivitas yang diperlukan yang memenuhi kendala aktivitas
dan sumber daya.
2.11 Enterprise Architecture(EA)
Enterprise Architecture (EA) yang merupakan salah satu disiplin dalam
TI memiliki definisi seperti:
1) Deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi,
fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. EA menjelaskan rencana
untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.
2) Pendekatan logis, komprehensif, dan holistic untuk merancang dan
(28)
3) Basis aset informasi strategis yang menentukan misi, informasi dan
teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi
untuk mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap
perubahan kebutuhan misi.
4) Enterprise Architecture memiliki empat komponen utama: arsitektur
bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur teknologi, dan arsitektur
aplikasi.
5) Sehubungan dengan keempat komponen ini, produk Enterprise
Architecture adalah berupa grafik, model, dan/atau narasi yang
menjelaskan lingkungan dan rancanganenterprise.
Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk memutuskan
perlunya membuat pemodelan bisnis, beberapa pertimbangan tersebut dibutuhkan
jika :
1) Organisasi sedang atau akan melakukan rekayasa ulang proses bisnisnya.
2) Pengembang sedang membangun perangkat lunak yang akan digunakan
pada porsi yang signifikan dalam organisasi.
3) Adanya aliran kerja yang komplek dan besar di dalam organisasi yang tidak
di dokumentasikan sebelumnya.
2.12 Enterprise Architecture Framework
Enterprise Architecture Framework mengidentifikasikan jenis informasi
(29)
jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara
jenis informasi tersebut. Informasi dalam arsitektur enterprise sering
dikategorikan dalam model-model atau sudut pandang arsitektural. Dalam
mengembangkan arsitekturenterprise, perlu diadopsi atau dikembangkan sendiri
suatu Enterprise Architecture framework untuk arsitektur enterprise. Terdapat
berbagai macam framework yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
arsitektur enterprise, seperti: Zachman Framework, Federal Enterprise
Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), The Open Group Architectural Framework (TOGAF), dan lain-lain.
2.12.1 The Open Group Architecture Framework ( TOGAF)
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan kerangka
kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur
perusahaan. Berawal dari Technical Architecture for Information Management
(TAFTM) di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, kerangka kerja itu
diadopsi oleh Open Grouppada pertengahan tahun 1990-an. Spesifikasi pertama
TOGAF diperkenalkan pada tahun 1995. TOGAF merupakan hasil pengembangan
forum Open Group yang merupakan Forum kerja sama antara vendor dan
pengguna. TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan enterprise architecture,
dimana terdapat metode dantoolsyang detil untuk mengimplementasikannya, hal
inilah yang membedakan dengan framework EA lain misalnya framework
(30)
karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source. TOGAF memandang
enterprise architectureke dalam empat kategori antara lain :
1) Business Architecture Mendeskripsikan tentang bagaimana proses bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Application Architecture Merupakan pendeskripsian bagaimana aplikasi
tertentu didesain dan bagaimana interaksinya dengan apikasi lainnya.
3) Data Architecture Adalah penggambaran bagaimana penyimpanan,
pengelolaan dan pengaksesan data pada perusahaan
4) Technical Architecture adalah gambaran mengenai infrastrukturhardware
dansoftwareyang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya.
2.12.1.1 Struktur Umum dan Komponen TOGAF
TOGAF secara umum memiliki struktur dan komponen sebagai berikut
(Gambar 2.3) :
1 Architecture Development Method (ADM), Merupakan bagian utama dari
TOGAF yang memberikan rincian bagaimana menentukan sebuah
enterprise architecture secara spesifik berdasarkan permasalahan yang
muncul untuk perancangan arsitektur sistem informasi penjadwalan.
2 Foundation Architecture (Enterprise Continuum), Foundation
Architecture merupakan sebuah "framework-within-a-framework"dimana
didalamnya tersedia gambaran hubungan untuk pengumpulan arsitektur
yang relevan, juga menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya
(31)
dikumpulkan melalui ADM. Terdapat tiga bagian pada foundation
architecture yaitu Technical Reference Model, Standard Information dan
Building Block Information Base.
3 Resource Base, Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines,
templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek didalam penggunaan ADM.
Gambar 2.3 Struktur Umum TOGAF
Sumber : Erwin Budi S.,SNATI 2009, Pemilihan Ea Framework hal. B-117
2.12.1.2 Architecture Development Method (ADM)
TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana
membangun, mengelola. dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan
sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method
(ADM), dimana ADM merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam T h e Open Group Architecture Forum. ADM merupakan metode generik
yang berisikan sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan progresif dari
(32)
tahap pengembangan Arsitektur Enterprise. Inti dari ADM adalah pengelolaan
kebutuhan, di mana kebutuhan bisnis, sistem informasi, dan arsitektur
teknologi selalu diselaraskan dengan sasaran dan kebutuhan bisnis. Gambar 2.4
menunjukan tahapan-tahapan proses pemodelan arsitektur dalam TOGAF ADM.
Gambar 2.4
Tahapan ProsesTOGAF Achitecture Development Method (ADM)
(33)
Gambar 2.5
Diagram Langkah-langkah TOGAF ADM
Langkah-langkah dalam TOGAF ADM sebagai berikut:
1) Tahap A: Visi Arsitektur(Architecture Vision)
Menciptakan kesamaan pandangan mengenai pentingnya Arsitektur
Enterprise untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan; menentukan lingkup
dari arsitektur yang akan dikembangkan. Berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab, seperti:
(1) Berapa banyak informasi yang akan diambil.
(2) Bagaimana mengelola informasi tersebut.
(3) Bagaimana organisasi memulai proses pemodelanenterprise.
(4) Apakah cukup jika hanya sebagian dari enterprise saja yang ditinjau.
(34)
2) Tahap B: Arsitektur Bisnis(Business Architecture)
Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan Business Art
yang diinginkan, melakukan analisis kesenjangan antara keduanya dan penentuan
tools serta teknik yang akan digunakan. Pada tahap ini toolsdan metode umum
seperti BPMN, IDEF, dan UML dapat digunakan untuk mengembangkan model
yang diperlukan.
3) Tahap C: Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture)
Membangun arsitektur sistem informasi yang diinginkan, arsitektur ini
meliputi 2 (dua) domain yaitu Arsitektur data dan Arsitektur aplikasi. Arsitekur
data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi
bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan yaitu: ER-Diagram,
Class Diagram, danObject Diagram.Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada
bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dalam mendukung bisnis, serta lebih
fokus pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan
meliputi: Application and User Location Diagram, Use Case Diagram dan
lainnya.
4) Tahap D: Arsitektur Teknologi(Technology Architecture)
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan
dasar, alternatif teknologi sampai pelaksanaan analisis kesenjangan, Teknologi
direpresentasikan dengan kerangka kerjanya tersendiri, dengan penjelasan detil
penggunaan teknologi dalam organisasi. Dalam tahapan ini juga
(35)
teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location
Diagram,Network Computing Diagram,dan lainnya.
5) Tahap E: Peluang dan Solusi(Opportunities and Solution)
Mengevaluasi dan memilih alternatif solusi, identifikasi parameter strategis
penilaian keterkaitan, biaya dan manfaat, mendefinisikan strategi implementasi
dan rencana implementasi. Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang
diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data,
arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi
stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan
diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa
menggunakan teknikProject Context DiagramdanBenefit Diagram.
6) Tahap F: Perencanaan Migrasi(Migration Planning)
Menyusun urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas termasuk penilaian
kebergantungan, biaya, dan manfaat dari proyek migrasi. Urutan prioritas akan
menjadi dasar implementasi proyek. Biasanya pada tahapan ini untuk
pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan
utama dan pendukung dalam organisasi terhadap implementasi sistem informasi.
7) Tahap G: Tata kelola Implementasi( Implementation Governance)
Menyusun rekomendasi untuk setiap implementasi proyek; menyusun
kontrak arsitektur dan melaksanakan keseluruhan proses implementasi:
menetapkan organisasi pelaksana untuk proses implementasi sistem, memastikan
kesesuaian pelaksanaan proyek dengan arsitektur yang dikehendaki. Menyusun
(36)
framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dariIT Governance
Institute(ITGI) (Open Group, 2009).
8) Tahap H: Arsitektur Manajemen Perubahan (Architecture Change Management)
Menetapkan proses Arsitektur manajemen perubahan untuk arsitektur
enterprise baru yang telah selesai diimplementasikan; secara berkelanjutan
memonitor perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi dan
menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise
berikutnya.
Prinsip pengembangan arsitektur enterprise dengan menggunakan
metodologi TOGAF ADM terdiri dari tiga bagian yaitu:
1) Prinsip-prinsip enterprise, mendukung keputusan bisnis di seluruh bagian
organisasi/perusahaan.
2) Prinsip-prinsip teknologi informasi, mengarahkan penggunaan sumber daya
teknologi informasi di seluruh bagian organisasi/perusahaan.
3) Prinsip-prinsip arsitektur, mengembangkan arsitektur proses
organisasi/perusahaan dan arsitektur implementasinya, Prinsip ini
dipengaruhi oleh rencana organisasi/perusahaan, strategi, faktor pasar,
(37)
Kelebihan TOGAF
1) Fokus pada siklus implementasi ADM (Architecture Developmen Method).
2) Kaya akan area teknis arsitektur.
3) Resource Basemenyediakan banyak material referensi.
Kekurangan TOGAF
1) Tigalayerteratas masih perlu diperkuat.
2) Tidak ada template standar untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat
blok diagram).
3) Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made).
2.12.2 PemilihanArchitecture Enterprise (EA) Framework
Untuk memilih sebuahEnterprise Architecture Frameworkterdapat kriteria
yang berbeda yang bisa dijadikan sebagai acuan, misalnya:
1) Tujuan dari Enterprise Architecture dengan melihat bagaimana definisi
arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan
sehingga mudah untuk diikuti, dukungan terhadap evolusi arsitektur.
2) Input untuk aktivitas Enterprise Architecture seperti pendorong bisnis dan
input teknologi.
3) Output dari aktivitasEnterprise Architectureseperti model bisnis dan desain
(38)
Framework merupakan sebuah bagian penting dalam pendesainan
Enterprise Architectureyang seharusnya memiliki kriteria:
1) Reasoned
Framework yang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan
arsitektur yang bersifat deterministik ketika terjadi perubahan kontsrain dan tetap
menjaga integritasnya walaupun menghadapi perubahan bisnis dan teknologi serta
demandyang tak terduga.
2) Cohesive
Framework yang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan
seimbang dalam cara pandang danscope-nya.
3) Adaptable
Framework haruslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin
sangat sering terjadi dalam organisasi.
4) Vendor-independent
Framework haruslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk
benar-benar memaksimalkan keuntungan bagi organisasi.
5) Technology-independent 6) Domain-neutral
Adalah atribut penting bagi framework agar memiliki peranan dalam
(39)
7) Scalable
Framework haruslah beroperasi secara efektif pada level departemen, unit
bisnis, pemerintahan dan level korporat tanpa kehilangan fokus dan kemampuan
untuk dapat diaplikasikan.
2.13 Unified Modelling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML)adalah sebuah bahasa yang berdasarkan
grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO
(Object-Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuahblue
print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang
diperlukan dalamsystem software(http://www.omg.org)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan yang dapat
digunakan untuk rancang bangun berorientasi objek.UMLdapat digunakan untuk
spesifikasi, visualisasi dan dokumentasi sistem padafase pengembangan (Erikson
danPanker, 1998)
Dengan demikianUnified Modeling Language (UML) adalah suatu bahasa
pemodelan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun dan
(40)
2.13.1 Class Diagrams
Diagram kelas atau class diagrams menunjukkan interaksi antar kelas
dalam sistem. Class diagrams mendiskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem
dan berbagai hubungan statis yang terdapat diantara mereka. Class diagrams
juga menunjukan property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang
terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut. Sebuah kelas dibuat dalam
bentuk bujur sangkar yang terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama
menunjukkan nama kelas. Bagian kedua menunjukkan anggota kelas yang
memuat informasi atau atribut. Bagian ketiga menunjukkan operasi-operasi dari
sebuah kelas, dimana operasi dan sebuah kelas adalah tingkah laku
yang disediakan oleh kelas. Garis yang menghubungkan antar kelas
menunjukkan hubungan komunikasi antar kelas.
2.13.2 Use Case
Use Case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah
sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem
dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana
sistem tersebut digunakan. Diagram Use Case atau Use Case diagrammenyajikan
interaksi antara Use Case dan aktor. Dimana, aktor dapat berupa orang,
peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun.
Use Casemenggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi sistem dari pandangan pemakai. Tabel 2.2 menunjukan notasi dalam
(41)
Tabel 2.2 NotasiUse CaseDiagrams
Actor
1. Actor ini dapat berupa orang atau sistem lain yang berupa External atauinternalObjek.
2. Dapat berasosiasi dengan aktor lainnya.
Use Case
1. Mewakili sebagian besar dari fungsi sistem.
2. Bisa merupakan bagian Use Case lain.
3. Letaknya berada pada bagian dalam batasan sistem
Subject Boundary :
1. Merupakan nama dari subjek atau header.
2. Me-representasikan batasan dari subject
Assosiation Relationship
Merupakan link antara Use Case
dan berinteraksi dengan komponen
sistem.
Include Relationship
Me-reprentasikan suatu fungsi
yang dimasukkan berasal dari Use
Caselainnya
<<include>>
Extend Relationship
Me-reprentasikan suatu fungsi pengecualian yang diproses oleh Use Caselainnya.
<<extend>>
Generalization Relationship
Mereprentasikan suatu Use Case
yang banyak digeneralisir menjadi
(42)
BAB III
METODOLOGI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang metode yang akan digunakan untuk
perancangan enterprise arsitektur sistem informasi penjadwalan, selanjutnya
dibahas mengenai temuan-temuan yang ada di lingkungan SMK Muhammadiyah
2 Kuningan tahun pelajaran 2011-2012 untuk menemukan permasalahan yang ada
dengan cara manganalisis data temuan secara langsung.
3.1 Metodologi Penelitian
Untuk mempermudah penulis dalam membahas setiap permasalahan yang
ada, penulis menggunakan kerangka kerja The Open Group Architecture
Technique (TOGAF) dengan metode : ADM ( Achitecture Development Method). Selain itu penulis menggunakan beberapa tool seperti UML (Unified Modelling
Language) yang meliputi pemodelan relasi Class Diagrams dan Perancangan
gambaran proses sistem denganUse Case Diagrams.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan tesis adalah:
3.1.1 Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan untuk mencari uraian mengenai teori-teori, temuan
dan bahan penelitian lainnya sebagai acuan untuk dijadikan landasan teori
dalam kegiatan penelitian yaitu dengan melakukan studi terhadap
(43)
3.1.2 Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi SMK Muhammadiyah saat
ini, yaitu dengan cara:
1) Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau
peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan,menelaah,
dan mengemati setiap aktivitas beserta data administrasi SMK Muhammadiyah 2
Kuningan berkaitan dengan 6 tahapan kerangkaTOGAF ADM.
2) Wawancara
Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi, metode ini
dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yaitu : Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana,
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Kepala Program Studi, bagian Tata
Usaha.
3.1.3 Identifikasi Awal
Tahapan ini dilakukan sebagai tahap identifikasi awal terhadap
komponen-komponen yang terkait penelitian dengan cara observasi dan studi dokumen.
Langkah-langkahnya meliputi :
1) Pengumpulan data-data terkait visi dan misi, tujuan, dan struktur organisasi
SMK Muhammadiyah 2 Kuningan.
2) Melakukan Identifikasi proses-proses bisnis yang sedang berjalan.
(44)
4) Indentifikasi terhadap Sistem Informasi dan Teknologi Informasi saat ini.
3.1.4 Preliminary : Framework and Pricnciples
Tahapan ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk
mendefinisikan kerangka dan prinsip yang bertujuan untuk mengkonfirmasi
komitmen dari manajemen, penentuan kerangka kerja dan metodologi detail yang
akan digunakan pada perancangan enterprise arsitektur. Dalam penelitian ini
kerangka kerja yang dipakai adalah The Open Group Architecture Framework
(TOGAF) dengan metode Architecture Development Method (ADM) untuk
membuat cetak biru dari Perancangan Enterprise Arsitektur Sistem Informasi
Penjadwalan.
3.1.5 Requirements Management
Tahapan ini dilakukan analisa kebutuhan (requirement) organisasi dan
mendokumentasikan kebutuhan sekolah. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi proses pengelolaan kebutuhan enterprise arsitektur sepanjang
tahapan pada siklus ADM, menyimpan kemudian memberikannya kepada tahapan
yang relevan. Requirementsyang diperlukan adalah merancang Sistem Informasi
Penjadwalan untuk mengelola penjadwalan pada bagian program keahlian dan
kurikulum. Proses ini dilakukan untuk setiap tahapan dari kerangka kerja TOGAF
(45)
3.1.6 Architecture Vision(Visi Arsitektur Sistem Informasi Penjadwalan)
Tahapan ini membahas mengenai visi, dan hasil akhir yang ingin dicapai dari
perancanganenterprisearsitektur Sistem Informasi Penjadwalan. Pada tahapan ini
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan enterprise
arsitektur yang ideal.
3.1.7 Business Architecture(Perancangan Arsitektur Bisnis)
Tahapan ini dilakukan analisis terhadap proses bisnis yang sedang berjalan
saat ini. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi :
1) Melakukan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) terhadap Proses Bisnis:
Analisis Gap saat ini, Analisis Penyelesaian dan Target Penyelesaiannya.
2) Melakukan Analisis terhadap proses-proses bisnis penjadwalan.
3) Mengajukan usulan perancangan proses bisnis penjadwalan dengan
memilihtoolyang tepat untuk menggambarkan arsitektur bisnis.
3.1.8 Information System Architecture(Arsitektur Sistem Informasi)
Tahapan ini dilakukan pemodelan terhadap arsitektur sistem informasi
penjadwalan yang meliputi pemodelan Arsitektur Data (Data Architecture) dan
pemodelan Arsitektur Aplikasi(Architecture Application).
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi :
1) Membuat Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Arsitektur Sistem Informasi:
Kondisi Arsitektur Informasi saat ini, Analisis Penyelesaian dan Target
(46)
2) Mengajukan usulan perancangan arsitektur data yang meliputi : Analisis
kelas-kelas data yang akan digunakan dalam sistem informasi penjadwalan,
dan membuat model relasi antar kelas-kelas data dengan menggunakan
Class Diagrams.
3) Mengajukan usulan peranacangan arsitektur aplikasi yang meliputi : Analisis
dan pengelompokan system informasi dan kandidat aplikasi yang
dibutuhkan, hasilnya merupakan daftar sistem informasi dan aplikasi.
Selanjutnya dibuatkan perancangan proses pada sistem informasi dengan
menggunakanUse CaseDiagrams.
3.1.9 Technology Architecture(Arsitektur Teknologi)
Tahapan ini dilakukan perancangan terhadap arsitektur teknologi yang
akan mendukung arsitektur sistem informasi penjadwalan meliputi perangkat
keras dan perangkat lunak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini meliputi :
1) Membuat Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Arsitektur Teknologi secara
real time: Kondisi Arsitektur Teknologi saat ini, Analisis Penyelesaian dan Target Penyelesaiannya.
2) Usulan Perancangan Teknologi Database : menetapkan teknologi database,
DBMS (Database Management System) yang akan digunakan dalam
mendukung pemodelan arsitektur sistem informasi penjadwalan.
3) Usulan Perancangan Teknologi Software flatform Arsitektur: menetapkan
(47)
4) Usulan Perancangan Kebutuhan Teknologi Komputer untuk pengguna:
Menetapkan jenis- jenis teknologi computer yang akan digunakan
oleh user dalam melakukan tugasnya.
5) Usulan Perancangan Infrastruktur dan Jaringan Komputer.
6) Usulan Perancangan Teknologi Server dan Data Center: menetapkan
teknologi server dan data center yang akan mendukung proses pemodelan
arsitektur.
7) Usulan Perancangan Manajemen Teknologi Informasi: Melakukan
pengelolaan teknologi informasi yang akan digunakan.
3.1.10 Opportunities and Solutions(Peluang dan Solusi)
Tahapan ini menekankan pada manfaat yang diperoleh dari enterprise
arsitektur. Tahapan yang dilakukan meliputi:
1) Membuat Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) meliputi: Kondisi
Arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi saat ini, Analisis Penyelesaian dan
Target Penyelesaiannya.
2) Menentukan strategi solusi IT yang sesuai dengan kebutuhan di SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan.
3.1.11 Migration Planning(Perencanaan Migrasi)
Tahapan ini dilakukan penilaian terhadap rencana migrasi sistem informasi.
Hasil penilaian selanjutnya diurutkan berdasarkan prioritas. pemodelannya
(48)
3.2 Kerangka Penelitian
Dalam perencanaan perancangan enterprise asritektur Sistem Informasi
Penjadwalan di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan secara keseluruhan harus
melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
(49)
3.3 Analisis Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa informasi terkait dengan kondisi
SMK Muhammadiyah 2 Kuningan saat ini, yang selanjutnya akan dijadikan
sebagai bahan perencanaan perancangan enterprise arsitektur sistem informasi
penjadwalan.
3.3.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan perencanaan perancanganenterprisearsitektur sistem informasi. Informasi
diperoleh dari buku sumber, tesis, laporan penelitian, dan internet. Melalui studi
literatur ditemukan teori-teori yang mendasari permasalahan dalam penelitian
sehingga diperoleh informasi terhadap konsep dan tahapan perencanaan
perancangan enterprise arsitektur sistem informasi penjadwalan pada SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan.
3.3.2 Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses bisnis, data dan aplikasi
yang sedang berjalan di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan maka dilakukan
penumpulan data dengan cara observasi dan wawancara.
Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
terhadap kegiatan-kegiatan terutama penjadwalan yang sedang berjalan di SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan. selain itu observasi juga dilakukan dengan
mengamati perilaku pembuat keputusan dalam hal ini bagian program keahlian,
(50)
Sedangkan metode wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
tidak bisa didapatkan melalui observasi tetapi melalui komunikasi secara langsung
terhadap bagian terkait penjadwalan. Sumber data tersebut meliputi unsur
pimpinan, perwakilan guru dan siswa. Dari hasil observasi dan wawancara
didapatkan hasil bahwa kegiatan belajar belum berjalan secara optimal. Kegiatan
belajar yang belum optimal disebabkan sarana dan prasarana yang belum cukup,
ketersediaan waktu mengajar guru.
3.3.3 Identifikasi Awal
Identifikasi awal dilakukan sebagai tahap identifikasi terhadap
komponen-komponen yang terkait penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data terkait
penjadwalan yang ada di lingkungan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan tahun
pelajaran 2011-2012. Dari hasil pengumpulan data diperoleh data seperti Sejarah,
Visi Misi, Tujuan, Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang, Sarana Kelas,
Jumlah Siswa, Jumlah Guru, dan lain-lain.
3.3.3.1 Sejarah SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kuningan pada tahun 1995 yang di
pimpin oleh K.EM. Dayari sebagai Ketua Umum, Drs. H. Nana Rusyana, M.Mpd
sebagai Ketua I, Drs. Uhar Suharsaputra, M.Pd sebagai Sekretaris dan Drs. H.
Djazuli, M.Pd sebagai Ketua Majelis Dikdasmen beliau merupakan pelopor
pendirian STM/SMK Muhammadiyah 2 Kuningan, upaya yang mereka lakukan
untuk mendirikan STM/SMK Muhammadiyah mendapat sambutan positif dari
(51)
pelajaran 1995 / 1996 keluarlah ijin Operasional No. 339/102/KepMN/95 tanggal
2 Juni 1995, jumlah siswa yang diterima pada saat itu sebanyak 377 orang siswa
yang terdiri dari 9 rombongan belajar.
Mulai tahun 1995 SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dipimpin oleh Bapak
H. Tatang Hadiyat sampai dengan tahun pelajaran 2001-2002, tahun 2007 SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan memperoleh status A (Amat Baik ) Nomor.
02.00/90/BAP-SM/XI/2007 tanggal 22 November 2007, kepemimpinan SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan mulai tahun pelajaran 2002/2003 dipercayakan
kepada Bapak Drs. Hedi Syahbudin Yamin, M.Si sampai tahun 2008/2009 dan
pada tahun 2009/2010 kepemimpinan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
dipercayakan kepada Bapak Drs. Kamiludin, MM sampai sekarang.
Badan Penyelenggara pendidikan adalah Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kuningan.
Tahun pelajaran 2007/2008 dibuka program keahlian baru yaitu program
keahlian Farmasi dan pada Tahun pelajaran 2009/2010 SMK Muhammadiayh 2
Kuningan membuka program keahlian sepeda motor.
3.3.3.2 Visi dan Misi
Visi SMK Muhammadiyah 2 Kuningan adalah Sumber daya manusia yang
berkualitas, unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki Iman dan
(52)
Untuk mewujudkan Visi tersebut SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
memiliki Misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman Dienul Islam dalam
menyiapkan kader umat, kader organisasi, dan kader bangsa yang
berakhlaqul karimah.
2) Menumbuhkan kesadaran memelihara lingkungan hidup untuk
meningkatkan pelaksanaan 7K.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal untuk mencapai
keunggulan IMTAQ dan IPTEK.
4) Senantiasa disiplin dalam seluruh kegiatan untuk mewujudkan sekolah
unggulan.
5) Mempersiapkan tamatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Dunia
Usaha dan Industri di dalam maupun di luar negeri.
3.3.3.3 Tujuan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Tujuan pendidikan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan mengacu pada Visi
dan Misi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Proses pemelajaran mengarah kepada pemelajaran berbasis kompetensi
yang dilandasi dengan pendalaman kompetensi spiritual,
2) Mengupayakan pemenuhan sarana dan program pendidikan untuk
mendukung KBM yang efektif dan hasil belajar siswa yang lebih mengarah
(53)
3) Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kependidikan sesuai dengan
program pemelajaran yang berkualitas,
4) Menghasilkan tamatan/lulusan siswa yang berkualitas mampu bersaing
dengan tuntutan pasar kerja.
3.3.3.4 Budaya SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Budaya SMK Muhammadiyah 2 Kuningan adalah bersikap dan berpikir
secara professional, memiliki integritas tinggi, serta bekerja secara transparan dan
akuntabel.
1) Profesional
(1) Menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
(2) Bekerja sesuai sistem dan prosedur yang berlaku
(3) Penuh percaya diri dan tegar dalam menghadapi setiap tantangan dan
rintangan.
(4) Terbuka dalam mengemukakan dan menghargai perbedaan pendapat.
(5) Senantiasa memiliki tekad untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan.
2) Integritas
(1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Berdisiplin tinggi
(3) Memiliki visi ke depan.
(54)
(5) Bertindak jujur dan memiliki kompetensi.
(6) Mendarmabaktikan seluruh potensi yang dimiliki.
3) Transparan
(1) Menyajikan dan menyampaikan informasi / data secara benar dan lengkap
(2) Berpegang teguh pada prinsip keterbukaan.
(3) Senantiasa adil dan bijaksana dalam melaksanakan wewenang, tugas
dan tanggung jawab yang diamanatkan.
4) Akuntabel
(1) pengendalian manajemen yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan
(2) Senantiasa berusaha mendapatkan, memelihara, dan menggunakan aset-aset
dan pendapatan perusahaan dengan benar sesuai wewenang, tugas dan
tanggung jawab.
3.3.3.5 Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Tujuan struktur organisasi adalah untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap unit yang ada dalam
organisasi. Struktur organisasi SMK Muhammadiyah seperti pada gambar 3.2
(55)
Gambar 3.2
Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Konfigurasi Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 2 Kuningan terdapat
pada Lampiran A.
MAJELIS DIKDASMEN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH
KUNINGAN
KOMITE SEKOLAH DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI
KA. TU
KESISWAAN KEPEGAWAIAN KEPALA SEKOLAH
SIMM
WALI KELAS DAN GURU
PRAMUBAKTI SECURITY PEMB. WK. ISMUBARIS WAKASEK SARPRASIL PEMB. WK. SARPRASIL PEMB. WK. HUMAS/HUBIN PEMB. WK. ESISWAAN PEMB. WK. KURIKULUM BENDAHARA WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASEK HUMAS/HUBIN WAKASEK ISMUBARIS BKK BP DAN BK
PERPUSTAKAAN
PEMB. EKSKUL
TOOLMAN
KAPROG TKR
KAPROG TKR KAPROG FAR KAPROG TSM
UNIT PRODUKSI
KOPERASI
(56)
3.3.3.6 Tugas dan Wewenang
Dalam melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan peneliti
akan melakukan analisis terhadap tugas dan tanggung jawab dari unit-unit
organisasi yang terlibat dalam proses penjadwalan, yang terdiri dari Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bagian
Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarprasil, Kepala Program Studi, dan
Guru.
1) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan sekolah dan
melaksanakan tugas-tugas secara rutin, mencakup semua kegiatan sekolah yang
sifatnya internal maupun eksternal.
2) Wakil Kepala Sekolah
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah mengenai pengelolaan sekolah
dan pelakasanaan tugas-tugas serta membantu dalam hal kegiatan sekolah.
3) Waka Kurikulum
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas berlangsungnya semua
kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, organisasi, pengendalian dan evaluasi)
implementasi kurikulum di sekolah secara optimal.
4) Waka Kesiswaan
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam bidang kesiswaan dan
(57)
5) Waka Sarprasil
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas keutuhan pemeliharaan dan
perbaikan, mengadakan sarana dan prasarana, mengusulkan kepada kepala
sekolah tambahan serta menjaga kestabilan kegiatan proses belajar mengajar
berjalan dengan tertib dan lancar.
6) Kepala Program Studi
Bertanggung jawab kepada wakil kepala sekolah mengenai urusan
kurikulum dalam hal proses belajar mengajar masing-masing.
7) Guru
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah mengenai urusan kurikulum
dalam hal proses belajar mengajar masing-masing.
8) Tata Usaha
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah : penyusunan program tata usaha
sekolah, penyusunan keuangan sekolah, penyusunan kelengkapan sekolah,
penyusunan dan penyajian data sekolah, penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala, pembinaan pengembangan
karir pegawai Tata Usaha sekolah.
3.3.3.7 Asset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Asset adalah segala bentuk kekayaan yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2
Kuningan, sebagai media pendukung berjalan nya kegiatan belajar mengajar di
sekolah tersebut seperti Manusia, Keuangan, Fisik, Kekayaan HAKI, Informasi
(58)
Asset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 dapat sebagai berikut:
1) Jumlah guru Guru Tetap Persyarikatan, Guru Tidak Tetap dan PNS
Diperbantukan yang mengajar di SMK Muhammadiyah 2 sebanyak 78
orang.
2) Kapasitas guru mata pelajaran yang mampu menyesuaikan dengan kondisi
terkini masih terbatas.
3) Jumlah kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 di SMK Muhammadiyah 2 pada tahun
2012 adalah sebanyak 34 kelas
4) Sumber keuangan pada SMK Muhammadiyah berasal dari iuran siswa
ditambah bantuan pemerintah yang sifatnya tidak tetap.
5) Jumlah sarana ruang belajar Teori (Normatif, Adaptif) dan Praktek
(Produktif) di SMK Muhammadiyah 2 yang dibutuhkan sebanyak 34 ruang,
dan yang sudah ada sebanyak 24 ruang.
6) Software pendukung pembuatan jadwal pelajaran di sekolah masih
menggunakan yang bersifat umum seperti Microsoft excel dan asc time
table.
7) Pengelolaan informasi sekolah masih bersifat manual.
(59)
Dariassetdiatas diperoleh data temuan secara rinci mengenai kondisi asset
SMK Muhammadiyah sebagai berikut:
(1) Data Guru
Tenaga pengajar di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan terdiri dari Guru
Tetap Persyarikatan (Guru yang setujui oleh Majelis DIKDASMEN Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kuningan untuk mengajar secara tetap dengan kriteria
masa kerja dan diberikan tunjangan masa kerja), Guru Tidak Tetap (Guru honorer
yang diangkat oleh Majelsi DIKDASMEN Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kuningan untuk mengajar dan tidak mendapatkan tunjangan), dan PNS
Diperbantukan (Guru Pegawai Negeri Sipil baik PNS Dinas maupun PNS Depag
yang diperbantukan di sekolah tersebut).
Kesediaan waktu mengajar masing-masing guru masih belum sepenuhnya
bisa diatur oleh sekolah karena masih terdapat guru yang mengajar dan bekerja di
tempat kerja lain, sehingga pengaturan penjadwalan masih belum bisa optimal.
Jumlah guru yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dapat dilihat
pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Tenaga Pengajar
Guru/Staff Jumlah
(orang)
Keterangan
Normatif Adaptif Produktif
Guru Tetap Persyarikatan 6 2 3 1
Guru Tidak Tetap/Guru
Bantu 68 17 19 32
Guru PNS Diperbantukan 4 3 1 0
(60)
Data Jumlah Guru SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ada pada Lampiran B.
Grafik jumlah guru yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dapat
dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:
Gambar 3.3
Jumlah Guru Tetap Persyarikatan, Guru Tidak Tetap, dan PNS dpk
(2) Data Siswa
Jumlah siswa dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini membuktikan
bahwa kepercayaan masyarakat terhadap SMK Muhammadiyah 2 sangat baik,
(61)
Tabel 3.2 Data Siswa 5 Tahun Terakhir
Th. Ajaran
Jml Pend aftar
Kelas I Kelas II Kelas III Jml Kelas I + II + III Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel
Tahun 2007/2008 417 316 10 262 9 346 9 924 28
Tahun 2008/2009 340 313 8 387 10 324 9 1024 27
Tahun 2009/2010 400 360 10 287 8 359 10 1006 28
Tahun 2010/2011 548 509 13 340 10 281 8 1130 31
Tahun 2011/2012 450 439 12 450 12 342 10 1231 34
Grafik jumlah siswa 5 tahun terakhir (Tahun Pelajaran 2007 sampai dengan
2012) yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dapat dilihat pada gambar
3.4 dibawah ini :
Gambar 3.4
Perkembangan Siswa SMK Muhammadiyah 2 Kuningan selama 5 tahun
(62)
(3) Keuangan
Kegiatan operasional SMK Muhammadiyah 2 Kuningan lebih didominasi
dari sumber keuangan yang masuk dari siswa. Oleh karena itu diperlukan
perencanaan yang matang dalam mengelola asset keuangan tersebut
(4) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sebagai media penunjang proses belajar mengajar di
SMK Muhammadiyah baik berupa teori yaitu mata pelajaran Normatif dan
Adaptif maupun praktek yaitu mata pelajaran Produktif.
• Data Ruang Belajar Normatif dan Adaptif (Teori)
Tabel 3.3 Ruang Kelas Teori th. 2012
Jumlah Ruang Kelas asli (d) Jml ruang lainnya yang digunakan utk R. Kelas (e) Jml ruang yang digunakan utk R. Kelas (b) =
(d + e) Ukuran 8 x 7
m2
(a)
Ukuran > 64 m2
(b)
Ukuran < 64 m2
(c)
Jumlah (d) = (a + b + c )
Ruang
Kelas 24 - 4 28 2 30
Tabel 3.4 Kekurangan Ruang Kelas Teori th. 2012
Kebutuhan Yang ada Kurang
Kondisi
Baik Rusak Rusak Berat
34 Kelas 24 10 24 -
-Grafik jumlah kebutuhan ruang kelas yang ada di SMK Muhammadiyah 2
(63)
Gambar 3.5 Jumlah Kebutuhan Kelas
Peta Denah Ruangan di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan terdapat pada
Lampiran D
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa laju pertumbuhan sekolah antara
jumlah siswa per tahun dengan ketersediaan ruangan belajar tidak seimbang hal
ini tentu akan berakibat terhadap manajemen pengaturan jadwal pelajaran
• Data Ruang Produktif (Praktikum)
Data ruang produktif adalah ruang belajar praktek yang ada di SMK
Muhammadiyah 2 sebagai media pendukung berjalan nya kegiatan belajar
mengajar di sekolah tersebut seperti Bengkel Otomotif untuk program keahlian
TKR, Laboratorium Komputer untuk program keahlian TKJ, Laboratorium
Farmasi untuk program keahlian Farmasi, dan Bengkel Motor untuk program
keahlian TSM. Grafik kebutuhan ruang praktek bisa dilihat pada Tabel 3.6
(64)
Gambar 3.6 Jumlah Ruang Praktikum
• Penggunaan Ruang Kelas
Proses belajar mengajar dilaksanakan di ruang belajar teori dan ruang
belajar praktek dimana penggunaan ruangan hanya bisa dilakukan setelah adanya
pembagian jadwal penggunaan ruang kelas. Kegiatan pembagian ruang kelas
merupakan hal yang sangat penting dilakukan di setiap proses bisnis dengan
tujuan agar diketahui jumlah jam secara keseluruhan dari mata pelajaran
produktif, normatif dan adaptif dan dapat diketahui jumlah jam efektif, jumlah
ruangan yang bisa digunakan, jumlah jam setiap hari, akumulasi jumlah jam setiap
minggu dan akumulasi jumlah jam yang belum mendapatkan ruangan kelas.
Untuk mengetahui lebih detail tentang Akumulasi Jumlah Penggunaan Ruang
(65)
Tabel 3.5 Akumulasi Jumlah Penggunaan Ruang Kelas
Jenis pengguaan ruang kelas
Jam
Keseluruhan Normatif Adaptif Produktif
Jam Efektif 750 110 266 306
Jumal Ruang 51 11 23 17
jam /hari 32 10 10 12
Jam /minggu 544 110 230 204
Jam Belum Terjadwal 138 0 36 102
Pada tabel jumlah total jam efektik mata pelajaran Normatif seperti Mata
Pelajaran Penjasorkes dan Pencak Silat tidak menggunakan ruang belajar teori,
melainkan dilakukan di lapangan olahraga.
Grafik akumulasi penggunaan ruang kelas yang ada di SMK
Muhammadiyah 2 Kuningan dapat dilihat pada gambar 3.7 dibawah ini:
(66)
Dari grafik tersebut jelas terlihat terdapat jumlah jam efektif, jumlah
ruangan yang digunakan, jumlah jam setiap hari, jumlah jam setiap minggu dan
sisa jam belum dijadwalkan yang tidak seimbang. Hal tersebut merupakan
masalah yang serius dimana kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya dikarenakan keberadaan sarana ruang kelas yang tidak
memungkinkan dan berakibat terhadap beberapa mata pelajaran yang tidak bisa
diajarkan.
(5) Kekayaan HAKI
Kegiatan pengolahan data di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan masih
dilakukan secara manual, karena keterbatasan sumberdaya manusia dan belum ada
bagian khusus yang menangani masalah Teknologi Informasi.
(6) Sistem Informasi
Aktifitas pengelolaan Sistem Informasi Sekolah masih menggunakan
Aplikasi yang bersifat umum seperti penglolaan Penjadwalan, Keuangan,
Ketenagakerjaan, dan penglolaan Informasi yang lainnya.
(7) Kerjasama
Kerjasama yang dilakukan antara SMK Muhammadiyah 2 Kuningan dengan
pihak lain masih terbatas, sehingga diperlukan perencanaan terutama bagian
Hubungan Masyarakat dan Industri agar pengelolaan kegiatan pendidikan bisa
berjalan lebih baik.
Mengenai tahapan identifikasi proses-proses bisnis, identifikasi terhadap
(67)
3.3.4 Preliminary : Framework and Pricnciples
Tahapan ini merupakan awal persiapan perancangan enterprise arsitektur
agar dapat terarah dengan baik. Pada tahapan ini didefinisikan bagaimana
enterprise arsitektur akan dibuat. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi
kebijakan manajemen, penentuan kerangka kerja dan metodologi yang akan
digunakan.
3.3.4.1 Kebijakan Manajemen
Dukungan manajemen merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
sukses atau tidak nya pembuatan enterprise arsitektur. Oleh karena itu sebelum
masuk ke tahapan selanjutnya perlu dipastikan bahwa kebijakan manajemen
terkait penjadwalan sangat diperlukan agar proses selanjutnya dapat berjalan
dengan baik.
Pada tahapan ini diperoleh dukungan dan kebijakan manajemen sebagai
berikut:
1) Sarana dan prasarana seperti ruang belajar teori dan ruang belajar praktek,
serta kebutuhan lain sebagai penunjang kegiatan belajar akan dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan secara bertahap.
2) Meminta kesediaan waktu mengajar kepada guru dengan ketentuan minimal
4 hari dalam 1 minggu, mengajar lebih dari 1 mata pelajaran sesuai dengan
latar belakang pendidikan nya.
3) Pendidikan terakhir guru adalah minimal S1, dan struktural adalah S2.
(1)
4.6.2 Usulan Solusi
Dalam menunjang mengajukan usulan solusi ini diperlukan beberapa strategi yang harus diperhatikan, hal ini untuk memperkecil resiko kegagalan.
Strategi-strategi ini antara lain :
1) Merancang database yang sesuai dengan kebutuhan dan bersifat fleksibel agar bisa dikembangkan dimasa yang akan datang.
2) Menggunakan software yang berlisensi dan banyak digunakan untuk meminimalisir resiko pemeriksaan dan merancang aplikasi penjadwalan yang fleksibel untuk pengembangan dimasa yang akan datang.
3) Menggunakan komputer yang sudah ada di lingkungan sekolah dengan spesifikasi sesuai kebutuhan aplikasi penjadwalan untuk meminimalisir besarnya modal yang di keluarkan.
4) Memperluas area jangkauan jaringan dengan mengunakan kabel, selain cukup menggunakan modal yang sedikit juga meminimalisir resiko keamanan pencurian data oleh pihak luar.
5) Menggunakan komputer yang sudah ada di lingkungan sekolah dengan spesifikasi sesuai kebutuhan server minimal untuk meminimalisir besarnya modal yang di keluarkan.
6) Merancang manajemen teknologi informasi meliputi prosedur-prosedur kerja dalam pengelolaan IT.
(2)
110
110
Selain itu solusi yang bisa diusulkan dalam perancangan arsitektur sistem informasi penjadwalan adalah:
1) Merancang Aplikasi Penjadwalan sesuai kebutuhan
Dalam merancang aplikasi penajdwalan tentunya berpatokan kepada kebutuhan dasar dari aplikasi tersebut agar tepat guna. Nilai ketepatan ini merupakan investasi yang berharga, bermanfaat dan menjadi salah satu keungulan kompetitif sekolah.
2) Implementasi Sistem Informasi Penjadwalan di SMK Muhammadiyah IT di SMK Muhammadiyah merupakan salah satu faktor yang penting untuk memajukan/meningkatkan kualitas sekolah tersebut oleh karena itu pemilihan IT yang tepat sangat menentukan terhadap keberhasilan sekolah. 3) Pengembangan SDM
Usulan bagian yang akan menangani IT di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan adalah dengan mendirikan ICT Center. Direncanakan beberapa pekerjaan departemen ini menangani teknologi informasi di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan. Terkait dengan implementasi arsitektur yang baru dirancang ini bagian ini memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan dalam implementasi sistem tersebut. Dengan demikian bagian tersebut harus diperkuat dengan sumberdaya manusia (SDM) yang handal. Keterlibatan personil ICT Center akan memberi pengaruh positif dalam implementasi sistem ini. Dengan demikian sumber daya manusia yang terlibat langsung dan tidak langsung harus dilakukan pengembangan baik dari pengetahuan IT nya maupun pengetahuan bisnis prosesnya (operasional).
(3)
1) Area Teknik,Operator bagian teknik akan melakukanreviewdan entri data semua peralatan yang digunakan dalam proses pencatatan batch record
tersebut.
2) Area IT dalam hal ini personil yang berada di bagaian ICT Center yang merupakan ujung tombak dalam proses Implementasi Arsitektur teknologi Penjadwalan ini yang meliputi :
(1) Pengelolaan jaringan komputer dansecurityjaringan. (2) Pengelolaansystem serverdanclient.
(3) Pengelolaan aplikasi sistem informasi (4) Teknisihardware.
4.7 Migration Planning(Perencanaan Migrasi)
Tahapan ini dilakukan untuk menyesuaikan aplikasi yang sedang berjalan kepada aplikasi yang akan dikembangkan. Dalam tahapan implementasi model arsitektur sistem informasi yang dikembangkan, masih selalu terdapat aplikasi-aplikasi yang sudah ada sebelumnya. Pada tahapan ini harus direncanakan mengenai migrasi dari sistem lama ke sistem baru, karena ini sangat penting untuk menjaga data yang sudah ada agar dapat digunakan pada sistem baru.
4.7.1 Gap Anaysis
Dari hasil penelitian pada sistem infrormasi penjadwalan di SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ditemukanGap Analysissebagai berikut:
(4)
112
112
1) Pengelolaan penjadwalan masih mengguanakan aplikasi yang bersifat umum dan sehingga belum menggunakan database khusus pengelolaan sistem informasi penjadwalan.
2) Belum ada perencanaan penggunaan computer khusus baik server maupun
clientuntuk mengelola sistem informasi penjadwalan. 3) Penggunaan jaringan masih belum menjadi prioritas utama.
4.7.2 Usulan Perencanaan Migrasi
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahapan ini meliputi:
1) Identifikasi database dan tipe data yang akan dimigrasi ke database baru
(SQL Server Database), mengenai karakteristik database tersebut dan kendala migrasinya.
2) Mengidentifikasisoftwarelama agarcompatibledengan sistem baru.
3) Mengidentifikasi spesifikasi komputer baik server, data center maupun client yang akan digunakan pada sistem informasi penjadwalan dengan kriteria sesuai dengan kebutuhan minimal sistem informasi tersebut untuk meminimalisir pengeluaran.
4) Melakukan analisa resiko perluasan jaringan terhadap proses migrasi seperti resiko keamanan data, data error, data tidak valid, bencana alam, dan lain-lain.
5) Merancang perubahan manajemen kearah IT yang dilakukan secara bertahap.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancanganenterprisearsitektur pada BAB IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Untuk merancang blueprint arsitektur sistem informasi penjadwalan terdapat 6 tahapan yang dilakukan pada kerangka kerja TOGAF ADM meliputi architecture vision, business architecture, system information architecture, technology architecture, opportunities and solution, sampai denganmigration planning.
2) Pada tahap persiapan, pihak sekolah sudah bersedia untuk melengkapi sarana penunjang kegiatan belajar seperti kekurangan ruang belajar dan membuat manajemen prosedur bagi setiap guru meliputi batasan waktu kesiapan mengajar dan batasan gelar akademik minimal S1.
3) Platform teknologi yang ada saat ini mendukung kandidat aplikasi yang diusulkan tetapi perlu dilakukan pemisahan pemakaian agar lebih khusus mengelola penjadwalan.
(6)
✂✂✄
✂✂✄
5.2 Saran
Berikut beberapa saran yang disampaikan penulis untuk mengembangkan penelitian tentang perancangan sistem informasi penjadwalan:
1) Untuk mendapatkan cetak biru yang lebih rinci dan lengkap mengenai tahapan sampai dengan sub tahap diperlukan penelitian yang lebih lanjut terhadap semua tahapan dalam kerangka kerja TOGAF ADM.
2) Membentuk dan menambahkan divisi ICT Center pada struktur organisasi sekolah yang keanggotaannya terdiri dari guru-guru Teknik Komputer dan Jaringan.
3) Merancang sistem informasi penjadwalan online dengan memanfaatkan akses internet yang ada di lingkungan sekolah.
4) Beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah keterbatasan keberadaan sarana infrastruktur yang tersedia oleh karena itu disarankan untuk memberdayakan infrastruktur yang ada terlebih dahulu kemudian menyediakan infrastruktur secara bertahap sesuai dengan kemampuan sekolah.